tentang Gueen, wanita 18 tahun yang terpaksa harus tinggal dengan kakak tirinya karena sebuah alasan.
hidup Gueen di penuhi dengan lika-liku yang menyakitkan. Dia berpikir tinggal dengan Kalindra yang tak lain Kakak tirinya akan membuat hidupnya jauh lebih baik, tapi ternyata tidak.
Kalindra malah membencinya. Setiap hari dilalui Gueen dengan makian-makian dan makian. Karena KaIindra sangat membenci Gueen, karena dulu Ibu Gueen merebut ayahnya hingga sekarang dia melampiaskan amarah dan kekesalannya pada adik tirinya.
Berbeda dengan Kalindra yang membenci Gueen, Gueen malah mempunyai perasaan yang aneh pada kakanya sendiri. Bukan perasaan semacam sayang adik pada kakanya tapi perasaan yang lain, seperti perasaan Cinta pada lawan jenis. Tapi, di sisi lain Gueen pun sadar Kalindra adalah kakanya.
Tanpa mereka duga ada rahasia di balik kisah keluarga mereka. Mampukan Gueen bertahan bersama adik Kalindra di tengah kebencian Kalindra padanya. Ataukan Gueen akan pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28
Soraya menyeringai ketika melihat Gueen ketakutan, wanita itu pun maju ke arah brangkar Gueen.
“Ma-mau apa kau?” tanya Gueen. Seketika Soraya tertawa. Melihat Gueen rasanya darah Soraya mendidih. Apalagi ketika membayangkan Gueen hidup seperti Soraya dulu.
“Membunuhmuu, memangnya mau apa lagi?” Soraya terkikik, dan di mata Gueen itu sangat mengerikan. Apalagi Raut wajah Soraya menatap Gueen dengan amarah yang membara.
“Tolong!” Gueen berteriak dengan kencang ketika Soraya maju dan mengacungkan pisauu ke arahnya dan ketika Gueen minta tolong, Soraya sedikit panik. Hingga wanita itu langusng maju berniat untuk menusukk perut Gueen.
“Aaaaa!” terdengar teriakan. Namun, itu bukan teriakan Gueen melainkan teriakan Soraya. Rupanya, Kalindra datang tepat waktu, hingga dia langsung menarik tangan Soraya dengan keras, dan itu membuat Gueen menghela nafas.
“Apa yang kau lakukan!” teriak Kalindra. “Berani sekali kau, Ahhh!” Kalindra berteriak, ketika Soraya menusuk perutnya dengan pisau. Soraya secara refleks menusuk peruttt kakanya, bahkan dia pun cukup terkejut dengan apa yang dia lakukan.
Mata Gueen membulat saat melihat Soraya menusuk Kalindra, kejadian itu begitu singkat hingga dia tidak sempat berteriak.
“Tolong!’ setelah Gueen tersadar, Gueen langsung berteriak. Hingga Soraya juga ikut tersadar dan dengan cepat, dia pun langsung keluar dari ruang rawat Gueen. Hingga sekarang di sana ada Kalindra dan Gueen Saja.
Lidah Gueen terasa Kelu ketika melihat darah dari perut Kalindra. Sedangkan Kalindra, menoleh ke arah Gueen sekilas, hingga tatapan keduanya saling mengunci dan untuk pertama kalinya, Gueen melihat tatapan Kalindra begitu berbeda dan untuk pertama kalinya tatapan Kalindra seperti ini.
Kalindra tersadar, kemudian lelaki itu pun berbalik dan keluar dari ruang rawat Gueen. Setelah Kalindra keluar, Gueen tampak melamun, kejadian tadi begitu cepat, hingga Gueen hanya mampu diam mematung.
“Gueenn!” Alona yang baru saja masuk terpekik ketika melihat darah di lantai. Wanita itu pun langsung berlari ke arah berangkar dan mematikan kondisi Guen.
“Gueen, ada apa? Darah siapa itu?” tanya Alona, dia langusng memeriksa tubuh Gueen, mematikan Gueen tidak terluka.
“Ka, Kakak ....” Gueen menangis, kemudian Alona langusng memeluk Gueen, karena Alona tau Gueen ketakutan.
****
“Aaaaa!” Kalindra berteriak ketika dokter mencabut pisah dari perutnya. Tadi, setelah keluar dari ruangan rawat Gueen, Kalindra langsung mendatangi instalasi gawat darurat, hingga dia bisa cepat di tangani.
“Apa sudah tidak terasa sakit, Tuan?” tanya dokter ketika perut Kalindra sudah di perban.
Kalindra mengangguk, sakitnya memang tidak terasa seperti tadi. Tapi, tetap saja terasa. “Hmm, dokter. Setidaknya tidak terlalu sakit seperti tadi.”
Kalindra menjawab sambil meringis.
“Mungkin sebentar lagi obat penahan nyerinya akan segera berkerja. Kalau begitu, saya permisi.” Dokter pun keluar dari ruang rawat Kalindra. Dan setelah dokter pergi, tatapan Kalindra berubah menjadi sendu, apa lagi ketika mengingat Gueen.
Selama seminggu ini setelah dia dihajar oleh Joseph, Kalindra hidup seperti orang yang hilang arah. Setiap hari dilalui Kalindra dengan penuh rasa bersalah, lelaki itu bahkan tidak pernah pergi mengajar dan tidak pernah pergi ke kantor.
Sejatinya Kalindra adalah lelaki baik, hatinya sangat lembut. Tapi, dia di butakan dendam pada masa lalu akibat kelakuan Kevin hingga berdampak pada Gueen. Dan ketika tau yang sebenarnya, bahwa Gueen bukan adiknya dan dia membalaskan dengan pada orang yang salah, tentu saja Kalindra merasa bersalah. Bukan hanya soal itu, dia juga merasa bersalah karena mengingat sikapnya pada Gueen selama ini, di mana dia selalu memperlakukan Gueen dengan buruk.
Dan tadi, Kalindra berniat pergi ke atap untuk mencari angin segar. Namun, ketika dia akan berjalan ke arah lift dia melihat Soraya keluar dari apartemen ayahnya dengan tergesa-gesa hingga Kalindra langusng mengikuti Soraya. Hingga akhirnya dia bisa mencegah Soraya melukai Gueen.
Beberapa saat berlalu
Alona masuk kedalam ruang rawat Kalindra, dia menghela nafas ketika Kalindra tidak menyadari kehadirannya. Tadi, setelah Gueen tenang, Alona langsung bertanya apa yang terjadi hingga Gueen pun menjelaskan semuanya, dan ketika mengetahui itu Alona langsung bergegas mencari kakaknya, dan beruntung tadi ada suster yang melihat Kalindra, hingga dia langsung menyusul ke ruangan kakaknya.
, setelah dia sampai di Belanda beberapa kali dia mencoba menemui Kalindra, tapi kalindra tidak pernah mau menemuinya dan Alona tahu, kalindra sedang terpukul. Dia mengenal betul sang kakak, dia yakin sekarang Kalindra sedang larut dalam penyesalannya.
Setelah cukup lama diam, Alona langsung berjalan ke arah berangkar, wanita cantik itu kemudian menepuk bahu sang kakak, hingga Kalindra tersadar, lalu menoleh.
“A-Alona!” Panggil Kalindra dengan terbata.
Setelah menatap Alona, Kalindra kembali memalingkan tatapannya ke arah lain, sungguh saat ini Kalindra begitu malu menatap siapapun, dia merasa menjadi manusia yang gagal bahkan dia juga sangat malu menatap kedua orang tuanya.
Perlahan, Alona lebih mendekat, kemudian membawa Kalindra ke dalam pelukannya, hingga seketika itu juga tangis Kalindra pecah. Lelaki itu menangis sesegukan di pelukan Alona. sedangkan Alona hanya mampu mengelus punggung kakanya.
****
Satu Minggu kemudian
Zico berdiri di depan ruang rawat Gueen, ini sudah dua minggu Gueen di rawat dan dokter sudah mengkonfirmasi bahwa Gueen sudah boleh pulang. Dan Zico rasa sekarang saatnya berbicara dengan putrinya dari hari ke hati.
Zico masuk kedalam ruangan Gueen, hingga Gueen yang sedang melamun langsung tersadar. Jantung Gueen berdetak dua kali lebih cepat ketika melihat lelaki itu, setiap mengingat bahwa dia ditukar rasanya Gueen selalu terpuruk.
Apalagi selama dua minggu ini dia selalu diam-diam mencari tahu tentang keluarga ayahnya dan ternyata ayahnya adalah salah satu miliarder di Belanda. Walaupun dia tidak kekurangan. Tapi tetap saja dia merasa sesak, ketika membayangkan bahwa posisinya di tukar oleh Soraya dan Soraya mendapatkan keluarga yang hangat.
Mata Zico berkaca-kaca ketika melihat Gueen dari dekat. Selama 2 minggu ini Alona selalu melarangnya masuk, tentu saja atas perintah Gueen dan tadi, Alona memutuskan untuk mengijinkan Zico untuk masuk karena Gueen harus segera pulang.
Seelah berada di samping berangkar, Zico mendudukkan dirinya di samping putrinya. sedangkan Gueen langusng menunduk, matanya sudah berkaca-kaca ketika melihat ayahnya duduk di sebelahnya.
“Gueen!” Panggil Zico, mendengar nada suara ayahnya yang begitu hangat, bulir bening langsung terjatuh dari pelupuk mata Gueen..
“Gueen!” panggil Zico lagi dan kali ini Gueen memberikan diri mengangkat kepalanya. Kemudian dia menatap wajah ayahnya dengan lekat. Dan ternyata wajah ayahnya sangat mirip dengannya.
“To-Tolong peluk aku ...." Hanya itu yang Gueen katakan. padahal tadinya dia tidak ingin mengatakan apa pun.
ranjang adlh tmpt penyelesaian masalah suami istri 🤭