NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Kekasih Sahabatku

Mengandung Benih Kekasih Sahabatku

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Persahabatan / Tamat
Popularitas:244.4k
Nilai: 5
Nama Author: Linda manik

Menjadi orang baik dan tulus tidak lantas membuat seseorang terhindar dari masalah atau cobaan seperti yang dialami oleh wanita cantik bernama Regina. Karena kebaikan untuk membantu sahabatnya. Dirinya harus kehilangan hal berharga dalam hidupnya.

Tidak ada yang percaya dengan keterangan dari mulutnya. Dia mendadak disebut sebagai pembohong dan wanita murahan oleh pacarnya sendiri. Hingga laki laki yang telah mengambil kegadisannya menyelamatkan Regina dari kata pembohong. Penyelamatan itu hanya sementara waktu. Justru penyelamatan itu adalah awal penderitaan Regina.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

"Kamu bukan siapa siapa bagiku. Jadi jangan mengatur ku," kata Kevin marah. Laki laki berdiri dan menunjuk wajah Regina.

Regina tidak takut sama sekali. Regina tersenyum di bibirnya. Tapi tidak dengan hatinya. Dengan membawa perempuan lain ke rumah itu. Regina sudah merasa harga dirinya diinjak. Tapi Regina tidak akan menunjukkan rasa sakit hati itu kepada Kevin dan Nadia. Nadia bukan wanita baik baik bisa dipastikan jika wanita itu tidak mengetahui bagaimana rasa sakit hati seorang wanita jika suaminya membawa wanita lain ke rumahnya.

"Mbak siapa pun namamu. Aku tidak perduli. Apa hubungan mu dengan laki laki itu juga aku tidak perduli. Asal kamu tahu, janin yang ada di rahim ku ini adalah benihnya. Kamu tidak perlu tahu mengapa janin harus ada si rahim ini. Yang pasti itu bukan keinginan ku maupun keinginan dia. Tapi karena aku masih mempunyai hati nurani. Aku menjaga janin ini sedangkan laki laki itu masih bangga dengan keras hatinya menolak janin ini. Benar pernikahan kami tidak sehat sejak awal. Tapi dengan adanya kamu, pernikahan ini semakin sekarat. Terserah kalian mau berbuat apa. Tapi jangan di rumah ini. Aku tidak sudi rumah tempat aku tinggal kamu datangi apalagi bermesraan di rumah ini. Jadi pergi lah dari rumah ini sebelum aku marah."

Regina berusaha berkata tenang. Menatap dua manusia itu bergantian.

"Kamu sudah mengakui pernikahan kalian sudah rusak sejak awal. Mengapa tidak cerai saja secepatnya. Kasihan kamu loh dek, terjebak dalam pernikahan dengan laki laki yang sama sekali tidak menginginkan kamu. Tentang janin mu. Aku rasa Kevin akan memenuhi segala kebutuhan nya," jawab Nadia tidak tahu malu. Regina marah dalam hati tapi masih berusaha tenang. Sedangkan Kevin mengembangkan senyumnya. Dia berpikir kata kata Nadia. Jawaban yang pas untuk semua perkataan Regina tadi.

Nadia benar benar wanita yang tidak berperasaan. Perkataan tenang Regina dibalas dengan tenang oleh Nadia tapi bertujuan melemahkan mental Regina. Regina bisa melihat senyum Kevin ketika Nadia mengatakan hal itu. Itu artinya Kevin setuju dengan apa yang diucapkan wanita selingkuhannya itu.

"Benar yang kamu bilang mbak. Bercerai secepatnya adalah solusi yang tepat menurut anda kan?. Tapi tidak menurut aku. Uang sudah banyak dikeluarkan oleh mertua ku untuk pernikahan kami. Kasihan mereka jika kami bercerai secepat mungkin. Mencari uang tidak mudah bukan. Jadi aku menghargai semua perbuatan kedua mertua ku."

"Jangan mencari alasan karena mertua. Bilang saja kamu cemburu dek," kata Nadia. Sikap wanita itu semakin berani tapi menjijikkan. Nadia mengelus wajah Kevin. Yang lebih menjijikkan di penglihatan Regina ketika Kevin terlihat menikmati elusan tangan Nadia dengan memejamkan matanya.

Regina tertawa. Untuk saat ini dirinya cemburu atau tidak Karena adanya Nadia di rumah itu. Dirinya pun tidak tahu. Saat ini dirinya hanya ingin menjalankan nasehat dari Melati untuk memperbaiki pernikahan mereka.

"Sepertinya hal yang wajar jika seorang istri cemburu jika suaminya membawa wanita lain ke rumah mbak. Bahkan ada loh yang lebih bahaya dari cemburu. Apa mbak tidak tahu jika seorang istri marah. Bisa bisa kamu pulang dari rumah ini tanpa rambut. Mau bukti?" tanya Regina dengan senyum manis tapi tidak dengan satu tangannya yang terkepal sedangkan satu tangannya yang memegang garpu terlihat menusuk meja hingga meja itu tergores. Regina tidak akan menyerah hanya karena wanita yang tidak tahu malu seperti Nadia. Lagipula, Regina sudah bisa melihat jika Kevin hanya memanfaatkan Nadia untuk membuat dirinya sakit hati.

"Apa maksud mu?" tanya Nadia. Nadia terlonjak kaget ketika Regina menancapkan garpu itu ke meja.

"Bawa wanita ini pergi dari rumah ini dan jangan pernah bawa dia lagi kemari, kak. Kamu tahu kan pak Raka dan ibu Tika juga Melati berada di pihak ku. Aku tidak melarang kamu berhubungan dengan dia. Asalkan jangan perlihatkan wajahnya di hadapan ku," kata Regina tegas dan keras. Kali ini Regina menunjukkan kemarahannya dengan mengarahkan telunjuknya ke arah Kevin. Regina benar benar marah pada dua manusia tak punya perasaan itu.

Kevin mengalah. Jika masalah ini sampai pada kedua orangtuanya. Masalah nya akan semakin rumit dan Kevin tidak mau itu terjadi. Salah satu alasan putus dirinya dan Nadia pada waktu dulu karena ibu Tika tidak menyukai Nadia. Nadia masih saja seperti dulu di saat mereka berseragam abu abu. Nadia sangat senang memakai pakaian terbuka dan sampai saat ini kebiasan itu belum berubah.

Jika disaat Kevin masih status sendiri saja, ibu Tika tidak menyukai Nadia. Apalagi disaat sekarang sudah mempunyai istri. Andaikan ada wanita lain yang bisa dijadikan kekasih untuk memanas manasi hati Regina. Kevin juga tidak akan berhubungan dengan Nadia. Tapi karena ingin membuat Regina tidak betah dan akhirnya meminta bercerai maka untuk saat ini hanya Nadia yang bisa diajak untuk menjalin hubungan.

"Ayo Nadia, aku antar kamu pulang," ajak Kevin.

"Loh beb, kog takut gitu sama dia. Toh mau bercerai kan. Jadi untuk apa kamu takut dengan ancaman dia?" kata Nadia protes. Nadia tidak takut sama sekali dengan tatapan tajam Regina yang sedari tadi mengarah pada dirinya. Dibandingkan rumah kontrakan nya. Rumah Kevin jauh lebih nyaman untuk bersantai. Rumah ini berada di kompleks perumahan yang jauh dari kata bising. Dan semua fasilitas seperti AC ada di rumah itu. Jika ingin meminum minuman dingin juga sudah tersedia di kulkas. Koneksi internet juga ada. Benar benar rumah yang nyaman menurut Nadia. Dan sebagai kekasih Kevin, Nadia merasa rugi jika tidak menikmati itu semua, sesuatu yang tidak ada di rumah kontrakannya.

Kevin menggaruk kepalanya. Dia sama sekali tidak takut pada Regina. Tapi dia takut pada orang tuanya. Ibu Tika adalah wanita tipe pemikir. Jika ibu Tika mengetahui kelakuanya bisa dipastikan wanita itu terbebani pikiran yang berpengaruh pada kesehatannya. Ibu Tika menderita asam lambung. Itulah sebabnya Kevin menginginkan Regina yang meminta cerai pada dirinya daripada dirinya yang menceraikan Regina. Kevin tidak mau lagi terlihat salah di Mata orangtuanya.

"Aku tidak takut kepada dirinya sayang. Aku hanya ingin berduaan dengan kamu dengan nyaman tanpa gangguan dia," kata Kevin beralasan. Regina sampai pura pura ingin muntah mendengar alasan suaminya itu. Tidak mungkin dirinya mengungkapkan alasan yang sebenarnya bisa bisa Nadia tidak mau berhubungan dengan dirinya lagi. Kevin sudah membuat target. Regina harus meminta cerai dalam jangka empat bulanan ini sebelum usia kandungnya tujuh bulanan. Kevin muak jika harus mengadakan acara syukuran tujuh bulanan pada janin yang tidak dia harapkan itu.

Nadia tersenyum senang. Kata kata Kevin membuat hatinya merasa sejuk Dan merasa menang karena Kevin memilih dirinya untuk berduaan sedangkan Regina berusaha bersikap biasa.

Regina menarik nafas lega. Kevin dan Nadia benar benar pergi dari rumah itu. Meskipun, Kevin tidak jadi makan masakannya. Hal itu tidak masalah bagi Regina. Yang terpenting saat ini dirinya bisa mengatakan hal yang tidak dia sukai pada suaminya itu.

Bagaikan Melati adalah mentor nya. Regina melaporkan apa yang terjadi sore ini kepada sahabatnya itu.

"Malam ini, tidur lah di kamar Kevin," kata Melati dari seberang.

"Apa Mel. Sepertinya ini ide gila deh. Apa kamu ingin aku terlihat tidak punya harga diri di hadapan laki laki itu?" tanya Regina tidak setuju. Tidak bisa dibayangkan dirinya tidur satu ranjang dengan laki laki yang tidak menginginkan dirinya.

"Kalian suami istri Re. Jangan tidur satu ranjang. Bergumul pun kalian halal."

Terdengar suara tertawa dari seberang sedangkan Regina mengerucutkan bibirnya.

"Itu untuk pasangan suami istri yang penuh cinta Mel. Lah kami?. Pasangan suami istri yang penuh kebencian."

"Percaya padaku Re. Sentuhan kulit diantara kalian berdua yang akan menumbuhkan rasa cinta nantinya. Kevin akan terikat padamu karena sentuhan kulit kalian."

"Memang seperti itu?"

"Kamu mau pernikahan sekali seumur hidup, langgeng, bahagia dan makmur kan?"

"Setiap wanita menginginkan seperti itu kan?" tanya Regina balik.

"Nah, karena itu. Kamu harus berusaha. Selagi Kevin tidak main fisik dan tidak berkata kotor. Berusaha lah untuk memperbaiki hubungan pernikahan kalian. Percayalah, situasi itu pasti juga tidak mudah bagi Kevin. Sebagai wanita, kamu yang lebih sabar menghadapi Kevin. Jika kelak kesabaran mu sudah habis dan belum ada perubahan pada Kevin. Itu artinya Kevin bukan jodoh mu. Setidaknya, kamu jangan menyerah sebelum berperang. Rebut Kevin dari penjajah itu. Kibarkan bendera peperangan pada wanita murahan itu."

Regina tertawa dengan candaan sahabatnya itu. Melati juga terdengar tertawa dari seberang.

"Baiklah, nanti aku coba," jawab Regina bimbang.

Jika hanya memasak atau melayani hal lain. Regina tidak merasa bimbang untuk melakukan hal itu. Tapi kalau tidur satu ranjang?. Sebagai wanita, sikap jual mahal itu tentu saja ada pada diri Regina. Jika harus tidur satu ranjang dengan Kevin, Regina menginginkan ada alasan kuat untuk itu. Misalnya karena kedatangan mertuanya. Tapi sepertinya itu tidak mungkin. Kedua orangtua Kevin termasuk orang sibuk.

Regina terus memikirkan apakah dirinya akan tidur satu ranjang dengan suaminya itu atau tidak. Hatinya menolak tapi kata kata Regina terdengar sangat benar.

Di tempat lain di kontrakan Nadia. Kevin dan wanita itu duduk bersebelahan di sofa. Di hadapan mereka ada minuman dan cemilan. Berkali kali Nadia tersenyum, dia tidak menyangka keberuntungan berpihak kepada dirinya bisa bertemu dengan Kevin setelah sekian tahun tidak bertemu. Dan yang lebih membahagiakan, mereka bisa menjalin hubungan kembali.

"Vin, kok bisa sih kalian menikah. Kecelakaan duluan ya," tanya Nadia. Kevin dengan malas menganggukkan kepalanya. Hingga saat ini, Kevin sangat benci jika pertanyaan tentang Regina maupun pernikahan mereka.

Nadia sudah menilai dalam hati seperti apa Regina. Dari tadi, Nadia mencari celah untuk mengorek informasi tentang Regina di sela sela pembicaraan mereka tentang masa seragam abu abu.

"Jadi serius, nanti setelah dia melahirkan. Kamu menceraikan wanita itu?" tanya Nadia lagi.

"Sesuai kesepakatan, dia yang menggugat."

"Kenapa harus seperti itu?" tanya Nadia ingin tahu. Tapi Kevin tidak mau menjelaskan alasan.

"Ganti topic saja ya," kata Kevin. Nadia menganggukkan kepalanya kemudian menatap Kevin dengan manja. Kepala Nadia yang awalnya tegak kini bersandar di bahu laki laki itu.

"Kamu serius kan samaku Vin?" tanya Nadia. Jari jari lentiknya menekan nekan dada Kevin membuat laki laki itu merasa kegelian.

"Apa aku terlihat main main. Kalau aku tidak serius mana mungkin aku membawa kamu ke rumah ku?"

Nadia tersenyum dan percaya dengan kata kata Kevin. Jari jari lentiknya yang awalnya di dada kini sudah berpindah ke p*ha milik Kevin. Kevin tidak melarang tapi laki laki itu juga tidak bisa menikmati perlakuan Nadia.

Nadia berhenti mengusap tangannya di p*ha laki laki itu. Nadia kecewa karena Kevin tidak agresif seperti mantan mantannya sebelumnya. Bukan hanya tidak agresif. Kevin juga menjauhkan wajahnya sehingga Nadia tidak leluasa melakukan apa yang dia mau.

"Kamu tidak mau menciptakan surga dunia bersama ku?" tanya Nadia. Wanita itu sengaja merapatkan d*danya ke lengan Kevin supaya laki laki itu bergairah.

Kevin tidak menjawab. Bukan hubungan seperti itu yang dia harapkan dengan Nadia. Dirinya bersedia kembali menjalin hubungan dengan Nadia hanya karena tujuan tertentu. Hatinya sudah menjadi milik Melati. Tidak ada yang bisa menggantikan nama Melati di hatinya meskipun itu Nadia cinta pertamanya. Kevin hanya ingin menciptakan surga dunia dengan wanita yang sangat dicintainya itu. Dan Kevin akan sabar menunggu saat itu tiba.

"Ada saatnya nanti kita bisa menciptakan surga dunia tapi tidak sekarang Nadia. Aku masih suami wanita lain," jawab Kevin. Cukup hanya Regina yang mengandung benihnya dan meminta pertanggungjawaban. Jangan sampai Nadia akan melakukan hal yang sama.

Demi menjaga cintanya pada Melati. Kevin mengaku sebagai suami. Sedangkan untuk membuat Regina pergi dari dirinya, Kevin mengakui dirinya duda.

"Kenapa harus menjaga perasaannya kalau kamu tidak mencintai nya. Kita bisa bersenang senang disini tanpa ketahuan calon mantan istrimu itu," bujuk Nadia lagi. Kevin merangkul wanita itu. Bukan bermaksud setuju dengan ajakannya tapi untuk mengalihkan permintaan wanita itu.

"Kita harus takut dosa sayang. Sabar ya, hanya beberapa bulan lagi kok," kata Kevin. Kevin tidak menjaga perasaan Regina tapi menjaga perasaan Melati. Keinginannya untuk bersatu dengan Melati masih sangat kuat. Kevin tidak akan membuat dirinya terlihat buruk di mata Melati.

Nadia sepertinya percaya dengan kata kata laki laki itu. Wanita itu menahan gairahnya. Nadia meneguk minuman kaleng dingin yang sedari tadi di hadapannya untuk memadamkan hasratnya yang sudah terlanjur muncul sejak duduk berduaan sangat dekat dengan Kevin.

"Bisa ga sih dimajukan saja perceraian kalian. Tidak perlu menunggu wanita itu melahirkan."

Kevin hanya tersenyum tipis. Dia juga mengharapkan itu terjadi. Tapi setelah perceraian itu tiba, dirinya tidak akan menginginkan Nadia lagi. Tapi dia akan mengejar Melati kembali.

Tidak ingin malam itu terjadi sesuatu yang tidak halal pada dirinya dan Nadia. Akhirnya Kevin cepat cepat pamit pulang. .

"Masih jam segini beb, tidak bisakah satu jam lagi kamu disini?"

"Tidak bisa sayang. Aku baru ingat, seharusnya aku ke rumah mama malam ini. Ini sekarang belum terlalu larut untuk kesana," jawab Kevin beralasan.

Nadia tidak bisa menahan Kevin lebih lama lagi. Jika diijinkan, dirinya ingin tinggal bersama saja dengan Kevin di rumah laki laki itu. Tapi karena sikap Regina, dirinya dilarang menginjakkan kakinya disana.

"Kok ada ya, istri seperti wanita itu. Sudah jelas jelas tidak diinginkan. Masih mau saja melayani suaminya. Dasar wanita bodoh yang hanya tahunya tergantung pada uang suaminya," kata Nadia memprovokasi Kevin sebelum laki laki itu meninggalkan rumahnya.

Lagi lagi Kevin tidak menanggapi. Laki laki itu memutar kunci mobilnya hingga mesin mobil terdengar.

Kevin mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Saat ini dirinya memikirkan Melati. Tidak bisa dipungkiri, dia sangat merindukan wanita itu. Biasanya di malam seperti ini, dirinya dan Melati sering menghabiskan waktu berdua.

Sama seperti Regina, Kevin juga tidak baik baik saja menjalani pernikahan ini. Kevin tersiksa dengan status sebagai suami dari wanita yang tidak dicintainya.

"Argggh," pekik Kevin. Kekesalan hatinya dilampiaskan dengan membunyikan klakson berkali kali.

"Apa yang harus aku lakukan Mel, supaya kamu mau kembali kepada ku Mel," kata Kevin frustasi. Saat saat sedih seperti ini, dia butuh teman. Untuk ke club, Kevin merasa kapok. Mengajak dua sahabatnya untuk bertemu, dua sahabatnya itu seakan tidak punya waktu lagi untuk bersenang senang. Sudah berkali kali, Kevin mengajak mereka tapi dua sahabatnya itu selalu beralasan sibuk.

Otak dan tubuh Kevin bekerja dengan baik. Otaknya terus memikirkan Melati. Tangan dan kakinya menggerakkan mobil itu menuju rumah Melati. Kevin tersentak ketika menyadari mobilnya berhenti di depan rumah Melati.

Kevin mengamati rumah Melati. Rumah penuh kenangan tapi rumah yang mengantarkan dirinya ke pernikahan yang tidak diinginkannya ini.

Kevin merasa senang ketika mendengar pintu rumah yang terbuka. Rasa senang itu pupus ketika Melati menutup pintu rumah itu kembali setelah melihat mobilnya yang berhenti di depan rumah itu.

Lagi lagi, Kevin harus pulang tanpa hasilnya. Harapannya masih sangat kecil untuk terwujud. Kevin berjalan sangat lesu sekali begitu turun dari mobil. Tapi setelah membuka pintu kamar. Kevin terkejut melihat Regina tidur di atas ranjangnya. Berkali kali, laki laki itu mengucek matanya berharap matanya yang salah.

1
fiyol jelek
g dilanjutin
Wahyu Indriani
gak jelas endingnya
Ayuimuet
lanjuttt
Ayuimuet
lsnjutt5
Ayuimuet
lanjutttttt
Ayuimuet
lanjutttt
Sopiati Sopiati
lanjut
Sopiati Sopiati
nex 55
Sopiati Sopiati
kpn kelanjutan ny bab 27nya
Sopiati Sopiati
regina, km hrs kuat dan tegas
Dlaaa FM B
Lanjutannnnnn
Hasrie Bakrie
Dikit amat, update lama pas dah update cm 1 bab doank
Rapika Manurung
ee babilh ini orang
semoga ni orang mati
momnaz
nyesekkkk yg nanam benih gk ngerasa bersalah sama sekali
momnaz
Masih nyimak...tapi aku suka karya kak othorrr yang lain..
Agustin Indah Setiyaningsih
bukannya Kevin minggat gara² mulut regina ya!!duh mbulet banget..makanya tho,kalau hamil jangan ngomong aneh²,apalagi kalau masih cinta.
Nur Nuy
lama banget kemana aja thor double up lah kalau gini😃salah paham dah ini ujungnya hadeh
Mariana Hasibuan Riana Hasibuan
lanjut tour.
Sky Blue
Samngt berjuang🥰
Sky Blue
Samnt berjuang buaf Regina, jgan pntang mnuyerah. Kmu pntas mndaptkan kbahagiaan🥺🥺🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!