NovelToon NovelToon
TRANSMIGRASI ZAREENA

TRANSMIGRASI ZAREENA

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Konflik etika / Pelakor / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Transmigrasi
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: dlbtstae_

Zareena, wanita cantik nan sempurna menikah dengan pria yang sangat dicintainya hingga pernikahannya dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Elvano. Lima tahun pernikahannya terasa begitu sangat indah, hingga kenyataan menghantam relung hatinya. Suaminya berselingkuh dengan adik angkatnya, bahkan keluarganya begitu memihak pengkhianat.


Di khianati dan disingkirkan, Zareena tiada dalam kesedihannya. Namun kepergiannya bukan akhir dari segalanya. Dalam gelapnya alam baka, Zareena bersumpah.


“Jika diberikan kesempatan kedua, aku akan memilih mengubah takdirku, melindungi putraku dari pengkhianat”.


Dan ketika ia membuka mata, ia kembali bukan sebagai Zareena, tapi sebagai ancaman yang tak mereka duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Usaha Andra

Sudah dua minggu sejak insiden itu. Dua minggu penuh kehancuran, 4marah, dan diam yang menyesakkan. Rumah keluarga Maverley yang biasanya berkumpul penuh tawa kini sunyi seperti rumah duka. Tak ada yang berbicara persoalan kemarin. Tak ada yang mengangkat ponsel Andra. Dan yang paling menyakitkan, tak ada kabar dari Zareena untuk Andra.

Andra memilih untuk tinggal di mansionnya selama beberapa waktu. Di meja kerjanya, kertas-kertas berserakan, laporan proyek menumpuk, dan ponsel terus berdering. Namun fokusnya terbelah. Di sela-sela pekerjaannya, pikirannya tetap tertinggal di rumah sakit pada seorang perempuan yang tengah mengandung anak-anaknya dan tak percaya lagi padanya.

Setiap sore, ia menghubungi Marissa. Sesekali, hanya untuk menanyakan keadaan Zareena.

"Bagaimana Zaree hari ini, Mi?" suara Andra terdengar berat.

Marissa menghela napas dari seberang. “Masih belum mau bicara soal kamu. Tapi kandungannya kuat. Itu yang penting sekarang.”

“Zaree... dia makan dengan cukup, kan mi ?”

“Ya. Tapi hanya kalau mami yang menyuapi.”

Andra menunduk. Tenggorokannya tercekat. Setiap kabar tentang Zareena seperti mengiris dadanya. Tapi ia tidak berhak mengeluh. Ia hanya bisa menunggu, bekerja, dan berdoa agar Flora segera kembali dengan bukti.

Namun pencarian itu tak semudah yang ia bayangkan. Flora menghubunginya seminggu lalu dari Swiss, tempat ia menghadiri pelatihan medis selama dua bulan ke depan. Ia menyanggupi untuk menyelidiki klinik tempat Belinda mengaku diperiksa. Namun data yang ia butuhkan tidak mudah diakses. 

“Beri aku waktu. Semua rekaman CCTV klinik itu hanya disimpan tiga bulan ke belakang. Kita harus cepat, tapi juga hati-hati. Aku curiga ada kolusi di dalam,” ujarnya dengan nada cemas.

Andra mengerti. Ia tak ingin gegabah. Jika ia ingin membongkar kebohongan Belinda, ia harus punya bukti yang tak terbantahkan. Sekalipun itu berarti menunggu lebih lama dalam kesepian.

“Aku harus membongkar semuanya dengan matang. Zaree, tunggu aku. Aku akan membuktikan bahwa anak yang dikandung Linda bukanlah anakku,”.

*

*

*

*

Sore itu, rumah keluarga Maverley kembali ramai. Tapi bukan dengan tawa, melainkan bisik-bisik cemas dan tatapan curiga.

Mobil sedan hitam berhenti di depan halaman. Dari dalam, turun dua sosok yang kini menjadi biang kerok keguncangan keluarga, Belinda dan Zahra.

Mereka melangkah masuk dengan percaya diri. Belinda mengenakan gaun mini putih gading yang menonjolkan perutnya yang sudah membuncit, sementara Zahra tampil dengan blazer hitam elegan, wajahnya tenang seperti biasa.

Morgan yang membukakan pintu nyaris kehilangan kendali.

“Kalian ngapain kesini?!” tanyanya dengan nada tajam.

Belinda tersenyum, seolah tak terusik oleh kemarahan itu. “Kami hanya ingin bicara baik-baik. Lagipula, keluarga ini perlu tahu bahwa Andra harus bertanggung jawab. Sekarang aku sedang mengandung anaknya.”

Zahra menambahkan dengan nada pedas, “Dan sebagai calon nenek, aku pikir sudah sewajarnya aku mengawal anakku yang tengah hamil.”

Mario yang mendengar keributan langsung berdiri dari kursi. “Untuk apa kalian datang ke kediaman, kami ?”

Belinda tertawa pelan. “Lucu, ya. Kalian lebih percaya pada air mata Zareena daripada fakta. Mau kubuka rekamannya sekarang? Di sini?”

Ia mengangkat ponselnya, lalu memutar video: momen ketika Andra mengantar Belinda ke klinik, menggenggam tangannya, membisikkan sesuatu di telinga Belinda, dan mereka keluar bersama dari ruang dokter.

Semua menatap layar dengan wajah tegang.

“Ini... ini bisa dijelaskan,” Morgan mencoba berpikir logis.

“Tentu saja bisa,” potong Belinda cepat. “Dengan fakta bahwa dia ayah dari anak ini.” Ia mengelus perutnya.

Zahra duduk di sofa utama, menatap keluarga itu satu per satu. “Zareena hanya terlalu emosional. Dia memang selalu begitu sejak kecil. Tidak tahan tekanan. Tidak realistis.”

Marissa yang baru saja tiba dari rumah sakit langsung mendengar kalimat itu. Ia berhenti di ambang pintu ruang keluarga, wajahnya tegang.

“Zahra… untuk apa kalian datang ke kediaman Maverley ! Andra tidak ada disini !,” katanya dingin.

Zahra menoleh dengan angkuh. “Ini rumah keluarga cucuku. Kenapa ? Atau kamu pikir hanya anak Zareena yang sah di keluarga ini?”

Marissa menatapnya tajam. “Selama aku masih hidup, tidak akan ada tempat untuk perempuan yang menghancurkan anakku. Aku diam selama ini bukan karena takut. Tapi karena aku masih berharap kamu punya hati nurani.”

Belinda ikut berdiri. “Jangan buat drama, tante. Fakta tetap fakta. Anak tante, Randa adalah ayah dari anak ini. Cepat atau lambat kalian harus terima itu.”

“Randa?” tanya Mario sambil mengangkat alis. “Kamu barusan bilang Randa?”

Belinda tampak canggung. “Maksudku, Andra.”

Morgan sempat melirik Mario dengan pandangan bertanya-tanya. Tapi suasana terlalu panas untuk diselidiki lebih jauh.

“Kami akan bawa masalah ini ke jalur hukum jika perlu,” ancam Zahra. “Anak ini punya hak.”

“Silakan,” sahut Reon yang baru datang dari kantor. “Tapi jangan salahkan kalau kami akan buka semua aib kamu, Zahra. Termasuk bagaimana kamu menjual anakmu sendiri demi ambisi.”

Wajah Zahra berubah seketika. “Berani kamu—”

“Berani,” potong Reon tegas. “Kalau ini jadi perang, maka kami akan buka semuanya.”

Belinda tampak mulai gelisah. Ia menarik tangan ibunya. “Ma, kita pergi dulu. Ini belum waktunya”bisik Belinda.

“Baiklah…”

Mereka melangkah keluar, tapi sebelum pergi, Belinda sempat membisikkan sesuatu ke telinga Marissa. “Zareena tak akan sanggup melawan aku, tante. Dia terlalu lembut untuk dunia ini. Dan... Anak tante, Andra sudah setengah jalan menjadi milikku.”

Marissa tidak menanggapi. Tapi di dalam hatinya, ia tahu ini belum selesai.

Di malam harinya, Andra menatap layar laptopnya lelah. Ia sudah menelusuri semua kunjungannya ke klinik selama empat bulan terakhir. Tapi catatan medis Belinda nyaris steril. Terlalu bersih. Seolah semua sudah dipersiapkan.

"Flora… cepatlah," desisnya.

Ia kembali menelpon sepupunya. Suara Flora terdengar berisik dari bandara.

“Aku dapat petunjuk. Tapi aku belum bisa buka di sini. Besok aku terbang ke Jerman. Klinik itu ternyata cabang dari pusat IVF di sana. Dan aku curiga, hasil tes Belinda bukan dari dokter umum biasa. Tapi dari klinik fertilitas. Aku akan cari tahu siapa yang bekerja sama dengannya.”

Andra menelan ludah. “Hamil karena IVF?”

“Mungkin atau bisa jadi Linda memanipulasi. Kita lihat nanti. Tapi aku janji, Ndra. Kalau dia menjebakmu, aku akan pastikan dunia tahu.”

Andra menatap langit-langit. Matanya penuh lelah. Tapi juga ada bara yang menyala pelan-pelan di dalam dirinya. Ia tahu, ia tak bisa tinggal diam.

Sementara itu, di rumah sakit, Zareena berdiri di depan jendela kamarnya. Marissa duduk membaca koran, sambil sesekali melirik menantunya.

“Mi… Zaree ingin pulang minggu depan,” kata Zareena pelan.

Marissa menatapnya. “Sudah yakin cukup kuat?”

Zareena mengangguk. “Zaree tidak mau terus begini. Zaree harus berdiri, setidaknya untuk anak-anak Zaree, mi. Mereka butuh Zaree untuk tetap waras. Bukan menangis sepanjang hari.”

Marissa tersenyum kecil. “Zaree, kamu wanita yang lebih kuat dari yang kamu kira.”

Zareena tak menjawab. Ia hanya menatap langit yang mulai gelap.

“Jika suatu hari nanti mas Andra membuktikan dia tak bersalah… Zaree tidak tahu, Mi. Apakah Zaree bisa memaafkan kesalahan, Mas Andra.”

“Tidak apa-apa, nak. Kamu tidak harus memaafkannya sekarang. Kamu hanya perlu jujur pada hatimu. Dan untuk saat ini, itu cukup.”.

*

*

*

*

Di tempat lain, Zahra menatap Belinda dengan resah.

“Kamu tadi kenapa bisa ceroboh, Linda. Mama sudah wanti-wanti denganmu !”

Belinda menggigit bibir. “Maaf, ma. Aku... gugup.”

“Kamu harus lebih hati-hati. Satu kesalahan kecil, semua akan runtuh. Dan kamu tahu, kalau kamu jatuh… Mama tidak akan ikut.”

Belinda menatap ibunya, nyaris tak percaya.

“Mama serius, ma?”

Zahra berdiri, mengambil tasnya “Kamu tahu mama tak pernah menyayangi siapapun, Linda. Bahkan kamu. Kamu hanya alat dan jika alat itu rusak… maka alat itu akan mama buang.”

Belinda terdiam. Bibirnya gemetar. Untuk pertama kalinya, ia merasa tidak aman di tengah semua ‘kemenangan’-nya. Dan untuk pertama kalinya pula, ia sadar… bahwa satu-satunya orang yang dianggap sekutu, ternyata juga siap menusuknya kapan saja.

Ia menatap perutnya. “Anak ini… anak ini harus menyelamatkanku. Harus.”

*

*

*

*

Pagi berikutnya, Andra terbangun dengan mata yang berat. Tapi begitu membuka pesan masuk di ponselnya, ia langsung duduk tegak.

Dari Flora:

“Aku akan dapatkan hasilnya minggu depan. Tapi satu hal pasti klinik tempat Belinda dicek bukan untuk kehamilan biasa. Mereka spesialis paternity fraud investigation. Hati-hati, Andra. Ada yang lebih besar dari yang kita kira.”

Andra membaca pesan itu berulang kali. Lalu ia menatap kalender. Minggu depan. Hanya satu minggu lagi.

Dan ia akan tahu, siapa sebenarnya yang menipu  dan siapa yang akan hancur setelahnya.

“Aku akan menyelesaikannya…”

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
next
Heni Mulyani
lanjut
Yuni Anto
next Thor gpl /Angry//Determined//Angry//Determined/
Cindy
next
Cindy
lanjut
Cindy
next
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Heni Mulyani
lanjut author
Heni Mulyani
lanjut
DISTYA ANGGRA MELANI
Lnjt up doble
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!