NovelToon NovelToon
Menikahi Suami Sahabatku

Menikahi Suami Sahabatku

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Keluarga / Persahabatan / Tamat
Popularitas:111.1k
Nilai: 5
Nama Author: Bareta

Hati siapa yang tidak hancur saat mengetahui kalau calon suami sahabatnya adalah kekasih yang selalu bicara cinta padanya, apalagi pernikahan mereka karena Dina hamil.

Milea memilih pergi karena Arkan memilih diam, tidak memberikan penjelasan apa-apa.

5 tahun kemudian takdir mempertemukan mereka kembali bahkan Dina yang ternyata sudah tiada meninggalkan wasiat untuk mereka berdua

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan Salah Memutuskan

Suasana sarapan pagi ini terasa sedikit tegang karena setelah perdebatan di rumah sakit, Arkan memilih tidak pulang semalaman.

Mira tidak berani bertanya pada suaminya karena sejak pulang membesuk Henri, Firman lebih banyak diam sebagai tanda ia tidak setuju dengan sikap Mira pada Arkan.

“Mas, aku mau ke tempat Heni hari ini,” ujar Mira saat mengantar suaminya keluar.

“Mau membahas masalah anak-anak dengan Heni ?” tanya Firman sambil mengerutkan dahi.

“Iya, masalah anak-anak kita berkaitan erat dengan anaknya Heni bahkan cucunya juga. Aku sempat berpikir akan meminta Heni untuk menjauhkan Emilia dari Henri dan Arumi.”

“Inilah yang membuat kita sering tidak sejalan,” ujar Firman dengan wajah kesal.

“Niatmu ingin membantu anak-anak, ingin melindungi mereka, tapi kamu lupa kalau mereka sekarang sudah dewasa. Jangan terlalu ikiut campur masalah Emilia karena itu semua berkaitan dengan urusan rumah tangga. Keputusan itu ada di tangan Henri dan Rumi, sekalipun kita orangtua Arumi, bukan berarti kita berhak mencampuri urusan mereka sampai sejauh itu.”

“Bagaimana mungkin aku diam saja melihat kondisi rumahtanggga Henri dan Rumi seperti sekarang ini. Aku ini seorang Ibu, Mas, perasaanku ikut sakit dan sedih mendapati kenyataan seperti itu.”

“Lalu apakah rasa simpatimu itu bisa membuat hati Arumi jadi lebih baik ? Mau dibuang kemanapun satu fakfa yang harus diterima adalah Emilia anak Henri dan Dina sementara Henri sendiri adalah suami Arumi.”

“Mas…”

“Aku ada rapat penting pagi ini, tidak bisa lebih lama lagi berdebat denganmu. Kalau kamu tetap bertahan dengan prinsip hidup dan sikapmu itu, bukan simpati dan cinta yang kamu dapatkan dari Rumi dan Arkan, yang ada mereka akan semakin menjauh dan menghindar darimu. Aku pergi dulu.”

Firman langsung masuk ke dalam mobilnya dan perlahan meninggalkan rumah.

***

Jam 9 pagi akhirnya Mira tetap menemui Heni sambil menunggu Emilia pulang sekolah sekitar jam 12.15. Keduanya duduk berhadapan di kedai kopi yang letaknya tidak jauh dari sekolah Emilia.

“Bagaimana kabar Arumi dan Henri ?” tanya Heni dengan nada tidak enak.

“Arumi masih sulit menerima kenyataaan soal Emilia dan Henri karena terlalu stress sampai pingsan di apartemennya dan harus dirawat di rumah sakit.”

“Maafkan aku,” ujar Heni dengan senyuman getir.

“Kekacauan yang terjadi di tengah-tengah keluargamu disebabkan oleh putriku. Aku terlalu memanjakannya dan selalu membenarkan perilakunya. Bukan aku tidak tahu kalau Dina suka diam-diam keluar malam dan dijemput temannya yang menunggu agak jauh dari rumah. Para prmbantu diancam agar tidak melaporkan kelakuannya itu padaku. Aku merasa sangat takut kehilangan putriku dan berpikir kalau Dina bahagia maka aku pun akan merasa bahagia. Sayangnya, kebahagiaan yang Dina pilih hanya untuk dirinya sendiri tanpa mempedulikan orang lain.”

“Jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri. Kamu masih sangat dibutuhkan oleh Emilia.”

“Bagaimana hidupku tidak penuh dengan penyesalan, Mir. Aku harus kehilangan anakku yang ternyata meninggalkan banyak kekacauan di tengah-tengah keluargamu,”

“Jangan lupakan ada faktor luar yang menyebabkan Dina mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya.”

“Maksudmu ?” Heni mengerutkan dahinya.

“Bukankah kamu pernah bercerita padaku kalau Dina mulai mengalami depresi sejak dia gagal bertemu dengan teman sekolahnya dan diusir oleh keluarga temannya itu ?”

“Itu hanya penyangkalan diriku saja, Mir. Aku menyangkal kalau sebenarnya akulah yang menjadi penyebab lemahnya mental Dina hingga mudah menyerah pada saat jalan hidupnya tidak sesuai dengan keinginannya.”

“Hen, penyesalanmu tidak akan menghidupkan Dina kembali.”

“Namun juga tidak bisa menghapus banyak luka yang ditinggalkannya,” Heni kembali tertawa getir.

“Mir, jangan terlalu membela Dina seperti yang aku lakukan atau kamu akan kehilangan Arumi dan Arkan. Milea adalah gadis yang baik dan begitu dicintai oleh Arkan. Milea bukanlah penyebab Dina bunuh diri namun Dina sendiri yang membuat dirinya merasa tidak berharga lagi hingga ia akhirnya memutuskan untuk menyudahi hidupnya.”

Kedua wanita baya itu terdiam, menyesap minuman sambil hanyut dengan pikiran masing-masing.

“Arkan sendiri bagaimana kabarnya, Mir ?”

Mira menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.

“Kemarin aku sempat berselisih paham dengan Arkan karena masalah perempuan itu. Aku mendapat kiriman foto dari Ayu yang tidak sengaja melihat Arkan dan dia.”

“Mir, gadis itu punya nama, Milea. Dia juga seorang anak dari orangtua seperti kita. Apa kamu tidak akan sakit hati kalau posisi Milea itu ditempati oleh Arumi ? Arkan sering memanggilnya Mili.”

Mira hanya tersenyum tipis. Heni bukanlah orang pertama yang menegur Mira yabg enggan menyebut nama Milea.

“Rasany masih sulit menyebut nama gadis itu. Apalagi belum mendapatkan restu dariku, berani-beraninya dia pergi berlibur berduaan dengan Arkan.”

“Milea bukan gadis yang gampang ditaklukan oleh pria, Mir. Dino saja pernah ditolak, padahal anakku tidak kalah gantengnya dengan anakmu,” seloroh Heni sambil tertawa.

”Percayalah padaku, Mira, Arkan tidak salah memilih calon istri dan Milea akan menjadi menantu yang baik untukmu. Waktu Dino bilang dia suka pada Milea, aku mendukung banget, sayangnya hati Milea masih milkk Arkan,” seloroh Heni sambil tertawa.

Mira hanya tersenyum tipis sambil menyeruput teh ny sedikit demi sedikit sambil memikirkan ucapan sahabatnya.

*****

“Ada masalah apalagi ?” tanya Henri saat Arumi kembali ke dalam kamar rawat inap.

“Barusan Pak Jumari bilang kalau Milea mengajukan surat pengunduran diri padanya,” sahut Arumi sambil menghela nafas.

Henri berjalan ke sofa dan menepuk kursi kosong di sebelahnya, meminta Arumi duduk.

“Memangnya Milea tidak bicara dulu denganmu ?”

Henri merangkul bahu istrinya, hatinya sedikit lebih tenang sejak Arumi setia menemaninya sepanjang hari di rumah sakit.

“Aku baru lihat wa-nya yang dia kirim semalam. Secara aturan aku tidak bisa bilang tidak karena statusnya masih karyawan kontrak. Tinggal 2 minggu lagi masa kontraknya berakhir dan rencananya akan diangkat menjadi karyawan tetap.”

“Milea bilang alasan dia mengundurkan diri ?”

“Tidak usah ditanya kita sudah tahu jawabannya, Mas. Sudah pasti ada hubungannya dengan Mami dan Arkan.”

“Terus kamu mau gimana ?”

“Aku sudah minta supaya Milea bertemu denganku dulu dan dia mengiyakan. Kemungkinan sore ini kami akan bertemu di cafe yang ada di lobby.”

“Boleh aku kasih saran ?” Henri membelai rambut istrinya dan bersyukur karena Arumi tidak menolaknya dan menganggukan kepala sebagai jawaban.

“Jangan memaksakan Milea tetap bekerja denganmu. Posisinya pasti tidak nyaman berada di antara Mami dan Arkan yang sama-sama keras dengan keputusan mereka. Biarkan suasana tenang dulu sampai perbedaan itu menemukan titik temu. Aku yakin kalau Milea tidak akan keberatan kembali mrmbantumu kalau hubungannya dengan Arkan sudah jelas dan mendapat restu dari Mami.”

Arumi mengangguk dan mendengarkan nasehat Henri dalam diam.

”Lalu bagaimana dengan hubungan kita ? Apa kamu yakin bisa mengabaikan Emilia sebagai darah dagingmu ?” tanya Arumi tanpa menatap Henri.

“Emilia adalah sesuatu yang tidak pernah aku rencanakan apalagi aku harapkan, jadi keputusanku masih sama kalau aku akan menyerahkan Emilia sepenuhnya pada keluarga Tante Heni. Sebagai laki-laki yang terbukti ayah biologisnya, aku akan menjalankan tugasnya sejauh bila dibutuhkan, sisanya terserah bagaimana keluarga Dina akan membesarkannya. Aku mencintaimu Arumi dan yang aku inginkan adalah memiliki anak denganmu. Aku akan terus meminta maaf padamu meski aku tahu kalau itu semua tidak akan mengubah kenyataan kalau Emilia adalah darah dagingku.”

Arumi terdiam dengan kepala sedikit menunduk dan membiarkan tangan Henri masih mengusap kepalanya.

Sepertinya ia masih membutuhkan waktu sedikit lagi untuk memastikan keputusan yang akan diambilnya tidak akan membuat Arumi menyesal sekarang dan selamanya.

1
guntur 1609
kasihan nasib emilia
guntur 1609
dasar maminya arkan setan
guntur 1609
dasar arkan gemblung
guntur 1609
ia kalau betul tu anak he dri. knp gak di test DNA sja diam2. da sar arkanaya sj yg peak
guntur 1609
apa tu anaknya hendri ya. kok bawa2 nama arumi
guntur 1609
rasain kau laku2 paok. sdh sprti tu tu pun masih gak bisa memberi kepercayaan tk calonmu
sutiasih kasih
akhirnya maknya arkhan sadar jga....
sutiasih kasih
dina... km sdh mati pun bnyk mninggalkn msalah dan krumitan org lain....
guntur 1609
mngkn dina hamil anak org lain. rapi karena perjodohan. merek a dipaksa menujah
Ratna Komalasari
ceritanya bagusss seru
Reni Setia
makasih untuk novelnya
Baretta: Terima kasih kak Reni Setia 😊🙏🙏
total 1 replies
Tutuk Isnawati
bagus
Baretta: Terima kasih Kak Tutuk Jsnawati 😊🙏🙏
total 1 replies
RithaMartinE
luar biasa
RithaMartinE
luar biasa
Jetty Eva
udah tau saat Emilia digendong Henry dan Milea mengatakan sangat mirip...apakah Arumi tdk menyadari hal ini..??
Jetty Eva
SI MIRA GA TAU KLO DINA DI SEKOLAH ITU BODOH..DIA BERTEMAN DGN MILEA BWT MANFAATIN KEPINTARAN MILEA..DIA GA TULUS BERTEMAN...KLO DIA TULUS..DIA GA AKAN FITNAH ARKAN DAN MEMINTA MILEA JD BRIDE MISSES..
Jetty Eva
DINA BUKAN MILEA..
Jetty Eva
MANA SENYUM KEMENANGANMU DINA...INGAT GA, KATA"MU PADA MILEA SAAT DIA BERJABAT TANGAN DGNMU..?? SUNGGUH KAMU MANUSIA BERHATI IBLIS...
Endah Setyati
Kayanya waktu itu Arkan di paksa bertanggung jawab menikahi Dina,, padahal bukan dia yg menodai Dina,, makanya Milea liat wajah Arkan penuh lebam waktu itu
Anisa Muliana
bagus ceritanya thor..
Baretta: Terima kasih Kak Anisa Muliana 😊😊🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!