Jingga, Anak dari seorang konglomerat. Meninggalkan keluarganya demi menikah
dengan pria yang di cintainya.
Bukannya mendapatkan kebahagiaan setelah menikah, ia justru hidup dalam penderitaan.
Akankah Jingga kembali ke kehidupannya yang dulu atau bertahan dengan pria yang menjadi suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Pernikahan
Waktu yang dinanti Jingga pun tiba dan juga Gantara. Hari ini adalah hari pernikahan mereka, semua keluarga kedua mempelai menyambut bahagia akan pernikahan tersebut. Namun, tidak dengan Aditya, selama ini ia berusaha untuk memperbaiki diri, berusaha dekat dengan Nabila agar Jingga bisa kembali membuka hatinya saat melihat kedekatannya bersama dengan putri mereka. Namun, ternyata semua usahanya selama ini sia-sia, keduanya masih tetap melanjutkan acara pernikahan mereka.
Saat ini Jingga sedang berada di ruangan yang disiapkan khusus untuknya, Aditya yang mengetahui jika saat ini Jingga sedang berada sendiri masuk ke dalam ruangan itu dan menguncinya, Jingga yang sedang menunggu di dalam sangat terkejut.
"Aditya, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Jingga .
Aditya tak menjawab, ia langsung menghampiri Jingga dan memegang kedua lengannya dengan erat, sedikit mengguncangnya dan menatap mata Jingga dengan tatapan tajamnya.
"Jingga batalkan pernikahan ini, kamu tak boleh menikah dengan Gantara. Ayo kembalilah padaku, kita menikah hari ini juga."
Mendengar itu Jingga langsung menepis genggaman tangan Aditya di kedua lengannya dan mendorong dadanya dengan kuat. Jingga melangkah mundur.
"Kamu gila, Mas! Kamu benar-benar gila!" teriak Jingga, ia langsung ingin menuju ke pintu. Namun, Aditya kembali menahannya.
"Aku mohon Jingga pikirkan baik-baik, pikirkan tentang Nabila."
"Aku sudah memikirkannya baik-baik dan aku yakin Gantara adalah pria terbaik untukku, ayah yang baik dan sayang pada Nabila. Aku sudah memberimu kesempatan untuk dekat dengan Nabila jadi aku mohon maaf jangan berbuat hal-hal yang bisa membuatku untuk menjauhkanmu kembali kalian," ancam Jingga. Namun, ancaman itu sama sekali tak berpengaruh pada Aditya, sekarang Aditya telah dipenuhi oleh kemarahan dan juga keinginan untuk memiliki Jingga kembali.
"Tidak, Jingga! Jika aku tak bisa memilikimu, Gantara juga tidak," ucap Aditya membuat Jingga sangat terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh mantan suaminya itu. Jingga meringis kesakitan saat Aditya menggenggam erat tangannya.
"Aditya, apa yang akan kamu lakukan? Pikirkan baik-baik jika kau sampai merusak pernikahan ini Gantara tak akan tinggal diam, ayah aku juga tak akan melepaskanmu jika sampai kau menyakitiku."
"Aku takkan menyakitimu, aku hanya akan memberikan kebahagiaan untukmu dan juga putri kita. Sekarang kita pergi dari sini, kita bawa putri kita, hanya ada kita bertiga."
"Nggak, lepaskan aku! Aku membencimu, aku tak ingin hidup lagi denganmu, aku sudah terbebas darimu dan aku tak akan masuk ke kesengsaraan yang sama," ucap Jingga terus mendorong Aditya agar menjauh darinya dan mencoba melepaskan cengkraman Aditya. Namun, kekuatannya tak seimbang dengan Aditya, semakin ia berusaha melepaskan diri, semakin ia merasakan Aditya semakin menguatkan cengkramannya, bahkan kini ia merasa lengannya itu seakan-akan ingin patah karena cengkraman Aditya yang begitu kuat.
"Tolong! Tolong aku!" teriak Jingga. Namun, Aditya langsung membekap mulutnya.
"Jangan macam-macam ,Jingga. Jika kamu tak mau ikut denganku secara baik-baik terpaksa aku melakukan hal yang bisa melukaimu. Ingat! Saat ini Nabila ada bersama dengan ibuku hanya dengan satu teleponku saja ibuku akan membawa pergi Nabila dan akan kupastikan kamu takkan pernah bertemu dengan Nabila lagi, jadi menurut padaku, ikut denganku."
"Kamu gila! Kamu gila, Mas! Lepaskan aku," ucap Jingga masih berusaha melepaskan diri.
Aditya mengambil sapu tangan dari saku jasnya kemudian membekap mulut dan hidung Jingga, membuat Jingga merasakan sesuatu yang aneh padanya, kepalanya terasa pusing, penglihatannya menggelap dan ia pun pingsan.
Aditya sudah merencanakan semuanya, ia akan membawa Jingga pergi dari sana. Setelah memastikan semuanya aman. Aditya memasukkan Jingga ke dalam sebuah kotak yang tadinya kotak itu berisi pernak-pernik di dalam ruangan itu, Aditya mengeluarkan semuanya dan memasukkan Jingga ke dalam sana. Ia juga menggunakan penyamaran sebagai seorang karyawan yang bertugas untuk menghias ruangan itu.
Aditya pun berjalan keluar tanpa ada yang mengetahuinya, ia mendorong kotak itu dengan berjalan santai. Aditya menelepon ibunya, memberi tau jika rencananya berhasil, ia meminta ibunya untuk menunggunya di mobil dengan membawa Nabila.