Dhea mencintai Vean, tapi Vean menjalin kasih dengan Fio—sahabat Dhea.
Mencintai seseorang sejak masih SMP, membuat Dhea terus saja berharap kalau cintanya akan bersambut. Sampai akhirnya gadis itu menyerah dan memilih pergi saat pria yang dicintainya akan bertunangan dengan sahabatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ROZE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28 Semua Tak Sama Lagi (Revisi)
Fio merasa sedih melihat Dhea yang tidak mau menatap dirinya dan Vean. Apa semua tidak bisa kembali seperti dulu lagi?
Ingin sekali Fio memeluk Dhea. Diraihnya tubuh sahabatnya itu, dan dipeluk dengan erat.
Dhea segera melepaskan pelukan Fio, dan berusaha menetralkan degup jantungnya yang berdetak kencang dan membuat sesak.
"Dhea ...."
"Ya ampun Dhe, aku cariin kamu dari tadi," ucap seseorang yang berjalan dengan cepat ke arah Dhea. Nafasnya sedikit ngos-ngosan.
"Arya?"
"Arya, kamu kenal dengan Dhea?"
Arya kaget saat melihat siapa yang ada di sana.
"Kamu kenal dengan Dhea?" tanya Fio.
"Iya."
Mereka melihat Arya yang memegang plastik apotek, tanda kalau dia baru saja mengambil obat.
"Bagaimana kalau kita makan bersama?" tanya Fio, terlihat sangat antusias. Dia ingin melepaskan rindu yang selama ini terpendam di hatinya.
Sebelum Arya menjawab, Dhea sudah bicara lebih dulu.
"Ar, aku pulang dulu, ya. Teman aku sudah nungguin."
"Ya sudah, aku antar."
"Tapi ...."
"Aku antar!"
Dhea mengangguk saja.
"Kami permisi dulu, ya," ucap Arya.
Dhea langsung pergi begitu saja, bahkan tidak berpamitan dengan mereka.
Mereka bisa melihat Arya yang merangkul Dhea. Keduanya tidak ada yang menoleh ke belakang.
"Cih, sombong sekali dia. Mentang-mentang kuliah di Amerika," ucap mamanya Fio.
"Dia bukannya sombong, hanya merasa tidak nyaman saja," jawab Bram.
Mereka menoleh pada Bram, yang malah memberikan tanggapan.
"Yang namanya cinta segitiga itu, tidak selalu bisa berakhir baik. Ya kan, Sayang?" ucapnya pada istrinya—Bianca.
Bram yang sudah makan asam manis kehidupan, termasuk urusan cinta segitiga, sangat tahu apa yang dirasakan oleh Dhea. Dia tidak akan aneh melihat gadis muda itu bersikap demikian, dan merasa kalau itu sangat wajar.
Jadi Arya mengenal Dhea? Sejak kapan?
...💦💦💦...
Di dalam kamarnya, Dhea merenung. Kenapa dia bisa begitu cepat bertemu lagi dengan mereka? Seolah waktu satu tahun ini berakhir sia-sia.
Ya, baru satu tahun. Ini belum lama, belum seberapa. Dia yang terlalu cepat memutuskan untuk pulang, dan dia benar-benar menyesal. Dia tidak akan lagi mengulangi kesalahan ini.
Kalau mau mau pergi, ya pergi saja. Pergilah sejauh mungkin dan tidak perlu kembali. Pergilah sampai tidak perlu bertemu lagi.
Meninggalkan begitu berat, bertemu begitu mudah.
"Kamu kenapa bengong?" tanya Clara.
"Enggak apa."
"Ayo kita cari makan, Dhe."
"Oke."
"Makan apa kita, ya?"
Mereka malah bingung ingin makan apa. Dhea jadi teringat nasi uduk yang jualan di dekat kosannya yang lama. Ingin ke sana, tapi dia merasa segan.
"Kita makan pecel lele saja, yuk."
"Kamu tidak pulang ke rumah kamu?" tanya Dhea.
"Enggak."
Mereka di sini hanya menyewa kamar kosan kecil. Satu kamar berdua. Dhea sendiri tidak merasa keberatan, setidaknya dia bisa berhemat dan menabung.
"Enak banget."
"Iya."
"Habis ini kita ke mall, yuk."
Belum sempat Dhea menjawab, Clara sudah langsung berkata, "Jalan-jalan saja."
"Iya, deh."
Seperti itulah Dhea, selalu tidak tega menolak ajakan teman, termasuk pada Fio dulu yang selalu mengajaknya ikut jalan-jalan dengan Vean, liburan bersama, bahkan sekedar makan bertiga atau berempat dengan Juna.
Mereka akhirnya pergi ke mall. Di tempat yang sama, juga ada Juna, Vean, Arya dan Fio akan segera menyusul.
"Dhea!" panggil Juna refleks.
Dhea dan Clara menoleh, dia ingin segera pergi, tapi begitu dia berbalik badan, Fio sudah berdiri di hadapannya.
Terlihat jelas kalau Dhea tidak nyaman. Clara menatap kagum pada ketiga pria tampan itu.
"Kamu kenal?" tanya Clara.
"Ya," jawab Dhea singkat.
Ini situasi yang sangat tidak Dhea suka.
Sepertinya aku sudah salah kembali ke sini. Seharusnya aku tidak pulang.
Seseorang memegang pundak Dhea.
"Kamu Clara, ya?" tanya Arya.
"Iya, kok tahu?"
"Dhea sering cerita tentang kamu."
"Masa, sih? Dhea, jangan-jangan kamu mau menjodohkan aku dengan Arya?" tanya Clara polos.
Juna meringis, apa ini akan menjadi kisah cinta segitiga berikutnya?
"Dih, PD banget kamu!" ucap Dhea, lalu tertawa.
Vean dan Fio menatap Dhea. Sepertinya posisi mereka berdua sudah digantikan oleh Arya dan Clara.
Entah siapa yang merasa paling sedih dengan pertemuan ini. Pertemuan yang membuat canggung, pertemuan pertama setelah bertahun-tahun, yang seharusnya saling berpelukan melepas rindu, nyatanya seperti dua orang asing yang tak saling mengenal.
Apa karena cinta yang menyebabkan ini semua?
Apa karena kecewa dan sakit hati yang terlalu besar?
Juna, Vean, dan Fio memperhatikan wajah Dhea yang semakin kurus, tapi justru semakin cantik.
"Bagaimana kalau kita makan bersama?" ajak Juna.
"Jangan menolak lagi, Dhea."
Dhea melihat Juna, pria baik yang sudah menyemangati dirinya menjadi seorang dokter, dan memberikan buku-buku gratis. Sampai sekarang, buku-buku itu masih Dhea simpan dengan baik.
"Iya." Akhirnya Dhea setuju, meski setengah hati, hanya demi membalas kebaikan Juna padanya, meski ini memang tidak ada apa-apanya.
"Clara, bisakah kamu tidak banyak bicara nanti? Tolong jangan komentar apa-apa," bisik Dhea di telinga Clara.
Clara melihat wajah Dhea yang sangat memelas.
"Oke, tenang saja. Percayakan padaku."
Clara memang tidak tahu ada masalah apa di antara mereka, tapi dia menyadari kalau suasananya tidak nyaman.
Fio melihat Dhea dan Clara yang bergandengan tangan. Timbul rasa iri. Dulu dia yang seperti itu ada Dhea. Dia merasa miliknya sudah direbut.
Dia saja bisa meresap cemburu sahabatnya memiliki sahabat lain. Bagaimana perasaan Dhea dulu, yang sering melihat dia bersama Vean? Pasti lebih sakit lagi, kan?
Mereka jalan bertiga-tiga. Dengan posisi Arya, Dhea dan Clara ada di depan.
Clara menggandeng tangan Dhea, sedangkan Arya merangkul pundak gadis itu.
Mungkin semua kini tak sama lagi!
sy mencari2 cerita yg berbeda..kebanyakan sama....hy beda nama tokok dan sedikit alur..trus klaim mrk yg awal membuat cerita..muak saya.
terima kasih thor,membuat cerita yg bagus..ah,knp baru nemu sy cerita bagus gini
cintanya dipupuk hingga subur
dimana nih rasa malunya
aku juga pernah lho namnya cinta dalam diam sama pacarnya sahabat sendiri tapi gk kyk Dhea terang²an dengan mengejar seseorang yang tak pasti!!
sakit hati kan rasanya ditolakk !!,,
udah baca 3 kali, udah tau Endingnya kek mana, tapi kenapa gk bisa nahan air mata