Adam Xavier, memiliki seorang anak bernama Malvin Xavier. Anak ini baru berusia empat tahun, namun pemikiran nya melebihi orang dewasa.
Malvin Xavier selalu memerintahkan ayah nya untuk mencarikan seorang ibu untuk nya. Namun, Adam selalu menolak permintaan Malvin, dengan alasan, dia masih bisa membesarkan Malvin tanpa kehadiran seorang ibu di hidup mereka.
Pertemuan tak sengaja Malvin, dengan seorang wanita cadar, membuat Malvin memiliki keinginan untuk dekat dengan wanita itu, Malvin berharap jika wanita cadar itu bisa menjadi ibu pengganti untuk nya.
Siapa kah, wanita cadar yang membuat Malvin terus mendesak sang ayah untuk menikahi wanita cadar itu?
Yuk simak di, Wanita Cadar Destiny with Mas Duda !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seminggu Kemudian
Niat nya hanya menginap sehari dua hari, namun Najwa malah memilih menginap seminggu di rumah Romi, apalagi saat mengetahui dari ibu mertua kalau Adam tidak di rumah, namun telah pergi ke Italia ada urusan bisnis.
Setelah satu Minggu di italia, akhirnya Adan kembali ke Indonesia. Adam di jemput oleh Alvin sang sekretaris kepercayaan Adam.
Tiba di rumah Fernandez, pada malam hari, begitu Adam turun dari mobil, Alvin segera berpamitan untuk kembali ke rumah sendiri.
Ting..Tong...
Rosna, yang mendengar bel rumah berbunyi, bergegas ke pintu utama untuk membuka pintu.
Ceklek !
"Tuan, anda kembali"
"Eeemmm. Dimana yang lain?"
"Siapa yang Tuan maksud? Nyonya besar atau Nyonya muda?" tanya Rosna, Adam menoleh, melihat ke arah Rosna yang ada di belakang nya.
"Dimana Malvin?"
"Oh, Tuan muda belum kembali, masih di tempat Nyonya muda. Kalau Nyonya besar, ada di ruang tamu"
"Eemmm" Adam langsung pergi meninggalkan Rosna di depan pintu utama.
"Adam kamu sudah pulang?" tanya Melda, tanpa melihat ke arah Adam. Melda sedang menonton siaran langsung.
"Iya, kenapa Najwa belum membawa Malvin kembali?" tanya Adam, dengan suara datar yang terkesan cukup dingin.
Melda menoleh, dan melihat raut wajah Adam yang begitu menyebalkan. "Najwa itu, ibu asuh Malvin. Terserah Najwa kapan membawa Malvin kembali" pungkas Melda, Adam mengepalkan tangan nya.
"Bagus kalau begitu!" sahut Adam, Melda langsung menaikan satu alis nya, lalu tersenyum ke arah Adam.
"Aku akan kembali ke kamar, mau istirahat, besok ada meeting" lanjut Adam.
"Bagus, Mama pun besok ada pertemuan dengan anak teman Mama Alvaro" ujar Melda enteng, tanpa melihat ke arah Adam, pria ini menghentikan langkah nya, lalu kembali menoleh ke arah sang ibu.
"Alvaro? bukan nya dia tinggal di Amrik?"
"Iya, tapi dia sudah kembali, dan akan melanjutkan bisnis Papa nya disini, kamu tahu Adam, dia itu bakal menjadi saingan terberat kamu di dunia bisnis. Alvaro itu seingat mama anak nya sangat ambisi dengan sesuatu hal yang sangat di sukai nya. Mama berencana menjodohkan nya dengan Najwa, kalau nanti Darwin menolak Najwa " tukas Melda, Adam menarik nafas nya dalam - dalam dan ke dua alis nya menyatu sebentar lalu terpisah kembali.
"Mah, sejak kapan mama perduli tentang perjodohan itu, jangan ikut campur urusan pribadi orang lain!" tegas Adam, Melda tidak merespon, dia hanya tersenyum.
"Kamu lupa? Najwa menantu mama, Mama punya hak atas kebahagiaan Najwa, kalau Kamu tidak bisa membahagiakan Najwa, Mama akan mencari kebahagian Najwa dalam diri Pria lain, Mama akan mencari pria yang lebih muda dari Kamu. Najwa itu, selain cantik, dia juga sholehah, dan pintar lagi. Tidak ada yang kurang dalam diri Najwa, hanya pria bodoh saja yang tidak bisa mencintai wanita dengan kepribadian yang begitu baik seperti Najwa" tegas Melda, Adam terdiam tidak dapat membantah ucapan sang ibu.
"Mah, cukup. Aku capek, dan aku mau tidur" putus Adam, yang sudah merasa kalah terus menerus berdebat dengan ibu nya.
Adam berbalik dan langsung berjalan ke arah tangga. Melda mengintip sedikit, melihat punggung Adam yang mulai menjauh dari tempat dia duduk.
Ke esokan pagi nya...
Seperti biasa, Adam dan Melda sedang sarapan bersama di meja makan, tidak ada yang berbicara lebih dulu, selain suara garpu dan sendok yang saling bertabrakan.
"Ma, suruh Najwa untuk membawakan Malvin kembali, aku sudah merindukan anak ku!" ujar Adam.
"Oh ya, semalam Najwa menelpon mama, dia akan kembali hari Rabu, jadi kamu bersabar lah dua hari lagi"
Adam tidak menjawab, kalau ia terus bertanya, sang ibu akan terus membuat dia kesal, dan membahas tentang pria - pria lain yang ingin di jodohkan dengan Najwa.
'Kenapa aku harus marah, aku tidak pernah peduli !' batin Adam, setelah selesai sarapan, Adam bangkit dari tempat duduk nya, dan berpamitan dengan Melda.
"Hati - hati !" teriak Melda yang masih duduk di meja makan.
"Iya ma" Adam pun bergegas keluar dan menuju mobil nya, disana sudah ada sang sopir yang menunggu Adam untuk berngkat kerja.
Dua jam telah berlalu, Adam kini sudah berada di dalam ruangan nya. Hari ini jalanan sedikit macet, sehingga dia sedikit terlambat.
"Kenapa aku memikirkan ucapan Mama, bukan kah kalau dia menikah lagi, aku akan bebas?" gumam Adam.
Tok ! Tok !Tok !
Suara ketukan pintu ruangan mengejutkan Adam.
"Masuk!"
Ceklek !
"Pak, aku membawa dokumen milik perusahan astro metologi" ungkap Alvin.
"Letakkan di atas meja ku!"
Alvin, mendekat. Lalu, melihat raut wajah Adam yang begitu gelisah.
"Pak, apa ada masalah? " tanya Alvin, Adam menoleh dan melihat ke arah Alvin.
"Alvin, kalau seseorang yang sudah menikah, apa dia bisa menikah lagi? meskipun dia masih punya ikatan dengan suami pertama nya?" tanya Adam, Alvin terkejut, dan alis nya ikut terangkat.
"Lupakan! anggap saja aku tidak bertanya!" ujar Adam, setelah melihat ekspresi Alvin.
"Ma-Maaf Pak. Setahu saya wanita yang sudah menikah, tidak bisa langsung menikah dengan pria lain, kalau diri nya masih dalam ikatan pernikahan dengan suami pertama nya. Pak, apa ini tentang Nyonya muda?" tanya Alvin, Adam langsung memberikan tatapan tajam kepada Alvin.
"Saya salah, maaf 'kan saya pak !" Alvin, segera menunduk dan meminta maaf kepada Adam.
"Lupakan, kau boleh pergi"
"Permisi Pak!"
Adam melambaikan tangan nya ke arah Alvin, dan Pria itu pun segera keluar dari ruangan Adam, dengan nafas yang begitu memburu, karena menahan diri sejak dalam ruangan Adam.
Adam, masih gelisah, entah apa yang dia pikirkan, dia tidak menginginkan Najwa. Namun, dia juga tidak ingin mendengar orang lain yang ingin mendekati Najwa.
"Ini semua gara - gara mama, tiap hari membahas perjodohan itu didepan ku, membuat ku hampir gila saja! " gumam Adam, yang kini mengambil dokumen yang di bawakan oleh Alvin barusan.
Astro Metologi adalah perusahaan milik keluarga Alvaro, yang nanti akan di pimpin oleh Tuan muda Alvaro mengantikan Sang ayah.
Adam menarik nafas nya, baru saja memikirkan tentang pria itu, dokumen kerjasama dengan perusahaan ini malah secepat itu, mendapat tanggapan dari CEO Astro.
"Seperti nya, dunia ini terasa sedang tidak berpihak pada ku!" gumam Adam, lalu melihat layar ponsel nya.
Semenjak Malvin, dekat dengan Najwa, Malvin jarang menghubungi Adam, bahkan dia sangat jarang menganggu Adam. Sehingga membuat Adam merindukan anak nya.
"Apa aku harus menghubungi Malvin?"
Setelah berpikir, Adam akhir nya mengurungkan niat nya, karena jika dia menghubungi Malvin, takut nya Najwa akan salah paham pikir nya.
Akhirnya Adam menyimpan kembali ponsel di dalam laci, dan melanjutkan pekerjaan nya.