NovelToon NovelToon
PENDEKAR AWAN MERAH

PENDEKAR AWAN MERAH

Status: tamat
Genre:Petualangan / Tamat / pendekar / Fantasi petualangan-Fantasi Timur / Petualangan Fantasi-Fantasi Timur / Romansa / Dendam Kesumat / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.6
Nama Author: Baryodo Aman

Dia bukanlah seorang pendekar yang baik hati, akan tetapi dirinya juga selalu melakukan kebaikan.
Dirinya juga bukan pendekar yang berhati jahat, namun jika ada kejahatan didepan matanya, dia akan menjadi sosok yang lebih jahat lagi.
Xue Yunlei, itulah namanya, seorang laki - laki yang menjalani kehidupan dengan penuh penderitaan.
kehilangan demi kehilangan orang - orang yang dikasihinya pun membentuk dirinya sehingga menjadi seorang pendekar yang sangat diperhitungkan dalam dunia ilmu bela diri.
Hal itu pula yang membuat dirinya mulai membalaskan dendam atas kehilangan yang dia alami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baryodo Aman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Diserang

Perkataan Xue Yunlei membuat tiga orang tersebut merasa sangat terkejut.

Hal itu karena Xue Yunlei dengan penuh rasa percaya diri yang tinggi mengungkapkan basis kultivasi kedua pendekar itu.

"Apakah makanan di restoran ini rasanya enak?". Tanya Xiao Hiji memotong pembicaraan Xiao Lin Meng dengan Xue Yunlei.

"SuamiKu! Masakan di restoran ini, sangat lesat karena telah membuatku hingga bisa mencicipi semuanya". Jawab nyonya Xiao menanggapi pertanyaan suaminya.

"Baiklah! Kalau begitu ayo kita pesan lagi". Ucap Xiao Hiji.

"Pelayan!". Panggil Xiao Hiji.

Seorang pelayan pun segera mendekati pria yang memanggilnya.

"Apakah tuan akan memesan seperti pesanan sebelumnya?". Tanya pelayan itu.

"Iya! Cepat antarkan makanan yang biasa saya pesan". Jawab Xiao Hiji ramah.

Pria itu bersama dengan Rui Ying, pendekar yang mengawal keluarganya pun mengambil tempat di sebelah meja yang di tempati oleh keluarganya.

Saat Liu Jing hendak duduk bersama Xiao Hiji, Xiao Lin Meng segera melarang pemuda itu.

"Aku sudah bilang, aku tidak mau lagi melihat wajahnya ditempat ini".

"Meng'er, jangan seperti itu, mengapa kamu tidak sopan seperti itu?". Tutur ibunya menasihati.

"Dia yang terlebih dahulu menunjukkan sikap yang arogan kepada kita, jadi sudah sepantasnya dia juga menerima perlakuan yang sama". Ujar Xiao Lin Meng dengan nada ketusnya.

"Iya, tetapi tidak baik jika kamu terus bersikap seperti itu". Tutur ibunya lagi.

Pemuda itu merasa semakin diinjak - injak oleh gadis kecil itu.

Kebencian pun mulai membesar didalam hati sang tuan muda kota Luyukou.

Pemuda itu pun segera pamit undur diri kepada Xiao Hiji.

Xiao Hiji tidak bisa berkata lagi disaat pemuda itu berpamitan kepadanya.

Setelah selesai makan, Xiao Lin Meng segera mengajak ibunya bersama dengan kakaknya untuk segera kembali ke kapal mereka.

"Apakah kita tidak akan menikmati pemandangan dikota ini?". Tanya Xiao Ning Lan sambil tersenyum menggoda adiknya.

"Aku tidak lagi merasa tertarik untuk melihat pemandangan kota ini". Balas Xiao Lin Meng dengan nada suara yang datar.

Gadis itu pun segera menatap ke arah Xue Yunlei seperti mengisyaratkan kepada remaja itu untuk berdiri dan pergi dari tempat itu.

Xue Yunlei pun langsung berdiri dan segera berjalan disamping Xiao Lin Meng.

Xiao Hiji hanya bisa tersenyum menatap tingkah putrinya itu.

Mereka pun akhirnya kembali ke kapal dan segera melanjutkan perjalanan mereka ke kota berikutnya, yaitu kota Lo Buan.

Xue Yunlei terlihat sedang duduk dengan tenang disamping Xiao Lin Meng.

Tiba - tiba gadis itu bertanya kepadanya.

"Apakah kamu akan segera pergi disaat kita tiba di kota Lo Buan?".

"Iya! Aku akan segera melanjutkan perjalananKu". Jawab Xue Yunlei.

"Apakah kamu tidak ingin menikmati pemandangan di kota itu sebelum kamu meninggalkannya?". Xiao Lin Meng kembali lagi bertanya.

"Tidak, aku lebih baik segera melanjutkan perjalananKu, karena apa untungnya menikmati pemandangan di kota itu? Hal itu hanya akan memperlambat perjalananKu saja". Tutur Xue Yunlei.

"Tuan, sepertinya didepan kita terlihat ada dua buah kapal".

"Apakah mereka ingin menuju ke kota Luyukou?". Kata - kata yang keluar dari mulut Rui Ying.

"Lihat saja pergerakan kapal mereka, dan sebaiknya suruh para bawahanMu untuk bersiap". Balas Xiao Hiji menanggapi perkataan Rui Ying.

Xiao Hiji merasa harus waspada, sebab dirinya telah mengetahui sikap Liu Jing dengan sangat baik.

Sehingga pria itu berpikir harus mengantisipasi kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

Rui Ying pun melakukan apa yang diperintahkan oleh Xiao Hiji.

Para bawahannya pun segera bersiap untuk mengantisipasi jika itu akan menjadi masalah bagi mereka.

Para pendayung pun langsung bersiap dengan senjata mereka masing - masing.

Xue Yunlei yang mendengar apa yang dikatakan oleh Xiao Hiji segera berdiri dan melangkah ke anjungan kapal untuk melihat situasi didepan.

Dan benar saja, saat kedua kapal itu sudah dekat, posisi mereka pun seperti ingin mengapit kapal Xiao Hiji dari kedua sisi.

"Semuanya bersiap, mereka akan menyerang kita". Teriak Xue Yunlei karena bisa melihat orang - orang di kedua kapal itu kini dalam keadaan siap untuk menyerang.

"Cepat berlindung! Tuan muda Xue Yunlei, tolong lindungi istri dan kedua putriKu". Tutur Xiao Hiji.

"Baik tuan!". Jawab Xue Yunlei sambil bergegas menuju ke samping Xiao Lin Meng.

Ketiga pendekar wanita yang ada pun segera bersiap untuk bertarung.

Dan benar saja, beberapa pria yang ada di kedua kapal itu pun segera melemparkan tali yang terdapat pengait diujungnya.

"Lepaskan panah kearah mereka!". Perintah Rui Ying.

Para bawahannya pun segera melepaskan anak panah ke arah orang - orang yang berada di kedua kapal itu.

Panah yang dilepaskan oleh ke 13 bawahannya bisa di tepis oleh para pendekar yang berada di samping pendekar yang melemparkan tali pengait.

"Panah mereka!". Teriak seorang pria yang ingin menyerang kapal Xiao Hiji.

Panah api pun melesat ke arah kapal Xiao Hiji.

Xue Yunlei pun menatap ke arah salah satu kapal dan berpikir.

"Jika aku bisa berada di kapal itu, pasti aku bisa menggagalkan penyerangan ini".

Saat Xue Yunlei hendak melesat untuk ke kapal penyerang.

Orang - orang di kapal lainnya kini sudah melompat ke kapal Xiao Hiji dan menyerang mereka.

Hal itu membuat para pendekar dikapal itu tidak bisa memadamkan api yang mulai menyala membakar kapal milik mereka.

Pertarungan pun kini telah terjadi di atas kapal Xiao Hiji.

Sedangkan Xue Yunlei masih tetap mempertahankan posisinya untuk menjaga ketiga wanita dibelakangnya bersama tiga pendekar lainnya.

Kini, Xiao Hiji dan Rui Ying serta 13 pendekar lainnya sedang bertarung menghadapi para penyerang.

Karena kapal itu mulai terbakar, tiga puluh orang pendayung pun segera keluar dan membantu lima belas pendekar tersebut.

Semua pendekar yang berada di salah satu kapal musuh kini sudah berada diatas kapal Xiao Hiji.

"Tuan! Sepertinya anda dan keluarga anda harus segera melompat melarikan diri untuk menyelamatkan diri kalian". Tutur Rui Ying.

Hal itu karena para musuh yang berada di kapal lainnya terus melepaskan anak panah api kearah kapal mereka.

Sedangkan saat itu juga mereka sedang disibukkan untuk menghadapi serangan langsung musuh yang berasal dari kapal yang satunya lagi.

Beberapa penyerang segera mendekati Xue Yunlei dan menyerangnya.

Remaja itu dengan tenang segera menyambut mereka dengan menebas setiap kepala para penyerang tersebut.

Tidak terlihat keraguan di mata remaja itu saat mengambil nyawa musuhnya.

Pemandangan yang sangat mengerikan bagi Xiao Lin Meng, Xiao Ning Lan serta ibunya.

Kini perut mereka langsung terasa mual dan tidak lama kemudian mengeluarkan isi perut mereka.

Tidak hanya mereka bertiga, namun hal yang sama juga dirasakan oleh ketiga pendekar wanita lainnya.

"Ternyata remaja ini sangat kejam, dia membunuh mereka dengan memisahkan kepala dari tubuhnya". Gerutu seorang pendekar wanita yang tidak bisa menahan rasa mualnya.

Melihat rekan mereka terbunuh dengan sangat kejam, beberapa penyerang lainnya pun segera mendekati Xue Yunlei untuk menyerangnya.

Remaja itu hanya tersenyum sinis dan dengan cepat segera melesat kearah datangnya beberapa penyerang itu.

Saat kakinya telah menginjak lantai kapal, tiba - tiba tubuh para penyerang langsung roboh dengan kondisi yang sama persis seperti rekan mereka sebelumnya.

Kini korban yang jatuh dipihak Xiao Hiji sudah banyak, yaitu para pendayung.

Kini Rui Ying kembali menyuruh Xiao Hiji untuk mundur dan segera melarikan diri bersama keluarganya.

Pria itu pun segera melakukan apa yang dikatakan oleh kepala pengawalnya.

Mereka berdua pun segera mundur dan mendekati Xue Yunlei.

"Kita harus melarikan diri, jadi tolong bawah putriKu untuk bisa pergi dari kapal ini". Tutur Xiao Hiji kepada Xue Yunlei.

Remaja itu segera melirik salah satu bambu yang ada di kapal itu dan segera mengambilnya serta dilemparkan ke atas permukaan air sungai.

Remaja itu segera meraih tubuh kedua putri Xiao Hiji dan segera melesat ke arah bambu yang dilemparkan olehnya.

"Tuan, cepat ikuti tuan muda Xue Yunlei, biar kami yang akan melindungi kalian". Ujar Rui Ying lagi.

"Baiklah, kamu juga harus segera menyusul kami". Ucap Xiao Hiji yang segera meraih tangan istrinya dan segera melompat ke arah bambu yang Xue Yunlei gunakan sebelumnya.

Disaat suami istri itu melarikan diri, puluhan anak panah pun segera menyerang ke arah mereka.

Xiao Hiji yang saat itu sedang melindungi istrinya langsung menangkis serangan anak panah itu.

Tring...tring...tring...tring

Seluruh anak panah yang melesat ke arah mereka mampu di tangkis oleh Xiao Hiji.

Namun setelah berbalik untuk melanjutkan upayanya agar bisa melarikan diri, sebuah anak panah pun tertancap di punggungnya.

Tubuh Xiao Hiji langsung tercebur ke sungai.

Xue Yunlei yang saat itu sudah sampai di daratan dengan cepat memotong dua batang bambu dan melemparkannya ke sungai.

Remaja itu dengan cepat meraih tangan Xiao Hiji dan langsung menarik tubuh pria itu.

Xue Yunlei pun segera membawah Xiao Hiji ke daratan.

Kini mereka sudah sampai di darat. Namun di punggung Xiao Hiji kini sebuah anak panah telah menancap sangat dalam.

"SuamiKu! Bagaimana keadaanMu?". Tanya istrinya dengan nada suara yang sangat cemas.

Hal yang sama juga di tunjukkan oleh kedua putrinya.

Diatas kapal, seorang pendekar wanita berkata kepada Rui Ying.

"Pemimpin! Pergilah, selamatkan tuan Xiao Hiji beserta keluarganya". Ucap seorang pendekar wanita.

"Tidak! Jika aku tidak menghalangi mereka, tuan Xiao Hiji tidak akan memiliki waktu untuk bisa melarikan diri". Balas Rui Ying.

~Bersambung~

1
Zu Ri
Luar biasa
Ark Lodan Nglayab
Kecewa
Ark Lodan Nglayab
Buruk
Joko Widodo
Luar biasa
Lius Maxi
lemah dn terus lemah
Sutan Pasaribu
sampai sejauh alur ceritanya tdk jelas ...kejadian yg berulang2...kurang greget
Arman Maulana
kata ny di awal bab setelah ktmu roh dewa MC ny SDH menguasai ilmu meramu obat/pil ,penempatan senjata ,dll..koq skrag jdi bgni cerita ny ...MC ny jdi blooooo" on...
patrick
Luar biasa
Yoen Lala
author bodoh
Yoen Lala
bodoh
Yoen Lala
MC sama outhor bodoh nya sama
Yoen Lala
author bodoh
swek lord
jenuhh bner bacanya
Samallangi Rajuanna
mantaaap
Samallangi Rajuanna
happy ending..sy lebih suka novel yg begini..mantap Thor..abaikan komentar yg negatif anggap aja anjing mnggonggong yg lewat🤣🤣🤣trus brkarya thor
Evrasakha
Thornya sudah lelah
Zent Akbar
sebeeeelll
Zent Akbar
thooorrr kalo alurnya ga nyambung loncat kaya kodok
Albet Jalius
lanjut....
Albet Jalius
lanjut..... makin...... srruuu......
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!