NovelToon NovelToon
Wanita Malam Milik Tuan Damian

Wanita Malam Milik Tuan Damian

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Pelakor / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:33.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dayu_SA

"Menikahlah denganku," Dina nyaris menyemburkan jus yang baru saja ia minum demi mendengar kata-kata Damian.

Ardina Maharani, seorang waitress club malam, karena desakan ekonomi terpaksa menyetujui perjanjian pernikahan dengan Damian Adinata, seorang CEO muda yang membutuhkan keturunan. Sesuatu yang tak bisa istri pertama pria itu berikan.

Mampukah Dina bertahan untuk selalu menjadi yang kedua? Atau justru ia akan menggeser posisi istri pertama dan menjadi satu-satunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayu_SA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB [22]

Benar saja, tak perlu terlambat untuk menjadi pusat perhatian. Karena begitu Dina menginjakkan kaki di dalam villa kediaman Adinata yang super megah ini, ia sudah dapat merasakan puluhan pasang mata yang memperhatikan setiap tindak tanduknya. Seolah-olah sedang menanti kebodohan macam apa yang akan dia lakukan di depan orang sebanyak ini.

Acara makan malam apa? Dina lebih suka menyebutnya acara perjamuan keluarga konglomerat. Acara yang sering ia lihat di televisi minus tidak adanya reporter ataupun wartawan yang meramaikan. Selebihnya sama saja, bahkan di depan sana ketika baru keluar dari mobil, Dina sudah disuguhi sebuah karpet merah yang mengantarnya hingga tepat di depan ruangan. Karpet merah pertama dalam hidupnya, meski bukan dalam acara formal.

Acara makan malam yang wanita itu bayangkan adalah satu buah meja makan panjang yang dipenuhi paling banyak dua puluh orang. Namun yang wanita itu dapati ketika masuk adalah, sekumpulan orang berpakaian terbaik, membentuk kumpulan-kumpulan kecil lainnya. Jika dilihat dari jumlah, sepertinya melebihi seratus orang. Apa ini masih bisa dibilang acara makan malam?

Mereka tampak memiliki topik perbincangannya sendiri-sendiri, sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Mulai dari membicarakan urusan bisnis, hingga membicarakan cogan yang kebetulan merangkap menjadi ketua osis. Topik terakhir ini ia dengar di dekat pintu masuk tadi. Tempat sekumpulan gadis belia yang terlihat masih berusia di bawah dua puluh tahun.

Dina kembali bingung di kelompok mana ia seharusnya berada. Di sini jelas tidak ada kelompok yang membahas tugas-tugas petugas kebersihan. Apalagi cara melayani tamu di club malam. Jadi yang bisa wanita itu lakukan hanyalah berdiam diri sambil mengawasi keadaan.

Namun untungnya Damian sejak pertama kali menjejakkan kaki di tempat ini, sama sekali tak melepaskan rengkuhan tangannya di pinggang Dina. Sehingga membuat wanita itu merasa setidaknya ia memiliki pegangan. Ia tidak dilepas sendirian di tempat yang asing ini. Meskipun hampir semua orang menatap mereka dengan pandangan ingin tahu, namun belum ada satupun yang berani mendatangi mereka sekedar untuk menyapa. Mungkin karisma Damian memang cukup kuat sehingga membuat anggota keluarga yang lain merasa segan terhadapnya.

"Damian!" pandangan kedua sejoli itu teralih ketika mendengar seruan dari seorang wanita.

"Kau pikir apa yang sedang kau lakukan!" bentak wanita itu lagi ketika dirinya tepat berada di depan Damian.

"Apa? Mengajak istriku ke acara makan malam keluarga, memangnya apalagi?" tanya pria itu santai.

"Istri kau bilang? Ini istrimu!" bentak wanita itu lagi sambil menarik tangan wanita lain yang sejak tadi berdiri di belakangnya. Raut wajah wanita itu sama sekali tak terbaca. Entah sedih, kecewa, atau datar-datar saja.

Dina merasa sedikit familiar dengan wajah wanita yang kedua. Karena mungkin wanita ini pernah datang ke perusahaan mereka sedikit tidaknya dua atau tiga kali. Dalam acara perayaan ulang tahun perusahaan dan sebagainya. Ya, kalau tidak salah sosok wanita ini adalah istri Damian. Istri pertamanya. Saingan cintanya. Setidaknya itu yang terlihat dari pandangan orang lain.

Dina melihat wanita itu yang hanya menunduk, sama sekali tak mengeluarkan sepatah kata pun, tak seperti wanita satu lagi yang terus menerus mengeluarkan kalimat tajam. Wanita itu bahkan terlihat seperti akan menangis. Bagaikan seorang istri yang sama sekali tak berdaya melihat suaminya berselingkuh di depan mata. Membuat pasangan Dina dan Damian semakin menjadi pusat perhatian.

Tanpa harus menempatkan dirinya di posisi orang lain pun, Dina menyadari jika saat ini dirinya pasti tengah menjadi pemeran antagonis di setiap mata yang memandang. Yang terlihat pasti dirinya adalah wanita jalang yang merebut suami orang. Meskipun memang seperti itu kenyataannya, namun sesuatu dalam diri wanita itu entah mengapa merasa tak terima.

Dina merasakan pelukan Damian di pinggangnya mengerat, pria itu mengecup keningnya tanpa segan di depan orang banyak. "Dia Dina, wanita yang sudah sah kunikahi baik secara Agama atau pun hukum," ujar pria itu acuh tak acuh.

"Damian, kau sadar dengan apa yang baru saja kau katakan?" tanya wanita itu lagi. Damian mengangkat alis sambil memandang wanita tadi dengan tatapan menantang.

"Lebih dari sekedar sadar. Kamu bisa tanyakan kepada adikmu itu," Damian mengerdikkan dagunya ke arah Renata, "dia sudah membayar mahal seorang reporter beberapa hari yang lalu. Berharap menemukan foto scandal kami. Tentu saja aku memberikannya secara cuma-cuma."

Renata menatap Damian dengan pandangan yang sulit diartikan, ya tentu saja lelaki ini menyadarinya. Jika memang Damian bermaksud untuk menutupi hubungannya dengan wanita itu jelas bukan hal yang mudah bagi Renata untuk menemukan bukti-buktinya. Karena itu pulalah Renata merasakan ada sesuatu yang tak beres. Sehingga ia hanya menyimpan foto-foto bukti itu untuk dirinya sendiri, tanpa berniat menyebarkannya kepada media ataupun menjadikannya alat sebagai ancaman.

"Sayang sekali, padahal aku berencana menjadikan itu sebagai alasan untuk memperkenalkan Dina ke publik. Tapi ya sudahlah, bukan masalah. Masih ada begitu banyak waktu jalan untuk itu," ujar Damian lagi sambil kembali mengecup kening Dina dengan sayang. Tanpa sedikit pun memperdulikan perasaan wanita lain yang kini tengah berdiri di depannya.

"Apa maksudnya semua ini?" Shesil, kakak Renata benar-benar merasa pusing dibuatnya. Jadi adiknya tahu hubungan Damian dengan wanita itu? Tapi mengapa dia hanya diam saja?!

Perhatian wanita itu teralih ketika merasakan Renata menggenggam pergelangan tangannya. Wanita itu kemudian menggeleng ketika Shesil menatap balik ke arahnya. 'Kuceritakan nanti saja,' tatapan Renata seolah berbicara seperti itu.

Berusaha menahan rasa penasaran, Shesil hanya mampu terdiam dan menatap Renata juga Damian secara bergantian. Sepertinya memang ada sesuatu yang adiknya ini rahasiakan. Sesuatu yang cukup besar hingga membuat adiknya yang ia ketahui memiliki sifat arogan dan mau menang sendiri ini terpaksa bungkam.

"Damian, Ayahmu sedang berbicara dengan para investor, sebagai calon penerus kamu seharusnya bergabung di sana," entah datang dari mana, kemunculan Lisa, ibu Damian akhirnya berhasil memecahkan suasana. "Sana cari Ayahmu, biar Mama yang menemani Dina di sini."

Damian menimbang-nimbang sejenak. Apakah aman meninggalkan Dina di tengah tiga wanita ini? Ibunya jelas bukan masalah, namun dua sisanya, Damian jelas tidak berani mengambil resiko. Namun sesaat kemudian Damian berjenggit saat merasakan cubitan kecil di lengannya.

"Percaya sama Mama," bisik Lisa dengan mulut terkatup rapat. Tingkah posesif putranya yang baru pertama kali ia lihat mau tak mau membuatnya gemas juga.

Damian akhirnya mengalah, memandang Dina sesaat, seolah meyakinkan jika wanita itu akan baik-baik saja sebelum kemudian menatap wajah ibunya dengan dalam. Sarat pesan dan lebih banyak ancaman. Membuat wanita itu ingin menepuk keningnya sambil geleng-geleng kepala. Ternyata anaknya yang terkenal kaku dan berhati dingin juga memiliki sisi seperti ini dalam dirinya.

"Ma, tolong dijaga ya, cuman ada satu. Kalau hilang nggak ada gantinya," ujar pria itu kemudian sambil menepuk-nepuk pelan kepala Dina. Membuat wanita itu ingin menendangnya detik itu juga.

"Sudah sana," Lisa mengibaskan tangannya dengan gaya seperti mengusir ayam tetangga. "Ayo Dina, kita duduk di sana," ujar Lisa kemudian sambil menuntun Dina ke arah meja bundar yang berada di pojok ruangan.

Renata dan Shesil yang sejak tadi merasa keberadaannya terabaikan jelas tidak tinggal diam. Shesil dengan cepat menarik tangan Renata untuk mengikuti langkah mertuanya. Mertua yang saat ini tengah mengandeng menantunya yang lain. Pemandangan yang cukup miris sebenarnya.

"Tante, sebenarnya apa yang terjadi di sini?!"

1
nuraeinieni
semangat kerja dina,;,berjuang mengumpulkan pundi2 rupiah utk biaya pengobatan ibux.
muna aprilia
lnjut
Endangdaman
ah so sweet deh damian
sumiyati budiyanto
iya bagus,alurnya jg enak dibaca
nuraeinieni
aq mampir thor
wawawawa
apa"an si shesil😒
Dayu SA
luar biasa
LISA
Semangat y Kak..kita tunggu update nya
Dayu SA: Wahhhh makasi ya kak, komentar dan likenya sangat berarti buat mendongkrak semangat nih. Kawal terus perjalanan mereka sampai tamat ya! makasi ^^
total 1 replies
LISA
Bagus ceritanya Kak..
LISA
Slmt y utk Dina & Damian..meskipun pernikahannya terkesan buru²..bahagia selalu y utk kalian berdua
LISA
Syukurlah ibunya Dina udh pulih..yg kuat y Dina..Damian org yg baik koq..
LISA
Luar biasa
LISA
Damian emg suka sama Dina makanya dia menawarkan perjanjian itu..y moga aj Dina menerimanya..
LISA
Damian mulai tertarik sama Dina
LISA
Aq mampir Kak
Dayu SA: sippp... makasi kak ^^
total 1 replies
Bunda
nyimak Thor 🙏🏻
Dayu SA: Silahkan, terimakasih kak 🙏🏻
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up Thor
Bunda: g ada kelanjutannya ya
Anto D Cotto: sep, tetap semangat thor 👍
total 3 replies
Anto D Cotto
menarik
Narty Mafaza
suka banget baru ketemu novel ini langsung klik,,, gak banyak typo n alurnya jelas GK berbeli² pokoknya suka suka
Dayu SA: Makasi kak, dukung terus ya, kawal Dina sama Damian sampai tamat 😁😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!