Terjerat Hasrat Ceo Cantik

Drrrttt... Drrrttt...

[Aku ingin kamu membunuh orang ini, lakukanlah seperti 2 tahun yang lalu tanpa meningalkan bukti apapun]

Pria itu membaca pesan lagi dari Tuan Mario.

[Saat ini aku akan melakukan rencana A dulu, jika rencana A tidak berhasil maka lakukanlah rencana B, Black]

Rencana A adalah Tuan Mario ingin mempermalukan Eliana dan membuat wanita itu segera mundur tanpa dia melakukan kekerasan karena dia curiga bahasa Erland adalah calon suami yang dibayar oleh Eliana, rencana B adalah dia terpaksa menyuruh pembunuh bayaran itu untuk membunuh Erland jika rencana A tidak berhasil.

Dia disebut Black karena selalu memakai pakaian hitam dan topi hitam.

Black tertawa nyaring begitu membaca pesan dari Tuan Mario, apalagi saat melihat wajah siapa yang akan di bunuh atas suruhan Tuan Mario.

"Hahaha... bahkan dia menyuruhku untuk membunuh anaknya sendiri. Permainan yang sangat menarik."

"Seorang Mario yang tidak pernah puas dan haus kekuasaan, rupanya dia masih mengincar Alaska Corp padahal dia memiliki banyak perusahaan di luar itu."

Ya Mario memiliki perusahaan William Grup, namun dia saat ini lebih fokus untuk mengusai Alaska Corp karena nama Alaska Corp adalah saingan dalam perusahaanya maka dari itu dia ikut andil untuk menanam saham yang begitu besar disana, apalagi Alaska Corp sangat terkenal sampai memiliki cabang yang banyak ke luar negeri, jika dia berhasil menjadikan Alaska Corp dibawah kekuasannya maka dia akan menggabungkan kedua perusahaan itu dan memasukkan bisnis dunia gemerlapnya ke dalam bagian perusahaan itu, dia akan menggantikan nama Alaska Corp menjadi Wiliam Grup.

"Akan lebih mengasikkan jika aku bisa membuat dia membunuh anaknya sendiri." Pria itu cekikikan.

Pria itu menatap dengan tajam melihat ketiga foto yang dia tempelkan di papan. Ada foto Eliana, Erland, dan Tuan Mario. Dia tertawa sinis memandangi ketiga foto itu.

****************

Tuan Mario rupanya mengundang ketiga pemegang saham di Alaska Corp, Eliana sangat terkejut karena Tuan Mario mengundang mereka tanpa sepengetahuannya.

Nyonya Vera tidak ingin ikut campur urusan perusahaan, dia memilih masuk ke dalam kamar, dia duduk di atas kursi sofa sambil melamun, dia mengingat dengan jelas senyuman Erland dan tatapannya "Pria itu memiliki mata yang mirip dengan suamiku, senyumannya juga." gumamnya.

Dia tidak menaruh curiga apapun, karena dia tidak merasa kehilangan anak, dia berpikir bahwa Juan adalah anak kandungnya. Ya selama ini suaminya telah membohonginya karena Nyonya Vera memiliki jantung yang lemah, sekejam dan sejahat apapun Tuan Mario tapi dia adalah pria yang setia dan sangat mencintai istrinya.

Malam ini di Mansion Wiliam, ada sebuah pertemuan dadakan diantara Tuan Mario, Eliana, Erland, Bu Tia, Pak Hilman, dan Pak Tomi.

Tuan Mario sengaja mengundang mereka kesana untuk memperkenalkan Erland pada para pemegang saham karena dia memiliki kejanggalan, tidak mungkin seorang Eliana mau menikah dengan pria miskin seperti Erland.

Eliana berusaha untuk bersikap tenang menghadapi segala pertanyaan dari para pemegang saham itu.

Begitu jga Erland, dia berusaha bersikap elegan untuk tidak mempermalukan Eliana.

"Nama saya Erland Putra, calon suaminya Eliana." Erland memperkenalkan diri kepada para pemegang saham itu.

"Saya rasa ini sangat keterlaluan sekali jika harus mengadakan meeting di luar jam kerja apalagi besok adalah acara pernikahan kami." Eliana memprotes acara pertemuan dadakan seperti ini.

"Ini bukan meeting Nona El, tapi kami adalah sahabat papamu, tentu saja kami ingin tau calon suamimu." Pak Tomi terkekeh menatap tajam pada Eliana.

"Saya tidak menyangka ternyata selera anda sangat buruk, bagaimana bisa Anda akan menikah dengan pria yang levelnya..."

Eliana memotong perkataan Bu Tia, "Jawabannya sangat singkat, karena aku mencintai pria ini, Erland Putra."

Deg!

Hati Erland bergetar mendengarnya. Dia mencintaiku? Dia segera tersadar kembali bahwa saat ini Eliana hanya sedang berakting saja di depan mereka.

Rupanya Juan yang baru datang mendengarnya, dia mengepalkan tangannya mengingat bahwa Erland adalah pria yang telah di rawat oleh ibu kandungnya, kini dia juga akan merebut Eliana darinya.

Pak Hilman hanya diam, dia tau malam ini mereka pasti ingin membuat Eliana mundur dari jabatannya jika seandainya Eliana ketahuan telah menyewa Erland untuk menjadi suami bayarannya.

"Oke, kalau begitu kami akan meresmikan jabatan anda sebagai penurus Tuan Adnan jika anda sudah melahirkan seorang anak."

"Ohokk...ohokk..." Erland yang tengah minum langsung terbatuk-batuk mendengar ucapan Bu Tia. Melahirkan? Bahkan mereka sudah sepakat untuk tidak melakukan kontak fisik.

Bu Tia sangat tau sifat Eliana, gadis angkuh itu paling tidak suka bersentuhan dengan orang lain, dia tidak mungkin membiarkan siapapun menyentuh dirinya.

Sialan, rupanya mak Lampir ini ingin menjebakku.

Eliana mengepalkan tangannya, menatap tajam pada Bu Tia, jika dia protes akan sangat terlihat bahwa dia dan Erland memang hanya akan melakukan pernikahan kontrak.

Juan sangat keberatan dengan pertanyaan Bu Tia karna dia tau Eliana pasti hanya akan melakukan pernikahan kontrak dengan Erland mengingat Erland bekerja di biro jasa. "Sepertinya..."

"Oke, masalah anak itu tentu saja saya ingin melahirkannya tapi mengapa harus menunggu saya melahirkan dulu? Sementara perjanjian sebelumnya adalah asalkan saya sudah menikah maka saya resmi menjadi penerus jabatan papa saya, perusahaan yang didirikan oleh papa saya sendiri." Eliana berkata begitu dengan sikapnya yang begitu tenang.

Erland mencoba membantu Eliana "Betul sekali sebagai perusahaan besar seperti Alsaka Corp mengapa harus mengajukan persyaratan seperti itu. Tentu saja kami tidak keberatan soal memiliki anak, tapi seharusnya kita mematuhi persyaratan yang pertama yang di ajukan oleh Tuan Adnan sendiri."

Pak Tomi menanggapi perkataan Erland "Tapi kami ikut andil di Alaska Corp, apa jangan-jangan sebenarnya pernikahan kalian ini hanya sandiwara." Pak Tomi menatap Eliana dengan tatapan penuh curiga.

Erland tidak tau harus menyikapi mereka seperti apa, karena dia sama sekali tidak terpikirkan untuk melakukan hubungan suami istri dengan Eliana, gadis angkuh itu.

"Kita berlima sebagai pemegang saham berhak memutuskan, karena itu angkat tangan jika kalian setuju Nona El akan diresmikan menjadi penerus sepenuhnya Alsaka Corp jika dia sudah melahirkan seorang anak, dengan begitu adalah bukti bahwa dia tidak melakukan pernikahan kontrak dengan calon suaminya." Tuan Mario mengajukan pendapatannya.

Bu Tia langsung mengangkat tangannya, diikuti oleh Pak Tomi, dan tentu saja Tuan Mario mengangkat tangannya sambil tersenyum puas, dia berharap Eliana akan bilang tidak sanggup memenuhi persyaratan itu, melahirkan seorang anak.

Sementara Tuan Hilman dan Eliana tidak mengacungkan tangannya, dua lawan tiga, kubu tuan Mario lah pemenangnya.

Eliana menghembuskan nafas dengan pelan, dia sama sekali tidak terpikirkan olenya bahwa mereka akan membahas soal anak.

Sungguh di luar dugaan, Eliana akhirnya ikut mengangkat tangannya, "Oke, aku setuju, melahirkan seorang anak tentu saja membuat saya sangat bahagia apalagi dari orang yang sangat saya cintai." Eliana mengatakan itu sambil terpaksa tersenyum menatap Erland.

Erland membulatkan matanya begitu mendengar ucapan Eliana, dia ingin protes karena tidak ada perjanjian seperti itu dengan Eliana, tapi dia tidak akan mungkin menjatuhkan Eliana di depan mereka, dia terpaksa pura-pura membalas senyuman Eliana.

...****************...

...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...

...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...

...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....

...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya....