Mengejar Cinta Sang Mentari

Satu bulan sudah aku menjadi penguntit Mas Darto dan juga Tari. Seperti hari ini, aku mengikuti kegiatan mereka. Setelah menjemput anak Tari, mobil yang dikendarai Mas Darto masuk ke dalam pelataran rumah sakit.

'Untuk apa mereka datang ke rumah sakit? Apa jangan-jangan si Tari hamil lagi?' Batinku. Tidak, ini tidak boleh terjadi. Aku tidak ingin si pelakor itu mengandung benih Mas Darto. Yang boleh mengandung benih Mas Darto itu hanya aku. Bukan perempuan itu," batinku.

Tapi, jika memang Tari hamil, ini adalah kesempatan Bagus juga. Rata-rata orang hamil akan mengalami perubahan hormon. Dan itu akan berdampak pada bentuk tubuh dan juga muka. Jika Tari sampai memiliki badan lebar dan wajah kusam, sudah tentu Mas Darto tak akan mau lagi dengannya. Pasti dia akan mencari wanita yang lebih cantik. Dan ini akan mempermudah rencanaku.

🍀🍀🍀

Aku masih terus mengikuti kemana mereka pergi. Dan benar saja, mereka periksa di bagian obgyn. Dan sudah bisa ku pastikan bahwa Tari memang benar hamil. Meski ada rasa tak rela jika Tari mengandung anak Mas Darto, tapi ini bisa saja menguntungkan untukku.

Aku harus mulai rencana untuk menghancurkan hubungan Mas Darto dan juga si pelakor itu. Akan ku buat seolah-olah nantinya pertemuan antara Weni dan juga Mas Darto adalah pertemuan tanpa di sengaja.

Sambil menunggu mereka selesai, aku memutuskan untuk kembali ke dalam mobil dan menunggu mereka disana.

🍀🍀🍀

30 menit menunggu Mas Darto dan juga Tari. Akhirnya mereka keluar juga dari rumah sakit. Segera ku nyalakan mesin mobil dan mengikuti kemana lagi mereka akan pergi.

Ternyata mobil yang di kendarai Mas Darto masuk ke dalam pelataran sebuah cafe. Sengaja membiarkan mereka masuk terlebih dahulu. Ku ambil masker dari dalam tas dan segera turun dari mobil.

Aku sengaja memilih meja yang jaraknya lumayan jauh dari tempat duduk mereka agar mereka tak menaruh curiga. Setelah itu ku hubungi Weni agar menyusulku kemari.

Kita lihat saja, aku yakin Mas Darto akan terpukau dengan penampilan Weni. Apalagi sebentar lagi tubuh dan wajah Tari akan berubah seiring kehamilannya membesar. Dan akan ku pastikan Mas Darto akan jijik melihat wajah Tari.

🍀🍀🍀

Setengah jam menunggu, akhirnya Weni tiba di cafe. Ku beritahu apa saja yang harus ia lakukan. Aku meminta Weni agar membuat pertemuan ini seolah tak di sengaja. Agar nantinya rencana-rencana ku kedepannya tak menimbulkan kecurigaan. Dan juga si Tari itu tak menaruh rasa curiga kepadaku.

Ya, aku berencana untuk mengambil Mas Darto dari tangan Tari melalui Weni. Setelah Mas Darto jatuh hati pada Weni dan tak bisa lepas dari Weni, dari situlah aku akan meminta Weni pergi dan menyia-nyiakan Mas Darto. Dan di saat terpuruk itulah aku akan datang dan menghapus segala kesedihan Mas Darto.

Dan aku yakin, dengan rencana seperti ini, Mas Darto bisa kembali kedalam pelukan ku. Dan setelah itu terjadi, akan ku kuasai semua harta Mas Darto.

"Inget ya Wen. Buat seolah-olah pertemuan ini tidak di sengaja," ucapku pada Weni.

"Lu tenang aja San. Serahin semuanya sama gue. Gue pastiin Mas Darto bertekuk lutut sama gue." jawab Weni.

"Dan ingat! Perjanjian kita. Setelah Mas Darto menyukaimu. Tinggalkan dia sejauh mungkin. Kalau kau mengingkari janjimu. Akan ku pastikan hidupmu hancur!" ancam ku.

"Tenang saja. Semuanya gue inget. Dan lu harus tau, gue bukan lah tipe orang yang suka mengingkari janji!"

"Bagus. Kalau begitu cepat jalankan rencananya."

Weni pun mengangguk. Kemudian dia beranjak dari duduknya. Entah apa yang akan dilakukan oleh Weni. Aku hanya memperhatikannya dari jauh saja. Disini terlihat, Weni mulai mengikuti kemana perginya anak Tari.

Entah akan melakukan apa Weni kepada bocah tersebut. Namun tak berapa lama, Weni kembali lagi dengan menggandeng tangan bocah itu. Terlihat sang bocah sesegukan menangis.

Aku terus saja memperhatikan gerak gerik Weni. Siapa sangka, sekarang Weni sudah bisa duduk bersama Mas Darto dan juga Tari. Awal yang Bagus. Aku yakin, Mas Darto tak akan mampu menolak pesona Weni. Lihat saja, baru permulaan, tapi Weni sudah bisa masuk di tengah-tengah mereka.

Hampir 20 menit Weni bersama mereka. Akhirnya dia bangkit dan memberikan kode kepadaku agar mengikutinya. Aku pun langsung bangkit dan meletakan uang di meja untuk membayar minuman yang aku pesan.

🍀🍀🍀

"Gimana? Sukses?" tanyaku pada Weni ketika aku menemui Weni di dekat motornya.

"Sukseslah. Lo gak liat apa? Tadi dengan mudahnya gue bisa masuk ke tengah-tengah mereka. Setelah ini, gue yakin Mas Darto bakalan terpikat sama gue."

Weni mulai menceritakan apa yang terjadi pada bocah tadi. Ternyata bocah tadi terjatuh di kamar mandi. Dan entahlah, ini disebut sebuah keberuntungan atau apa. Disaat kejadian itu, Weni tak sengaja melihat bocah itu sedang menangis. Dari situlah Weni memiliki ide. Dan siapa sangka, pertolongan yang Weni berikan mampu membuatnya dengan mudah masuk diantara mereka.

"Good job Wen! Kamu emang hebat!" seruku pada Weni.

"Weni gitu loh. Dan lo tau, apa yang bikin rencana kita bakalan sukses?" tanya Weni padaku.

"Apa?"

"Mas Darto dan Tari nawarin gue kerjaan. Gue ditawarin kerja di restoran milik Mas Darto sebagai kasir. Dan ini, akan lebih memudahkan gue untuk mendekati Mas Darto."

"Gilaaaa, ini sih keberuntungan buat kita Wen. Gak sia-sia aku minta tolong sama kamu. Kalau begini, aku yakin. Kamu akan dapetin Mas Darto dengan mudah,"

"Iya lah. Pastinya. Dan karena gue udah berhasil di rencana awal. Gue minta lo beliin baju-baju Bagus buat gue. Apalagi besok gue udah mulai kerja. Lu harus nunjang penampilan gue biar Mas Darto makin terpikat sama gue," ujar Weni.

"Oke. Itu masalah kecil," ucapku.

Akhirnya aku mengajak Weni untuk berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan yang jaraknya tak terlalu jauh. Sengaja ku minta Weni untuk meninggalkan motornya disini. Nanti setelah selesai belanja, aku akan mengantarkan lagi Weni kesini untuk mengambil motornya.

Rasanya aku sudah tidak sabar untuk segera melihat bagaimana hancurnya rumah tangga Mas Darto dan juga Tari. Jika itu terjadi, akulah orang pertama yang akan mentertawakan penderitaan Tari.

Bersambung...

Assalamualaikum semuanya...

mohon maaf ya jika author lama Up nya. Jujur author lagi banyak banget tugas anak. Banyaknya bikin kerajinan tugasnya. Masha Allah banget ya, tugas anak kelas 1 sd sekarang udah kek anak kelas 4 tugasnya.

Ditambah author lagi fokus dulu buat selsein naskah cerbung baru. Karena harus setor sama editor terlebih dahulu. Jadi cerbung ini rada keteteran.

oiya, author ada cerbung baru, judulnya "Mencintai Ayah Tiri" nah cerbung inilah yang lagi author serahin naskahnya ke pihak editor. jadi sebelum up ke aplikasi, author harus dapet izin dulu dari editor.

yang penasaran sama ceritanya, yuk bisa melimpir kesana. Terima kasih