Dosenku Sang Casanova

"Alex, mie nya sudah siap" suara itu membuyarkan lamunan Alex yang sejak tadi membayangkan kisah masa kecilnya.

"terimakasih" Alex menerima mie itu kemudian memakannya

Jenni hanya membalas dengan senyuman.

Lagi lagi Alex terpaku melihat senyuman Jenni. Pandangannya menerawang jauh, entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini.

" Kalo sudah tidak ada pekerjakan, aku ingin ke kamar. " pamit Jenni ingin keluar dapur.

Tapi sebelum ia melangkah Alex lebih dulu menghentikan langkah nya

"temani aku makan dulu " sambil memegang pergelangan tangan Jenni

Jenni hanya mengangguk menyetujui kemudian duduk di sebelah Alex.

"Kamu tidurlah dulu aku masih ada pekerjaan yang belum selesai" kata Alex yang telah menghabiskan mie nya

" sudah tengah malam, apakah tidak sebaiknya istirahat saja?? " kata Jenni sembari beranjak dari tempat duduknya

Alex hanya diam memandangi Jenni yang berjalan keluar dapur.

" jangan terlalu di paksakan, kesehatan adalah yang utama. kalo bukan kita sendiri yang menjaga nya maka siapa lagi? " Jenni menghentikan langkahnya tanpa membalikan badan memunggungi Alex.

Setelah mengatakan itu, Jenni melanjutkan langkahnya menuju kamar

Alex benar benar tersentuh, tanpa terasa ia menaikkan sudut bibirnya membentuk lengkungan bulan sabit.

Mungkin orang lain akan menganggap perhatian seperti itu hal biasa bagi mereka yang terbiasa dilimpahi kasih sayang oleh keluarganya.

Tapi tidak bagi Alex, dia benar benar sangat bahagia. Setidaknya dalam hidup nya masih ada orang yang peduli terhadap diri nya, walaupun bukan dari orang tua.

Selama ini Alex tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang terdekatnya. Orang tunya sudah pisah, tidak memiliki saudara.

Pacar?? Alex hanya menganggap perempuan hanyalah mainan, menurut nya tidak ada wanita yang tulus mencintai laki laki, mereka hanya butuh uang.

Buktinya dia bisa setiap malam berkencan dengan banyak wanita asalkan ada uang tanpa adanya ikatan.

Sedangkan teman teman Alex?? mereka hanya memanfaatkan kekayaan Ayahnya. Tidak ada satupun yang setia kepadanya kecuali Dion yang saat ini menjadi asisten nya.

Inilah sebabnya Alex menjadi orang hidup seperti tak ada aturan.

----------------

Sedangkan ditempat lain seorang pria apruh baya sedang memadu kasih dengan sang sugar baby

"ahh..faster baby...uuhh"

plak plak

dia memukul dua bongkahan besar milik sugar baby nya.

"uuhh...aku sampe aahh"

" bersama sayang.."

"aarrgghhh" erangan panjang mengakhiri kegiatan panas keduanya, sang sugar baby ambruk di atas tubuh dady nya sambil mendekap erat tubuh itu.

"dady.." panggil sugar baby sambil mendongak memperhatikan wajah sang dady

"ada apa baby hm" dady membelai halus rambut sang baby yang berantakan akibat ulahnya.

" Dady..aku ingin mengatakan sesuatu " ucapnya lirih sambil menunduk

" katakanlah baby..kau ingin apa? rumah ? mobil? atau yang lain?" sang Dady yang memang sangat menyayangi sugar baby nya itu karena yang mengambil keperawanannya adalah dirinya.

"Dady..kau janji kalo aku mengatakan nya tidak akan marah?" menatap intens wajah Dady nya.

" katakanlah baby, aku tidak akan marah selama kau tidak berhubungan dengan laki laki lain atau pergi dariku"

" a..aku ha..hamil Dady "

"apa???"

" kenapa kau bisa hamil??? bukankah aku sudah bilang? untuk jangan telat meminum pil kontrasepsi ! " seru Dady dengan nada tinggi. Ia mengusap wajahnya kasar.

apa yang harus dia lakukan? apakah menggugurkan darah dagingnya sendiri? rasanya tidak mungkin ia tega membunuh nya !

"Bagaimana ini? bagaimana bisa ku manikahi mu ?" ia terus memijat pelipisnya.

Bagaimana bisa dia menikahi gadis berumur 18 tahun sedangkan dirinya telah mencapai kepala lima? bagaimana kata rekan rekan bisnis nya nanti? bisa bisa dikatai pedofil ! walaupun nyatanya memang seperti itu ckckck !

"Alex !" satu nama yang terlintas dalam pikiran nya.

...----------------...

kira kira mau apa ya? sugar baby itu nyebut nama Alex?

happy reading ☺️❤️

maaf kalo ceritanya agak gaje karena masih belajar 🙏😁