Pernikahan Puncak Balas Dendamku

Selesai mengikuti mata kuliah pagi ini, Dewi dan suci berniat pergi ke perpustakaan untuk mencari buku untuk referensi tugas mereka.

"wi gimna hubungan kamu sama Rangga.?"tanya suci sambil memilih milih buku di lemari.

"lebih baik dari yang kemarin ci, mungkin sore ini aku akan kerumah sakit untuk menemui dia"jawab Dewi tersenyum, sedangkan suci hanya ber o ria saja.

"ehhh wi, tangan kamu kenapa kok merah kayak gini"ucap suci yang baru saja menyadari tangan Dewi.

"aihh ngk papa kok, kemarin ketumpahan kuah sop di tempat kerja, biasalah aku kerjanya kurang hati-hati ci"ucap Dewi berbohong.

"tapi sekarang sudh baikan kan..?sudh kamu kasih obat wi"tanya suci khawatir, sedangkan Dewi hanya mengangguk tersenyum, ia bahagia masih ada seorang sahabat yang masih mengkhawatirkan kondisi nya.

Tanpa mereka sadari ternyata dua pasang telinga mendengar percakapan mereka dari balik lemari sebelah, mereka adalah Ryo dan Remon.

"bukannya Dewi sudh ngk kerja lagi iyh..?kan kemarin dia udh mengundurkan diri"ucap Remon bingung.

"harusnya sih begitu, tapi kenapa Dewi bilang kalau ia kecelakaan kerja ditempatnya bekerja"ucap Ryo takkala terkejut.

"tapi kan Dewi sudh menikah, dan kamu ngk dengar tadi suci menanyakan hubungannya sama suaminya"ucap Remon "berarti suci juga tau kalau Dewi sudh menikah kan..?"ucap Remon lagi.

"dan asal kamu tau nama suami Dewi adalah Rangga, "ucap Ryo.

"tau dari mana..?"tanya Remon agak lemot.

"tadi yang suci tanya perihal hubungan Dewi dengan Rangga, berarti suami Dewi namanya Rangga kan..?"ucap Ryo, "dan tugas kita mencari tau Rangga itu yang mana, soalnya gue penasaran laki-laki seperti apa yang bisa meluluhkan Dewi"ucap Ryo lagi dan dianggukan oleh Remon.

"cari tau apa..?"ucap Kevin menatap Ryo dan Remon.

"astgaa Vin, bikin spot jantung aja kamu, salam duluh kek apa kek"ucap Remon sewot.

"cari tau apa..?"tanya Kevin tanpa menghiraukan Omelan Remon.

"kita sudh tau siapa nama suami Dewi, dan kamu ingin mencari tau orangnya seperti apa "ucap Ryo menjelaskan kepada Kevin, Dan hal itu membuat Kevin terkejut bukan main,

Dalam pikiran Kevin terlintas sebuah pertanyaan, Apakah sudh waktunya sahabatnya mengetahui statusnya smaa Dewi, tapi dalam hati besar Kevin, ia belm siap menjelaskan hubungan dengan dewi, mengingat ia menikahi Dewi dengan tujuan tertentu.

"Vin, woy Kevin Mahendra"ucap Remon menyadarkan Kevin dari lamunannya.

"maksudnya suami Dewi ngimna..?"tanya Kevin menutupi keterkejutan nya.

"kamu ngk lupa kan, kalau Dewi sudah menikah.?"tanya Remon dan di anggukan oleh Kevin.

"dan kita mau cari tau siapa suami dewi, kita udh tau sih siapa namanya tapi belm tau orang"timpal Ryo yang semakin membuat Kevin semakin terkejut.

"emang nama suaminya siapa leh..?"ucap Kevin.

"namanya Rangga.."ucap Remon yang membuat Kevin bernapas lega, akhirnya rahasia masih aman.

"trus..?"tanya Kevin.

"trus kita akan mencari tau suami nya itu yang mana"ucap Ryo.

"emng harus segitunya, iyh sudh sih, kalau memang Dewi sudh menikah biarkan aja, gapain kalian ngurusin dia, ngk penting bah"ucap Kevin mencoba mempengaruhi temannya.

"ngk bisa ngituh Vin, masalahnya Dewi bilang tadi dia baru saja kecelakaan ditempat kerjanya, padahal tau sendiri kan Dewi sudh berhenti dari tempat kerjanya karna mau fokus ngurus suami, "ucap Ryo.

"secara logikanya suami Dewi baru saja menyakitinya, kalau suaminya sayang sama Dewi seharusnya dia tidak mengizinkan Dewi masuk kuliah, kan lagi sakit"ucap Remon tanpa segaja menyindir Kevin. Dan Ryo membetulkan logika Remon.

"kalau betulan suami Dewi orangnya kasar, aku akan mendukung pak Bimo merebut Dewi dari suaminya"ucap Ryo.

"dan kalau pun Dewi tidak bahagia dengan pernikahannya, aku juga akan turun tangan membawa Dewi dari tangan suaminya"ucap Remon dengan tersenyum licik.

Sedangkan Kevin hanya bingung sendri melihat teman-temannya membela Dewi sampai segitunya.

"kalian ini kenapa sih..?kok sampai segitunya membela Dewi, kan dia sudah punya suami, trus gapain ngurusin hidup Dewi lagi!!"ucap Kevin.

"ini bukan masalah ngurusin hidup Vin, dari ucapan Dewi tadi membuktikan kemungkinan besar Dewi tidak bahagia dengan pernikahannya, perempuan itu dinikahi untuk di bahagiakan, untuk dijadikan ratu di dalam bahtera rumah tangga, dan untuk dilindungi, bukan untuk disiksa, di perbudak bahkan di buat menjadi budak nafsu"

"perempuan itu mahluk lemah, lagian perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk kita, kalau kita menyakiti perempuan itu smaa aja kita menyakiti tulang rusuk kita sendiri, jadi kita harus menjaga perempuan seperti menjaga diri kita sendri"ucap Ryo sambil menatap Remon dan kevin.

Mendengar ucapan Ryo, Kevin hanya diam saja, ia akui bahwa ia sudh menyakiti Dewi terlalu jauh, bahkan semenjak menjadi suami ia tidak pernah memperlakukan dengan baik, Tapi setelah dipikir ia menikahi Dewi bukan karna cinta, tapi ia menikahi Dewi hanya untuk balas dendam semata.

"terserah kalian lah, ora urus aku, ayo dah masuk,katanya kuis hari"ucap Kevin mengalihkan percakapan mereka

Sedangkan mereka hanya mengangguk sambil mengikuti Kevin keluar dari perpustakaan. ketika di lorong perpustakaan Kevin dan teman- temannya berpapasan dengan Dewi dan suci.

Untuk seperkian detiknya tatapan mereka saling bertemu, tapi secara sepihak Dewi memutuskan tatapan itu dengan mengarahkan tatapannya ke arah lain, sedangkan Kevin tersenyum tipis menyadari Dewi segaja menghindarinya, entahlah sejak kejadian kemarin malam mereka berkelahi Dewi semakin menghindarinya.

"wi jadi kerumah sakit..?"tanya suci ketika di lorong perpustakaan.

"jadi ci, aku udh hubungin dia kok, lagian aku mau ngomng sesuatu sama dia.."ucap Dewi.

"mau gue antar kah, sekalian aku mau lewat arah situ.."tawar suci.

"ngk usah ci, aku naik taksi aja, udh ku pesan kok"ucap Dewi menolak tawaran suci, sedangkan suci hanya mengangguk.

"pasti mau ketemu Rangga, dasar perempuan murahan"batin Kevin kesal sambil menatap punggung Dewi yang semakin jauh tak terlihat.

######

Seperti yang di katakan sebelmnya saat ini Dewi mengunjungi Rangga kerumah sakit dimna pria itu melakukan praktek, dan untuk pertama kalinya ia mengunjungi Rangga dengan niat sendri, biasanya Rangga-lah yang selalu meminta Dewi mendatanginya kerumah sakit. Sebelumnya Dewi sudh mengabari Rangga kalau dia akan berkunjung sehabis jam mata kuliah.

"permisi sus, selamt sore"ucap Dewi kepada suster.

"selamat sore, ada yang bisa saya bantu..?"

"saya mau bertemu dengan bapak Rangga tadi sudah buat janji"ucap Dewi.

"mohon maaf atas nama siapa..?"

"atas nama Dewi Sartika"ucap Dewi.

"oo iyh bapak Rangga juga sudh konfirmasi tadi, katanya ibu silakan menunggu ruangannya saja, karna saat ini pak Rangga lagi ada pemeriksaan keliling, mungkin sebentar lagi "

"tau kan ruangannya dimna..?" tanya suster dan di anggukkan Dewi.

"kalau begitu saya permisi sus,terimaksih sebelmnya"ucap Dewi lalu berjaln menuju ruangan Rangga.

Dewi menunggu Rangga diruangnya, ruangan yang selalu rapi dan wanginya seperti aroma badan Rangga tentunya, Tak lama setelah Dewi memasuki ruangan itu ternyata Rangga sudh selesai melakukan pemeriksaan.

"sayang..sudh sampai, maaf tidak menunggumu di lobby"ucap Rangga sambil memeluk Dewi sebentar.

"ngk papa, lagian aku sudah disini kok"ucap Dewi.

"btw gapain kesini, tumben banget, biasanya harus dipaksa duluh"ucap Rangga menuntun Dewi duduk di sofa.

"pengeng ketemu kamu aja sih, lagian ada yang mau aku omongin"ucap Dewi masuk kemode serius.

"ngomongin apa, serius banget kayaknya"ucap Rangga sambil merapikan rambut Dewi yang sedikit berantakan.

"tapi kamu janji duluh ngk akan marah"ucap Dewi senduh.

"aku ngk akan marah kok, ceritakan aja"ucap Rangga menatap Dewi serius.

"ini adalah hal yang sangat menyakitkan bagi kamu maupun bagi aku ga"ucap Dewi menahan air matanya.

"kamu kenapa sayang, kok tiba-tiba melow gini"ucap Rangga.

"aku lagi serius ga"ucap Dewi

"emng aku kelihatan bercanda ngituh, aku juga lagi serius ini"ucap Rangga menatap dewi.

"aku sudh menikah ga"ucap Dewi menatap Rangga.

duarrrrrrrr

Seperti di sambar petir dibawah sinar matahari begitulah yang dirasa Rangga saat ini ketika mendengar ucapan Dewi, ia masih menganggap ucapan Dewi hanya lelucon semata.

"kamu kenapa sih wi, kamu sakit atau kamu kecapean makaya kamu menjadi halu"ucap Rangga sambil memeriksa jidat Dewi menggunakan telapak tangannya.

"maaf ga, aku serius, aku sudah menikah untuk menyelamatkan perusahaan ayahmu yang hampir bangkrut, dan maaf baru memberitahumu sekarang"ucap Dewi senduh.

Dan hal itu membuat Rangga berpikir kalau ucapan Dewi bukan lelucon semata.

"jadi selama ini hubungan yang sudh hampir dua tahun dibawah kemana wi, kamu anggap aku apa wi"ucap Rangga frustrasi.

"maaf ga, aku sudh menghianati hubungan ini, aku juga ngk bermaksud melakukan itu, aku di paksa keadaaan untuk melakukan itu ga"ucap Dewi menangis, ia tidak bisa lagi menahan laju air matanya.

"tapi kenapa harus kamu wi, kan masih ada Dinda, "ucap Rangga menarik rambutnya sendiri.

"aku juga maunya begitu ga, tapi orang itu memilih aku bukan Dinda"ucap Dewi menangis histeris. "kejadian itu terlalu cepat ga, sehingga aku hanya bisa mengikuti saja tanpa membantah sedikit pun, bahkan aku sudh menolak keras, tapi pihak ayahku maupun pihak mereka tidak menghiraukan penolakkan ku"ucap Dewi lagi.

"trus ngimna sekarang wi, kalau kamu bilang pas sebelm menikah aku bisa bertindak cepat, kalau sudh seperti ini aku bisa apa wi, kamu sudah menjadi istri orang"ucap Rangga marah melemparkan vas bunga yang ada di atas meja.

"aku sama dia hanya menikah kontrak ga, pernikahan ini hanya bertahan satu saja, bahkan kami pun tidur pisah kamar ga"ucap Dewi takut, untuk kalinya melihat Rangga semarah itu, sikap lemah lembut Rangga pun hilang begitu saja.

"tapi aku ngk suka kamu tinggal satu rumah dengan cowok lain wi, kamu paham ngk sih maksud aku"ucap Rangga membentak Dewi, lalu ia berjalan kearah meja kerjanya.

"sakit sekali wi, mengetahui orang yang kita sayang tiba-tiba menikah begitu saja, aku yang selalu menjaga dan melindungi kamu, tapi apa...ini balasan yang aku dapat, orang itu malah dengan mudahnya menikahi wanitaku"bentak Rangga emosi, ia menghancurkan barang yang ada di atas mejanya

"aku saja sama kamu Rangga, sayang banget dan aku juga ngk mau tinggal satu rumah sama dia ga, tapi apa, keadaan dan takdir memaksaku untuk melakukan nya"ucap Dewi menangis.

"aku juga mau berada di posisi ini, aku juga ngk mau tinggal satu atap sama dia, baru beberapa Minggu pernikahan aku sudh capek ga, belm lagi nanti setahun kedepan mungkin aku bisa mati gila"ucap Dewi tersedu-sedu.

Melihat Dewi menangis Rangga langsung membawa Dewi kedalam dekapannya dan hal itu membuat Dewi semakin menangis histeris.