NovelToon NovelToon
Married By Accident

Married By Accident

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 5
Nama Author: Ririn Puspitasari

Devan Pramudya, pemuda tampan ini harus terpaksa menyaksikan perbuatan tak senonoh calon istrinya tepat di depan mata. Pernikahan yang beberapa hari lagi akan digelar terancam batal.

Rina yang tak ingin anaknya mendapatkan reputasi buruk dan mencoreng nama perusahaan itu, mendesak Devan untuk tetap melanjutkan pernikahan.

Arabella Maharani, gadis penjual susu kedelai ini tak sengaja menabrak mobil Devan. Alhasil, mobil tersebut memiliki kerusakan membuat Arabella harus bertanggung jawab.

"Menikahlah denganku!" seru Devan.

"Apakah kau gila? Aku menabrak mobilmu. Apakah otakmu juga ikut mengalami kerusakan?!" ketus Bella.

"Bukankah ini tawaran yang langka, Nona? Banyak wanita yang ingin mendapatkan tawaran ini. Lagi pula jangan sok jual mahal! Tampangmu sama seperti botol susu yang kau bawa," ucap Devan sinis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ririn Puspitasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Bonus

Rina menyunggingkan senyumnya saat tahu bahwa rumor yang mengatakan bahwa anaknya adalah pria penyuka sesama jenis tidak lah benar. Beberapa hari ini ia sibuk mencari informasi tentang Devan.

"Aku memang kurang yakin jika anakku menyimpang," gumam Rina.

Wanita paruh baya tersebut tengah bersiap untuk keluar rumah. Hari ini rencananya ia akan mempercantik dirinya, karena kemarin sempat tertunda akibat masalah yang dibuat oleh menantunya itu.

"Aku butuh perawatan untuk meremajakan kulitku. Ah, bertambahnya usia membuatku semakin menua. Ditambah lagi dengan stres yang ku alami akhir-akhir ini. Waktunya untuk memanjakan diri," ujar Rina mengambil tas jinjingnya lalu mengenakan kacamata hitam miliknya dengan berjalan melenggang keluar rumah.

Setibanya di salon, Rina tampak bersemangat seraya menyunggingkan senyumnya. Tentu saja karena mendapat kabar bahwa putra semata wayangnya itu adalah pria yang normal tak seperti yang dipikirkan oleh menantunya.

"Ah iya, sepertinya aku harus memberitahukan pada menantuku bahwa anakku tidak menyimpang," gumam Rina sembari merogoh ponsel di dalam tasnya.

"Tunggu, sebaiknya ia tidak mengetahuinya sama sekali. Dengan begitu mereka akan semakin dekat," ujar Rina saat ide liciknya melintas begitu saja.

Wanita tersebut langsung memasukkan kembali ponsel miliknya ke dalam tas, lalu kemudian mendorong pintu kaca yang ada di hadapannya.

Perawatan pertama yang dilakukan oleh Rina yaitu spa. Wanita tua itu tampak memejamkan matanya sembari menikmati aroma terapi serta pijatan dari pelayan tersebut.

"Rasanya enak sekali," gumam Rina yang merasa perawatan di tempat tersebut amat nyaman.

Tak lama kemudian, seseorang baru saja masuk dengan mengenakan lilitan kain yang menempel di tubuhnya.

"Tante," ujar gadis tersebut.

Rina yang sedari tadi memejamkan matanya menikmati pijatan. Saat merasa panggilan tersebut disematkan untuk dirinya, Rina pun membuka matanya.

Seorang gadis dengan surai panjang tengah menatap ke arahnya seraya mengukir senyum. Rina tak menggubris gadis tersebut.

Gadis itu pun berjalan mendekati Rina. Ia mengambil posisi ranjang yang bersebelahan dengan wanita paruh baya itu.

"Tante ...." panggilnya lagi.

"Hmmm ...." timpal Rina yang tak acuh pada gadis yang ada di sebelahnya.

"Aku Nadia," ujar gadis tersebut.

"Iya aku tahu. Aku tidak mengatakan bahwa dirimu adalah hantu," ketus Rina dengan mata yang masih terpejam.

Nadia menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan rasa malu karena diabaikan oleh Rina.

"Tante, maaf karena sempat mengecewakan tante," ujar Nadia.

"Tidak masalah, aku sangat bersyukur bukan kau yang jadi menantuku," tukas Rina.

Nadia sempat syok mendengar penuturan dari wanita yang hampir menjadi mertuanya itu.

"Devan bercerita pada__"

"Tidak! Aku yang mencari tahu sendiri. Putraku sangat baik, ia menutupi aibmu. Namun, aku penasaran alasan kalian berpisah, dan jawabannya pun cukup mengejutkan," tutur Rina.

Nadia hanya bungkam. Ia tak tahu harus berkata apa lagi. Rasanya gadis itu benar-benar sudah kehilangan muka di depan Rina.

"Aku tidak pernah menyangka jika kau seburuk itu," ucap Rina tersenyum miring. Lalu kemudian, wanita itu pun mengubah posisi kepalanya menghadap ke arah berlawanan dari Nadia.

"Mengapa selalu saja ada pengganggu disela waktuku ingin bersantai," gumam Rina yang tentu saja dapat tertangkap oleh indera pendengaran Nadia.

....

Tepat pukul 11:30, kelas memasak pun berakhir. Bella pun menyelesaikan praktiknya dengan baik. Setelah Chef Meri menutup pertemuan tersebut, seluruh anggota pun langsung bubar.

Saat hendak keluar dari kelas, Mayang langsung pasang badan. Wanita tersebut mencoba menghalangi agar Bella tak bertabrakan dengan tubuh yang lainnya.

"Mayang, tidak usah berlebihan. Aku tidak akan mati hanya karena disenggol oleh anggota yang lain," tegur Bella.

Mayang tak mengindahkan ucapannya. Rasanya sedari Bella menegurnya percuma, karena wanita itu tak akan mendengarkan ucapannya.

"Kenapa kau begitu bebal, padahal sudah berapa kali aku menegurku tapi kau tidak sedikit pun mendengarkan ucapanku," tukas Bella.

"Karena yang membayar gaji saya adalah Nyonya besar bukan anda."

Mendapat jawaban dari Mayang tersebut, membuat Bella bungkam seketika. Memang benar yang diucapkan oleh kepala ART tersebut, bukan dirinya lah yang memberikan gaji untuknya.

Setibanya di depan. Pak Darman bergegas bangkit dari duduknya. Pria itu langsung membukakan pintu untuk Bella.

"Baiklah, aku akan menurut bagaimana pun ucapan kalian karena aku bukanlah yang menggaji. Setidaknya aku tidak banyak menggunakan anggota tubuhku walaupun itu hanya sekedar membuka pintu," batin Bella.

Setelah semuanya menaiki kendaraan tersebut, mobil yang dikendarai oleh Pak Darman pun langsung melaju menuju ke rumah.

....

Joko menatap layar ponselnya dengan mata yang membulat serta mulut yang menganga. Ia menutup mulutnya tak percaya saat melihat selip gajinya di tambah bonus bulan ini dengan nominal yang cukup fantastis

Joko langsung beranjak dari meja kerjanya dengan perasaan bahagia. Wajahnya berseri-seri saat yang gaji beserta bonus sudah masuk ke dalam rekeningnya.

Pria tersebut menuju pantry terlebih dahulu. Ia menyeduh kopi instan yang ada di sana dengan mesin pembuat kopi. Setelahnya, ia pun langsung bergegas menuju ke ruangan Devan.

Tok tok....

Beberapa kali Joko mengetuk pintu atasannya, hingga terdengar suara dari dalam untuk mempersilahkannya masuk.

"Ada apa?" tanya Devan.

"Ini Pak Devan, saya membawakan kopi untuk anda," timpal Joko seraya meletakkan kopi yang ada di tangannya ke atas meja.

"Aku tidak meminta untuk dibuatkan kopi?" tanya Devan sembari menaikkan alisnya sebelah.

"Tidak apa-apa Pak, saya memiliki inisiatif tersendiri untuk membuatkan bapak secangkir kopi supaya Pak Devan tidak mengantuk," terang Joko.

"Benarkah? Apakah kau mencampur kopinya dengan sianida?" tanya Devan lagi.

"Bukan Pak, saya hanya mencampurnya dengan air,

bukan sianida," timpal Joko seraya merapatkan giginya.

"Apakah bapak memerlukan sesuatu lagi? Langsung saja hubungi saya, Pak. Saya langsung siap sedia, atau mungkin Pak Devan merasa tubuhnya bahunya pegal? Saya bisa memberikan pijatan terbaik pada bapak," ujar Joko.

Devan yang baru saja menyesap kopi buatan sang asisten pun langsung tersedak. Kali ini Joko lebih bersemangat dibandingkan hari biasanya.

Devan sudah bisa menebak, jika semua ini karena gaji Joko yabg baru saja turun.

"Oh iya, saya mengucapkan terima kasih banyak Pak, karena telah memberikan bonus dengan jumlah yang cukup besar pada saya," papar Joko.

"Sudah ku duga, kau melakukannya karena gaji yang sudah masuk ke rekeningmu," ujar Devan.

Joko hanya menunduk malu seraya tersenyum.

"Jangan memasang wajah yang seperti itu, bukanlah sudah ku katakan bahwa kau terlihat menyebalkan saat aku melihat ekspresimu itu," ujar Devan.

Dengan cepat Joko kembali memasang ekspresi datar lagi.

"Gunakanlah uang bonusmu untuk makan yang enak. Berhenti mengkonsumsi makanan siap saji terus menerus karena itu tidak akan baik untuk kesehatanmu sendiri," lanjut Devan.

"Siap Pak," timpal Joko.

Bersambung...

Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya berupa like, komen, serta votenya jika ada.

Yang belum favorit, yuk difavoritkan supaya mendapatkan notifikasi update terbaru nya~

ig: ayasakaryn24

1
Rosana Manalu
joko lucu
Sri Udaningsih Widjaya
Bagus ceritanya thor
IG: Ayasakaryn24: terima kasih kk❣️
total 1 replies
Anonymous
Cakepan nadia dr pd bella
Dede Suryani
dasar bos eror
Ruzita Ismail
Luar biasa
Dede Suryani
dasar
Nurhayati
ga ada kisah ferdy
Nurul Syahriani
Makanya jangan main rahasia rahasia dari suami
Nurul Syahriani
Dari banyak nya novel Ceo dan asisten yg aku baca. Hanya di novel ini asisten ceo nya kismin, gak punya mobil gak tinggal di apartemen
Iponk
emang udah lewat ya masa nifasnya...
Iponk
naah ini bener joko, ngomong buat dirinya sndiri
Iponk
devan ituuuu
Iponk
niat banget mama rina ngerjain anaknya..wkwk
Iponk
sengklek ni orang dua
Iponk
lha..knp jadi joko...
Iponk
pas periksa dan usg sebelumnya, apa ga ke detek ya klw janinya twins
Iponk
aku belaan scroll lagi ke atas, penasaran adakah petunjuk kronologis ujug2 disekap...eeeehhh taunya cm mimpi...
Iponk
timpal bella, yg bicara. otornya typo
Iponk
..
Iponk
apa wanita itu sang mantannya devan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!