MARRIAGE AGREEMENT

VOTE LIKE KOMEN KOPI DAN BUNGA YA 🙏

*

"Alvaro..

Seakan-akan menulikan pendengarannya. Laki-laki itu menyibakkan rambut bergelombang Lethicia ke bahu sebelah kirinya. Alvaro mencium lembut leher sebelah kanan Lethicia. Yang beberapa saat yang lalu telah sah menjadi istrinya.

"V-Varo.. A-Apa yang kau lakukan?"

"Apalagi memeluk dan mencium istriku", jawab Alvaro sambil mengecup tengkuk Lethicia.

Tindakan Alvaro, membuat Lethicia terdiam ia hanya bisa menelan saliva dan memejamkan matanya.

Jika ada yang melihat mereka saat ini pasti menduga mereka adalah pasangan romantis dan tidak menyangka pernikahan mereka hanya di atas kertas.

"Kenapa kau belum membuka gaun mu? Apa kau kesulitan membukanya? Aku akan membantu mu membukanya kalau begitu", ucap Alvaro berbisik intim di telinga Lethicia.

Pengait gaun Lethicia berhasil di buka Alvaro, gaun itu masih melekat di tubuh Lethicia. Lethicia memejamkan kedua matanya saat jemari tangan Alvaro mengusap lembut punggung putih Lethicia. Tangan itu terasa begitu dingin.

Lethicia membalikkan tubuhnya menghadap Alvaro. Keduanya bertukar pandang. Alvaro menatap Lethicia dengan tatapan memujanya sementara Lethicia menatap lekat Alvaro dengan tatapan lembutnya dan bibir terbuka menantang.

"A-ku Lethicia, bukan kekasih mu Varo", ucap Lethicia mengingatkan Alvaro.

"Dan kau istri sah ku".

Jemari Alvaro mengusap wajah Lethicia.

"Kau sangat cantik Lethi..."

Alvaro menyatukan bibirnya pada bibir Lethicia yang begitu menantangnya. Tidak seperti dua kali ciuman Alvaro beberapa hari yang lalu. Yang di rasakan Lethicia sangat kasar dan menyakitinya. Kali ini Alvaro me*umat bibir Lethicia sangat lembut dan terasa begitu nikmat.

Lethicia sekuat tenaga menahan dirinya, agar tidak tergoda. Tapi...ciuman Alvaro kali ini begitu menggairahkan membuat pikirannya lumpuh.

Perlahan Lethicia membalas ciuman itu sementara kedua tangan Lethicia meremas kemeja dalaman tuxedo Alvaro. Merasakan Lethicia membalas lu*atannya membuat Alvaro memperdalam ciumannya. Lidah keduanya saling membelit satu dengan yang lainnya.

Suasana semakin memanas saat gaun yang di kenakan Lethicia meluncur kebawah dan teronggok di lantai di antara kaki Lethicia.

"Varo, apa yang kita lakukan ini salah", lirih Lethicia dengan suara gemetar.

"Tidak ada yang salah Lethi, aku mencium istri ku", argumen Alvaro sontak menyadarkan Lethicia.

Lethicia merasa ini salah.

Ia harus mengakhiri sebelum terlambat.

Lethicia mendorong dada Alvaro, walaupun ia tahu apalah arti kekuatannya dibandingkan tenaga Alvaro.

Tubuh berotot kencang yang bisa terlihat dari kemeja yang dikenakan Alvaro, dada bidang dengan tonjolan sempurna.

Ditambah lagi tubuh menjulang yang dimiliki Alvaro kisaran seratus delapan puluh delapan centimeter. Membuat laki-laki itu begitu sempurna.

Wanita yang melihatnya pasti akan langsung tergoda melihatnya.

Dan sejujurnya Lethicia pun begitu. Untunglah sebelum bertambah jauh ia sudah tersadar.

"Varo..."

"A-ku Lethicia, bukan kekasih mu yang istimewa itu", suara serak Lethicia terdengar lirih.

Sebenarnya tubuh Lethicia menerima semua sentuhan Alvaro. Lethicia tidak bisa bohong, tubuhnya merasakan dialiri hawa panas di setiap sentuhan Alvaro. Sekuat tenaga Lethicia menahan diri agar tidak mengeluarkan de*ahan dan erangan.

Lethicia berusaha menyadarkan Alvaro, yang sudah panas diliputi na*su.

Dengan posisi masih berdiri, Alvaro sedang menciumi leher Lethicia.

Mendengar kata-kata Lethicia, Alvaro menghentikan aktivitas yang ia lakukan.

Kepalanya terangkat, menatap lembut mata Lethicia. Lethicia tidak bisa mengartikan tatapan itu, tapi tatapan itu membuat tubuh Lethicia bergetar secara spontan.

"Aku tahu kau Lethicia.

Kau istriku, aku berhak melakukan apapun kepada mu".

"Tidak ada yang salah, aku mencium istri ku sendiri. Tidak ada yang salah juga jika aku tidur bersama mu" .

"Kau mengerti maksud ku kan?", tanya Alvaro tegas, sambil menatap Lethicia dengan tajam.

Tatapan yang berbeda dari yang tadi.

Tatapan yang diberikan Alvaro sekarang adalah tatapan menuntut.

Lethicia menelan salivanya.

Tentu ia mengerti yang diucapkan Alvaro itu, dan ia tahu semua ucapan Alvaro benar adanya.

"T-Tapi surat perjanjian itu..

"Ya ampun Lethicia, itu hanya sebuah kertas, saat kita sama-sama menginginkannya surat itu tidak berlaku lagi!"

"T-Tapi K-kau sudah memiliki kekasih di Paris, Varo..

Lethicia tidak melanjutkan ucapannya, ia hanya menunduk kan kepalanya.

Menutupi kegugupan yang melanda dirinya.

Alvaro, tampak lucu melihat sikap malu-malu Lethicia, ia terlihat menggemaskan.

Tubuh Lethicia terbuka. Alvaro bisa melihat dada berukuran besar dan begitu menantang.

"Kau ini sungguh menggemaskan", ucap Alvaro lembut.

Tangannya mengangkat dagu Lethicia agar menatapnya.

Wajah Lethicia merah merona.

Bola matanya yang jernih membulat sempurna.

Mulutnya terbuka, membuat Lethicia terlihat sangat seksi.

"Kau seperti masih gadis polos yang sangat mengairahkan", ucap Alvaro sambil melihat bibir menantang itu, gejolak kembali menggelora.

Alvaro tak sabar untuk kembali mencium bibir Lethicia.

Walaupun Alvaro masih merasakan Lethicia tampak ragu-ragu membalas ciumannya tapi Alvaro tetap menciumi bibir Lethicia lebih dalam .

Lethicia merasakan Alvaro sangat lihai berciuman, tentunya sangat mudah membuatnya menerima sentuhan laki-laki itu.

Dan benar saja Lethicia kembali membuka mulutnya.

Tentu saja hal itu tidak di sia-siakan Alvaro.

Sesaat keduanya menghentikan ciuman panas itu dan saling menatap. Tangan Alvaro mengusap punggung Lethicia yang sudah polos. Dengan nafas menderu Alvaro kembali mencium bibir Lethicia dan mengangkat tubuh istrinya menuju tempat tidur. Tanpa melepaskan tautan bibir keduanya berciuman mesra hingga Alvaro membaringkan tubuh Lethicia ketempat tidur luas dan empuk.

Tubuh Lethicia hanya tertutup bra tanpa tali berwarna putih dan panties berwarna senada. Sementara Alvaro masih berpakaian lengkap hanya tuxedo dan dasi kupu-kupu nya saja yang sudah tak nampak di tubuhnya.

Alvaro berdiri perlahan membuka kancing-kancing kemejanya, gerakannya begitu menggoda Lethicia. Kedua netra Lethicia yang sudah di diliputi hasrat yang membara menatap tak berkedip tubuh maskulin Alvaro.

Otot-otot tercetak sempurna, dengan perut rata sixpack begitu mempengaruhi pikiran Lethicia. Adegan dewasa sudah berkelebat di kepalanya. Bahkan beberapa kali Lethicia sulit untuk menelan salivanya sendiri. Nafasnya terasa begitu tercekat.

"Kenapa kau menatap ku seperti itu? Apa kau menyukai tubuh suami mu, hem?", ucap Alvaro dengan suara serak.

"Kau bebas menyentuhnya sesuka hati mu", ucap Alvaro sambil mencium lembut bibir Lethicia sementara jemari tangannya merambah menyelusup kedalam bra yang masih menutupi kedua puncak Lethicia.

Alvaro memainkan puncaknya. "Akh_", de*ahan lolos berulangkali dari bibir Lethicia.

Lethicia masih terlihat pasif membalas setiap sentuhan Alvaro. Mungkin ia lupa caranya menyentuh pasangan akibat kepergian suaminya beberapa bulan yang lalu. Batin Alvaro.

Alvaro merasakan sepertinya ini adalah sentuhan intim yang pertama untuk Lethicia. Padahal pasti lah Lethicia sangat berpengalaman. Ia wanita menikah yang sudah setahun mengarungi kehidupan rumah tangga bersama Assensio. Jadi sangat aneh jika Lethicia tidak tahu membalas sentuhan pasangannya.

Alvaro menarik panties berwarna putih tipis yang menutupi inti Lethicia. Tanpa aba-aba Alvaro membuka ke dua paha Lethicia. Kedua matanya menatap milik Lethicia yang terlihat menggiurkan. Sangat bersih dan terawat berwarna merah muda.

Alvaro membenamkan wajahnya di sana, menjilati milik istrinya. Alvaro ingin merasakan seluruh yang ada di tubuh Lethicia.

Tindakan Alvaro membuat Lethicia kaget. "Oh, Assensio. A-pa yang kau lakukan honey...", lirih Lethicia dengan suara bergetar hebat.

...***...

BINGUNG BIKIN JUDULNYA, GPP YA JUDUL NYA OH HONEY 🤭🤣