My Possessive Boss Is My Husband

Saat pagi hari, Seorang pelayan yg sedang membersihkan rumah Xavier mendekati kamar Xavier saat mendengar suara gedoran di sana dan terdengar suara nyonya muda mereka.

Ia melihat pintu yg sedikit terbuka, pelayan itu memberanikan diri mendorong pintu agar terbuka lebih lebar, ia mengintip ragu ke dalam kamar dan ia mengernyit kala tak mendapatkan siapa pun berada dalam kamar itu. Ranjang k**ing size itu bahkan masih sangat rapi.

"Ada orang di luar?"

"Buka pintu nya..."

"Hei..."

Pelayan itu tersentak saat mendengar suara Clara dari dalam kamar mandi, dengan cepat ia berlari masuk dan membuka pintu kamar mandi.

"Nyonya Clara..." pekik nya saat melihat Clara yg menggigil di lantai, ia memeluk lutut nya sendiri.

"Ambilkan selimut ku, cepat!!!" perintah Clara kesal.

Pelayan itu segera berlari untuk mengambil selimut yg tertata rapi di atas ranjang, ia menarik nya dan segera berlari kembali menghampiri Clara.

Pelayan itu membungkus tubuh Clara, membantu Clara berdiri dan memapah nya menuju ranjang.

"Sialan..." geram Clara saat menyadari suhu AC nya yg benar benar dingin, semalam Xavier memang mengatur nya pada suhu paling rendah karena ia merasa gerah dan panas. Tapi Clara malah terkena imbas akibat ulah nya sendiri.

"Matikan AC nya, buka jendela nya..."

"Ya Tuhan, aku fikir aku akan mati kedinginan"

Pelayan nya mematikan AC nya, membuka jendela nya lebar lebar, sehingga matahari yg memang sudah meninggi menyeruak masuk dan menyinari kamar Clara.

"Saya akan buat kan sup panas untuk Nyonya" ujar Clara itu sembari membenarkan selimut Clara.

"Sekarang juga..." perintah Clara.

Pelayan itu pun segera bergegas ke dapur, ia menyiapkan bahan bahan untuk membuat sup dan memasak nya secepat yg dia bisa.

"Apa Clara sakit?" tanya Granny Kelly yg memasuki dapur.

"Nyonya Clara menggigil, Nyonya. Karena dia... Dia terkurung dalam kamar mandi" jawab pelayan itu yg membuat Granny Kelly langsung mengerutkan kening nya dalam.

"Terkurung dalam kamar mandi? Apa maksud mu?" tanya keheranan.

"Saya tidak tahu, Nyonya. Tapi tadi saya mendengar Nyonya Clara berteriak dari dalam, pintu kamar nya tidak terkunci. Dan saat saya mengintip, tidak ada siapapun di dalam. Kemudian saya mendengar suara Nyonya Clara dari kamar mandi, sementara kamar mandi nya terkunci dari luar. Saat saya membuka pintu, Nyonya Clara sudah menggigil kedinginan di dalam dan dia hanya memakai kaos dalam yg tipis dan... Dan... "

"Dan apa?" tanya Granny Kelly saat pelayan itu tampak gugup.

"Kaos nya seperti jaring saja, Nyonya. Hanya menutupi itu nya saja..."

"Hah?"

.........

Kelopak mata Ghiea bergerak gerak, tanda ia ingin membuka mata namun terasa sulit dan berat. Ghiea menghela nafas berat dan menguap masih dengan mata yg tertutup.

Perlahan ia mampu membuka mata nya dan pandangan terasa rabun, Ghiea mengucek mata nya agar mendapatkan pandangan yg lebih jelas.

"Egh..." Ghiea mengerang malas, Ghiea juga merasakan seperti ada beban berat di atas tubuh nya. Ghiea berusaha duduk namun pergerakan nya terhenti saat ia menyadari ada kepala seseorang di atas dada nya dan sebuah lengan yg menimpa perut nya, terseketika membuat mata Ghiea melotot sempurna.

Ghiea menunduk, yg pertama kali ia lihat adalah rambut hitam lebat yg menyeruakan aroma maskulin yg menggelitik hidung nya, dan sebuah lengan yg kekar dan berotot bertengger manja di perut nya. Seketika jantung Ghiea berdetak lebih cepat dan nafas nya terasa berat.

Seketika ingatan Ghiea terputar pada kejadian semalam, malam panas dan panjang yg ia lalui bersama Alexavier Anson.

"Oh Tuhan, bangun aku..."

"Ini hanya mimpi..."

"Pasti hanya mimpi..."

"Dan jika ini bukan mimpi, jadikan mimpi saja"

Batin Ghiea berteriak frustasi, saat ini ia bahkan tak bisa bergerak.

"Apa yg harus aku lakukan?

" Aku benar benar wanita selingkuhan sekarang..."

Terdengar suara erangan Xavier yg di susul dengan geliat malas nya, Ghiea langsung menutup mata dan berpura pura tidur. Sementara detak jantung nya seolah terdengar jelas di telinga nya.

Xavier membuka mata dengan malas, ia mendongak dan mendapati Ghiea nya memejamkan mata.

Namun jangan fikir Xavier tak tahu kalau Ghiea nya itu sudah terbangun, Xavier bisa merasakan detak jantung nya yg berdegup hebat.

Xavier menyingkirkan kepala nya dari dada Ghiea namun tangan nya masih bertengger manja di atas perut Ghiea.

Xavier teringat kembali bagaimana ia menerkam Ghiea semalaman, Ghiea nya itu bahkan sampai merengek kelelahan namun hasrat Xavier sungguh tak mengenal kompromi, dan beruntung nya Xavier meskipun Ghiea merengek lelah, ia tetap melayani Xavier dan mengimbangi gejolak gairah nya dengan sama besar nya. Ghiea tetap mengerang nikmat dan berkali kali mendapatkan pelepasan hebat sembari menyebut nama Xavier, membuat Xavier gejolak gairah Xavier semakin meningkat.

"Morning, Sweetheart..." Xavier berbisik sensual di telinga Ghiea, bahkan ia kembali memberikan kecupan ringan di pipi wanita nya itu. Ghiea tetap berusaha tak merespon, membuat Xavier terkekeh.

Dengan nakal nya, Xavier malah menyeruakan wajah nya kembali ke leher Ghiea membuat Ghiea langsung memekik dan mendorong Xavier menjauh dari tubuh nya.

"Sialan kau...." teriak nya. Xavier terdorong hingga ke tepi ranjang, ia terkekeh karena respon Ghiea setelah malam yg panas dan panjang itu.

"Hey, Ghiea..."

"DIAM..." teriak Ghiea lantang sembari mengangkat tangan nya, memberi isyarat agar Xavier tak mendekat.

"Aku tidak memaksa mu, apa kau lupa?" Xavier juga bersuara lantang dengan senyum miring di bibir nya. Membuat Ghiea berdecak kesal, karena Xavier memang benar, dia tidak memaksa Ghiea sedikit pun. Ghiea sendiri yg takluk pada sentuhan nya, Ghiea sendiri yg justru menyambut dengan senang hati setiap detik sentuhan Xavier mencumbu setiap inci tubuh nya.

Ghiea membungkus tubuh nya dengan selimut tipis itu, ia beranjak turun dari ranjang tak perduli dengan tubuh Xavier yg terpampang tanpa sehelai benang pun di depan mata nya.

Ghiea mengambil pakaian nya kemudian berlari dari kamar, ia mandi dan berganti pakaian di kamar sebelah saja karena ia tahu tak mungkin Xavier mau pergi dari kamar nya.

Saat mandi, Ghiea mengerang nikmat saat merasakan otot otot nya yg melemas.

"Entah seberapa lama dia melakukan nya..."

"Badan ku seperti mau remuk..."

"Agh, mau jadi wanita apaan aku ini..."

Ghiea terus menggerutu di bawah shower sembari menyabuni tubuh nya. Namun gerakan nya itu tiba tiba terhenti saat ia menyadari dua hal.

Tak ada darah...

Dan Ghiea tak benar benar merasa bersalah atau menyesal...

"Ya tuhan, apa kah aku wanita tidak benar sehingga aku tidak menyesali nya?"

"Aku bahkan tidak merasa bersalah telah tidur dengan suami orang..."

"Dan... Aku tidak pernah berhubungan badan sebelum nya, kenapa tidak ada darah?"