NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Guru Galak

Terpaksa Menikah Dengan Guru Galak

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Teen Angst / Teen School/College / Romansa
Popularitas:748k
Nilai: 4.9
Nama Author: Hesti Noviani

Astrid Githa Ardana Siswa kelas 3 SMA terpaksa harus menikah muda dengan cucu dari sahabat kakeknya. Sebelumnya, Astrid memang tak mengetahui bahwa ia akan di jodohkan dengan cucu dari sahabat kakeknya itu.
Perjanjian yang telah lama di rencanakan harus segera di percepat, ketika sahabat kakeknya di agnosa memiliki penyakit parah dan umurnya kemungkinan tidak akan lama lagi.
Astrid pun terpaksa harus menerima perjodohan tersebut. Astrid memang sempat menolak, karena pria yang akan menikah dengannya ialah guru baru di sekolahnya yang bernama Janus Geo sayuda.
Janus merupakan guru yang tegas dan galak, oleh sebab itu Astrid sangat tidak menyukainya. Walaupun Janus galak, akan tetapi banyak murid perempuan yang tergila-gila padanya, karena rupanya yang tampan. Janus juga di kenal sangat pintar karena di usianya yang ke 20 tahun ia sudah lulus sarjana pendidikan matematika. Setelah kelulusnya ia langsung mendapatkan pekerjaan sebagai guru di SMA.

IG~~ @hesti_novia10

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hesti Noviani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Pengintaian

Jam sekolah telah berakhir, Astrid dan kedua temannya bergegas pulang. Di depan pintu gerbang, nampak Bintang tersenyum sembari melambaikan tangannya pada Astrid.

"Sepertinya dia sedang memanggil seseorang," ucap Hilda yang seketika melirik Astrid, begitupun dengan Alula.

"Haha... kenapa kalian menatapku seperti itu," ucap Astrid yang tiba-tiba merasa gugup.

Astrid langsung saja menghampiri Bintang. "Sudah lama menunggu?"

"Tidak, aku hanya baru menunggu 3 menit," ucap Bintang sembari menyodorkan helm.

Sementara Hilda dan Alula masih diam mematung di tempatnya tadi berdiri. Merasa terkejut melihat temannya bisa akrab dengan pria paling populer yang mungkin tak bisa di dekati oleh perempuan biasa manapun. Mereka juga tak menyangka dengan Astrid yang bisa mewujudkan keinginanya, bisa dekat pria yang sudah lama di sukainya.

Namun, setelah Astrid dan Bintang pergi. Tiba-tiba saja Janus lewat mengendarai mobilnya ke arah jalan yang di lalui oleh Bintang dan Astrid. Membuat Hilda dan Alula bertanya-tanya dengan Janus yang pergi ke arah jalur yang sama dengan Bintang dan Astrid.

"Bukankah jalur pulang ke apartemennya belok kanan ya?" gumam Alula.

"Entahlah, lebih baik kita segera pulang," ucap Hilda melangkahkan kakinya.

Janus merasa penasaran dengan apa yang akan di lakukan istrinya bersama Bintang. Ia mengikuti Bintang dan Astrid dari belakang. Rasa penasaran itu juga di baluti oleh rasa yang teramat kesal, melihat Astrid yang pergi dengan pria lain. Apa yang membuatnya kesal merupakan bentuk dari kecemburuannya. Namun, janus tak pernah menyadari akan hal itu. Yang ia pikirkan hanyalah memastikan bahwa istrinya tak tertangkap basah oleh keluarganya, bahwa saat ini ia sedang pergi dengan pria yang bukan suaminya. Apa yang di rasanya mungkin merupakan perasaan cinta yang tak di sadari oleh Janus.

Sepanjang perjalanan, Janus mengikuti Astrid dengan wajah yang di tekuk kesal. Ia melampiaskan kekesalannya, mencengkram kuat stir mobilnya.

Beberapa menit telah berlalu, Astrid dan Bintang pun sampai di tempat tujuan. Bintang turun dari motornya, lalu membukakan helm yang di kenakan oleh Astrid. Janus semakin kesal saja, melihat pria yang bukan siapa-siapanya malah berprilaku tak seharusnya. Mata dan pikirannya sudah di butakan oleh rasa cemburu. Hingga ia nekat pergi mengikuti Astrid memasuki gedung bioskop. Akan tetapi, ia ragu untuk menghampiri istrinya dan membawa pergi jauh istrinya dari pria yang membuatnya cemburu itu.

Janus malah mengendap-ngendap mengikuti Astrid dan Bintang. Memesan terlebih dahulu tiket yang sama dengan film yang akan di tonton oleh Bintang dan Astrid.

Janus duduk di barisan belakang, hanya terhalang satu barisan dengan kursi yang di duduki oleh Astrid dan Bintang. Namun, beberapa detik sebelum film di mulai, Janus di kejutkan dengan kedatangan Luna bersama dengan temannya.

"Janus, kupikir tadi siapa. Begitu ku dekati ternyata kamu. Nonton sama siapa?" tanya Luna.

"Sendiri," jawab Janus dengan ekspresi datarnya.

"Kebetulan tiket yang ku pesan nomor kursinya ada di sebelah kamu. Aku izin duduk disini ya," ucap Luna.

"Mengapa meminta izin padaku. Memang seharusnya kamu duduk disini kan," ucap Janus tanpa menatap.

Kedatangan Luna membuat Janus semakin kesal saja. Tak hanya kesal, Janus juga merasa gelisah. Ia takut jika Luna akan melihat Astrid yang sedang menonton dengan pria lain.

Janus bukan fokus menonton, matanya malah di pakai untuk mengawasi Astrid dan Bintang. Beberapa kali pula ia melirik ke arah Luna, memastikan bahwa Luna tak mengetahui keberadaan Astrid.

Sementara Astrid fokus menonton dengan tangan yang berpegang ke pegangan kursi. Namun, Jari Bintang perlahan menyentuh jari Astrid. Sedikit demi sedikit tangannya mulai menyentuh tangan Astrid. Lalu Memegang kuat tangan perempuan yang sudah bersuami itu.

Astrid seketika melepaskan tangan Bintang dari tangannya. "Maaf, sepertinya aku tak nyaman jika di pegang oleh mu."

Bintang tersenyum menatap Astrid. "Oh maaf, ku pikir kamu akan suka jika di pegang olehku."

Bukankah merasa bahagia jika tangan ini bersentuhan dengan pria yang di sukainya. Astrid malah merasa sedikit tak nyaman, entah mengapa ia malah termenung membayangkan sosok Janus. Yang berharap bahwa orang yang duduk di sebelahnya itu adalah Janus.

Sementara Janus semakin naik pitam saja melihat tangan istrinya di sentuh oleh Bintang. Ia mengepalkan tangannya, dengan ekspresi yang seakan-akan ia akan menerkam.

"Sialan," gumam Janus di batinnya.

Satu jam lebih sudah mereka menonton film. Film pun telah usai, Astrid dan Bintang pun beranjak dari tempat duduknya. Namun, dengan bodohnya Janus malah berdiri dari tempat duduknya. Hingga suatu ketika mata Astrid melirik ke tempat Janus berada. Ia di buat terkejut menatapi suami yang juga menonton di tempat yang sama. Astrid malah semakin di buat terkejut mendapati Janus yang tengah bersama Luna.

Entah mengapa hatinya terasa sakit melihat Janus yang tengah berdiri di samping Luna. Hatinya seakan tergores benda tajam. Karena yang ia tahu bahwa Luna merupakan perempuan yang pernah singgah di hati suaminya. Astrid terdiam mematung, saling bertatapan dengan Janus. Sementara Janus, di buat gelisah karena keberadaannya malah di ketahui oleh Astrid.

Astrid seketika menarik lengan Bintang, berjalan terburu-buru keluar dari gedung bioskop. Dan untungnya Luna tak menyadari dan tak melihat keberadaan Astrid. Begitupun dengan Bintang yang juga tak menyadari keberadaan Janus.

"Kenapa buru-buru pergi?" tanya Bintang.

"Aku ingin pulang sekarang," jawab Astrid dengan raut wajah yang tampak kesal.

"Kita belum sempat makan loh. Kenapa buru-buru pulang?" tanya kembali Bintang.

"Kita pulang sekarang saja ya."

"Baiklah," ucap Bintang mengeluarkan kunci motornya dari dalam tas. Lalu segera menyalakan mesin motornya.

Sepanjang perjalanan Astrid pulang, tak hentinya Astrid terbayang sosok Janus dan Luna. Ia termenung dengan pikiran dan perasaannya yang kacau setelah mendapati suaminya sedang bersama mantan kekasihnya. Ya, walaupun ia tak mengetahui bahwa suaminya bukan pergi menonton dengan matan kekasihnya, melainkan mengintainya. Yang membuat hatinya terasa sakit adalah hal yang sama yang di rasakan oleh Janus. Perasaan itu telah tumbuh di hati keduanya, hanya saja mereka belum menyadarinya.

Tak berselang lama, mereka pun telah sampai di depan gedung apartemen. Astrid langsung saja turun dari motornya. Namun, ketika Bintang akan hendak membantu Astrid membukakan helm, Astrid malah menyingkirkan tangan Bintang.

"Maaf, ku pikir tadi kamu perlu bantuanku," ucap Bintang.

Raut wajah Astrid masih di tekuk kesal. Setelah membuka helmnya, Astrid langsung pamit pergi. "Aku masuk sekarang ya," ucapnya sembari melangkahkan kaki.

"Apa perlu ku antar," teriak Bintang.

"Tidak perlu," ucap Astrid yang juga berteriak tanpa menatap berbalik ke arah Bintang.

1
Aurora
mungkin bayu
Aurora
kalau janus ciumannya pakai nafsu
Aurora
kalau janus ciumannya pakai nafsui
Aurora
lanjut
Aurora
Luar biasa
Aurora
pasti bintang
Aurora
guru ganteng
anti pebinor pelakor
janus tidak bisa melupakan luna idah dianggap salah besar, no Astrid perempuan murahan dan munafik dia selingkuh dan pacaran dengan lelaki lain lebih menjijikan,

dari karya dan novel kita bisa lihat munafik dan tidak bermoral nya wanita, (authornya dan reader nya wanita) mereka membenarkan perselingkuhan mereka tapi suami salah sikit dia sudah merasa paling tersakiti
me...
keren
Phiphiet Safitri
Luar biasa
RistaRia
duhh Thor tegang terus perasaan bacanya lama kelamaan bacanya bikin DT alias darting🤔🤔🤔🤭
RistaRia
hadeh sungguh suami istri yang sangat aneh🤦🤦
RistaRia
hadeh cukup menegang kan..hampir ajj ikutan emosi🤭😇
RistaRia
bikin gerah ajj sama si Astrid yang keras kepala ya 😠😠
RistaRia
ya ampun kalo emang udah sama2 suka kenapa di tahan si,,ungkapin ajj jangan gengsi gitu 😇😇🤭
RistaRia
ya ampun polos banget si, si Astrid 😂😂😂🤦
RistaRia
berdebat muluk hadeh😂😂😇
RistaRia
kalo gatel minta di garukin tu sama suaminya🤣🤣🤣
RistaRia
awal ceritanya menarik si.. gak tau deh seterusnya gmn..coba baca dulu LG ah thor
Hastia Tia
lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!