NovelToon NovelToon
Cinta Setelah Perpisahan

Cinta Setelah Perpisahan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ratu jagad 02

12

Sabila Alfiana Bumantara.
Diusia 19 tahun, ia adalah sosok yang begitu periang. Bahkan, diusia itu ia sangat bermimpi untuk menikah muda bersama laki-laki impiannya. Namun, karena sebuah insiden tidak mengenakan membuatnya mengubur impiannya untuk menikah muda. Bahkan, pernikahan sudah tidak ada lagi dalam list tujuan hidupnya hingga kini usianya menginjak 29 tahun.

Lalu, sebenarnya insiden apakah yang akhirnya membuat Sabila menolak untuk menikah? Ikuti kisahnya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Xavier telah selesai dengan pekerjaannya. Ia langsung turun menuju lobi dan mengemudikan kendaraannya menuju boutique milik istrinya.

"Pak Bos," sapa Lily saat melihat suami atasannya tiba.

Xavier menyerahkan satu paper bag besar pada Lily. "Di mana istriku?" tanyanya setelahnya.

"Di ruangan, Bos."

"Hm, aku masuk dulu kalau begitu."

"Siap, Pak Bos." Lily memberi hormat kepada Xavier.

Setelah Xavier hilang dari pandangannya, Lily langsung membawa paper bag tadi dan membagikannya pada para karyawan satu persatu. Ya, itu adalah makanan yang memang biasa Xavier bawakan untuk mereka para pekerja. Entah dalam rangka apa, tapi sebagian pekerja cukup bersyukur dengan pembagian makanan itu. Karena dengan begitu mereka bisa sedikit menghemat uang makan.

Sedangkan Xavier, tiba di ruangan istrinya, ia langsung membuka pintu ruangan. Disaat yang sama, Sabila juga sedang bersiap membuka pintu.

"Hai, sudah siap?" tanya Xavier.

"Hm, aku baru akan pulang."

"Baiklah, ayo."

Xavier bersama Sabila berjalan dengan bergandengan tangan. Hal itu membuat heboh karyawan boutique. Walaupun mereka sudah sering melihat keromantisan pasangan ini, tapi pemandangan ini kerap membut mereka iri dan merasa begitu gemas dengan keduanya.

"Kami duluan, mari." ucap Xavier tanpa menghentikan langkahnya sedikitpun.

Sabila melirik Xavier sinis saat mendengar kalimat manis suaminya pada karyawan boutique. "Dih! Katanya sudah berubah, tapi bicaranya sok dimanis-maniskan."

Tidak ingin menanggapi ucapan istrinya, Xavier hanya tersenyum dan langsung membukakan pintu mobil untuk sang istri. Setelah itu, mobil langsung melaju menuju kediaman mereka. Tiba di rumah, Xavier langsung meminta istrinya untuk membersihkan diri.

"Memang kau akan ke mana?" tanya Sabila karena suaminya menyerahkan tas kerja padanya untuk dibawakan ke kamar sekalian.

"Rahasia," bisik Xavier.

"Terserah kau saja." Sabila langsung melangkah masuk, meninggalkan suaminya yang tersenyum menatap kepergiannya.

Setelah tubuh sang istri hilang dari pandangannya, Xavier langsung menuju gudang belakang dan mengeluarkan tenda dome, lalu membawanya ke halaman belakang. Tanpa membuang waktu lebih lama, Xavier langsung mendirikan tenda tersebut.

Siap dengan tenda, kini Xavier kembali masuk ke rumah dan membawa meja kecil ke halaman belakang. Tidak lupa, Xavier menggelar matras untuk tempat duduk santai di meja tersebut. Tidak hanya sampai disitu, Xavier lanjut mengerjakan yang lain, hingga membuat halaman belakang rumahnya menjadi begitu indah.

"Ready for the first date." seru Xavier setelah menyelesaikan semuanya.

*

"Dari mana? Kenapa lama sekali?" tanya Sabila saat Xavier masuk ke kamar pukul tujuh malam. Padahal, tadi mereka pulang pukul lima sore, itu artinya telah terhitung dua jam Xavier pergi dengan urusan yang sama sekali tidak Sabila ketahui.

"Tunggu sebentar," Bukannya menjawab pertanyaan istrinya, Xavier justru menuju lemari pakaian dan mengmbilkan dress santai dari sana, lalu menyerahkannya pada sang istri. "Pakai ini malam ini."

"Kenapa? Memang kita akan ke mana?"

"Bersantai di tempat istimewa." ucap Xavier. "Sudahlah, aku akan mandi dulu."

"Tapi— hey!" Sabila menggerutu kesal karena Xavier telah masuk ke kamar mandi tanpa mendengarkan dirinya.

Selesai mandi, Xavier keluar hanya menggunakan handuk yang melilit pinggangnya, dan itu tentu membuat Sabila melotot tajam. Bagaimana tidak, biasanya Xavier akan keluar dari kamar mandi dengan kimono, tapi kini suaminya itu keluar dengan handuk yang hanya mempu menutupi bagian sensitifnya saja.

Seakan tidak peduli dengan tatapan tajam istrinya, Xavier langsung menuju lemari dan berganti pakaian. Kali ini, Xavier memakai celana pendek selutut, dipadukan dengan kaos berkerah yang begitu pas di tubuhnya. Siap berpakaian, Xavier langsung mengulurkan tangannya pada sang istri untuk keluar.

"Tunggu sebentar," Sabila menuju lemari tas untuk mengambil tas yang akan ia pakai malam ini.

"Tidak perlu pakai tas, Bil. Begitu saja," cegah Xavier.

Meski bingung, Sabila memilih menurut dan tidak mengajukan protes. Ia beralih menuju nakas untuk mengambil ponsel. Namun, ponselnya langsung diambil oleh suaminya.

"Vier?"

"Simpan saja ya. Aku juga tidak membawa ponsel." Xavier langsung menaruh ponselnya dan posel sang istri ke lemari. "Ayo," ajaknya kembali.

"Tunggu dulu." Sabila langsung berbalik dan memberikan kunci mobil kepada Xavier. "Kenapa kau jadi pelupa sekali? Bagaimana kita akan pergi kalau kunci mobil tidak kau bawa."

"Kita tidak perlu ini, Sayang. Ayo." Tanpa ingin menjelaskan apapun, Xavier menarik tangan istrinya keluar kamar.

Tiba di pintu belakang rumah, Xavier melirik Sabila dengan tersenyum. Kemudian, ia membuka pintu secara perlahan, hingga membuat Sabila terpana melihat indahnya dekorasi halaman belakang.

"Vier, ini?"

"Kau suka?"

"Sangat."

Xavier langsung mengajak istrinya menuju meja kecil yang sudah ia persiapkan sebelumnya. "Dinner time," Xavier duduk lebih dulu, lalu mengulurkan tangan pada sang istri untuk membantunya duduk juga.

Setelah keduanya duduk, Xavier membuka tudung saji di depannya hingga menampakkan beberapa menu makanan spesial di sana. Keduanya lantas menikmati makanan itu dengan nikmat. Selesai dengan makan, Xavier menuju tumpukan kayu bakar yang telah ia susun menyerupai api unggun kecil, lalu menghidupkan apinya. Melihat apa yang suminya lakukan, Sabila berjalan mendekat.

"Berapa lama kau menyiapkan semua ini?" tanya Sabila.

"Kurang lebih dua jam," jawab Xavier sembari fokus menghidupkan korek untuk menghidupkan api.

"Boleh aku bantu?" tanya Sabila menawarkan.

"Memang kau bisa?"

"Tentu saja," ucap Sabil sombong. "Tidak bisa," ucapnya di akhir kalimat disertai cengiran kecil.

"Jangan sekarang, Bil." ucap Xavier lemah lantaran tergoda melihat cengiran istrinya yang sedikit menggigit bibir, hingga membuat Xavier tergoda.

"Apanya?"

"Ha? Tidak. Apinya sulit menyala, sebentar ya."

Xavier kembali mencoba menghidupkan apinya. Setelah siap, ia langsung menggeser duduknya lebih dekat dengan sang istri. Keduanya merentangkan tangan ke arah api demi menghalau rasa dingin di alam terbuka itu.

"Dulu, setelah kau pergi dari Jakarta, aku mencarimu ke mana-mana. Sampai akhirnya, karena tetap tidak bisa menemukanmu, aku memilih mendaki dan mencoba hidup di alam seperti ini." ucap Xavier.

"Mommy mengizinkan?" tanya Sabila, mengingat ibu mertuanya itu cukup protektif pada anak-anaknya.

"Awalnya Mommy melarang, tapi karena Daddy yang mengizinkan, mau tidak mau Mommy juga ikut memberi izin." jawab Xavier. "Kepergianmu waktu itu membuatku sadar bahwa aku sebenarnya sudah mencintaimu, dan sayangnya aku baru merasakan itu setelah kau tiada lagi di sisiku." ucap Xavier dramatis.

"Kau merangkai lagu?" tanya Sabila tersenyum, karena mendengar ucapan suaminya membuatnya teringat dengan satu lagu dari seorang artis terkenal.

"Aku tidak jago merangkai kata-kata seperti dulu lagi, Bil. Mungkin, ini karena aku benar-benar mencintaimu." ucap Xavier, membuat Sabila mengernyitkan dahinya. Melihat itu, Xavier langsung menggenggam sebelah tangan istrinya. "Kata orang, saat kita benar-benar mencintai seseorang, maka kita akan dibuat mati kutu hanya dengan melihat tatapannya, dan itulah yang aku rasakan setiap kali bersamamu."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

......Besok udah idul adha, selamat lebaran buat teman-teman yang merayakan. Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin.......

1
murni l.toruan
Bahagia dan terus berusaha untuk yang lebih baik dari sebelumnya
murni l.toruan
Santuy Bil, biar saja mertua tau kamu tidak bisa masak, ntar disuruh masak benar-benar baru tau rasa loh
charis@ŕŕa
semangat vier buat dedek bayi ny....
Cinnn
Selamat hari raya idul adha semuanya.
Cinnn
Tunggui ya, ia 2 bab meluncur.
charis@ŕŕa
selalu ku terima thor ....
lanjut
Aqil Aqil
vote untkmu thor smngt lnjtkan
Triple
wih sudah 16 eps aja. pelan-pelan oy haha cepat amat nulisnya.

tapi baguslah daripada nanti penasaran terus nanggung jadi lebih baik aku tabung aja HAHA.
Triple
jangan bilang kakaknya doyan sama xavier.
Cinnn: Ngakak😁😁
Baca kelanjutanny di bab seanjutnya, Kak.
total 1 replies
Cinnn
Inshaa Allah satu bab lagi nyusul ya, tungguin.
charis@ŕŕa
mencari kesemptan anda xavier
Triple
haha
Nurhayati Nia
Hai _haii aku singgah lagi di karyamu setelah dokter anggi dan dokter njoyyy aku nyimak cerita yng niii.. lanjutttt
Cinnn: Terima kasih, Kak. Semoga betah ya❤
total 1 replies
Triple
adegan ekstrim gk ada?, haha
Triple
caper bet
Kadek Bella
lanjut
Kadek Bella
lanjut thoor
Cinnn: siap kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!