Haniyah gadis berparas cantik di sebuah pesantren terkenal di kota C. Peraturan pondok nya yang membuat dirinya tak bisa memiliki status hubungan yang jelas harus menerima hubungannya dengan pria yang ia sukai hanya sebatas adik kakak.
Hingga suatu hari Abah nya meninggal dan terpaksa menikah pada saat itu juga di depan jenazah Abahnya.
Ig: @euisrossy_96
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Habeebah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Abah
Sore itu, Haniyah telah selesai menyiapakn es sirup untuk berbuka puasa, Haniyah duduk di tempat biasa nya karena merasa lelah setelah memotong-motong es untuk di masukan ke dalam cangkir kecil. Saat berbuka puasa semua santri makan bersama berjejer di depan asrama.
"Niyah, ada Abah kamu di depan" Zainab memberi tahu Haniyah.
Seketika mata Haniyah menjadi berbinar bahagia karena Abah nya membesuk nya. Haniyah langsung berdiri dan setengah berlari menuju Abah nya. Sampai butiran kristal bening sesekali lolos dari pelupuk mata nya. Ia merasakan yang amat senang karena Abah nya datang.
"Abah" Haniyah mencium tangan Abah nya dan membawa nya duduk di saung dekat kantor putri.
"Sehat nak?" tanya Abah pada Haniyah.
"Alhamdulillah Abah, Abah sehat kan?" tanya Haniyah. Padahal Haniyah tahu Abah nya sedang tidak sehat bukan karena penyakit ginjal nya saja, tetapi karena memang usia nya yang sudah mulai sepuh.
Sebenarnya dulu Abah Haniyah terlihat sangat sehat dengan perawakan sedikit gemuk berisi. Tetapi entah kenapa setelah kakak lelaki satu-satu nya meninggal, Abah nya sering melamun. Mungkin dari situ lah mulai nya Abah Haniyah menjadi tidak sehat karena banyak melamun.
*****
Sedikit cerita, aslinya Haniyah adalah dua bersaudara. Ia mempunyai kakak laki-laki yang bernama Ahmad Fauzi. Kakak nya bekerja di PLN.
Pagi itu kakak Haniyah masih sempat pulang ke rumah, hingga makan bahkan bercanda dengan Ibu nya sebelum kembali ke kantor. Karena pekerjaan kantor sedang penuh maka ia sering piket dan menginap di kantor bahkan bisa sampai berhari.
Ia merasa kalau pun pulang percuma. Tatkala mati lampu tengah malam ia langsung di telpon di minta untuk berangkat pada saat itu juga. Kadang lagi enak-enak nya tidur jam 2 atau 3 pagi ia pun harus berangkat, demi lampu kembali terang.
(so yang suka ngomel-ngomel kalau mati lampu mulai sekarang jangan ngomel ngomel ya. Pengorbanan nya maa syaa Allah, lagi enak tidur di bangunin suruh berangkat, belum lagi kalau kerusakan nya fatal, susah, kadang ampe bisa meregang nyawa😭 fakta ini terjadi sama Abang saya sendiri😭 kestrum pas benerin yang di tiang-tiang gede gitu, bukan watt lagi ya kekuatan listrik nya tapi mega watt😭 )
Siang hari nya sekitar jam 10 Abah masih melihat kakak Haniyah tengah duduk di warung token dekat PLN. Abah Haniyah hanya tersenyum melihat kakak Haniyah ada di sana, ia tahu bahwa anak nya ada dan sehat, alhamdulillah.
Tanpa di ketahui setelah itu kakak Haniyah berangkat untuk membetulkan kabel di salah satu tiang listrik di desa A. Hingga akhirnya kakak Haniyah tersetrum dan meninggal di dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Abah Haniyah mendapat kabar pukul 10:30, jadi selisih waktu setengah jam setelah Abah Haniyah melihat nya di warung token tadi.
Abah Haniyah tidak percaya dengan kenyataan itu. Begitu pun Haniyah yang saat itu baru masuk pesantren, ia di jemput dadakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Saat melihat jenazah berbalut kain putih Haniyah pingsan sampai beberapa kali.
Dari situ lah Abah Haniyah tampak sering melamun. Kadang juga sering menangis sendiri. Hingga akhir nya penyakit mulai menggerogoti tubuh nya.
Makan yang kurang teratur dan gizi yang tidak seimbang menjadi pemicu timbul nya penyakit dalam tubuh.
*****
Azan magrib pun berkumandang. Haniyah permisi sebentar untuk membawa tepak makan nya.
Tak selang lama Haniyah kembali membawa tepak makan nya yang sudah di tambahkan isi nya agar ia bisa makan bersama dengan Abah nya. Ia tahu pasti Abah nya tidak sempat membawa bekal dari rumah.
"Makan dulu kurma nya Abah" Haniyah memberikan 3 butir kurma kepada Abah nya.
Setelah itu Haniyah makan bersama-sama dengan Abah nya satu tepak. Haniyah sering menyeka wajah nya agar buliran kristal itu tak jatuh dari pipi nya.
"Abah mau langsung pulang atau sholat terawih dulu di sini?" tanya Haniyah
"Terawih di sini dulu Han" jawab Abah dengan suara nya yang lirih.
"Apa enggak bakal kemalaman pulang nya Abah? Abah kan sendirian, gak sama Ibu?" tanya Haniyah kembali untuk memastikan.
"Gak papa ko, kan Abah bawa mobil. Ada Allah ko yang jagain Abah" tersenyum meyakinkan Haniyah.
"Baiklah, Hani kembali dulu ke dalam ya. Nanti sebelum pulang kasih tau Hani ya!" pinta Haniyah.
Abah nya hanya mengaggukan wajah nya tanda mengiyakan. Haniyah pun kembali ke asrama dan bersiap untuk sholat.
*****
Selesai sholat terawih Haniyah berjalan menuju gerbang hitam karena ada yang memanggil nya. (Kenapa di sebut gerbang hitam? Karena santri putra tidak boleh masuk ke area putri dari batas itu terkecuali saat acara besar atau mendesak).
"Ami nungguin tuh" ucap Irfan saat Haniyah sudah tiba di gerbang hitam.
"Hemm iya" Haniyah mengikuti langkah Irfan.
Irfan berjalan terlebih dahulu dan berbelok ke arah aula mesjid. Sedangkan Haniyah berjalan menuju saung tempat tadi ia berbuka puasa bersama Abah nya.
Haniyah melihat ke arah aula mesjid dan betapa kaget nya ia melihat Abah nya tengah berbincang dengan Zein. Irfan menghampiri Abah nya Haniyah dan Zein selang kemudian Abah Haniyah terlihat pamit pada Zein. Zein pun meraih tangan Abah nya Haniyah dan mencium nya.
"Han, Abah pulang dulu ya" pamit Haniyah.
Mata Haniyah kembali berkaca-kaca mendengar Abah nya akan pulang. Ia merasa sangat sedih dan masih rindu dengan Abah nya.
"Hati-hati ya Abah" Haniyah memeluk Abah nya dan tak terasa air itu kembali mengalir. Abah Haniyah menyadari keadaan itu, ia melepaskan pelukan Haniyah dan memegang bahu nya.
"Jangan nangis ah, anak Abah gak cantik lagi kalau nangis" mengusap air mata Haniyah
"Abah hati-hati ko, jangan hawatir! Sebentar lagi kan pulang, bisa kumpul lagi sama Abah. Iya kan Fan?" menoleh ke arah Irfan.
"Iya Mi" Irfan meniyakan.
"Ya udah Abah pulang dulu ya, seminggu lagi Abah jemput oke" jelas Abah
"Assalamu'alaykum" pamit Abah dan Haniyah juga Irfan bergantian mencium tangan Abah nya Haniyah.
"Wa'alaykum salam"
Haniyah pun akhir nya merelakan Abah nya pulang.
"Tadi, kenapa Abah bisa sama Zein?" tanya Haniyah
"Lagi pdkt sama calon mertua kata nya hahahaa" jawab Irfan asal.
"Sial" Haniyah menepuk bahu Irfan. Akhirnya ke dua nya kembali ke dalam asrama.
Flashback on
"Fan yang sama ente siapa?" tanya Zein
"Oh, itu Ami" jawab Irfan
"Ami?" Zein merenyutkan dahi nya
"Iya ami, Abah nya Hani" terang Irfan
"Abah Haniyah?" minta kepastian
"Iya, kenapa?" tanya balik Irfan
"Boleh kenalin dong?" pinta Zein
"Ohh mau cari muka ente hahaha" Irfan tertawa terpingkai pingkai
"Ya apa salah nya mendekati calon mertua" jelas Zein sambil mengaruk leher nya yang tak gatal
Zein akhir nya menemui Abah nya Haniyah dan mengaku sebagai teman dekat nya Irfan.
"Nanti lebaran main ke rumah ya nak!" seru Abah Haniyah
"In syaa Allah Ami" jawab Zein dan memanggil nya Ami karena mengikuti Irfan.
"Wahh lampu ijo nih" gumam Zein dalam hati
Flashback off
haniyah yg jatuh diselokan,pingsan terus dipanggilin tukang pijat ma Zein,apa kabarnya??/Left Bah!//Left Bah!//Left Bah!/