Istri Kecil Milik Dokter Dingin

Dengan senyuman mengembang Kirana begitu cerita memasuki area rumah sakit, ia akan menemui Gavin sambil membawa kotak makan siang di tangannya. Kali ini bukan atas perintah Mama Ayu, tetapi memang keinginan dirinya sendiri.

Kirana berjalan melewati lorong demi lorong, sampai dimana posisinya hanya berjarak beberapa meter dari ruangan Gavin, ia melihat sang suami sedang berbincang dengan Dokter yang pernah ia tabrak.

Hal yang membuat Kirana bingung adalah si wanita menangis sambil menarik tangan Gavin, sementara Gavin tampak acuh dan cuek.

"Kenapa wanita itu menangis." Gumam Kirana mengerutkan keningnya.

"Gavin." Panggil Kirana membuat Gavin melihat kearahnya.

Gavin melepaskan tangan Manda, ia berjalan menghampiri Kirana. "Sedang apa kau disini?" tanya Gavin.

"Membawakan mu makan siang." Jawab Kirana menunjukkan bekal makan siang yang ia bawa.

Tiba-tiba Manda datang, ia langsung mencekal lengan Kirana cukup kuat sampai gadis itu merasakan sakit akibat kuku sang dokter yang menancap di tangannya.

"Awwww … lepaskan, apa yang kau lakukan?" tanya Kirana berusaha melepas cekalan tangan Manda.

"Dokter Manda, apa yang anda lakukan?! Lepaskan!!" tukas Gavin lantang.

"Kau, sebenarnya apa yang kau gunakan sampai Gavin tertarik padamu hah?! kenapa dia tidak pernah menyukai mu dan justru suka pada gadis rendahan sepertimu!" cecar Manda dengan mata memerah.

Manda putus asa, hari ini setelah bertahun-tahun mencintai Gavin dalam diam, ia memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya, tetapi apa balasan Gavin? Pria itu justru mengatakan bahwa ia hanya menganggap dirinya sebagai partner kerja dan lebih parahnya ia mengatakan bahwa dirinya mencintai gadis lain.

Manda berasumsi bahwa gadis yang Gavin maksud adalah gadis yang pernah berada di ruangan Gavin cukup lama dan sempat terlibat perdebatan dengannya tempo hari, yaitu Kirana.

"Jawab!!" bentak Manda mengundang beberapa perawat dan dokter yang bertugas menatapnya.

"Aku tidak mengerti dengan ucapanmu, lepaskan aku!" balas Kirana berusaha melepaskan cekalan tangan Manda yang begitu kuat.

"Dasar gadis licik, apa kau memikat Gavin dengan tubuhmu hah?! kau mengincar uang kan?!" sarkas Manda lalu mendorong tubuh mungil Kirana sampai gadis itu terjerembab ke lantai.

"Manda!!" teriak Gavin penuh emosi.

Gavin menghampiri Kirana, ia menolong gadis itu yang sudah ingin menangis. Selain karena sakit, makanan yang susah payah ia masak untuk Gavin jatuh bercecer di lantai.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Gavin dijawab anggukan oleh Kirana.

"Tapi makanannya." Lirih Kirana menunjuk makanan yang sudah berantakan.

"Tidak apa-apa, nanti kita makan di luar." Titah Gavin dengan nada yang tak seperti biasa yaitu dingin dan datar.

"Gavin kenapa kau menolongnya? dia sedang menjebak mu?!" tanya Manda ingin menarik tangan Gavin tetapi di hentikan pria itu.

"Cukup Dokter Manda!" pungkas Gavin dengan penuh penekanan.

"Dengan berbuat seperti ini anda sudah mempermalukan diri anda sendiri, lihat berapa banyak perawat, dokter dan pasien yang aneh melihat tingkah anda." Tambah Gavin dengan tenang.

"Aku tidak peduli, tetapi ku mohon menjauhlah dari gadis licik itu. Dia hanya ingin uangmu Gavin!" Ujar Manda masih memojokkan Kirana.

"Jaga bicara anda, anda tidak punya gak menghinanya." Tekan Gavin dengan rahang mengeras.

"Dia itu pela--" ucapan Manda terhenti karena bentakan Gavin yang begitu keras.

"Dia istri saya." Potong Gavin dengan lantang.

Manda dan semua orang yang mendengarnya lantas membulatkan mata mereka, pernikahan Kirana dan Gavin memang belum diketahui oleh siapapun hingga saat ini, dan hari ini ia mengungkapkan nya begitu saja karena muak dengan dokter di hadapannya ini.

Kirana? ia pun tak kalah terkejutnya, apakah Gavin sedang mabuk? kenapa tiba-tiba dirinya mau mengakui nya sebagai istri dan itu di depan banyak orang.

"Dia istri saya, jika dia ingin memanfaatkan uang saya ataupun menggoda saya, itu adalah hak nya, dan saya sebagai suami tentu tidak keberatan." Tambah Gavin dengan penuh penekanan.

"K-kapan kau menikah Gavin?" tanya Manda dengan suara gemetar.

"Anda tidak perlu tahu, jadi berhentilah menghina istri saya." Jawab Gavin dingin.

"Satu lagi, atas tindakan anda yang tidak sopan dan telah melanggar aturan rumah sakit yang berlaku, saya pastikan anda akan segera di mutasi dari rumah sakit ini." Tambah Gavin lalu menarik tangan Kirana menjauhi Manda yang melongo tak percaya.

"Aku bersumpah akan membalasmu." Batin Manda menatap kepergian Gavin dan Kirana dengan tatapan penuh kebencian.

***

Gavin mengajak Kirana ke salah satu restoran cepat saji yang letaknya tak terlalu jauh dari rumah sakit, saat ini keduanya sedang menunggu pesanan mereka datang.

Sejak tadi Kirana gelisah dalam duduknya, ia gatal ingin menanyakan kronologi cerita Manda dan juga maksud perkataan Gavin yang mengakui dirinya sebagai 'istri' di depan umum.

"Ada apa?" tanya Gavin datar ketika menyadari gelagat Kirana.

"Eummm … bagaimana cerita Manda sampai bisa marah seperti tadi?" tanya Kirana ragu-ragu tetapi penasaran.

"Kenapa kau ingin tahu?" tanya Gavin balik.

"Jangan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan Gavin, katakan saja langsung." Jawab Kirana kesal.

"Kau tidak perlu tahu." Balas Gavin cuek.

Kirana menghela nafas, ia mengusap wajah pelan. "Kali ini kau harus menjawabnya." Cecar Kirana membuat mata Gavin menyipit.

"Apa, apa alasanmu mengatakan bahwa aku istrimu di hadapan banyak orang?" tanya Kirana tampan malu-malu.

Gavin tersenyum tipis ketika menyadari tingkah malu-malu dari gadis di hadapannya, ia meletakkan ponselnya lalu sedikit mencondongkan tubuhnya.

"Kenapa, apakah aku salah? bukankah kau memang benar istriku?" tanya Gavin balik.

"Aku malas bertanya padamu, lupakan saja." Jawab Kirana kesal karena Gavin menjawab pertanyaan nya dengan pertanyaan lagi.

Gavin tampak menahan tawanya ketika melihat wajah kesal Kirana, ternyata mengganggu gadis itu menjadi kesenangan tersendiri untuknya. Meski selama sebulan mereka seperti orang asing, dan Kirana yang lebih mendominasi untuk bicara padanya.

"Kau benar, aku harus melupakan masa lalu ku." Ucap Gavin pelan.

"Hah?!"

NEXT?

BERSAMBUNG.........................