Reno yang berniat meneruskan kuliah S2 di kota harus terpaksa menikahi anak saudara jauh dari ayahnya.
Reno terpaksa menikah karena wasiat ayahnya yang sudah meninggal.Rianti yang anak yatim piatu harus menuruti kemauan ibu Ningrum untuk menikahkannya dengan anaknya Reno.
Reno yang merasa tidak menginginkan pernikahan itu,selalu mengabaikan Rianti,dan tak pernah pulang ke rumahnya.
Ibu Ningrum yang mengetahui kelakuan anaknya sampai marah hingga membuat siasat agar Reno bisa tidur dengan Rianti.
Apakah yang di lakukan ibu Ningrum?
Bagaimana setelah Rianti mempunyai anak,apakah Reno berubah?
Yuk,kepoin ceritanya yah...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28.Tamu
Setelah selesai berbicara dengan Rianti,Panji langsung menuju toko.Sempat membeli kue di toko bu Sri untuk di makan di toko bersama Reno.Walaupun di tokonya tersedia roti produk yang sama,tapi Panji membeli kue bronis kukusnya.
Sampai di ruangan,Panji tidak melihat Reno di ruangan itu,mungkin dia sedang membeli sarapan di luar.
Panji meletakkan bungkusan bronis kukus di meja.Lalu dia keluar untuk mengecek stok barang di keranjang,apa saja yang harus di isi kembali.
Ternyata sudah banyak yang stoknya habis.Lalu dia mencatatnya untuk mengambil lagi dari suplayer.
Reno masuk ke ruangannya,Panji menoleh lalu mengikuti Reno masuk.
"Dari mana?"tanya Panji,dia duduk di depan meja Reno.
"Habis sarapan di depan."ucap Reno sambil membuka laptopnya.
Panji menatap Reno,haruskah dia ngomong sekarang?
Kenapa masih sarapan di luar sedang di rumah bisa membuat sarapan buat lo?"Reno menatap Panji datar.
"Lo masih belum ngerti juga apa yang gue katakan kemarin?"masih berwajah datar.
Panji diam,masih bingung dengan situasinya.
"Setidaknya manfaatkan apa yang ada di rumah."
"Maksud lo apa?"tanya Reno mulai merasa aneh dengan Panji,kenapa dia ngotot memaksa dia untuk sarapan di rumah.
"Bukan apa-apa."Panji mengelak.
"Oke,lo mau tanya tadi pagi lo ada di sekitaran kompleks rumah gue kan?"tanya Reno mulai mengintimidasi.
"Iya."jawab Panji singkat.Mungkin sekarang waktunya dia mengingatkan dan Reno jujur dengan statusnya.
"Ngapain lo di sana?"
"Di mana?"
"Ya lo kemana?"
"Gue ke toko roti?"
""Ngapain?roti dari sana kan masih tiga hari harus di kirimnya."
"Ada perlu aja sama orang."masih dengan jawaban biasa saja.
"Lo naksir karyawan di sana?"
"Tadinya gue naksir,tapi ternyata dia udah punya suami dan anak."
Reno diam,dia masih penasaran,siapa perempuan yang di taksir Panji.Setahu dia yang bersuami dan punya anak adalah pemilik toko roti itu.Anaknya pun sudah berumah tangga semua.
"Siapa?"masih penasaran.
Panji menatap Reno dengan tatapan yang susah di pahami.Tatapan datar dan dingin Panji tunjukkan pada Reno.
Reno yang di tatap Panji seperti itu merasa aneh dengan sikap Sahabatnya itu.
"Perlu gue jawab?"
"Kalau lo ngga mau jawab juga ngga apa-apa."akhirnya Reno mengalah,toh ngga ada sangkutannya juga dengan dirinya.
"Lo sendiri gimana?"
"Apanya?"merasa lebih heran Panji masih saja membahas hal seperti itu.
"Status lo?"
"Status apa?Lo kalau ngomong suka ngelantur."Reno kesal seolah dia sedang bermain tabak-tebakan.Tidak mengerti maksud Panji,ada yang aneh dengan sahabatnya itu.
"Udahlah kerja aja sana."ucap Reno,dia tidak mau memperpanjang urusan yang tidak jelas.
Reno kembali mengutak-ngatik laptopnya.Tiga hari ini moodnya di buat jelek terus oleh sahabat-sahabatnya.Pertama Denis dan keduanya dari Panji.
Apa sebenranya yang mereka mau darinya?Dan Panji,dia menanyakan statusnya?Maksudnya apa?
Reno melirik Panji yang juga sama sedang membuka laptopnya.Satu balasan lirikan dari Panji membuat Reno mengalihkan pandangannya ke araha pintu.
Sedangkan Panji senyum cuek,dia yakin Reno sedang galau dengan pertanyaannya tadi.Masih memainkan keyboard di laptop,satu ketukan terdengar di pintu.
"Masuk!"ucap Reno.
Lalu pintu di buka dan terlihat Santi muncul di balik pintu.
"Pak Reno ada yang nyariin."ucap Santi.
Reno mengerutkan dahi,siapa yang mencarinya?
"Siapa San?"tanya Reno penasaran,begitu juga Panji.Siapa yang mencari Reno.
"Ngga tahu pak,ada dua orang lak-laki sama perempuan."
Mungkinkah Denis dan Nena?tebak Reno.Wajah Reno tiba-tiba sumringah,dia tersenyum.Panji yang juga penasaran makin curiga dengan Reno yang tiba-tiba tersenyum.
Lalu Reno bangkit dari duduknya dan langsung keluar dengan tidak sabar ingin menemui tamunya itu.
Panji makin penasaran,dia pun ikut keluar melihat siapa tamu Reno.
Dan benar saja tebakan Reno,dia adalah Denis dan Nena yang sedang berdiri dekat kasir.
Reno menghampiri keduanya.
"Hai Den,Nena.Gimana kabarnya?"sambut Reno dengan wajah senang.
"Gue baik,tau tuh Nena"kata Denis sambil melirik Nena.
Yang di lirik hanya senyum-senyum saja.Reno menatap Nena,dia senang Nena mengunjunginya di toko.
"Apa kabar Nen?"tanya Reno basa basi.
"Yah seperti yang lo lihat,gue baik."jawab Nena.
"Oya,kalian ke sini mau ngapain?"tanya Reno penasaran dengan mereka,pasalnya Denis dan Nena jarang ke tokonya.Paling tidak jika ada perlu ke rumah Reno dan mending menunggu di rumahnya.
"Gue di ajak Nena,katanya pengen lihat toko lo ini."wajah Reno semankin ceria.Dia senang di kunjungi orang spesial di hatinya.
"Oh,itu.Terus kalau udah tahu lo mau ngapain?"
"Mm...gue salut sama lo,dari kuliah di kampus dulu sampai sekarang toko lo semakin berkembang.Lo hebat."puji Nena.
Reno yang di puji makin mengembang hatinya,dia tersenyum bangga.Sedangkan Denis hanya acuh saja.
"Terima kasih."jawab Reno singkat,masih dalam balutan kebahagiaan di wajahnya.
Satu deringan ponsel Reno berbunyi.Dia melihat di sana tertera nama ibunya.Reno mendengus,lalu dia mengangkat teleponnya.
"Halo bu,ada apa?"tanya Reno
"Ibu mau nanya kabar Rianti,dia gimana?"kata ibunya di sana.
Reno mendesah kesal,baru telepon lagi yang di tanya hanya Rianti.
"Dia baik."jawab Reno singkat.
"Cucu ibu sehat-sehat aja kan?"
"Iya."
"Oya,mbok Surti nanti siang ke kota.Katanya dia pengen ketemu Rianti,juga menyerahkan ponselnya yang ketinggalan di rumah.Kasihan dia tidak punya ponsel.Tapi seharusnya kamu membelikannya ponsel,tapi ibu yakin Rianti tidak akan minta sama kamu.Makanya dia ngga pernah nelepon ibu atau mbok Surti."
Reno terdiam,bagai di benturkan kepalanya di tembok,kepala Reno terasa pusing.Dia bukan hanya tidak membelikan ponsel,bahkan dia tidak pernah memberikan uang pada Rianti.
"Reno."
"Ya bu?"lemah jawaban Reno.
"Kamu harus jaga anak dan istrimu.Dia tidak punya siapa-siapa di sana."
"Iya.Sudah ya bu,Reno lagi kerja ni di toko."ucap Reno memotong pembicaraan ibunya.Karena dia tahu pasti akan sangat lama membahas dia dan Rianti.Reno kesal nanti lama-lama.
Lalu Reno menyudahi panggilan teleponnya sama ibunya.Dia masukkan kembali ponsel ke dalam sakunya.Dan menghampiri Denis dan Nena yang sedang melihat-lihat barang yang di pajang.
"Kita keluar yuk."ajak Nena tiba-tiba saja.
Denis yang sejak tadi diam,jadi heran.Dan jangan di tanya senangnya hati Reno di ajak keluar oleh Nena.
"Boleh,yuk."ucap Reno,sedangkan Denis pasrah.Dia hanya ikut saja.
"Sebentar,gue ijin dulu sama Panji."tanpa menunggu jawaban keduanya,Reno langsung menuju ruangannya,dia mengambil tasnya dan pamitan sama Panji.
"Lo mau kemana?"tanya Panji heran.
"Gue keluar dulu sama temen gue.Lo jaga toko ya."Reno keluar tanpa menunggu jawaban Panji.
Panji mendesah,dia bingung harus bagaimana.Reno pasti sedang senang hatinya.Ini tidak boleh di teruskan,pikirnya.
Lalu Panji meneruskan pekerjaannya,sore nanti dia akan ke toko roti lagi.Menemui Rianti,mungkin akan susah tapi biarlah.Dia ingin tahu cerita Rianti walapun Rianti susah di ajak ngobrol.
Nanti dia akan mencari alasan untuk bisa ngobrol dengan Rianti.
_
Sore hari,seperti niatnya.Panji menunggu Rianti di luar.Dia duduk di pot bunga besar yang terletak depan toko.Motor dia parkirkan di depan,sengaja tidak masuk di tempat parkiran toko.Karena pikirnya hanya sebentar saja.
Sedangkan mobil Reno melintas di depan toko roti,dia hendak membelokkan mobilnya ke arah rumahnya namun matanya melihat motor Panji terparkir di depan toko.Dan benar saja tebakannya Panji ada di sana.
Reno ingat tadi siang pembicaraannya dengan Panji,bahwa Panji menyukai gadis yang ada di toko roti itu.
Reno tetap membelokkan mobilnya ke rumahnya,dia ingin melihat siapa gadis yang sudah mencuri hati Panji.
Sementara Panji masih menunggu Rianti dengan sabar,dia melirik jam di tangannya.
'Apa jam lima lebih belum juga selesai?'gumam Panji.
Tak lama,Rianti muncul dari pintu,dia melihat Panji sedang duduk di pot bunga besar itu.Rianti heran,kenapa Panji masih menunggunya.
Rianti menghampiri Panji,Panji menatapnya.Lalu tersenyum,walau ada rasa kesal di hati Rianti,dia pikir tidak baik menghindar terus.
"Ada apa pak Panji?"tanya Rianti.
"Mm ngga,cuma pengen lihat anakmu saja."kata Panji beralasan.
"Boleh saya gendong anakmu?"lalu Rianti memberikan Raka pada Panji.
Teman-teman Rianti yang baru keluar dari toko menyapa Rainti dan pamit juga padanya.Rianti hanya tersenyum.
Panji sangat senang hari ini,Rianti tidak cuek dan ketus padanya.
"Anakmu lucu yah."ucap Panji,Rianti hanya tersenyum.
Panji terus menggoda Raka dan bayi itu terus tertawa.
Mereka tidak tahu bahwa di ujung jalan Reno sedang memperhatikannya.Reno penasaran dengan gadis yang di sukai Panji.
Tapi pikiran Reno sedikit janggal dengan gadis yang di depan Panji,seperti mengenalnya.
Akhirnya Reno membiarkan Panji berinteraksi dengan pujaan hatinya.Besok dia akan menanyakan pada Panji.
_
_
_
_
*****(@@***@@)*****