Raju Kim Gadis Korea keturunan Indonesia yang merasa dirinya perlu mencari tahu, mengapa Ayahnya menjadi seorang yang hilang dari ingatannya selama 20 tahun. dan alasan mengapa Ibunya tidak membenci Pria itu.
Saat akhirnya bertemu, Ayahnya justru memintanya menikah dengan mafia Dunia Abu-abu bernama Jang Ki Young Selama Dua tahun.
Setelah itu, dia akan mengetahui semua, termasuk siapa Ayahnya sebenarnya.
Jang Ki Young yang juga hanya menerima pernikahan sebagai salah satu dari kebiasaannya dalam mengambil wanita dari pihak musuh sebagai aset. Namun Bagaimana dengan Raju Kim, wanita itu bukan hanya aset dari musuh, tapi benar-benar harus ia jaga karena siapa Gadis itu yang berkaitan dengan Janjinya dengan Ayahnya yang telah lama tiada.
Akankah Takdir sengaja menyatukan mereka untuk menghancurkan atau Sebaliknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oliviahae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gerak Halus di Balik Senyum Elegan
Raju mengikuti langkah Ki Young melewati lorong besar yang dipenuhi hiasan emas, foto-foto keluarga Jang, dan para penjaga bersetelan gelap yang berdiri seperti patung prajurit. Mereka mengambil jalan memutar, Jang Ki sengaja sambil menjelaskan beberapa bagian dari Benteng itu seolah ingin memancing tindakan Raju, atau memang sepenuhnya hanya ingin membuatnya lebih merasa diterima.
Setiap sudut gedung itu terasa seperti museum kekuasaan, dan setiap tapak kaki bergema seolah mengingatkan bahwa ia sedang berada di pusat kekuatan sebuah imperium. Keluarga Jang. Keluarga yang secara tidak sengaja kini menjadi… keluarganya.
Saat mereka kembali ke ruang utama setelah perkenalan dengan Hwang Seo Kyeong, Ibu kandung Ki Young, suasana pesta masih berlangsung. Musik lembut bergema, meja panjang dipenuhi hidangan, dan para sepupu Ki Young masih bercanda sambil sesekali melirik Raju dan para istri lain seolah menilai, menimbang, mungkin juga membandingkan.
Ki Young tidak melepas pundak Raju. Tangannya bertahan di sana, ringan tapi menegaskan."Ikuti aku," ujarnya pelan.
Raju mengangguk tanpa suara.
Mereka berhenti di sisi ruangan tempat beberapa keluarga berkumpul dalam kelompok kecil. Hwang Seo Kyeong sudah berada di sana, berdiri bersama empat saudara perempuan mendiang ayah Ki Young dan Woo Jin para anak perempuan Ketua Jang. Di samping mereka, berdiri para suami dan dua anak masing-masing.
Begitu Ki Young dan Raju mendekat, suara-suara itu mereda. Semua mata terarah.
Maklum. Istri resmi Jang Ki Young jarang muncul di acara seperti ini. Bahkan di pertemuan-pertemuan internal keluarga, Choi Da Hee lebih sering menjadi pusat perhatian. dan hari ini, Raju menginjak panggung yang tidak pernah ia bayangkan.
---
“Nyonya Jang,” sapa salah satu bibi Ki Young, Jang Mi Ryeon, dengan senyum ramah yang tampak dibuat-buat. “Akhirnya bisa bertemu denganmu. Kami sering mendengar… kabar tenggelamnya dirimu di mansion Ki Young.”
Beberapa sepupu Ki Young tertawa kecil.
Raju membungkuk sopan. “Maaf jika saya tidak sering muncul.”
“Ai, tidak apa-apa,” bibi lainnya, Jang Su Yeon menimpali sambil melirik gaun Raju dari atas ke bawah. “Meski… kau tampak berbeda dari Choi Da Hee.”
“Ya,” bibi ketiga, Jang Hyo Rin mengangguk. “Da Hee selalu terlihat menawan. Dia tumbuh di sekitar kami, jadi dia seperti keluarga sendiri. Benar, Seo Kyeong?”
Senyum Hwang Seo Kyeong tidak berubah elegan namun dingin seperti permukaan porselen. “Da Hee memang anak yang… baik,” jawabnya pelan. “Aku senang dia ada di rumah Ki Young.”
Raju mencoba tetap tegak. Tapi ia merasakan sesuatu di balik kata-kata itu, sesuatu yang menggores perlahan, bukan menyerang, tapi tetap membuat sesak.
Sialnya, Choi Da Hee berada tidak jauh dari mereka.
Ia berdiri anggun, menyesap anggur sambil mengamati interaksi itu dengan senyum lembut, seolah ia bukan objek pembicaraan seolah ia sudah terbiasa dibicarakan dalam keluarga Jang.
dan mungkin… memang begitu.
Min Seo Rin dan Han Eun Bi berdiri di sampingnya, tampak canggung namun berusaha menyesuaikan diri. Sementara para pendamping, Eun Chae, Baek Yu Mi, dan pendamping baru sebagai pengganti Jin Hwa tidak diundang di ruangan yang lebih dalam ini.
Secara tidak langsung, ini adalah panggung khusus untuk yang “dianggap keluarga.”
Dan posisi Raju? Belum jelas.
---
Ki Young tiba-tiba menepuk pelan punggung tangan Raju, seolah ingin menegaskan bahwa ia ada di sana.
“Raju,” katanya, suaranya lebih keras agar terdengar jelas oleh keluarga besar. “Sebentar lagi kau akan bersalaman dengan beberapa orang penting. Tidak perlu gugup.”
Raju menatapnya, sedikit terkejut.
Ia mengira Ki Young akan mengambil jarak, apalagi setelah insiden bukit dan kecurigaan yang kini menyelimuti mereka.
Namun Ki Young berdiri di sampingnya, bukan jauh atau di belakang melainkan persis di samping, menempatkannya setara.
Bukan sebagai hiasan. Bukan sebagai istri pengganti. Tapi sebagai bagian dari barisan Ki Young.
Dan itu membuat beberapa sepupu perempuan langsung berbisik sinis.
“Kenapa dia yang dibawa?”
“Bukan Da Hee?”
“Aneh sekali…”
Bisikan itu bukan bisikan, tapi sengaja diperdengarkan. Politik keluarga selalu penuh kode.
Raju mendengar semuanya.
---
Seorang pria paruh baya, suami dari Jang Su Yeon, mendekat. Ia menerawang Raju dari dekat.
“Ini Raju Kim? Yang dari bukit kemarin itu?”
Ruangan menegang. Raju mengepal tangan dalam diam.
Jadi rumor itu sudah menyebar. Tentang perburuan, penyergapan, dan bagaimana para istri ditemukan pingsan. Tentang bagaimana Ki Young membawa Raju sebagai yang terakhir keluar dari area tersebut.
“Jangan mulai,” Ki Young memutus tajam. “Itu urusan internalku.”
Suara Ki Young membuat semuanya diam seketika.
Lalu ia menambahkan kalimat yang membuat beberapa anggota keluarga saling pandang.
“Tidak ada satu pun dari kalian yang berhak menilai istriku.”
Raju tersentak pelan.
IS....TRI....KU....
Kalimat yang begitu sederhana tapi terasa seperti pukulan keras ke dada semua yang menganggapnya hanya ‘wanita kecil tak penting dari luar yang dijual masuk keluarga Jang’.
Beberapa bibinya langsung berubah wajah.
Hwang Seo-Kyeong menatap Ki Young dengan sorot tak terbaca. Tapi entah kenapa, di tatapan itu ada sedikit… kekaguman? Ketidaksukaan? Atau penilaian ulang?
Sulit ditebak.
---
Di tengah keheningan itu, salah satu sepupu Ki Young yang paling cerewet, Park Hae Won, gadis muda berumur 20 tahun yang selalu merasa menjadi pusat segala perhatian. Ia mendekati Choi Da Hee dan berkata terlalu keras.
“Nyonya Choi, kau jauh lebih cocok berada di sisi Oppa Ki Young daripada dia.”
Seketika Da Hee menegang.
Raju merasakan panas di pipinya tapi ia tidak berkata apa-apa.Namun sebelum siapapun bisa bereaksi, Ki Young melangkah maju.
“Hae-Won.”
Gadis itu tersentak, membeku.
“Jika bibimu mengajarkan sopan santun, pastikan kau mempraktikkannya hari ini.”
Hae-Won menunduk, pipinya merah padam.Da Hee ikut terdiam, tidak berani tersenyum maupun membantah.
Hwang Seo Kyeong bahkan memalingkan wajah sedikit, bukan malu, tapi lebih seperti… terkesan bahwa putranya mampu memimpin ruangan seperti sang Ketua Jang.
---
Raju menelan ludah.
Ia tidak menyangka Ki Young akan membelanya sedalam ini. Apalagi setelah keraguan yang menggantung sejak insiden bukit.
Raju berbisik tanpa menatapnya, “Tuan... Anda tidak perlu”
“Ssh.” Ki Young mengangkat tangan ringan. “Aku bukan membelamu karena belas kasihan.”
“…Lalu karena apa?”
Ki Young menatapnya, lama. “Karena kau istriku. Dan karena kau tidak bersalah atas apa pun.”
Raju menunduk dalam, bingung oleh perasaan yang naik turun. Apakah itu berarti ia mulai mempercayainya?. Atau hanya memperlakukan Raju begitu untuk menjaga citra di depan keluarga Jang?
Atau… karena alasan lain yang belum ia pahami?
---
Percakapan keluarga berlanjut dengan topik-topik lain, bisnis, pertarungan antar klan, rencana proyek rahasia, dan gosip yang tak pernah berakhir.
Min Seo Rin mencoba menarik Raju ke samping dan berbisik,“Lihat saja… keluarga Jang itu seperti akuarium hiu. Kau harus berenang, atau dimakan.”
Han Eun Bi mengangguk serius. “Tapi… aku pikir kau mulai bisa berenang.”
Raju tidak yakin, yang jelas, di tengah ruangan penuh senyum palsu itu, ia merasa tatapan Ki Young paling sulit dibaca. Ada banyak hal di baliknya. Kecurigaan, perlindungan, perhitungan, mungkin juga sedikit ketertarikan.
Dan Raju tidak tahu, mana yang harus ia percayai.
---
Sementara itu, dari arah balkon atas, seseorang mengamati mereka.
Jang Woo Jin.
Ia menatap Raju yang berdiri di tengah keluarga Jang, bagaimana ia bertahan, bagaimana ia tidak roboh, bagaimana ia menerima tatapan sinis dan pujian palsu tanpa menggigit balik.
"Kau… menarik," gumamnya.
Bukan kekaguman. Bukan juga ancaman.
Tapi seperti pria yang melihat teka-teki yang belum bisa ia pecahkan. Kemudian ia menuruni tangga. Acara ini belum selesai. Dan keluarga Jang belum selesai menilai Raju Kim.
Bersambung...