Nasya adalah Seorang gadis yang pintar, cekatan dan Sniper andalan di kelompoknya, Lalu suatu hari tiba-tiba Nasya di tugaskan menyamar menjadi Seorang Mahasiswi dan menjadi gadis polos, seiring perjalanannya menjadi Mahasiswi, Nasya yang menyamar harus mengemban tugas menjadi Sugar Baby Seorang Pria yang telah memiliki tunangan dan akan segera menikah
Apa yang terjadi pada Nasya selanjutnya? Apakah Nasya bisa menjalankan tugasnya menjadi sugar baby dan sniper bersamaan? Saksikan kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YeNitya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Kalau Devan di sini, berarti target juga berada di sini" gumam Nasya yang tau jika target nya adalah Pak Fendi atau nama asli nya Mr.Malvin
Nasya yang setahun lalu di tugaskan oleh Bos nya untuk menghabisi Mr. Malvin, memiliki kesusahan mendekati target nya, karena ketika Mr.Malvin berada di luar Perusahaan Devan, maka dia akan di kelilingi bodyguard nya yang memakai pakaian biasa, hingga Nasya sangat sulit mendekati Mr. Malvin saat itu
Lalu Nasya yang tau pekerjaan Raisa, mulai mendekati nya dan bekerja di Restaurant Cris, karena Mr. Malvin setiap siang atau pun sore selalu makan di sana hingga Nasya bisa tau kebiasaan makan Mr. Malvin setiap waktu
Lalu Nasya mulai mencari tau pekerjaan samaran Mr.Malvin yang ternyata sebagai Sekretaris di Perusahaan Devan hingga Nasya sengaja menyodorkan diri ke Devan yang saat itu butuh Sugar Baby untuk nya dan di situ lah Nasya tanpa sadar telah mencintai Devan dengan sepenuh hati nya
Awal nya Nasya senang jika senjata Devan tak bangun karena dia gak akan kehilangan apa pun, namun nama nya cinta, tumbuh tak tau di mana tempat nya akhir nya Nasya luluh dengan hati Devan yang saat itu begitu tulus pada nya hingga Nasya merelakan semua nya demi Devan saat itu
Mr.Malvin yang menyamar menjadi Sekretaris Devan, karena bisa berlindung di bawah nama besar Devan Fernandes, membuat nya tenang, beberapa kali dia ijin karena kecelakaan membuat nya bisa bebas menjalankan bisnis senjata ilegal yang dia selundupkan dari Negara nya ke Indonesia dan itu membuat Nasya semakin geram, namun karena Devan yang saat itu selalu di sisi nya membuat Nasya tak bebas melakukan apa pun hingga perpisahan setahun yang lalu terjadi, Nasya pergi dari Perusahaan Devan dan Mr. Malvin di tugaskan oleh Devan untuk berangkat ke Luar negeri untuk menggantikan nya di Perusahaan sana, membuat Mr.Malvin merencakan untuk kecelakaan Pesawat saat itu hingga dia menghilang selama setahun dan Nasya baru melihat nya kembali menjadi Sekretaris Devan tadi
"Sya, lama banget? Nyasar kamu?" tegur Joshua
"Gak Josh, itu ada target kita rupa nya duduk di sana" tunjuk Nasya dan ke empat nya menoleh berbarengan yang melihat Mr. Malvin sedang asyik makan siang bersama Devan, Bos nya
"Oh, oke Sya, besok kita eksekusi, Bos Daniel mengingatkan kita agar berhati-hati karena Mr. Malvin sangat peka sekali pada sekitar nya" ucap Joe
"Ya Joe, besok kita buat kayak skenario kita tadi, jadi kita bisa selesai cepat eksekusi musuh" ucap Nasya
Siang Hari nya
Saat ini Nasya telah berada di atas atap ujung Hotel yang mereka tempatin, biasa nya Mr. Malvin akan melakukan makan siang di sana beberapa menit lagi
Tak lama Nasya melihat target berjalan sesuai rencana, kemudian mereka mulai melakukan akting sesuai arahan Nasya kemaren, lalu Nasya mulai membidik dengan senjata kesayangan nya hingga tepat sasaran
"Dor"
"Binggo" gumam Nasya melihat target tak berdaya di jalanan
Terdengar suara bunyi senjata tajam dari arah yang tak dapat di perkirakan oleh semua Orang saat ini
Semua yang melihat korban tergeletak tak berdaya langsung histeris dan berlarian saat ini
Kemudian sebagian Orang mengerubungi korban tersebut untuk di bawa ke Rumah sakit
Nasya yang baru saja menyimpan senjata nya dan pakaian menyamar nya, langsung turun ke lantai di mana dia menginap saat ini
"Sya" panggil ke empat nya
"Ya Lex" sahut nya
"Good Job, Ayo kita liburan" ucap nya tak sabar
"Oke, kita check out dulu baru berangkat ke Bali siang ini" ucap Nasya
"Siap" sahut ke empat nya serempak
Sesampai nya di Bandara, Nasya langsung memasuki pesawat untuk mereka bersiap liburan di Bali
Beberapa Jam Kemudian
Kelima nya mulai memasuki kamar Hotel masing-masing dan Nasya mulai membaringkan badan nya yang sangat lelah karena seharian menunggu target untuk di eksekusi nya tadi
Ketika Nasya mulai terbangun, Nasya melihat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Nasya mulai mencari Hp nya, takut nya ke empat teman nya mencari nya tadi
Nasya langsung membaca chat dari Joe, jika mereka saat ini berada di Club yang tak jauh dari Hotel yang mereka tempatin saat ini
Nasya langsung bersiap dan bergegas menyusul ke Empat teman nya tersebut, namun belum sempat Nasya menuju lift sebuah tangan merangkul nya dan membopong begitu saja bdan nya saat ini
Nasya yang mengetahui jika itu Devan hanya dengan suara langkah dan bau parfum nya membuat nya pasrah dan terdiam saat di bopong bagaikan karung beras saat ini di pundak nya
Nasya langsung di turun kan Devan di kamar yang dia inap malam ini yang sengaja dia pesan bersebelahan dengan kamar Nasya
"Sejak kapan Anda mengikuti Saya?" tanya Nasyaq datar
"Sejak kepergian mu dari Bandara" ucap Devan tersenyum lembut
"Kita perlu bicara banyak Sya, pergi nya kamu membuat Aku tak bisa menceritakan semua yang terjadi setahun yang lalu" ucap Devan
"Oke, karena dari kemaren Anda terus menerus bilang ini salah paham, Aku akan dengar kan cerita nya tapi setelah itu biar kan Aku pergi, teman-teman ku sudah menunggu ku di bawah" ucap Nasya cuek
"Ya Sya, setahun lalu yang kamu liat terakhir sebelum kita berpisah selama ini, saat itu Aku mengira jika rasa sayang ku pada Sheila masih ada Sya dan ketika Aku kehilangan mu setelah kamu pamit, membuat ku merasa kosong, Aku malah tak bisa jauh dari mu, rupa nya kebersamaan kita selama ini ternyata membuat ku Jatuh sejatuh nya cinta pada mu Sya, Aku baru menyadari nya, Aku sudah tak pernah berhubungan kembali dengan Sheila, Sya, percaya lah pada ku" ucap Devan putus asa dan frustasi bersamaan
"Apa sudah cerita tersebut, Oke aku udah dengerin nya, sekarang biar kan Aku pergi" ucap Nasya dengan wajah datar nya, tak terpengaruh oleh cerita Devan sama sekali, bagi Nasya, cukup dia di khianati satu kali, itu membuat nya belajar tentang rasa cinta yang harus dia perjuangkan saat Orang itu masih ada di samping kita, bukan nya saat Orang itu sudah pergi baru sadar kita mencintai nya
Devan yang melihat Nasya tak terpengaruh sama sekali cerita tersebut hanya menghembuskan nafas panjang, Devan merasa Nasya yang sekarang, bukan lah wanita yang dia kenal setahun yang lalu, penuh kelembutan dan hangat pada nya, sekarang dia lebih tegas dan cuek
Devan akhir nya membiarkan Nasya keluar kamar nya dan pergi dari nya sekali lagi, karena dia gagal meyakinkan mantan kekasih nya tersebut
Devan sadar memang di khianati itu sangat lah menyakitkan apa lagi saat itu kita menyerahkan semua nya pada kekasih kita