NovelToon NovelToon
Istriku, Bidadari Yang Ku Ingkari

Istriku, Bidadari Yang Ku Ingkari

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Kriminal dan Bidadari / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Playboy
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ricca Rosmalinda26

Alya, gadis sederhana dan salehah yang dijodohkan dengan Arga, lelaki kaya raya, arogan, dan tak mengenal Tuhan.
Pernikahan mereka bukan karena cinta, tapi karena perjanjian bisnis dua keluarga besar.

Bagi Arga, wanita berhijab seperti Alya hanyalah simbol kaku yang menjemukan.
Namun bagi Alya, suaminya adalah ladang ujian, tempatnya belajar sabar, ikhlas, dan tawakal.

Hingga satu hari, ketika kesabaran Alya mulai retak, Arga justru merasakan kehilangan yang tak pernah ia pahami.
Dalam perjalanan panjang penuh luka dan doa, dua hati yang bertolak belakang itu akhirnya belajar satu hal:
bahwa cinta sejati lahir bukan dari kata manis… tapi dari iman yang bertahan di tengah ujian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ricca Rosmalinda26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cahaya dalam Gelap

Lebih dari dua minggu sejak Arga membawa Alya ke rumah pribadinya.

Rumah besar itu kini selalu sunyi. Bukan karena tak ada suara, tapi karena tak ada sapaan.

Langkah-langkah Alya di pagi hari hanya ditemani suara detik jam dan desiran angin yang menembus celah jendela.

Setiap pagi, Alya bangun sebelum adzan subuh.

Ia berwudhu dengan tenang, membentangkan sajadah di kamarnya yang selalu ia jaga kebersihannya, lalu melantunkan doa panjang setelah shalat.

Suaminya jarang di rumah, kalau pun pulang, pasti lewat tengah malam, dengan aroma alkohol dan parfum asing yang membuat dada Alya terasa sesak.

Namun setiap kali rasa sedih itu datang, Alya mengingat satu ayat yang ia hafal sejak di pesantren:

"Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar." — QS. Ar-Rum: 60

Alya tidak ingin membalas keburukan dengan amarah. Ia percaya, kebaikan akan menemukan jalannya sendiri.

---

Malam itu hujan turun deras.

Arga belum juga pulang meski jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Alya duduk di ruang tamu sambil membaca mushaf kecil.

Di meja ada semangkuk sup ayam yang ia hangatkan berulang kali, menu yang dulu menjadi kesukaan ayahnya.

Mbok Darmi menghampiri dari dapur dengan wajah cemas.

“Non, sudah tengah malam, lho. Tuan Arga belum pulang lagi. Non tidur dulu aja, ya?”

Alya tersenyum lembut. “Tidak apa, Mbok. Saya tunggu sebentar lagi. Kalau nanti Mas pulang, biar ada yang bukain pintu.”

Mbok Darmi menghela napas pelan. “Tuan Arga itu… susah ditebak, non. Kadang kalau pulang dalam keadaan mabuk, bisa marah tanpa sebab.”

Alya menatap Mbok Darmi penuh tenang. “Saya tahu, Mbok. Tapi saya tidak ingin membiarkan rumah ini kehilangan adab. Suami tetap harus disambut, bagaimanapun keadaannya.”

Perempuan tua itu terdiam, lalu tersenyum getir. “Non ini bener-bener sabar. Mungkin cuma kamu yang bisa tahan di rumah ini.”

---

Di sisi lain kota, Arga duduk di bar yang sama seperti sebelumnya.

Bima duduk di sampingnya, wajahnya mulai muak melihat sahabatnya terus menghancurkan diri sendiri dengan botol dan pelarian murahan.

“Gue heran, Ga. Lo punya istri yang bahkan mau nungguin lo pulang tiap malam, tapi lo malah nyari tenang di tempat kayak gini,” kata Bima, menatap Arga tajam.

Arga tertawa kering. “Tenang? Gue justru lebih tenang di sini, Bim. Di rumah, terlalu... sunyi. Gue nggak nyaman.”

“Lo nggak nyaman karena dia terlalu baik, kan?” sindir Bima.

Arga menatap gelasnya, matanya merah. “Ya nggak lah. Gue tau gue kotor tiap kali dia ngomong pakai bahasa yang sopan, tiap kali dia nyebut ‘Mas’ kayak gue ini pantas dihormatin. Gue tau gue nggak pantas. Tapi gue muak dengan seluruh ocehan dia.”

Bima menghela napas berat. “Mungkin itu justru cara Tuhan nunjukin sesuatu ke lo.”

“Gue nggak mau diceramahi,” potong Arga tajam.

Dia berdiri, melempar selembar uang ke meja bar, lalu keluar dengan langkah gontai.

Hujan deras mengguyur tubuhnya, tapi dia tidak peduli.

---

Jam menunjukkan pukul 2 dini hari ketika Arga akhirnya tiba di rumah.

Pakaian basah kuyup, langkahnya gontai, mata merah.

Begitu membuka pintu, dia tertegun.

Alya duduk di ruang tamu dengan kepala menunduk, tidur dalam posisi duduk sambil memegang mushaf di tangan.

Lampu ruang tamu redup. Wajah Alya tampak tenang meski lelah.

Di meja, makanan masih utuh. Sup yang sudah dingin dan nasi yang mulai mengeras.

Arga berdiri di sana, menatapnya lama.

Ia melangkah masuk, membanting jaket ke sofa, membuat suara keras yang membangunkan Alya.

Alya tersentak, matanya langsung terbuka.

“Mas Arga… sudah pulang?” suaranya lembut dan penuh hormat.

“Kenapa lo masih di sini?” Arga mendesis, suaranya berat dan dingin. “Tidur sana! Gue nggak suruh lo nunggu.”

Alya menatapnya sejenak, lalu berdiri pelan. “Aku hanya mau memastikan rumah ini tidak kosong saat Mas pulang.”

“Lo pikir gue butuh disambut?” Arga menatapnya sinis. “Lo pikir ini sinetron?”

Alya menunduk, menahan diri. “Tidak, Mas. Aku hanya melakukan apa yang aku anggap benar.”

Arga mendengus, lalu berjalan ke arah tangga.

Namun langkahnya terhenti ketika Alya berkata lirih, “Mas Arga, bajunya basah. Kalau tidak segera diganti, bisa masuk angin.”

Arga menoleh, menatapnya dengan mata merah. “Urus aja diri lo sendiri.”

Tapi Alya tetap melangkah ke dapur, mengambil handuk bersih.

Ia kembali dan menyerahkannya tanpa menatap langsung ke arah suaminya.

“Ini, Mas. Aku taruh di sini saja,” katanya pelan sambil meletakkan handuk di meja.

Arga hanya diam. Pandangannya kosong menatap wanita itu yang berjalan pergi tanpa banyak bicara, tanpa protes, tanpa air mata.

---

Keesokan paginya, cahaya matahari masuk menembus tirai kamar.

Alya sudah lebih dulu bangun, seperti biasa. Ia membuatkan sarapan sederhana, telur rebus, bubur ayam, dan segelas susu hangat.

Arga turun dari kamar dengan wajah lelah. Ia mengusap kepala yang masih pusing karena alkohol.

Di meja makan, Alya sedang menata piring.

“Mas mau sarapan dulu?” tanyanya lembut, seperti tak terjadi apa-apa semalam.

Arga menatapnya, tertegun. “Lo masih sempet bikin sarapan buat gue?”

Alya menoleh, tersenyum samar. “Seorang istri seharusnya memulai pagi dengan kebaikan, Mas. Mungkin Mas capek. Makanlah dulu sebelum berangkat.”

Arga tidak menjawab. Ia hanya duduk, memandangi piring itu lama.

Bau bubur ayam yang hangat entah kenapa membuat dadanya sedikit tenang.

Ia menatap Alya yang menunduk sambil meminum teh di depannya, lembut, sederhana, tapi memancarkan ketenangan yang sulit ia pahami.

“Lo nggak capek pura-pura baik terus?” tanya Arga akhirnya.

Alya tersenyum kecil. “Aku tidak pura-pura, Mas. Aku hanya berusaha tetap baik. Bukankah Rasulullah bersabda, ‘Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya’? Maka aku ingin jadi istri yang baik, meski belum tentu dibalas dengan kebaikan.”

Arga menatapnya lama. Ia menepis sendok, berdiri, lalu berkata dingin, “Jangan berharap gue berubah.”

Alya hanya menunduk. “Aku tidak berharap, Mas. Aku hanya berdoa.”

Arga terdiam beberapa detik sebelum akhirnya melangkah pergi tanpa menoleh lagi.

---

Hari demi hari berlalu, dan setiap malam Arga masih pulang larut.

Kadang mabuk, kadang hanya diam di balkon, menatap langit tanpa suara.

Dan setiap malam pula Alya selalu memastikan pintu rumah terkunci, menyiapkan air putih di meja, dan mengganti abu rokok di asbak yang selalu penuh.

Dia tidak pernah menegur, tidak pernah marah.

Namun dalam diamnya, Alya memperhatikan semua luka di hati suaminya yang tak pernah sembuh.

Ia tahu, tugasnya bukan mengubah Arga, melainkan menjaga rumah ini agar tetap berdiri di atas kesabaran dan doa.

1
Rosvita Sari Sari
alya mah ngomong ceramah ngomong ceramah, malah bikin emosi
aku aja klo ngomong diceramahi emosi apalagi modelan arga 🤣🤣
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Ma Em
Dengan kesabaran Alya dan keteguhan hatinya akhirnya Arga sadar dgn segala tingkah perlakuannya yg selalu kasar pada Alya seorang istri yg sangat baik berhati malaikat
Ma Em
Semoga Alya bisa meluluhkan hati Arga yg keras menjadi lembut dan rumah tangganya sakinah mawadah warohmah serta dipenuhi dgn kebahagiaan 🤲🤲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!