Kuntilanak Merah

Lama Arya menunggu sampai mata juga kadang mengantuk, namun sosok kuntilanak merah ini masih saja tidak mau menampakan diri di hadapan Arya sehingga membuat dia agak tidak sabar juga, kalau soal menunggu memang sangat membosankan bagi siapa pun walau orang itu memilki rasa sabar yang tiada batas di dalam diri.

Arya kurang sabar apa bila sudah bersikap pada siapa pun, tapi kalau untuk soal menunggu maka dia tidak akan sanggup lama sabar nya, ini saja sejak tadi sudah tegak duduk tidak karuan karena di rasa memang sudah terlalu lama menunggu kedatangan iblis yang selama ini banyak menghantui manusia yang lewat rel kereta api.

"Mana sih, sudah dua jam aku di sini kok tidak ada tanda." Arya keluar dari pos untuk melihat keadaan luar.

"Awas ketemu setan ganas ya, Mas." cemas Surya.

"Dia tidak tau saja kalau aku ini juga iblis." batin Arya sambil tersenyum.

"Aduh aku malah jadi merinding melihat senyum dia." batin Surya mengusap lengan yang terasa dingin.

Arya segera berlalu pergi karena dia memang mau patroli keadaan sekitar rel untuk mencari keberadaan kuntilanak merah itu, bagian ujung sana masih ada Maharani dan Yasmin yang sibuk mencari juga karena mereka pun penasaran dengan bentuk kuntilanak merah satu itu, kalau sampai ketemu maka sudah pasti ada pertarungan besar.

Maharani dan Yasmin masih setia jalan jalan menikmati malam yang terasa sangat indah bagi mereka, bagi rombongan kaum setan maka malam yang seperti ini memang sangat luar biasa sekali dan sayang kalau sampai tidak di nikmati dengan perasaan yang begitu adem serta damai.

"Kalau jalan jalan berdua sama suami pasti indah sekali, sambil berpelukan dan berbicara soal yang hangat." Maharani malah mulai mesum.

"Memang nya kau dan Jeno sudah melakukan apa saja?" Yasmin jadi kepo ini.

"Banyak dong, nama nya juga suami istri." Maharani mengedipkan mata nakal.

"Aku sama Xavier hanya sebatas pelukan dan bergandengan tangan saja." Yasmin sudah merasa bahagia.

"Pas di peluk dia kau cenut cenut tidak?" tanya Maharani kepo.

"Apa nya?" Yasmin tidak paham dengan pertanyaan Maharani.

"Kacang ping mu itu! aku kalau di peluk Jeno langsung berkedut, ingin langsung colok pokok nya." Maharani meringis mesum kepada Yasmin yang melongo.

Ternyata memang kuntilanak satu ini sikap nya mesum luar biasa, Yasmin saja sampai terperangah tidak percaya bahwa Maharani memang memiliki sifat edan dan tidak bisa di prediksi apa saja yang akan dia lakukan bila sedang berbicara atau mengambil tindakan terhadap semua orang atau pun terhadap para iblis yang ada di sini.

"Hai para gadis manis, mau ke mana kalian malam-malam seperti ini?" tegur seorang pria berbadan tinggi besar.

"Nah kau perhatikan pria yang ada di hadapan kita ini." Maharani menyuruh Yasmin.

"Ya, dia adalah setan tanpa kau beritahu pun aku sudah tahu kalau ini adalah jelmaan genderuwo." Yasmin sudah memahami bahwa yang berada di hadapan Dia adalah seorang genderuwo.

"Hahaaaaaa..... ternyata kau mengetahui bahwa aku adalah genderuwo." genderuwo itu tertawa bahagia.

"Kau pikir kami ini setan yang sangat bodoh sehingga tidak tahu bahwa kau itu seorang iblis juga!" Yasmin menjadi sewot.

"Nama ku Rekso." genderuwo mengulurkan tangan yang sangat besar dan juga hitam berbulu.

Maharani dan Yasmin sama sekali tidak ada yang menyambut uluran tangan itu karena merasa sangat geli melihat bentuk genderuwo yang sangat besar ini, niat mereka adalah mencari kuntilanak merah tapi malah ketemu dengan genderuwo yang sangat gatal bila melihat wanita cantik seperti mereka ini.

"Kenapa lah dia tidak bertemu dengan Arya saja!" Maharani terlihat memasang wajah jijik.

Sebab rupa dari Rekso ini terlihat sangat mengerikan dan tidak pantas untuk diajak berkenalan wanita secantik mereka, tidak sadar diri dan terus mendekat sehingga sudah pasti sebentar lagi akan terjadi pertarungan di antara mereka bertiga di rel kereta api ini.

"Ayo jangan malu malu, aku tahu bahwa diriku ini adalah pria tampan." Rekso malah menyambar tangan Yasmin.

Sreeeeett.

Duaaaaaaaak.

"Berani sekali kau menyentuh ku, sialan!" Yasmin marah dan menendang dagu Rekso.

"Bajingan, kau pikir walau pun cantik maka aku tidak akan menyakiti mu!" Rekso marah karena tendangan Yasmin sangat kencang.

"Mari bertarung, akan ku jadikan kau tumbal di sungai wadal!" geram Yasmin sangat marah.

Maka Yasmin segera maju untuk menghajar genderuwo yang tinggi besar dan memiliki taring panjang ini, bila terkena taring itu maka dapat di pastikan kalau tubuh mereka bisa robek tidak berbentuk sangking tajam dan juga mengerikan taring Rekso.

Ciaaaaaat.

Dieeeeeek.

Braaaaaak.

"Yasmin!" Maharani tersentak melihat Yasmin yang jatuh terpental.

"Hahaaaaaa kalian pikir aku ini arwah biasa." Rekso terbahak bahak.

"Bangsat!" Maharani segera mengeluarkan sayap besi untuk menghajar Rekso.

"Aaah punggung ku, aduh sakit sekali rasa nya." Yasmin merintih merasakan sakit pada punggung nya ini.

Crasssssh.

"Mampus kau, sialan!" Maharani berhasil menyabet lengan Rekso.

Rekso tersentak karena lengan terasa perih dan panas akibat sayap besi Maharani, dia mundur untuk mengeluarkan jurus yang lain agar bisa mengalahkan Maharani. dia sangat bernafsu melihat dua gadis cantik ini, nafsu birahi nya jelas naik di kepala dan ingin segera bercinta.

"Jangan senang dulu kau burung hantu!" Rekso kembali menyerang dengan cahaya merah.

"Ran jangan adu bentrok dengan sayap!" teriak Yasmin yang merasakan panas dari serangan itu.

Wuuuussssh.

"Makan es ku ini, bajingan!" Yasmin menyerang dengan kekuatan es yang sangat besar.

Duaaaaaar.

Buuuummm.

"Uhuk, Uhuk. Hueeeek!" Yasmin muntah darah karena beradu kekuatan besar.

"Yasmin!" Maharani memangku kepala Dewi es ini.

"Aaaaarggghh!" Rekso menjerit keras ketika dia juga mengalami luka yang lumayan parah.

"Sialan!" Maharani bingung ini harus bagaimana.

"Bawa Yasmin pulang agar bisa di obati Gun!" teriak Arya yang datang ketika mendengar suara ledakan.

Maharani bisa membawa Yasmin untuk di obati oleh Gun karena sekarang keadaan Dewi es sangat parah, darah masih keluar dari mulut dan dia juga tergeletak lemas tidak berdaya.

"Bertahan lah, aku akan membawa kau pulang sekarang!" Maharani terbang menuju rumah.

"Dada ku sesak sekali rasa nya, Ran." keluh Yasmin.

"Ya kau kenapa tadi adu bentrok dengan dia? kau sendiri melarang aku!" kesal Maharani yang di landa rasa cemas.

Yasmin hanya tertawa kecil karena tadi salah perhitungan, bila Maharani yang adu bentrok maka sudah pasti keadaan jauh lebih parah, jadi dia berpikir untuk es saja karena kekuatan Rekso adalah api, namun ternyata masih saja dia kalah dan tidak bisa bangkit sekarang.

Selamat pagi menjelang siang besti ku.