NovelToon NovelToon
Kukira Impoten Ternyata Hyper

Kukira Impoten Ternyata Hyper

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:76.2k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

Vanya sengaja menyamar menjadi sekretaris yang culun di perusahaan milik pria yang dijodohkan dengannya, Ethan. Dia berniat membuat Ethan tidak menyukainya karena dia tidak ingin menikah dan juga banyaknya rumor buruk yang beredar, termasuk bahwa Ethan Impoten. Tapi ....

"Wah, ternyata bisa berdiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31

"Raka, kamu di mana? Siapkan mobil cepat! Antar aku ke rumah sakit!" Setelah menghubungi Raka, Ethan segera mengangkat tubuh Vanya. Wajahnya yang pucat kini dipenuhi kepanikan.

"Aku tidak apa-apa, Pak Ethan! Barusan perutku hanya terasa kram saja. Biar aku jalan sendiri," kata Vanya, berusaha meyakinkannya. Meskipun demikian, kedua tangannya berpegangan erat pada bahu Ethan karena takut terjatuh.

"Jangan membantah," desis Ethan. "Aku tidak ingin terjadi sesuatu sama kamu dan calon anak kita."

Mendengar perkataan Ethan, Vanya tersenyum kecil. Calon anak kita. Rasa takut yang sedari tadi terus menghantuinya kini perlahan memudar, digantikan oleh rasa tenang yang datang dari pelukan kuat Ethan.

Ethan masuk ke dalam lift, memeluk Vanya protektif saat lift turun ke lantai dasar. "Apa kamu sudah memeriksakan kandungan kamu ke dokter?" tanyanya.

Vanya menggelengkan kepalanya. "Aku baru tahu tadi pagi."

"Jadi waktu kita video call tadi pagi kamu menangis karena tahu kamu hamil?" tanya Ethan.

Vanya menganggukkan kepalanya pelan. "Iya. Aku sangat takut. Aku benar-benar belum siap."

Mendengar pengakuan Vanya, Ethan semakin mengeratkan tangannya sambil melangkah keluar dari lift. Dia kini merasa sebagai pria paling bertanggung jawab di dunia. Langkahnya cepat menuju mobil.

"Ada apa?" tanya Raka yang telah menyiapkan mobil dan membukakan pintu untuk mereka berdua. Ekspresi Raka penuh tanda tanya.

"Perut Vanya sakit, ke rumah sakit ibu dan anak saja yang berada di seberang rumah sakit umum," perintah Ethan sambil menurunkan Vanya di kursi penumpang. Dia kini juga duduk di sampingnya, lalu memeluknya erat-erat.

Raka tertegun beberapa saat. Dia melihat pelukan itu, mendengar perintah ke rumah sakit ibu dan anak. Dia tidak salah dengar, kan? Kalau begitu, mereka akan punya anak?

Raka segera masuk ke dalam mobil. Dia menoleh dan menatap Ethan. "Kalian akan jadi orang tua?"

"Nanti saja tanyanya! Sekarang cepat kamu jalankan mobilnya ke sana!" bentak Ethan, kesal melihat ekspresi konyol Raka yang memperlambat semuanya.

Raka segera melajukan mobil itu menuju rumah sakit. Dia masih saja tertawa kecil sambil sesekali melirik mereka berdua dari kaca spion. "Tidak menyangka, ternyata Pak Ethan tokcer sekali. Baru pertama melakukannya saja sudah langsung jadi. Pak Ethan benar-benar telah membuktikan kalau tidak impoten."

Ethan mengangkat satu tangannya dan menjitak kepala Raka keras-keras. "Jangan bicara seenaknya!"

Vanya hanya mencibir. Sekali apanya? Belum ada semalam saja Ethan sudah melakukannya sampai tiga kali dengan durasi yang lumayan lama, batin Vanya.

Beberapa saat kemudian, ponsel Ethan berbunyi. Dia segera mengambilnya dan melihat ada panggilan masuk dari Mamanya.

"Ethan, kamu ke mana? Mengapa hanya koper kamu yang sampai rumah?" tanya Bu Clara dengan khawatir.

"Aku langsung ke kantor, Ma, dan sekarang mau ke rumah sakit. Mama langsung ke rumah sakit saja ya. Rumah sakit ibu dan anak yang berada di seberang rumah sakit umum. Nanti aku jelaskan di sana."

Vanya terkejut mendengar Ethan yang langsung berterus terang pada Mamanya. Sebentar lagi, Bu Clara pasti akan memberitahu kedua orang tuanya dan semuanya pasti akan tahu.

"Kenapa Pak Ethan memberitahu Tante Clara?" tanya Vanya setelah Ethan memutuskan panggilannya.

"Ya, biar Mama tahu. Kamu tenang saja. Mama tidak akan marah." Tiba-tiba, Ethan melepas pelukannya. Perutnya kembali tidak nyaman. Rasa mual yang hilang kembali datang, lebih kuat dari sebelumnya. Dia mencari masker di dalam sakunya tapi tidak ada.

"Maskerku di mana? Raka, kamu punya masker?" tanya Ethan panik.

"Tidak ada, Pak. Kenapa?" tanya Raka.

"Kalau mengemudi yang mulus! Jangan belok-belok!" gerutu Ethan. Goyangan halus mobil itu seperti mengaduk perutnya.

"Biar cepat sampai ke rumah sakit. Pak Ethan mabuk perjalanan?" tanya Raka sambil menahan senyumnya.

Ethan menahan dirinya, memegang sandaran kursi depan dengan erat berusaha menahan rasa mual yang sudah sampai di tenggorokan.

Vanya justru mengulurkan kantong kresek di depan Ethan. "Kalau tidak bisa menahannya," katanya sambil tersenyum geli.

Raka sudah tidak bisa menahan tawanya lagi. "Jadi yang mengidam Pak Ethan. Wah, lucu sekali!"

"Cepat berhenti!" Ethan menepuk sandaran Raka keras-keras agar Raka segera menghentikan mobilnya.

Raka akhirnya berhenti mendadak di depan halaman rumah sakit. Buru-buru Ethan keluar dari mobil dan langsung berjongkok di dekat selokan. Suara muntah pelan terdengar.

"Astaga, kasihan sekali CEO kita," Raka keluar dari mobil sambil membawa air mineral yang diikuti Vanya.

Vanya berjalan mendekat dan mengusap punggung Ethan. "Sepertinya yang harus ke dokter Pak Ethan. Gimana kalau sampai dehidrasi?"

Ethan mengambil air mineral di tangan Raka lalu berkumur. Dia membersihkan bibir dengan tisu. "Aku tidak apa-apa. Aku kuat."

Ethan kembali memeluk pinggang Vanya dan mengajaknya berjalan masuk ke dalam IGD rumah sakit itu.

"Suster," kata Ethan tegas. "Istri saya baru saja hamil dan perutnya tiba-tiba sakit. Tolong segera panggil Dokter Mutia. Saya Ethan, putra Bu Clara."

"Baik, Pak." Satu suster segera memanggil Dokter Mutia. Sedangkan suster yang lain segera membantu Vanya naik ke atas brankar dan memeriksa kondisi fisik.

"Apa perutnya masih sakit, Bu?"

Namun, Vanya masih saja menatap Ethan. Dia tertegun setelah mendengar Ethan menyebutnya istri.

Ethan terus menatapnya penuh cinta meskipun wajahnya semakin pucat. Dia mengusap rambut Vanya yang terbaring di brankar. "Apa perut kamu masih sakit?"

Vanya hanya menggeleng pelan.

"Dia berusaha kuat dan terus menjagaku meski sekarang sedang lemah. Sekarang aku yakin, dia memang jodoh yang terbaik untukku."

1
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
ya Allah,jangan sampai terjadi apa² sama Ethan dan Vanya
Ila Lee
cari thu dimna m.nika berada masa seorang CEO bodoh amat 🤭
Ila Lee
Akhirnya nika bertemu keluarga kandungnya 😭😭
aristi
makeup penyamarannya luntur dong🤭😄
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Akhirnya Nika bertemu keluarganya 😥
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Ada aja yang julid..ckck
Ila Lee
nika susah cari lelaki yg mencintai kita jgn lepas lelaki sebaik vian😍
Ila Lee
bantu b vanya kn byk cara untuk siuntung muntah🤭🤭🤭
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
yeee si bos ngintipin karyawan nya 😅😅
Ila Lee
mantap vian berani meluahkan perasaan pada nika biar jelas
Ila Lee
vian jika vanya tahu cuma mahu megata kn suka sama nika ajer berncn2 alasab
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
nah gitu Vian harus gentle jadi laki😅
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
selamat berjuang Vian💪💪
Ila Lee
semoga berbahagia hingga ke akhir hayat
Ila Lee
mengapa bilang adik ckp lh kerana aku sayang kamu nika itu ajer susah mahu gomok vian2
Mundri Astuti
ya elah Vian masa kalah sama vanya
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
jangan insecure Nika🥹🥹
Ila Lee
tentu lh vian siapa lagi yg mahu menolong mi nika
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
selamat ya untuk kalian berdua..
Ila Lee
bimil mahu manja2 papa Ethan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!