Demi menyelamatkan nyawa janin yang dikandungnya, Ayu Larasati terpaksa pergi dari rumah sang suami yang sangat ia cintai. Leonardo Abraham sangat murka saat melihat istrinya kabur dari rumahnya karena ia belum puas menyiksa istrinya yang kedapatan berselingkuh darinya.
Beruntung ada orang baik yang menolong Ayu Larasati di perjalanan saat melihatnya mengalami pendarahan hebat. Namun sepeninggal Ayu pergi, justru Leonardo yang tersiksa fisik dan batin.
Bagaimana nasib Ayu dan janinnya? Apakah keduanya berhasil selamat atau hanya salah satu saja? Akankah Leonardo dan Ayu bersatu kembali walau ada pihak ketiga hadir dalam kehidupan rumah tangga mereka atau justru maut yang memisahkan keduanya?
Simak kisah perjalanan rumah tangga mereka yang penuh liku dan tabir.
Karya ini telah menandatangi kontrak eksklusif dengan NovelToon dan hanya boleh dipublikasikan di platform ini. Segala bentuk pelanggaran hak cipta akan dikenakan sanksi hukum.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebutan Wanita Mandul
"Kamu siapa? Kenapa wajah kita serupa" tanyaku padanya.
"Ayo cepat ikut aku ke sana nanti kita bisa bermain bersama dan kamu gak akan sedih lagi" ucap pemuda itu.
Sebuah pintu terbuka sebagai tempat kita berdua akan menuju ke arahnya namun saat aku berjalan untuk memasuki pintu tersebut tiba-tiba ada suara lelaki yang begitu aku cinta memanggilku dari kejauhan.
"Sayang, ayo pulang. Aku rindu nasi goreng smoked beef buatanmu" ucap Leo suamiku yang berjalan menuju ke arah kami seraya mengulurkan tangannya kepadaku.
Aku melihat mimik kesedihan pada pemuda itu yang memiliki wajah mirip denganku. Namun karena hatiku memilih pada suamiku maka kuterima uluran tangannya dan kembali pada suamiku. Sebelum aku pergi bersama suamiku, aku menoleh dan sedikit berteriak padanya.
"Suatu saat aku akan datang ke tempatmu untuk berkunjung nanti kubawakan bunga dan kue buatanku ya" ucapku dengan melambaikan tangan padanya lalu bayangan itu hilang dan seketika aku terbangun yang ternyata itu hanya sebuah bunga tidur.
Kulihat tanganku digenggam erat oleh Mas Leo dengan mimik kekhawatiran yang terpampang pada wajahnya yang tampan bak dewa Yunani.
"Kamu sudah sadar Ay?" ucapnya.
"Eumm..iya mas, aku kenapa ya Mas?" ucapku dengan suara parau sambil memijit kepalaku yang sedikit pusing.
"Sudah kamu jangan bergerak dulu Ay. Seharian kamu pingsan dan baru saja kamu mengigau memanggil nama mendiang Papa. Aku takut banget Ay kamu pergi mendadak seperti Papa" ucap suamiku.
"Jadi seharian ini, Mas jagain Ay?" ucapku.
"Iya Ay kalau bukan aku sapa lagi" gerutu Leo.
"Kenapa kamu gak makan kemarin pas Mas hukum kamu, hah? Mau ikut mati juga seperti selingkuhanmu itu?" ucap Leo tegas karena sang jantan sedang di fase menunjukkan taringnya padahal tadi di awal lembut saat istrinya mulai terbangun.
Aku berusaha menjelaskan kepada Mas Leo bahwa antara diriku dan Bram hanya dijebak dan kami tak berselingkuh seperti tuduhannya. Bahkan aku menceritakan bagaimana kronologi awal sebelum kejadian buruk itu terjadi namun Mas Leo tetap tak percaya.
Aku pun terkejut saat suamiku mengatakan bahwa Bram sahabatku meninggal dunia. Apa Mas Leo membunuhnya? Namun suamiku enggan menjawabnya.
Soal memberi makanan di ruang bawah tanah selama aku di kurung itu pun hanya bisa kupendam dalam hatiku. Dalam perkataan suamiku yang kucerna bahwa ia hanya memberi hukuman padaku dengan membuatku takut di ruang bawah tanah yang gelap dan sunyi namun tetap memberiku makan serta minum. Akan tetapi yang kudapati seharian lebih aku tak diberi makan dan minum apapun dan tak ada satu pun yang mengunjungiku di ruang bawah tanah.
Siapa yang tega berbuat hal kejam itu padaku? Apakah orang yang sama dengan yang memfitnahku kepada Mas Leo?
POV Ayu End
Selepas kejadian naas itu, kondisi semuanya berangsur membaik dari segi kesehatan tubuhku namun Mas Leo melarang diriku keluar rumah tanpa seijin atau pengawasan darinya sehingga aku jarang berkunjung ke panti asuhan atau kemanapun. Aku seperti peri yang terkurung dalam sangkar emas.
Ketika kondisiku sudah merasa sehat kembali dan bisa menghubungi Bu Yanti, beliau terisak menangis menceritakan Bram yang dikabarkan telah meninggal dunia karena dihakimi massa atas perselingkuhan kami.
Ayah kandung Bram syok terkena serangan jantung sehingga meninggal dunia dan ibu kandung Bram jatuh sakit sejak kejadian pilu tersebut sehingga dibawa oleh keluarga yang lain pindah ke desa mereka di Jogja.
Setelah telepon tertutup, Ayu terkulai lemas seketika. Dia menangis tersedu-sedu meratapi nasib orang di sekitarnya yang menyayat hati.
"Ya Tuhan bila memang diriku berdosa cukup hukum aku hiks..hiks..jangan sakiti orang-orang yang kusayangi" ucapnya dalam hati dengan sendu.
Dua bulan pasca kejadian kelam tersebut, sikap Leo sudah tak lagi dingin pada Ayu walau ia masih irit bicara. Selama dua bulan pula Leo tak menyentuh Ayu ataupun satu kamar dengan istrinya karena ia masih jijik atas perbuatan Ayu dan Bram yang berkhianat kepadanya. Leo akan berbicara seperlunya saja pada istrinya itu.
Walau dalam pernikahan atas dasar perjodohan dengan Ayu yang digadang oleh Papanya ia lakukan dengan terpaksa, namun sejatinya ia benci atas yang namanya suatu perselingkuhan sehingga ia berusaha membentengi dirinya sendiri untuk tak berselingkuh dengan wanita lain walau ia tak cinta sama istrinya.
Sejak kematian Papa Leo, sang Mama terus saja menekannya agar segera menceraikan Ayu karena tak kunjung memberikan keturunan pada keluarga Abraham. Bahkan sang mama menyodorkan Celine sebagai istri baru menggantikan posisi Ayu namun Leo masih berusaha bertahan memegang amanah sang Papa. Sesungguhnya di lubuk hati Leo terdalam sejatinya sudah tersemat cinta atas nama istrinya namun masih ia dustakan.
"Hei wanita mandul kenapa sih kamu masih bertahan di sisi putraku?" ucap Margareth, ibu mertua Ayu.
"Mah, kami berdua sudah pernah periksa kesehatan pada dua rumah sakit berbeda dan dinyatakan sehat bukan mandul seperti yang mama katakan. Mungkin belum rejeki kami untuk dikaruniai momongan. Kami tetap usaha dan mohon mama doakan agar kami bisa segera memberi cucu sesuai harapan mama" ucap Ayu.
"Segera ceraikan Leo dan pergi dari rumah ini. Tenang saja hidupmu tetap terjamin dengan uang yang kami cukupi untuk kehidupanmu dan panti asuhanmu itu. Leo akan menikahi Celine karena mereka saling mencintai dan dari mereka berdua yang akan memberikan mama cucu bukan dari rahim kamu" ucap Mama Leo penuh sindiran.
"Tapi mah.."
Byurr.....Prang...
lebih baik ayu sm bram sj
drpd leo ibunya penjahat