NovelToon NovelToon
Dendam Membawa Bencana

Dendam Membawa Bencana

Status: tamat
Genre:Misteri / Desas-desus Villa / TKP / Tamat
Popularitas:959
Nilai: 5
Nama Author: Siti Gemini 75

Di desa kandri yang tenang, kedamaian terusik oleh dendam yang membara di hati Riani. karena dikhianati dan ditinggalkan oleh Anton, yang semula adalah sekutunya dalam membalas dendam pada keluarga Rahman, Riani kini merencanakan pembalasan yang lebih kejam dan licik.

Anton, yang terobsesi untuk menguasai keluarga Rahman melalui pernikahan dengan Dinda, putri mereka, diam-diam bekerja sama dengan Ki Sentanu, seorang dukun yang terkenal dengan ilmu hitamnya. Namun, Anton tidak menyadari bahwa Riani telah mengetahui pengkhianatannya dan kini bertekad untuk menghancurkan semua yang telah ia bangun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Gemini 75, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cahaya Dikegelapan

Ki Ageng Selo mendekat, sorot matanya tajam dan penuh perhitungan. "Untuk membuktikan kesungguhan kalian," ucapnya rendah, suaranya bagai bisikan angin malam yang menusuk tulang, "aku ingin kalian membawa sesuatu... sebuah petunjuk dari orang yang kalian curigai bertanggung jawab atas sakitnya ayah kalian."

Mbak Marni dan Dinda terdiam. Permintaan itu menggantung di udara, berat dan membingungkan, seperti kabut yang menyelimuti persawahan Wonogiri di musim hujan. "Petunjuk?" tanya Dinda, suaranya nyaris tak terdengar, mencerminkan keraguannya yang mendalam. "Apa maksud Ki Ageng?"

Ki Ageng Selo menatap mereka, wajahnya tanpa ekspresi, seperti topeng kayu yang menyimpan seribu rahasia. "Bukan sembarang barang. Aku butuh sesuatu yang bisa bicara, sesuatu yang menyimpan jejak dirinya. Mungkin benda yang sering disentuhnya, atau yang selalu berada di dekatnya. Sesuatu yang menyimpan energinya, getaran jiwanya. Benda yang bisa menjadi mata dan telingaku."

Mbak Marni merasa ada yang janggal. Intuisi seorang guru yang selalu membimbingnya untuk melihat lebih dalam dari permukaan. "Mengapa Ki Ageng memerlukan benda seperti itu? Apa yang akan Ki Ageng lakukan?" tanyanya, mencoba menyembunyikan kecemasannya di balik nada bicara yang tenang.

"Itu bukan urusan kalian," jawab Ki Ageng Selo tegas, suaranya memecah kesunyian malam. "Yang penting adalah, benda itu akan membuka jalan. Ia akan menunjukkan kebenaran yang tersembunyi, mengungkap siapa dalang di balik sakitnya ayah kalian."

Dinda menggigit bibirnya, merasakan ketakutan mencengkeram hatinya. "Tapi, bagaimana jika kami gagal? Jika Anton tahu kami sedang mencari-cari? Dia bukan orang bodoh, Ki Ageng. Dia licik dan berbahaya," bisiknya, membayangkan tatapan dingin Anton yang selalu membuatnya tidak nyaman.

Ki Ageng Selo mengangkat bahu, sikapnya acuh tak acuh. "Itu risiko kalian. Setiap pilihan memiliki konsekuensi. Jika kalian tidak sanggup, lupakan saja bantuan dariku. Carilah jalan lain," ucapnya, seolah menantang keberanian mereka.

Mbak Marni berpikir cepat. Otaknya berputar mencari solusi, menimbang risiko dan peluang. "Baik," katanya akhirnya, dengan nada yang lebih mantap dari yang ia rasakan. "Kami akan berusaha. Tapi, bisakah Ki Ageng berjanji... bahwa benda itu tidak akan digunakan untuk menyakiti siapa pun? Kami hanya ingin ayah sembuh."

Ki Ageng Selo tersenyum tipis, senyum yang tidak mencapai matanya. "Aku hanya mencari keadilan. Benda itu akan menjadi saksi, bukan senjata. Aku akan menggunakan kekuatanku untuk mengungkap kebenaran, bukan untuk membalas dendam. Tujuan utamaku adalah kesembuhan ayah kalian, selebihnya biar hukum karma yang berjalan."

"Kapan kami harus menyerahkannya?" tanya Mbak Marni, berusaha untuk tetap tenang, meski jantungnya berdebar kencang.

"Semakin cepat semakin baik. Waktu adalah musuh kita. Tapi ingat, jangan gegabah. Satu kesalahan bisa menghancurkan segalanya. Berhati-hatilah dalam setiap langkah kalian," pesan Ki Ageng Selo, sebelum berbalik dan berjalan menjauh menuju kegelapan, meninggalkan mereka dengan pertanyaan yang belum terjawab dan beban yang semakin berat.

"Apa yang harus kita lakukan?" bisik Dinda, suaranya bergetar, mencerminkan ketidakpastian yang melandanya.

Mbak Marni menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. "Kita harus mencari cara. Mencari celah. Kita harus mendapatkan apa yang dia inginkan, tanpa menimbulkan kecurigaan. Ini akan menjadi ujian yang berat, Dinda. Tapi kita harus berhasil, demi ayah," ucapnya, menyemangati adiknya.

Mereka bergegas kembali ke mobil, meninggalkan rumah Ki Ageng Selo yang penuh misteri. Di sepanjang perjalanan menuju desa, pikiran mereka dipenuhi dengan rencana dan kekhawatiran.

"Apa yang akan kita cari?" tanya Dinda, memecah kesunyian di dalam mobil.

Mbak Marni terdiam sejenak, matanya menerawang menembus kegelapan malam. "Sesuatu yang berharga bagi Anton. Sesuatu yang selalu bersamanya. Mungkin cincin, jam tangan, atau bahkan selembar surat. Kita harus jeli dan berani. Kita harus bisa masuk ke dunianya tanpa ketahuan."

Desa mereka tampak sunyi dan damai di bawah sinar bulan. Namun, di balik ketenangan itu, tersimpan rahasia kelam yang mengancam keselamatan mereka.

Keesokan harinya, Mbak Marni dan Dinda mulai menyusun rencana. Mereka memutuskan untuk mengawasi Anton dari jauh, mencari tahu kebiasaannya dan mencari kesempatan untuk mendekatinya.

Beberapa hari kemudian, mereka melihat Anton sedang berjalan-jalan di sekitar sawahnya. Ia tampak sedang berbicara dengan seseorang melalui telepon. Mbak Marni dan Dinda memutuskan untuk mendekatinya, berpura-pura sedang mencari tanaman obat.

"Selamat siang, Mas Anton," sapa Mbak Marni dengan ramah, menyunggingkan senyum yang berusaha terlihat tulus.

Anton menoleh dan tersenyum. "Eh, selamat siang, Mbak Marni, Dinda. Sedang mencari apa kalian di sini?" tanyanya, dengan nada suara yang dibuat seramah mungkin.

"Kami sedang mencari tanaman obat, Mas," jawab Dinda, mencoba menutupi kegugupannya. "Kami dengar di sini banyak tanaman yang berkhasiat!"

"Oh, begitu, aku juga tidak terlalu tahu tentang tanaman obat. Tapi kalau butuh sesuatu, jangan sungkan untuk meminta bantuanku!" balas Anton, disertai senyum manis yang membuat Dinda merasa risih.

"Terima kasih, Mas. Kami permisi dulu!" kata Mbak Marni dan Dinda bersamaan, lalu segera menjauh dari Anton, merasa lega bisa lolos dari percakapan yang menegangkan itu.

Mbak Marni dan Dinda kemudian menjauh dari Anton, tetapi mereka tetap mengawasinya dari kejauhan. Mereka melihat Anton kembali berbicara di telepon, dengan nada yang lebih serius dari sebelumnya.

"Siapa yang dia telepon, ya, Mbak?" tanya Dinda, berbisik.

"Entahlah. Tapi sepertinya ada sesuatu yang disembunyikannya!" jawab Mbak Marni, matanya tak lepas dari sosok Anton yang semakin menjauh.

Mbak Marni dan Dinda terus mengawasi Anton selama beberapa hari. Mereka menemukan bahwa Anton sering bertemu dengan seseorang di sebuah gubuk tua di ujung desa. Mereka memutuskan untuk menyelidiki gubuk itu.

Suatu malam, mereka menyelinap ke gubuk itu. Gubuk itu tampak kosong dan berdebu, seperti tidak pernah dijamah manusia. Namun, mereka menemukan sebuah kotak kayu yang terkunci di bawah tumpukan jerami.

"Apa ini?" tanya Dinda, dengan nada penasaran bercampur khawatir.

Mbak Marni mencoba membuka kotak itu, tetapi tidak berhasil. Ia kemudian mengambil sebuah batu dan memecahkan gemboknya.

Di dalam kotak itu, mereka menemukan sebuah buku catatan, beberapa lembar surat, dan sebuah foto. Foto itu menunjukkan Anton sedang berdiri di samping ayah mereka, dengan wajah yang penuh senyum. Namun, ada sesuatu yang aneh di mata Anton, seperti menyimpan sebuah rencana jahat.

Mereka membaca buku catatan itu dengan seksama. Di dalamnya, mereka menemukan catatan tentang transaksi keuangan yang mencurigakan, dan beberapa nama orang yang terlibat dalam bisnis ilegal.

Mbak Marni dan Dinda membawa barang bukti itu kepada Ki Ageng Selo. Ki Ageng Selo memeriksa barang bukti itu dengan cermat, lalu mengangguk-angguk.

"Ini cukup. Ini akan membantuku untuk mengungkap kebenaran," ucapnya, dengan nada yang meyakinkan.

Ki Ageng Selo kemudian melakukan ritual di depan mereka. Ia membakar kemenyan, membaca mantra, dan mencoba berkomunikasi dengan kekuatan gaib untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada ayah mereka.

Setelah ritual selesai, Ki Ageng Selo menatap Mbak Marni dan Dinda dengan tatapan serius. "Aku melihat ada kekuatan jahat yang mempengaruhi kesehatan ayah kalian. Anton terlibat dalam hal ini, tapi dia bukan satu-satunya."

Mbak Marni dan Dinda terkejut mendengar perkataan Ki Ageng Selo. Mereka tidak menyangka bahwa masalah ini akan menjadi serumit ini.

"Apa yang harus kami lakukan, Ki Ageng?" tanya Mbak Marni, dengan nada putus asa.

"Kalian harus berani menghadapi kebenaran, meskipun itu menyakitkan. Kalian harus mencari tahu siapa saja yang terlibat dalam kejahatan ini, dan apa motif mereka," jawab Ki Ageng Selo.

Mbak Marni dan Dinda mengangguk, meskipun hati mereka dipenuhi dengan keraguan. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang dan penuh dengan bahaya.

Mereka kemudian meninggalkan rumah Ki Ageng Selo, dengan perasaan yang campur aduk. Mereka merasa lega karena telah mendapatkan petunjuk, tetapi mereka juga merasa takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Di sepanjang perjalanan pulang, mereka terus memikirkan perkataan Ki Ageng Selo. Mereka harus berani menghadapi kebenaran, dan mencari tahu siapa saja yang terlibat dalam kejahatan ini.

Ketika mereka tiba di rumah, mereka melihat Anton sedang menunggu mereka di depan pintu.

"Kalian dari mana saja?" tanya Anton dengan marah. "Aku mencari kalian sejak tadi."

Mbak Marni dan Dinda terdiam. Mereka tidak tahu harus berkata apa.

"Aku tahu apa yang kalian lakukan," kata Anton. "Kalian telah menyelidiki aku."

Mbak Marni dan Dinda mencoba melarikan diri, tetapi Anton berhasil menangkap mereka. Ia menyeret mereka ke dalam rumah dan mengikat mereka di kursi.

"Kalian telah membuat kesalahan besar," kata Anton dengan nada mengancam. "Kalian akan menyesal telah mencampuri urusanku."

Anton kemudian mengambil sebuah pisau dan mengacungkannya ke arah mereka.

"Ini adalah akhir dari kalian," katanya.

Mbak Marni dan Dinda berteriak ketakutan. Mereka tahu bahwa mereka akan mati.

Tiba-tiba, pintu rumah terbuka dengan keras. Ki Ageng Selo muncul di hadapan mereka, dengan wajah yang penuh amarah.

"Lepaskan mereka, Anton!" bentak Ki Ageng Selo.

Anton terkejut melihat Ki Ageng Selo. Ia tidak menyangka bahwa dukun sakti itu akan datang menyelamatkan mereka.

"Kau tidak berhak mencampuri urusanku," kata Anton.

"Aku berhak," jawab Ki Ageng Selo. "Aku adalah pelindung desa ini. Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti siapa pun."

Rupanya Ki Ageng Selo mengikuti mbak Marni dan Dinda dari jauh.

Ki Ageng Selo dan Anton kemudian bertarung dengan sengit. Mereka saling mengeluarkan kekuatan gaib mereka.

Mbak Marni dan Dinda hanya bisa menyaksikan pertarungan itu dengan ketakutan. Mereka tidak tahu siapa yang akan menang.

Akhirnya, Ki Ageng Selo berhasil mengalahkan Anton. Ia mengikat Anton dan menyerahkannya kepada polisi.

Mbak Marni dan Dinda merasa lega karena telah selamat. Mereka berterima kasih kepada Ki Ageng Selo karena telah menyelamatkan mereka.

"Terima kasih, Ki Ageng," kata Mbak Marni. "Kau telah menyelamatkan nyawa kami."

"Sama-sama," Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan. Tapi ingat, ini belum berakhir. Kalian harus tetap berhati-hati. Masih ada kekuatan jahat di luar sana yang mengincar kalian.!" balas Ki Ageng Selo

Ki Ageng Selo kemudian minta diri, meninggalkan Mbak Marni dan Dinda dengan perasaan lega sekaligus waspada. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, dan mereka harus tetap kuat untuk menghadapi segala rintangan yang ada di depan mereka.

         *********

1
SitiGemini75
aku selalu update kok kak bahkan tidak cuma satu bab bahkan 4 bab
SitiGemini75
ya oke kak tunggu
Mari🧝‍♀️16
Gimana nih thor, update-nya kapan dong?
SitiGemini75: secepatnya kakak
total 1 replies
Donny Chandra
Bikin penasaran!
SitiGemini75: makasih ya kak
total 1 replies
StarJustStar
Thor, aku tunggu cerita selanjutnya, kasih kabar dong.
SitiGemini75: oke siap 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!