NovelToon NovelToon
Dendam Keturunan Pendekar

Dendam Keturunan Pendekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Action / Balas Dendam
Popularitas:695
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

Wira adalah anak kecil berusia sebelas tahun yang kehilangan segalanya, keluarga kecilnya di bantai oleh seseorang hanya karena penghianatan yang di lakukan oleh ayahnya.

dalam pembantaian itu hanya Wira yang berhasil selamat karena tubuhnya di lempar ibunya ke jurang yang berada di hutan alas Roban, siapa sangka di saat yang bersamaan di hutan tersebut sedang terjadi perebutan artefak peninggalan Pendekar Kuat zaman dahulu bernama Wira Gendeng.

bagaimana kisah wira selanjutnya? akankah dia mampu membalaskan kematian keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagaikan Amatiran Yang Menyerang Master

Semua penumpang terlihat panik dan ketakutan, sementara anak buah yang membawa tas besar itu menghampiri satu persatu penumpang dan memaksa untuk memasukan barang barang berharga mereka, entah itu uang ataupun HP.

Di belakang anak buah yang membawa tas besar itu berdiri Violet, Daniel dan satu anak buah yang membawa parang, membuat para pengunjung tidak berani untuk melawan.

Hingga akhirnya ketiga orang itu tiba di penumpang seorang wanita cantik yang duduk bersama dengan wanita paruh baya.

Wanita paruh baya dan wanita cantik itu terlihat ketakutan, mereka langsung melempar uang dan HP mereka ke dalam tas namun tangan kiri wanita paruh baya itu seolah menggenggam sesuatu.

Mata Violet sangat tajam, dia melihat kilauan emas di balik celah jemari wanita paruh baya itu.

Violet langsung menodongkan katana yang ia pegang ke arah wanita paruh baya itu, "serahkan emas yang kamu pegang wanita tua! Atau aku akan melukaimu!" Ucapnya dengan dingin.

Wanita paruh baya itu terlihat tersentak kaget, siapa sangka Violet bisa melihat bahwa tangannya menggenggam kalung emas milik dirinya dan anaknya.

Wanita itu tidak menyerahkan emas itu, karena baginya hanya itu barang yang paling berharga sebab kalung emas itu adalah pemberian suaminya.

"Oh tidak mau ya?" Tanya Violet dengan dingin.

Slash!

"Aaaaakkkhhhh!!!" Siapa sangka Violet tidak melukai wanita paruh baya itu namun menebaskan ujung katanya ke lengan wanita cantik itu, membuat wanita cantik menjerit kesakitan dengan nada pilu.

Sontak semua orang kaget melihat wanita dengan topeng badut ini yang tidak segan melukai orang, begitu pula dengan wanita paruh baya itu dia langsung memeluk anaknya.

"Hehe... cepat serahkan kalung itu atau aku akan melukai anakmu dengan lebih parah lagi!" Ancam Violet kepada wanita paruh baya itu.

"Ba... baik! Baiklah! Aku akan menyerahkan kalung emas ini, namun jangan lukai anakku!" Ucap wanita paruh baya itu sambil memeluk wanita cantik di sampingnya yang sudah berlinang air mata karena kesakitan, tampak darah mengucur di lengannya yang mengalami luka gores. Untungnya luka gores itu tidak terlalu dalam namun tetap saja terasa sangat perih.

Tangan wanita paruh baya itu hendak memberikan emas, dan tangan seorang anak buah yang membawa tas besar itu juga hendak menerimanya.

namun Siapa sangka sebuah kaki langsung menendang tangan anak buah yang membawa tas itu.

Sontak tangan anak buah itu langsung terangkat ke atas gagal mengambil emas itu.

Terlihat seorang pemuda bangkit dari kursi di belakang kedua anak dan ibu itu sembari mengucek matanya dengan ekspresi malas.

"Sialan! Kenapa kalian rusuh sekali? Tidakkah kalian melihat aku sedang tidur?" Tanya Wira dengan sorot mata tajam bagaikan elang.

Entah mengapa ekspresi dari Wira langsung memberikan ketakutan tersendiri di hati Violet, Daniel dan kedua anak buah mereka.

"Oh... mau jadi pahlawan kamu?" Tanya Anak buah yang membawa tas dengan dingin.

Dia kemudian mengeluarkan pisau lipat dan langsung menusukannya ke arah perut Wira.

Bugh!

Namun siapa sangka tendangan kaki kanan Wira terlebih dahulu mendarat di selangkangan anak buah yang membawa tas itu.

Sontak anak buah yang membawa tas itu meringkuk sembari memegangi dua loncengnya yang sudah mau pecah.

"Ke-- keparat! Bera--" namun sebelum anak buah itu menyelesaikan kalimatnya Wira terlebih dahulu memegang kepala anak buah itu dan mebenturkannya ke lantai bus.

Dum!

Suara itu terdengar sangat nyaring membuat semua penumpang di sana kaget bukan kepalang termasuk ibu dan anak itu, mereka semua sama sekali tidak menyangka akan ada seorang pemuda berambut gondorong yang berani melawan 3 perampok sekaligus yang membawa katana, pistol dan pisau.

"Lihat anak muda gondrong itu? Berani sekali dia melawan 3 perampok sekaligus." Bisik salah satu penumpang.

"Biarkan saja, siapa tahu dia adalah seorang intel atau mungkin dia adalah tentara terlatih!"

Bisik bisik segera terdengar ada yang berbisik positif kepada Wira, namun ada juga yang negatif.

Sementara untuk anak buah yang tadi di bentrurkan kepalanya oleh Wira sudah tidak sadarkan diri.

Daniel begitu murka dia langsung berteriak, "diam kalian!! Atau aku tembak kepala kalian!" Teriak Daniel kepada semua orang.

Sontak suara bisik bisik itu segera menghilang, semua orang segera menunduk dengan ketakutan.

Daniel langsung menodongkan pistolnya ke arah Wira, "angkat tangan!" Teriak Daniel.

Namun siapa sangka Violet berucap, "stop Daniel! Biarkan aku saja yang memberikan pelajaran kepadanya!" Ucap Violet kemudian dari balik topengnya ia menyeringai lebar.

"Sialan! Laki laki ini sangat tampan, aku tidak rela dia mati konyol karena di tembak Daniel, aku harus melumpuhkannya dan membawanya untuk menjadi pemuas nafsuku!" Ucap Violet dalam hatinya dengan senyuman mengerikan.

Daniel menganggukan kepalanya, ia kemudian mundur selangkah begitu pula dengan anak buahnya yang membawa parang, mereka berdua memberikan ruang kepada Violet untuk melawan Wira.

Tampak Violet memasang kuda kuda khusus, ia kemudian berucap, "aku sama sekali tidak menyangka merampok bus remehan seperti ini menjadi misi yang cukup sulit. Namun tidak masalah! Aku akan melumpuhkanmu dengan mudah." Ucap Violet.

Wira mengamati gerakan Violet sesaat, ia menggelengkan kepalanya karena melihat kuda kuda Violet dan cara memegang katananya masih sangat kaku.

Wira kemudian mengambil pisau lipat yang tergeletak di lantai bus, pisau lipat itu adalah milik anak buah yang pingsan.

"Oh ya? Kamu berpikir mampu melumpuhkanku bukan? Sekarang seranglah aku dengan semua kemampuanmu!" Ucap Wira sembari memainkan pisau lipat di tangan kanannya, sementara tangan kirinya ia masukan ke dalam saku jaket hitamnya.

"Hehe... kamu akan menyesalinya pemuda tampan!" Ucap Violet kemudian mengayunkan tebasan pertama.

Dentang!

Suara dentingan logam terdengar sangat nyaring, siapa sangka Wira mampu menangkis katana yang sangat panjang itu hanya dengan sebuah pisau lipat yang ukurannya sangat kecil di bandingkan dengan katana.

Violet sedikit kaget mendapati pemuda itu mampu menangkis serangannya, namun dia segera menyerang kembali dengan kecepatan yang lebih intens.

Dentang!

Dentang!

Dentang!

Dentang!

Violet terus menerus melancarkan serangan dari berbagai arah, mencoba untuk melukai Wira.

Namun jangankan terluka Wira melangkah kebelakang sedikit pun tidak, ia masih berada di posisinya dan menangkis seluruh serangan Violet hanya dengan satu tangan dan pisau lipat sementara tangan kirinya ia masukan ke dalam saku jaket.

Jika di lihat secara langsung mungkin akan terkesan seperti seorang amatiran yang sedang menyerang seorang master pedang.

Tatapan mata Wira terlihat dingin, senyuman tipis terukir dari sudut bibirnya seolah meremehkan serangan demi serangan yang di lancarkan oleh Violet.

Sementara Violet menggertakan giginya dengan geram ketika Wira menatapnya remeh seperti ini, alhasil ia makin melancarkan serangannya secara intens.

Hingga akhirnya...

Dentang!

Pisau lipat dan katana tampak adu kekuatan di udara, Wira hanya dengan satu tangan menahan tekanan katana dari Violet yang menggunakan kedua tangannya.

Siapa sangka tenaga tangan kanan Wira lebih kuat di bandingkan kedua tekanan tangan Violet, kedua tangan Violet terangkat ke atas bersamaan dengan katananya karena dorongan tekanan tenaga tangan kanan Wira.

"Sekarang giliranku!" Ucap Wira dengan dingin, benar benar dingin hingga membuat semua orang di bus itu mendengarnya merasa merinding.

Slash!

Wira menebaskan tebasan Vertikal ke topeng badut yang di pakai Violet, seketika itu juga topeng badut itu terbelah menjadi dua dan terjatuh ke lantai bus begitu saja.

Baik Wira maupun semua orang di bus itu kini bisa melihat wajah Violet yang di penuhi dengan keringat karena kelelahan.

1
Tini Nurhenti
ada yg ngompol gk thor 😄😄🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!