NovelToon NovelToon
Kaisar Pedang Tak Terkalahkan

Kaisar Pedang Tak Terkalahkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sayap perak

Namanya adalah Ye Lin. Selain Ketua Pembunuh Bayaran dia juga dikenal sebagai Kaisar Pedang Tak Terkalahkan. Dalam ratusan pertarungan yang telah dilalui dia lebih banyak menang dan tak pernah sekalipun menderita kekalahan.

Namanya begitu disegani, pedangnya sangat dihormati. Namun pria yang terkenal kejam dan tak berperasaan itu pada akhirnya tewas saat berusaha menolong seorang anak muda.

Dia merasa hidup sangat tidak adil sampai jiwanya malah terjebak ditubuh anak muda yang diselamatkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch - 26 : Konfrontasi Dua Saudara

Matahari baru saja terbenam. Bel lonceng berbunyi menandakan waktu bergiliran untuk berjaga.

Empat penjaga gerbang datang dari dalam. Setelah menunjukkan surat tugas mereka segera mengambil alih pos dari empat rekan yang telah menyelesaikan tugasnya.

Dua orang berdiri tepat di depan gerbang, sementara dua lainnya berjaga agak ke samping. Mereka berdiri terus memasang ekspresi datar, seolah tak menghiraukan orang-orang yang berlalu lalang.

Dalam pemikiran mereka, selama tidak ada yang menyebabkan masalah maka tidak perlu buat mereka mengambil langkah.

"Penjaga, lebarkan gerbang! Nyonya datang untuk menyambut kepulangan Tuan Muda Kedua."

Bersama dengan seruan itu penjaga yang bertugas mengendalikan gerbang segera membuka gerbang sepenuhnya. Empat penjaga di luar juga meninggalkan posisi, kemudian berbaris rapi begitu melihat Wei Zhiyue berjalan dari dalam.

"Nyonya!"

Mereka memberi salam, tapi perhatian Wei Zhiyue hanya tertuju ke jalanan lurus di depannya.

Dia sangat tidak sabar melihat kembali putranya yang telah meninggalkan rumah satu setengah tahun. Tidak sabar melihat perkembangannya, lebih tidak sabar menyaksikan waktu penobatannya.

"Selamat Nyonya! Selamat karena sebentar lagi Nyonya akan menjadi ibu putra mahkota." Dong Yue berbicara pelan, tetapi setiap kata di kalimatnya membuat senyum di wajah Wei Zhiyue semakin mengembang.

"Kau tenang saja, aku tidak akan melupakan jasamu. Dalam waktu satu tahun, di mana putraku disahkan sebagai penerus kepala keluarga, aku akan mengembalikan posisimu sebagai kepala pelayan atau bahkan yang lebih tinggi."

Dong Yue mendengar ini segera menyatukan tangannya dan berterima kasih. Pandangannya menatap jauh ke depan, sedikit mengernyit saat melihat sosok yang familiar.

"Nyonya, Tuan Muda sudah pulang."

"Benarkah?" Wei Zhiyue mencari dengan semangat keberadaan putranya.

Tepat di depan, berjalan dari arah barat membelakangi sinar senja.

Perlahan siluet nya menjadi nyata. Semakin dekat, semakin dekat.

"..."

Wei Zhiyue tak mengatakan sesuatu kecuali bergumam memanggil nama putranya.

"Ibu!!"

Ye Zhiyang pun bergegas. Setelah sampai langsung memberi salam dan keduanya saling berpelukan.

"Tuan Muda, selamat datang kembali," ucap Dong Yue.

Belasan orang di depan gerbang hanya fokus kepada Ye Zhiyang, sementara pria setengah baya yang datang bersamanya diperlakukan seperti tidak ada.

"Hei, apa tidak ada satu pun yang melihatku di sini? Kak, aku di sini." Sambil melambaikan tangan, pria itu mendekatkan wajah tepat ke depan Wei Zhiyue.

Membuat Wei Zhiyue kesal dan langsung meninjunya.

"Apa kau tidak bisa diam? Sudah setua ini tapi sikap tak berubah sama sekali. Bagaimana ayah nanti akan tenang menyerahkan urusan Keluarga Wei kepadamu? Bersikaplah lebih dewasa, mengerti?"

Namun bukannya mendengar nasehat tersebut Wei Liang hanya bengong sambil mengorek telinga. Bergumam tidak jelas sambil memainkan batu di bawah kakinya.

"Pheh! Aku juga tidak ingin melakukannya. Semua itu terlalu rumit, biar orang tua itu yang melakukannya," ucap Wei Liang.

Dia tak peduli dengan tatapan tajam yang diberikan oleh Wei Zhiyue. Masih memainkan batu di bawah kaki sebelum ekspresinya berubah saat mengingat sesuatu.

"Oh ya, kebetulan membicarakan orang tua itu, kami sempat mengunjunginya dalam perjalanan pulang. Dia tak berhenti bicara tentang Zhiyang yang akan menjadi penerus Kepala Keluarga Ye. Dia bilang kabar ini Kakak yang menyampaikannya. Apa itu benar?"

Wei Zhiyue diam cukup lama sebelum berbalik tanpa memberikan jawaban sepatah kata pun. Dia meminta penjaga kembali mengatur gerbang seperti keadaan awal dan mengajak Ye Zhiyang masuk ke kediaman.

"Kak!" panggil Wei Liang seraya berjalan mengikuti di belakang.

"Apa sebenarnya yang Kakak pikirkan? Kenapa mengirim surat seperti itu? Ini jelas berharap pada suatu yang tidak mungkin. Pada akhirnya hanya akan membuat kecewa."

Langkah Wei Zhiyue terhenti begitu mendengar dua kalimat terakhir yang diucapkan. Ekspresinya berubah, dia meminta Ye Zhiyang kembali lebih dulu sementara dirinya masih di sana menatap tajam sosok adiknya.

"Kenapa kau bilang tidak mungkin? Apa Zhiyang bukan keturunan Keluarga Ye? Zhiyang memiliki hak menjadi penerus, bakatnya juga lebih baik dari anak wanita itu. Kenapa masih tidak mungkin?!" Suara Wei Zhiyue tanpa sadar meninggi, membuat Wei Liang sulit membuka mulutnya.

"Kak, kau jelas tahu maksudku. Aku ..."

"Jangan bicara lagi. Kau tak perlu ikut campur dalam hal ini. Kembalilah dan temani ayah di Keluarga Wei, tugasmu di sini sudah selesai."

Begitu selesai bicara Wei Zhiyue langsung memanggil penjaga. Tak memberikan kesempatan Wei Liang bicara lebih banyak, segera mengantarkannya pergi.

"..."

Dua penjaga menarik Wei Liang yang masih mematung itu dengan sedikit paksaan. Hingga mereka berada di luar gerbang, Wei Liang menghempaskan tangan kedua penjaga itu lalu merapikan pakaiannya.

"Cukup sampai di sini. Tak perlu mengantarku lebih jauh."

Kedua penjaga sontak merasakan ngeri ketika mata mereka bertemu dengan Wei Liang. Pada dasarnya, dalam hal budidaya mereka jelas kalah sangat jauh dengan pria itu. Jika bukan perintah dari Wei Zhiyue, mereka mungkin bahkan tidak mampu untuk menyentuh ujung pakaiannya.

___

Sementara itu, di sisi yang lain. Ye Zhiyang yang baru kembali jelas ingin pergi menemui ayahnya. Dia sampai di kediaman utama, tetapi pada saat itu Ye Xinghan sedang sibuk melakukan pembicaraan dengan beberapa tetua dan tidak mungkin untuk mengganggunya.

"Tuan Muda, pembicaraan di dalam mungkin akan selesai cukup lama. Bagaimana jika Tuan Muda kembali lagi nanti?" tanya Dong Yue.

Namun Ye Zhiyang tidak pergi begitu saja. Dia tinggal sekitar sepuluh menit sebelum mengangkat kakinya meninggalkan kediaman utama.

"..."

Saat dalam perjalanan kembali ke kediamannya, Ye Zhiyang mendengar suara dentingan pedang yang sangat nyaring berasal dari tempat latihan. Kedua alisnya mengerut, secara bertahap menoleh pada Dong Yue di sampingnya.

"Siapa yang malam-malam seperti ini masih di tempat latihan?"

"Tuan Muda, itu seharusnya adalah Tuan Muda Pertama dan Nona Minghua. Mereka akhir-akhir ini sering menghabiskan waktu di tempat latihan."

"..."

Awalnya Ye Zhiyang hanya bertanya karena penasaran, tapi begitu Dong Yue menyebut 'Tuan Muda Pertama' ekspresinya segera berubah. Tanpa bicara lebih banyak langsung memutar haluan untuk menuju ke tempat latihan.

"Tuan Muda mau ke mana? Bukankah Tuan Muda ingin kembali ke kediaman?"

Ye Zhiyang tak berhenti ataupun melambatkan langkahnya. Terus berjalan, tersenyum sambil melambaikan tangannya.

"Kembalilah dulu. Aku ingin menemui 'kakak tersayang' ku."

___

Saat itu Ye Lin baru selesai menemani Ye Minghua berlatih dengan menjadi teman bertandingnya. Mereka berniat beristirahat sampai sebuah suara datang mengalihkan perhatian keduanya.

"Kakak, tak kusangka kau juga mempelajari ilmu pedang. Mungkinkah kau bertemu dengan guru yang hebat selama enam bulan di akademi?"

Setiap kata penuh ejekan. Ye Lin merasa asing dengan wajah pemuda itu, tetapi melihat bagaimana sikapnya, kemudian cara memanggilnya, tak salah lagi jika itu adalah saudara tiri pemilik tubuh asli. Ye Zhiyang.

Namun Ye Lin mengingat jika sebelumnya Ye Zhiyang masih berada dalam pelatihan panjang bersama paman dari pihak ibunya. Tak disangka, dia sudah kembali dan di hari pertamanya kembali langsung datang mencari dirinya.

"..."

"Minghua, kau juga berlatih ilmu pedang?" Ye Zhiyang fokus ke pedang kayu di tangan Ye Minghua. Cukup lama diam sebelum tersenyum dan menghampiri gadis kecil itu.

"Bagaimana jika Kakak Kedua mengajarimu? Bukan bermaksud meremehkan kemampuan Kakak Pertama, tapi dia juga baru saja memulai. Pemahamannya mungkin masih terlalu dangkal."

Ye Minghua mengangkat wajahnya menatap Ye Lin. Dia meraih tangannya, merangkul dengan erat.

"Tidak perlu. Kakak sudah mengajariku dengan baik," jawabnya.

Segera senyum di wajah Ye Zhiyang menjadi datar. Namun dia berusaha tetap tenang dan tak terprovokasi oleh hal tersebut.

"Benarkah? Sepertinya kemampuan Kakak Pertama begitu hebat. Entah lebih baik mana jika dibandingkan dengan Adik."

Tiga orang bicara, belasan orang memperhatikan. Semakin lama tempat latihan didatangi lebih banyak orang, tak lain karena mendengar dua saudara satu ayah itu sedang berdebat di sana.

"Siapa yang lebih baik? Aku yakin itu Tuan Muda Kedua."

"Ya, itu pasti. Tuan Muda Pertama baru saja mempelajari ilmu pedang setelah pergi ke akademi, sedangkan Tuan Muda Kedua sudah mempelajarinya sejak kecil. Membandingkan keduanya, ini seperti seekor naga dan cacing. Jauh. Jauh sekali!"

Komentar beberapa orang terdengar cukup jelas di telinga tiga bersaudara itu. Terkhusus Ye Zhiyang, senyum di wajahnya tak berhenti terus mengembang.

"Kakak, kata-kata orang lain tidak perlu terlalu dihiraukan. Bagaimana jika kita bertukar beberapa pemahaman? Tak peduli siapa yang kalah atau menang, ini hanya latihan."

Ye Lin mendengus pelan tanpa mengatakan apapun. Dia mengetahui betul apa sebenarnya yang dipikirkan Ye Zhiyang. Niatnya sangat jelas. Saudara tirinya itu ingin mempermalukan dirinya di hadapan banyak orang.

Mungkin cara tersebut akan berhasil jika dilakukan kepada Ye Lin yang dulu. Tapi Ye Lin yang sekarang adalah Ye Lin yang dikenal sebagai Kaisar Pedang Tak Terkalahkan. Bagaimana mungkin dirinya kalah, apalagi dengan anak bau kencur seperti Ye Zhiyang.

"Karena kau memiliki niat buruk, maka jangan salahkan aku."

1
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
Dinata Tea
ayo thor, bagus cerita nya, cuma uo nya yg sedikit 🤭🔥🔥🔥
Dinata Tea
ayo thor sekali kali crazy up🔥🔥🔥
Andipujiwahono
mantap thor👍 ayo update lg 💪 seru thor
Andipujiwahono
ayo update lg kok cuma 1 💪👍🙏
Andipujiwahono
thor kok gk update lg
Dinata Tea
lanjutkan thorrrr🔥🔥🔥
DARIZ
lanjut
Nanik S
bikin babak belur saja
Nanik S
Layani saja tantangan Ye Zhiyang.. kalau perlu dibuat cacat.. biar ibunya tau rasa
Nanik S
Mantap
Nanik S
Beneran.. keren veritanya hidup
Nanik S
Tooooop
Nanik S
Cerita ini benar benar bagus
Nanik S
Karena Ye Lin yang sekarang bukan ye Lin yg dulu
Nanik S
Joooooost
Nanik S
Otak Ye Lin memang Jenius
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!