NovelToon NovelToon
Cinta Di Dalam Cerita

Cinta Di Dalam Cerita

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta Beda Dunia / Mengubah Takdir / Romansa / Idola sekolah / Ruang Ajaib
Popularitas:349
Nilai: 5
Nama Author: Eireyynezkim

Alseana, penulis muda berbakat yang masih duduk di bangku SMA, tak pernah menyangka kehidupannya akan berubah hanya karena sebuah novel yang ia tulis. Cerita yang awalnya hanya fiksi tentang antagonis penuh obsesi, tiba-tiba menjelma nyata ketika Alseana terjebak ke dalam dunia ciptaannya dan menjadi salah satu tokoh yang berhubungan dengan tokoh antagonis. Saat Alseana masuk kedalam dunia ciptaannya sendiri dia menjadi Auryn Athaya Queensha. Lebih mengejutkan lagi, salah satu tokoh antagonis yang ia tulis menyadari rahasia besar: bahwa dirinya hanyalah karakter fiksi dengan akhir tragis. Demi melawan takdir kematian yang sudah ditentukan, tokoh itu mulai mengejar Alseana, bukan hanya sebagai karakter, tapi sebagai penulis yang mampu mengubah nasibnya. Kini, cinta, kebencian, dan obsesi bercampur menjadi satu, membuat Alseana tak tahu apakah ia sedang menulis cerita atau justru sedang hidup di dalamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertunangan

Malam ini Auryn sedang berada di kamar milik Erzabell. Semua tak seperti tadi pagi, Erzabell sudah mulai membaik dan memar di pipinya juga sudah mulai memudar.

Sebenarnya Auryn sedikit penasaran, kenapa luka tersebut cepat sekali memudar padahal seharusnya dua atau tiga hari buat sembuh.

"Lo udah baik?" Tanya Auryn pada Erzabell yang tengah bersenandung ria seakan dia bahagia hari ini.

"Emang gue kenapa? Masalah tadi pagi? Kenapa emang? Mau bagaimana pun Haizar besok akan menjadi milik gue." Ucapnya dengan riang yang membuat Auryn terdiam.

Apakah benar kata kak Raven tadi?

Semua tokoh terpengaruh akan plot cerita walaupun setelah plot mereka selesai mereka akan menemukan suatu kejanggalan dan akan sadar?

Apakah itu terjadi juga pada Erzabell?

"Lo gak mau batalin pertunangannya? Gue akan bantu Lo agar pertunangan ini batal." Ucap Auryn yang membuat Erzabell yang tadinya bahagia langsung menatap Auryn dengan kesal.

"Lo apa-apaan si Ryn, Lo mau misahin gue dengan cinta sejati gue? Gue bakal benci Lo jika Lo ngelakuin itu." Ucap Erzabell dengan ketus.

Zamora yang sejak tadi main game langsung menghentikan permainannya dan menatap Auryn dan Erzabell.

"Biarkan dia, jika dia lelah dia juga yang akan menghentikannya sendiri." Ucap Zamora agar Auryn tidak terlalu ikut campur tentang masalah ini, karena Zamora tau betapa sensitifnya Erzabell terhadap hubungannya dengan Haizar.

"Tapi -" Auryn terhenti saat Zamora memegang tangannya dengan kuat seakan menyuruhnya untuk berhenti.

Auryn terdiam, dia tidak bisa seperti ini. Karena dia tahu jika Erzabell juga tak menginginkan ini semua namun perasaannya sedang dikendalikan oleh plot cerita.

Auryn harus mencari sebuah cara agar Erzabell besok tidak bertunangan dengan Haizar, karena itu adalah awal dari kesengsaraan yang tak berujung dari Erzabell.

Auryn melamun, ia masih mencari cara agar acara besok gagal.

Hingga tak terasa mereka bertiga tertidur bersama di ranjang besar milik Erzabell dengan Auryn berada di tengah-tengah mereka.

......................

"Ah Haizar" suara des*han itu menggema di seluruh ruangan.

"*h gue sampai, Gisella"

Setelah kegiatan mereka selesai, Haizar ambruk dengan lemas di samping Gisella.

Malam ini entah setan apa yang merasuki Haizar hingga dia menyeret Gisella ke kamar yang berada di markas, setelah dia tidak pulang sama sekali sejak dari sekolahan tadi dia memilih untuk tinggal di markas.

Anak-anak yang lain sedang berada di luar untuk balapan dan Haizar Gisella berada di markas berdua.

Sebenarnya Haizar sedikit kecewa saat Gisella ternyata sudah tidak per*wan lagi, dia kira gadis atau sekarang sudah menjadi wanita itu masih menjaga kesuciannya.

Hingga Haizar mendengar Isak tangis Gisella, dia memeluk tubuh n*ked Tania dengan lembut.

"Kenapa nangis hm?"

"K-kenapa Haizar tega sekali, aku takut hamil. Bagaimana jika aku hamil?" Ucapnya dengan mata sembabnya.

"Jika Lo hamil gue akan tanggung jawab." Ucap Haizar dengan nada seakan dia serius dengan ucapannya.

"T-tapi kamu besok malam sudah tunangan." Gisella menangis lagi, dia seakan telah dikhianati sekarang.

"Lo tau kan gue gak suka Erzabell? Gue akan selalu ada buat Lo dan jika Lo hamil maka gue akan bunuh Erzabell karena memang pertunangan kita jika sudah resmi dilaksanakan maka gak bisa dibatalkan begitu saja dan gue akan nikahin Lo Tania." Ucap Haizar menenangkan Gisella dan mengelus pundak halus milik Gisella tersebut.

"Tapi boleh gue tanya? Siapa yang mer*wani Lo? Karena gue kira Lo masih menjaga kesucian Lo." Tanya Haizar secara spontan.

Gisella yang mendengar itu mendadak kaku, bahkan Haizar bisa melihat jika wanita yang dipeluknya kaku dan hanya diam sehingga dia melepaskan pelukannya dan melihat wajah Gisella.

"I-itu karena aku p-pernah di-diperk*sa." Ucap Gisella dengan terbata-bata seakan itu adalah trauma terberatnya.

Melihat Gisella yang seperti sedang trauma seperti itu membuat Haizar tobat.

Dia memeluk wanita itu kembali dan menenangkannya jika semua akan baik-baik saja. Karena itu bukan kesalahan Gisella dan itu hanyalah sebuah musibah yang tak bisa dihindari.

"Jangan menangis lagi, Lo tetap berharga dimata gue." Gumam Haizar, dia memeluk erat tubuh Gisella yang naked dan dirinya juga naked.

Gisella yang mendengarkan itu tersenyum miring di balik pelukan Haizar.

"Gisella gue mau satu ronde lagi, apa Lo mau? Gue gak paksa Lo kaya tadi." Tanya Haizar dengan wajah horny nya.

Gisella yang mendengar itu menunduk malu dan mengangguk dengan tersenyum.

Haizar yang mendapatkan izin langsung melemparkan selimut yang tadi mereka pakai dan dia melanjutkan ronde keduanya dengan Gisella.

Pertukaran cairan panas tersebut tak bisa terhindarkan, Haizar dan Gisella seakan lupa diri dan mencari kesenangan sesaat pada malam itu.

Tak hanya dua kali, Haizar bermain dengan Gisella hingga pagi dengan berbagai gaya yang dia inginkan.

Mereka tak sadar jika aksi mereka tengah ditonton dan direkam oleh seseorang yang sejak tadi mengikuti mereka.

"Satunya jalang satunya brengsek, pasangan yang sangat serasi." Gumam orang tersebut dengan senyum miringnya. Lalu setelah dirasa dia sudah mendapatkan apa yang dia mau, dia pergi dari sana dan seakan kehadirannya tadi hanyalah ilusi.

......................

Persiapan pertunangan Erzabell dan Haizar sangat ramai, para pelayan kesana kemari untuk menyiapkan sesuatu yang kurang.

Sedangkan Erzabell kini tengah berdandan, Auryn dan Zamora berada di ruangan yang sama dan juga di make up untuk menemani Erzabell nanti saat acara pertunangannya.

"Gue gak sabar akan memiliki Haizar seutuhnya." Ucap Erzabell dengan bahagia.

Auryn dan Zamora tak menjawab, mereka memilih untuk diam.

Erzabell tak peduli jika sahabatnya tak terlalu mendukung hubungannya.

Tiba-tiba tuan Gleoviska, ayah Erzabell datang ke kamar Erzabell untuk melihat sang anak yang tengah bersiap.

"Putri ayah sangat cantik, sekarang terlihat sudah semakin dewasa." Ucap tuan Gleoviska sambil mengelus dengan hati-hati rambut Erzabell karena takut merusak tatanan rambut yang sudah ditata oleh stylist dengan indah itu.

Erzabell tersenyum senang, dia langsung berdiri dan memeluk ayahnya tersebut.

"Ini semua berkat ayah juga, ayah selalu membuat aku bahagia dan membuatku semakin cantik dan bahagia."

Tuan Gleoviska tersenyum, dia mengangguk dan dia sangat bahagia melihat anaknya sedang bahagia di hari spesialnya.

"Putri ayah harus bahagia, mana mungkin ayah membiarkan mu tak bahagia. Jika ada yang membuatmu sakit ayah akan menghancurkannya." Ucapan dari ayahnya membuat Erzabell langsung memeluk ayahnya tersebut, dia sangat bahagia memiliki ayah yang sangat menyayanginya.

Sedangkan di sisi lain, Auryn mengalihkan pandangannya. Matanya menetes, karena merasa prihatin dengan keluarga ini.

Karena tuan Gleoviska tak mengetahui bagaimana perlakuan Haizar terhadap anak kesayangannya dan dia baru tahu saat anaknya sudah hampir di ujung maut dan mati di pelukannya.

Pria paruh baya itu sangat stress dan tertekan hingga berakhir gila karena kehilangan anak kesayangannya.

Auryn mengepalkan tangannya, dia tak boleh diam saja karena mengetahui hal ini. Bagaimanapun caranya dia harus menggagalkan pertunangan ini sebisa mungkin.

Dia menghubungi seseorang untuk meminta bantuan atas misinya ini. Karena dia mengorbankan persahabatannya ini jika Erzabell tak menerima apa yang dia lakukan. Namun dia tak peduli, setidaknya hidup Erzabell tidak berakhir di tangan cowo brengsek itu.

......................

Acara pertunangan sudah akan dimulai, para tamu sudah berdatangan memenuhi ruangan aula besar ini.

Tuan Gleoviska menyapa para tamu dan kolega bisnisnya yang diundang.

Erzabell mengobrol dengan temannya yang lain dan Auryn hanya berdiri di sudut ruangan dengan segelas jus jeruk di tangannya.

Dia hanya mengamati dan menunggu kedatangan seseorang, dia tak memiliki bukti untuk membongkar kebusukan Haizar namun jika orang ini berkata benar maka semua bisa ia ubah.

Tatapan Auryn beralih ke seseorang yang baru datang dari arah pintu utama. Auryn sedikit terkejut melihat orang yang dia hari ini tidak pernah menampakkan batang hidungnya sejak malam itu.

Dia berpikir apakah Fredo memang diundang atau menggantikan ayahnya? Tapi untuk Erzabell mengundang cowo itu untuk datang adalah hal yang sedikit mustahil kecuali ayah Erzabell yang melakukannya.

Dia hanya diam mengamati cowo itu tanpa ingin menghampiri atau menyapanya. Sebenarnya bukan karena apa tapi karena dia belum tahu apa yang harus dilakukannya untuk mengubah takdir cowo itu. Fokusnya sekarang hanya untuk Erzabell, gadis yang tengah tertawa bersama teman-temannya yang lain.

"Auryn." Suara serak cowo itu mengagetkan Auryn.

Auryn langsung tersenyum saat Fredo menghampirinya.

"Apakah kakimu sudah membaik?" Tanya Auryn basa basi karena dia liat cowo itu sudah berjalan dengan normal.

Setidaknya usahanya kemarin tidaklah sia-sia untuk menyelamatkan cowo itu dari kecelakaan parah.

"Ya, aku belum terimakasih untuk itu." Ucapnya dengan datar.

Auryn tersenyum dan mengangguk. Hingga perhatian Auryn teralihkan pada kedatangan Haizar dan ayahnya.

Auryn menatap benci keduanya, dua pria beda generasi tersebut keluarga yang sangat gelap tak heran jika bibit yang mereka buat seburuk Haizar.

"Erzabell terlihat bahagia." Fredo tiba-tiba mengucapkan kalimat singkat itu.

"Dia terjebak dalam plot." Gumam Auryn agar tak terlalu banyak yang mendengar ucapan Auryn namun masih bisa didengar Fredo yang memang berada di sampingnya.

"Apakah dia tak bisa lepas?"

"Ada dua pilihan, membuat dia membenci Haizar dengan adanya bukti atau membuat dia sadar jika dia dikendalikan plot cerita yang dibuat." Ucap Auryn dengan lirih.

"Yang kedua terlalu beresiko, apakah tak apa membuat semua tokoh menyadari jika dia hanyalah seorang boneka? Aku sudah merasakan efeknya." Ucap Fredo dengan serius.

Auryn langsung melihat kearah cowo itu dengan terkejut.

"Maksudnya?" Tanya Auryn karena dia butuh penjelasan apa efek jika tokoh utama cerita mengetahui jika mereka hanyalah tokoh buatan penulis.

Namun sebelum Fredo bisa menjawab suara MC menggema di seluruh aula dengan sangat keras karena acara akan dimulai. Melanjutkan pembicaraan ini tak baik jika dalam keadaan seperti ini, karena banyak suara yang mengganggu dan merusak suasana. Auryn semakin gelisah saat acara pertunangan sudah dimulai namun seseorang yang dia tunggu belum muncul juga.

"Kau sedang mencari siapa?"

"Orang yang bisa membantuku merubah semuanya." Ucap Auryn dengan singkat lalu pergi meninggalkan Fredo.

Fredo hanya melihat Auryn dari kejauhan, dia ingin sekali membantu gadis itu untuk merubah segalanya tapi dia sendiri hanyalah boneka, tak akan ada perubahan jika dia ikut dalam permainan ini. Karena semua akan tetap di jalur yang telah ditulis.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!