NovelToon NovelToon
Kisah Senja

Kisah Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda / Spiritual / Duniahiburan / Mafia / Cintapertama
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: yulia weni

Di sebuah kampung yang sejuk dan dingin terdapat pemandangan yang indah, ada danau dan kebun teh yang menyejukkan mata jika kita memandangnya. Menikmati pemandangan ini akan membuat diri tenang dan bisa menghilangkan stres, ada angin sepoi dan suasana yang dingin. Disini bukan saja bercerita tentang pemandangan sebuah kampung, tapi menceritakan tentang kisah seorang gadis yang ingin mencapai cita-citanya.
Hai namaku Senja, aku anak bungsu, aku punya satu saudara laki-laki. Orangtuaku hanya petani kecil dan kerja serabutan. Rumahku hanya kayu sederhana. Aku pengen jadi orang sukses agar bisa bantu keluargaku, terutama orangtuaku. Tapi kendalaku adalah keuangan keluarga yang tak mencukupi.
Apakah aku bisa mewujudkan mimpiku?
yok baca ceritanya😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia weni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35

Sebulan kemudian...

Senja memandang foto Novi dengan mata berkaca-kaca. "Hai Nov, apa kabar...," sapanya lirih.

"Sudah sebulan saja ya, kamu pergi meninggalkan aku. Aku belum bisa, Nov, untuk tidak melupakanmu. Kamu sahabat yang begitu istimewa...," ucap Senja sedih, suaranya tercekik air mata.

Dia terus memandang foto itu, merindukan Novi dan kenangan indah yang telah mereka bagikan bersama.

"Kamu tahu Nov, aku mau cerita panjang lebar denganmu. Besok kita menerima tanda kelulusan. Kamu sudah tahu kan? Aku yakin kamu sudah tahu. "Terus kamu tahu tidak, Nov, dimana aku dapat uang untuk bayar hutangku di sekolah?

"Ya, dari bantuan Pak Asep tetangga kita. Kamu ingin tahu tidak bagaimana beliau menolongku? Kamu pasti penasaran, kan?"

Senja tersenyum sedih, merindukan Novi dan ingin berbagi cerita dengan sahabatnya itu. Dia merasa bahwa Novi masih ada di sampingnya, mendengarkan ceritanya.

"Minggu kemarin, aku masih termenung, Nov. Selain aku telah kehilanganmu, aku juga sedih lihat ayah dan ibuku telah berusaha kemanapun cari uang, tapi belum juga cukup untuk pelunasan hutangku di sekolah."

"Kamu sudah tahu sendiri kan, surat perjanjian kita dengan Bu Tet? Saat menerima tanda kelulusan, harus dilunasi semuanya. Tapi Ayah hanya dapat uang 250.000, sedangkan hutangku 700.000, Nov..."

"Waktu itu aku pergi ke danau sendirian, duduk di tepi danau tempat kita pernah bercerita dulu. Ya, aku pergi jalan kaki, Nov. Kamu tahu kan, aku yang malas jalan kaki. Tapi aku usahain sendiri jalan kaki, karena memang rindu juga denganmu."

"Saat aku duduk sendirian, tak lama Resi melihatku, dan menghampiriku..." Senja tersenyum sedih, merindukan Novi dan kenangan indah yang telah mereka bagikan bersama.

"Hy, Sen. Kenapa sendirian duduk di sini?" sapa Resi.

"Hmm, pengen sendiri saja, Res," balas Senja.

"Aku tahu kamu pasti masih mikirin Novi, ya?" ucap Resi.

Senja mengangguk sedih. "Kita sama, Sen. Aku sampai sekarang belum berani lihat kenangan di hpku tentang Novi dan kita semua," kata Resi.

"Hmm, sahabat yang baik, ceria, dan selalu ada. Susah untuk dilupakan, Res," ucap Senja sedih.

"Ya, aku tahu, Sen. Kita harus tetap maju ke depan, ingat pesan Novi padamu. Kita harus ikhlas, agar Novi bahagia di sana. Dan yang terpenting, kita selalu doakan untuk Novi," ucap Resi dengan lembut.

Senja mengangguk setuju, merasa sedikit lega dan semangat. "Ya, Res. Aku akan coba untuk terus maju dan tidak meratapi kesedihan lagi," ucap Senja dengan tekad.

"Hmm, ya kita harus semangat. Oh, ya, aku hampir lupa bilang sama kamu, Sen. Ini ada titipan amplop dari paman aku, Paman Asep. Katanya ini sedikit rezeki buat kamu untuk biaya hutang di sekolah," ucap Resi sambil tersenyum.

Senja kaget dan menerima amplop dari Resi. "Wah, pamanmu tahu tentang hutangku di sekolah, Res?" tanya Senja bingung.

Resi menjelaskan, "Katanya, Ayahmu pernah datang ke rumah paman untuk pinjam uang buat bayar SPP yang menunggak di sekolah. Waktu itu paman nggak bisa bantu karena uangnya belum balik dari tante. Tapi tadi pagi tante udah bayar hutang, jadi paman inget sama Ayahmu. Rencananya paman mau langsung kasih ke kamu, tapi dia harus ke kota, jadi dititipin ke aku. Paman bilang ini hadiah buat kamu karena kamu anak yang baik sama orang tua."

"Alhamdulillah, Res... Selain aku mikirin Novi, aku juga mikirin masalah ini," ucap Senja dengan suara yang sedikit bergetar, sambil memegang amplop erat-erat.

"Ayah dan ibuku pasti senang mendengarnya, Res... Aku tahu Ayah dan Ibu telah berusaha mendapatkan uang, tapi belum cukup juga terkumpul semuanya," ucap Senja dengan nada sedih, namun ada sedikit harapan di wajahnya. "Semoga dengan ini, mereka bisa sedikit lega," tambahnya dengan suara yang lembut.

"Alhamdulillah, Sen... Bersama kesulitan ada kemudahan. Allah tahu mana hamba yang telah bersungguh-sungguh. Jadi ini rezeki dari Allah buatmu dan keluargamu, semoga berkah dan bisa terbantu," ucap Resi dengan senyum yang menenangkan.

Senja mengangguk setuju, merasa sedikit lebih lega dan penuh harapan. "Aamiin, Res. Terima kasih ya atas doa dan dukungannya," jawab Senja dengan suara yang lembut dan tolong sampaikan terima kasih ke pamanmu, ya," ucap Senja dengan mata berkaca-kaca.

"Iya, nanti aku sampaikan ucapan terima kasihmu pada pamanku," ucap Resi dengan senyum. "Paman pasti senang tahu kamu terbantu dengan ini," tambahnya dengan nada yang hangat.

Senja tersenyum dan berbicara kepada Novi, "Ya, Nov... Begitulah ceritanya, Alhamdulillah Allah bantu aku. Kamu pasti senang dengarnya, kan, Nov?" ucap Senja dengan nada yang penuh harapan dan senyum yang cerah, seolah-olah Novi ada di sampingnya.

"Nov, kamu tahu... Ayah dan ibuku sujud syukur saat aku kasih kabar kalau aku dapat uang dari Paman Asep. Kami semua menangis, Nov... Rasanya lega banget, seperti beban di hati kami sedikit terangkat," ucap Senja dengan suara yang bergetar, mengenang momen haru itu.

Pulang dari danau, Senja berlarian masuk rumah, "Assalamualaikum Ayah, Ibu... Alhamdulillah, ini lihat apa yang Senja bawa," ucap Senja dengan senyum lebar dan mata yang berbinar, melihatkan amplop di tangannya. Ayah dan ibu kaget melihat Senja tiba-tiba berlari kegirangan. "Waalaikumsalam, Nak... Ada apa, Nak?" tanya Ibu.

"Ini, Bu... Lihat," ucap Senja, melihatkan apa yang dia bawa. "Amplop," jawab Ayah. "Iya, Ayah... Ini amplop dari Paman Asep. Isinya uang, tadi dititipkan pada Resi sama Paman Asep. Kata beliau, ini hadiah untuk Senja karena telah menjadi anak baik," ucap Senja dengan senyum lebaR dan mata yang berbinar.

Alhamdulillah ya Allah, ucap ibu dan ayah. Senja kemudian duduk, dan membuka amplop bersama orangtuanya. Dan ternyata isinya Rp 700.000, terdiri dari 7 lembar uang pecahan Rp 100.000.

Mereka semua sujud syukur, menangis terharu, dan saling memeluk satu sama lain. "Terimakasih ya Allah, atas rezeki yang Engkau berikan lewat Pak Asep," ucap Ayah dengan terharu.

"Alhamdulillah atas segala nikmat dan rezeki yang selalu Allah hadirkan," ucap Senja.

"Semoga besok kita lulus 100% ya, Nov. Besok waktu yang paling deg-degan bagi kita semua," ucap Senja dengan nada penuh harap.

Kamu bahagia disana ya, doa terbaik selalu untukmu. Aku akan selalu mendoakanmu, sahabat terbaikku. I miss you.

1
iqbal nasution
💪💪💪
Yulia Weni
Mohon juga baca karyaku yang lain ya, "Rindu Tanpa Ayah"😁
Yulia Weni
Bagaimana kisah selanjutnya ya, mohon di pantau terus dan beri masukan ya, 😁
fazwaa awaa
sangat bagus dan cocok di saya
Miska Irawati
ceritanya bagus
Yulia Weni
Karya bagus, apalagi mengingat tentang sebuah perjuangan mencapai mimpi
Grecia Amiel
Ini author beneran jago banget, keren! 👍
Yulia Weni: terimakasih telah mampir kk, mohon supportnya
total 1 replies
Yulia Weni
mohon supportnya ya teman2 hehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!