Ambisi tujuh Keluarga Bangsawan besar dan ternama, membuat kedamaian di Kekaisaran Liu, kini menjadi sebuah kenangan.
Rakyat pun menderita akibat ambisi ketujuh bangsawan yang bekerjasama dengan para pendekar dari dunia persilatan Aliran Hitam dan Aliran Netral.
Seorang Pemuda belasan tahun menjadi korban dari dua kelompok tersebut, membuatnya tidak bisa mengingat namanya karena dilemparkan hidup-hidup kedalam jurang yang sangat dalam.
Beruntungnya ia tercebur ke sungai di dasar jurang tersebut. Dan bertemu dengan Dua Jagoan nomor satu dari aliran hitam dan aliran putih dunia persilatan Liu yang keduanya telah lama menghilang.
Ia pun membuat kedua orang jagoan itu, terkejut saat mengetahui tubuhnya adalah Jenis Tubuh Yin Yang Sejati yang muncul seribu tahun sekali.
Mampukah pemuda tersebut mengembalikan kedamaian di kekaisaran Liu setelah ia mewarisi kekuatan kedua jagoan Nomor satu dari dua aliran yang berbeda itu? Siapakah Dia Sesungguhnya hingga dianiaya dan dilemparkan ke dalam Jurang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
004: Tubuh Istimewa
“Tubuh Yin Yang Sejati!”
Lin Kai dan Fu Kuan terduduk dan berkata bersamaan setelah mengetahui keadaan tubuh Zhu San.
Wajah keduanya terlihat gembira mendapat seorang murid yang memiliki tubuh langka dan hanya muncul dalam seribu tahun sekali itu.
Selama ini, kedua Jagoan tua itu hanya menganggap hal tersebut hanyalah sebuah mitos belaka. Mendapati kenyataan seperti itu, tentulah mereka menjadi sangat gembira.
Namun tidak dengan Zhu San yang menatap heran akan tingkah laku kedua Kakek yang menjadi gurunya itu. Ia pun tidak mengerti apa tubuh Yin Yang Sejati itu.
Mengetahui bahwa Zhu San belum memiliki kemampuan beladiri sama sekali, Fu Kuan dan Lin Kai memutuskan untuk menjelaskan kepada Zhu San tentang Tubuh Yin Yang Sejati dari dasar.
“San’er … Dalam setiap tubuh manusia itu terdapat Energi Yin dan Energi Yang. Hanya saja besar dan kecilnya energi itu, berbeda-beda pada setiap tubuh manusia.”
Fu Kuan mulai menjawab pertanyaan Zhu San tentang apa yang dimaksud dengan Tubuh Yin Yang Sejati.
Fu Kuan menjelaskan lebih lanjut bahwa pada tubuh manusia, pasti ada salah satu dari kedua energi itu yang dominan atau lebih besar di banding energi lainnya.
Seorang lelaki umumnya memiliki Energi Yang sebagai energi yang dominan, sedang pada perempuan Energi Yin nya lebih dominan.
Namun ada juga laki-laki yang memiliki energi Yin lebih dominan di tubuhnya. Demikian juga sebaliknya dengan perempuan.
Fu Kuan memandang sejenak kepada Zhu San untuk memastikan bahwa pemuda tersebut memahami kalimatnya.
Ia pun melanjutkan penjelasannya bahwa besar kecilnya Energi Yin dan Yang di dalam tubuh seseorang berpengaruh terhadap jumlah Tenaga Dalam yang dapat dihimpun dalam tubuhnya.
Kedua energi tersebut merupakan sumber utama untuk membentuk Tenaga Dalam yang satuan jumlahnya adalah Simpul.
Energi Yang akan membentuk Tenaga Dalam yang bersifat hangat hingga panas seperti api.
Sedangkan Energi Yin akan membentuk Tenaga Dalam bersifat sejuk hingga dingin seperti es.
Jumlah Tenaga Dalam menentukan besar dan kecilnya kekuatan yang miliki oleh seorang pendekar.
Sementara Teknik maupun Jurus akan menentukan tinggi atau rendahnya kemampuan seorang pendekar.
Jenis Energi yang dominan di dalam tubuh juga menentukan teknik yang dapat di kuasai oleh seseorang untuk menjadi pendekar.
Teknik yang kasar dan keras serta mengeluarkan hawa panas, hanya dapat dikuasai oleh mereka yang Energi Yang nya lebih dominan.
Sedangkan teknik yang lembut dan mengeluarkan hawa dingin sangat cocok untuk di kuasai oleh mereka yang energi Yin nya dominan.
“ Jadi tubuh seseorang yang memiliki Energi Yin dan Energi Yang sama besarnya atau seimbang disebut Tubuh Yin Yang Sejati. Apakah begitu Kek?”
Zhu San, menyela penjelasan Fu Kuan yang tersenyum mendengar perkataannya.
“Benar San’er, benar sekali. Dan orang yang memiliki tubuh Yin Yang Sejati, mampu menguasai dua teknik yang berlawanan bahkan pada tingkat tertentu mampu menggunakan keduanya dalam sebuah pertarungan. Hanya saja orang yang memiliki tubuh istimewa itu terlahir dalam waktu seribu tahun sekali.”
“Apa! Seribu tahun sekali”
Kini Zhu San yang terkejut dan terduduk seperti kedua gurunya tadi. Raut wajahnya terlihat lucu dimata Fu Kuan dan Lin Kai, membuat kedua kakek itu tertawa besar.
Rasa bahagia mendapat murid yang memiliki tubuh istimewa, membuat keduanya terlupa dengan kondisi tubuh mereka yang masih lemah.
Sehingga mereka berhenti tertawa saat keduanya terbatuk-batuk yang kemudian menyebabkan keluarnya darah dari sela-sela bibir mereka.
Zhu San menjadi panik melihat hal itu. Ia mendekati keduanya yang masih duduk berdekatan.
Baik Lin Kai maupun Fu Kuan menahan Zhu San dengan isyarat tangan mereka. Sesaat kemudian mereka berdua menyemburkan darah hitam dari mulutnya.
Setelah memuntahkan darah hitam itu, wajah keduanya terlihat lebih segar dari sebelumnya.
Lin Kai kemudian meminta Zhu San untuk memapahnya ke sebuah goa yang tak jauh dari tempat mereka berada.
Goa itu adalah tempat tinggal Lin Kai selama lima tahun terakhir ini. Zhu San tiba di sebuah goa besar setelah dengan susah payah memapah Guru ke duanya itu.
Zhu San mengarahkan Lin Kai untuk duduk di sebuah batu besar di dalam goa yang ternyata memiliki ruangan besar yang tertata rapi.
Terdapat banyak kitab-kitab dan senjata dari berbagai jenis. Di sudut lain terlihat juga peralatan memasak yang sepertinya sering digunakan oleh Lin Kai.
“San’er, cepat kau jemput Kakek Tua Bangka Keriput itu, Aku khawatir ia jadi santapan serigala kelaparan yang akan berkeliaran jika malam telah tiba.”
Zhu San sedikit heran melihat Guru keduanya itu mengkhawatirkan keselamatan Guru pertamanya itu.
Namun senyumnya terkembang ketika ia menyadari bahwa keduanya telah berdamai dan menjadi seorang teman. Zhu San pun segera berangkat untuk menjemput Guru pertamanya, Fu Kuan.
Selang beberapa waktu kemudian, Zhu San kembali dengan Fu Kuan yang telah mampu berjalan sendiri walau terlihat masih sangat lemah.
“Tua Bangka Peot, kau ternyata rajin juga hingga tempat mu terlihat rapi dan bersih. Oouh rupanya kau juga hobi memasak, baguslah jika begitu.”
Fu Kuan memuji Lin Kai yang tersenyum mendengar pujian Fu Kuan itu. Sebelumnya setiap mereka bertemu, keduanya selalu saling mengejek satu sama lainnya.
Fu Kuan meletakan Pedang Bintang Merah di samping Pedang Awan Biru milik Lin Kai. Lalu ia duduk dan mengamati sudut setiap ruangan Goa yang besar itu.
Sementara Zhu San segera menuangkan air ke dalam dua buah cawan besar yang berada di dapur bagi Fu Kuan.
Fu Kuan segera mengeluarkan sebuah botol Giok dan menuangkan seluruh isinya. Ia pun meminta Zhu San untuk merebus sepuluh pil yang yang berwarna hijau itu.
Hari telah berubah malam saat air obat yang direbus Zhu San telah mendidih.
Mereka bertiga pun segera meminum sedikit dari air obat itu setelah makan malam dengan membakar dua ekor kelinci yang telah ditangkap sehari sebelumnya oleh Lin Kai.
Karena kelelahan dan juga tubuh yang terluka, Zhu San segera tertidur. Sementara Lin Kai dan Fu Kuan bermeditasi untuk menyerap cairan obat yang berwarna hijau itu.
Kedua jagoan tua itu menghentikan meditasi mereka saat merasakan hari telah berganti menjadi pagi.
Lin Kai yang merasakan tubuhnya kembali segar dan tenaga dalamnya telah pulih setidaknya dua puluh persen, segera keluar dari ruangan itu.
Tak lama kemudian ia telah kembali dengan membawa tiga ekor kelinci, dan buah-buahan dalam jumlah yang cukup banyak.
“Menurutmu siapa dan darimana pemuda ini berasal. Sikapnya dan tutur katanya menunjukan seolah dia pernah belajar di di tempat yang hanya diperuntukan untuk para bangsawan.”
Lin Kai bertanya kepada Fu Kuan seraya membakar daging kelinci yang telah ia kuliti tubuhnya itu. Fu Kuan menghela nafas panjang lalu menjawab pertanyaan Lin Kai.
“Entahlah, aku juga belum bisa memastikannya. Setelah dia bangun nanti, kita periksa lukanya apakah masih bisa disembuhkan atau tidak.”
***
Gimana caranya memberikan Rate..?
Malu, saya/Slight//Slight//Slight/