Dunia Kultivator adalah dunia yang sangat Kejam dan Keras. Dimana yang kuat akan berkuasa dan yang lemah akan ditindas. Tidak ada belas kasihan, siapapun kamu jika kamu lemah maka hanya ada satu kata untukmu yaitu "Mati".
Dunia yang dipenuhi dengan Keserakahan dan Keputusasaan. Dewa, Iblis, Siluman, Monster, Manusia, dan ras-ras lainnya, semuanya bergantung pada kekuatan. Jika kamu tidak ingin mati maka jadilah yang "Terkuat".
Dunia yang dihuni oleh para Predator yang siap memangsa Buruannya. Tidak ada tempat untuk kabur, apalagi bersembunyi. Jika kamu mati, maka itu sudah menjadi takdirmu karena kamu "Lemah".
Rayzen, salah satu pangeran dari kekaisaran Awan putih, terlahir dengan kekosongan bakat. Hal itu tentunya membuat Ia tidak bisa berkultivasi. Ia dicap sebagai seorang sampah yang tidak layak untuk hidup. Banyak dari saudara-saudaranya yang ingin membunuhnya.
Tetapi tanpa diketahui oleh siapapun, Reyzen ternyata memiliki keberuntungan yang membawanya menuju puncak "Kekuatan".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RantauL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13. Pembunuh Bayaran
Bai Hu yang merasakan aura membunuh itu menyebarkan juga auranya, mendekati Ray Zen, bersiap untuk melindunginya. "Pangeran, sepertinya aura membunuh ini mengarah kepada pangeran. Tetaplah di dekatku, aku akan melindungi pangeran." bisik Bai Hu kepada Ray Zen.
Ray Zen tersenyum. Aura membunuh itu memang mengarah kepadanya. Jika saja ia masih lemah seperti dulu, mungkin ia sudah seperti prajurit-prajurit itu.
Jendral ke-8 mengangkat tangannya, memberikan isyarat kepada para prajurit yang masih tersisa untuk bersiap melindungi Ray Zen. "Sepertinya ini bukan aura binatang buas. Ini aura kultivator yang sangat kuat, jumlahnya sekitar 5 orang." Jendral ke-8 menjelaskan situasi.
Bersamaan dengan itu, ratusan anak panah keluar dari balik-balik pohon, menghujani mereka. Semua prajurit yang tersisa, mati satu persatu terkena panah itu. Jendral ke-8 menghindari panah-panah itu dengan mudah. Bai Hu juga sama, ia menghindari beberapa panah, dan menghancurkan panah lainnya yang mengarah kepada Ray Zen.
"Bangsat.., keluar kalian, jangan jadi pengecut." teriak jendral ke-8, aura kultivator ranah Suci *5 keluar dari tubuhnya. Sementara itu Bai Hu masih tetap berada disamping Ray Zen, memerhatikan keadaan sekitar.
"Hahahaha..," gelagat tawa seorang pria menggema memenuhi hutan. Dari balik pohon keluar beberapa orang berjubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya. Hanya bagian matanya saja yang kelihatan. Satu diantaranya memegang busur panah yang baru saja di lepaskan.
Ray Zen, Bai Hu, dan jendral ke-8 memerhatikan orang-orang berjubah itu. Jumlah mereka bukan 5 orang, tetapi 7 orang. Dari pakaian yang mereka kenakan, orang-orang berjubah itu seperti pembunuh bayaran yang handal.
Orang-orang berjubah itu mengeluarkan aura yang sangat kuat. Dua diantaranya berada diranah Agung *1, sementara lima lainnya berada diranah suci *3-*5.
Bai Hu menyipitkan matanya, mencoba mencerna situasi.
"Bagaimana mungkin pembunuh bayaran dengan kekuatan yang sangat besar ini bisa berada dihutan kabut?
Apakah tujuan mereka untuk membunuh pangeran Ray Zen?
Tapi mengapa mereka melakukan itu?
Siapa yang membayar mereka?"
Pertanyaan-pertanyaan itu muncul dibenak Bai Hu.
"Lama tidak bertemu Kan Na. Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu disini." suara serak seorang pria tua, salah satu dari orang-orang berjubah itu menyapa jendral ke-8, Kan Na.
Jendral ke-8 sedikit terkejut mendengar orang berjubah itu memanggil namanya. Matanya menatap tajam kearah pria berjubah hitam yang baru saja memanggilnya.
"Siapa kalian? Ada tujuan apa kalian menghalangi jalan kami?" tanya Kan Na.
"Hahaha..," pria tua itu kembali tertawa. "Kau tidak perlu tau siapa kami. Yang jelas serahkan sampah itu kepada kami, maka kalian akan kami biarkan hidup." lanjutnya sambil menunjuk kearah Ray Zen.
"Kurang ajar.., setelah kalian membunuh para prajuritku, kalian juga ingin membunuh pangeran Ray Zen. Kalian tidak akan aku ampuni."
Dengan cepat Kan Na atau jenderal ke-8 langsung melesat menyerang pria berjubah hitam itu. Tinju kanannya yang telah diselimuti energi secara horizontal mengarah ke wajah pria itu. Tetapi, saat jarak tinjunya sudah sangat dekat, sebuah anak panah melesat cepat kerahnya, membuat Kan Na segera menghindar dan mundur beberapa langkah.
Kan Na mengumpat dalam hati. Pandangannya segera beralih ke orang berjubah yang membawa busur panah. Jika saja ia tidak sempat menghindar, mungkin panah itu sudah mengenai kepalanya.
"Hahaha.., kau terlalu bersemangat tuan jendral." ejeknya.
Disisi lain, Bai Hu masih tetap diam. Matanya memerhatikan satu persatu orang-orang berjubah itu. Ia tidak peduli seberapa kuat orang-orang itu. Yang jelas, baginya keselamatan Ray Zen adalah yang paling utama.
"Bunuh sampah itu!" perintah pria berjubah yang sebelumnya berbicara dengan Kan Na.
Pria berjubah yang berada paling dekat dengan Ray Zen tersenyum jahat. Ia menarik sepasang belatinya, menghilang dari tempatnya dan dalam sekejap ia sudah berada didepan Ray Zen. Sepasang belati ditangannya bergerak mengincar leher Ray Zen.
Slasss...
Belum sempat belati itu mengenai leher Ray Zen, kepala pria berjubah itu telah terlebih dulu terpisah dari badannya. Kepalanya jatuh, menggelinding tepat didepan kaki Ray Zen. Darah seger merembes keluar dari bagian lehernya.
"Sampah seperti kalian tidak akan kubiarkan menyentuh pangeran Ray Zen." kata Bai Hu datar. Ditangannya terhunus sebuah pedang yang baru saja menebas kepala salah satu pria berjubah.
Bai Hu mengeluarkan aura kultivasinya yang sudah berada diranah Agung *5 untuk menekan orang-orang berjubah itu.
Merasakan aura dari Bai Hu, wajah orang-orang berjubah itu mulai terlihat pucat. Mereka tidak bisa bergerak, keringat dingin membasahi tubuh mereka. Apalagi setelah melihat teman mereka mati hanya dalam satu tebasan.
Walaupun jumlah mereka lebih banyak, tetap saja perbedaan kekuatan antara mereka dan Bai Hu masih sangat jauh. Mereka tidak mungkin menang.
"Heh.., kau memang sangat kuat Bai Hu. Itu sebabnya bukan kami yang akan menjadi lawanmu, tetapi dia..," ujar pria berjubah berusaha tenang. Ia melihat keatas awan tempatnya berdiri. Bai Hu mengikuti pandangan pria berjubah itu.
Diatas awan, tempat mereka berada, terdapat seorang pria berbaju zirah lengkap. Aura yang ia keluarkan sangat mengintimidasi. Pria itu perlahan turun mendekati mereka, dengan penuh wibawa.
"Hahaha..." tawa pria berzirah itu setelah mendarat mulus didepan Bai Hu.
"Akulah lawanmu Bai Hu." ucapnya.
Bai Hu terdiam sejenak. Wajah pria itu sangat asing baginya. Pria berzirah didepannya sangatlah kuat. Ia bahkan tidak bisa mengetahui tingkatkan kultivasi pria itu.
"Apakah mungkin pria ini berada diranah Legend." batin Bai Hu.
Ray Zen masih tetap diam. Tatapan matanya terlihat tenang menatap pria berzirah yang berada tidak jauh darinya. Ia kembali mengeluarkan senyuman khasnya.
"Sudah kuduga. Ternyata Fui Che menyuruh banyak pembunuh bayaran untuk membunuhku. Tapi sepertinya dia salah menilai. Pria berzirah ini memang memiliki tingkatan kultivasi lebih tinggi dari paman Bai Hu, tetapi paman Bai Hu pasti masih bisa mengatasinya. Baiklah aku akan mengikuti alur permainanmu." batin Ray Zen.
*****
Sementara itu, diatas sebuah pohon besar, yang berada cukup jauh dari tempat pertempuran Ray Zen, Fui Che dan Pou Che dapat menyaksikan dengan jelas situasi yang dialami Ray Zen. Mereka berdua sangat antusias melihat apa yang terjadi.
"Sepertinya semua berjalan sesuai rencana pangeran."
"Ya." balas Fui Che dengan senyuman jahatnya.
Fui Che sangat puas dengan kedatangan pria berzirah itu. Menurutnya, pria berzirah itu dapat menahan atau bahkan mengalahkan Bai Hu, dengan begitu para pembunuh bayaran lainnya dapat membunuh Ray Zen dengan mudah.
"Tamatlah riwayatmu sampah..!" gumamnya.
*****
Kembali ketempat Ray Zen, Pria berzirah itu mulai mengeluarkan aura kultivasinya yang sudah berada diranah Legend, ia membuat sebuah segel tangan, lalu dengan keras berkata;
"Keterampilan Domain, Lingkaran Pertarungan."
Secara cepat terbentuk sebuah Domain yang mengurung Bai Hu. Domain itu layaknya sebuah lingkaran, yang memiliki ukuran cukup luas. Didalamnya hanya terdapat Bai Hu dan pria berzirah itu. Sementara diluar domain, Ray Zen, Kan Na dan para pembunuh bayaran hanya bisa menyaksikan menghilangnya Bai Hu dan pria berzirah.
"Domain?" batin Kan Na, terkejut.
Domain adalah sebuah dimensi sementara yang dibentuk oleh kultivator. Berbeda dari dimensi yang lain, Domain digunakan khusus dalam pertarungan, dimana pemilik domain akan bertambah kuat jika berada didalam domainnya, dan sebaliknya lawannya akan bertambah lemah. Orang yang telah berada didalam domain tidak akan bisa keluar sebelum mengalahkan sipemilik domain.
Domain sangat menguras energi dari pemiliknya. Semakin lama domain digunakan, semakin banyak dan semakin cepat pula energinya akan habis. Untuk itu, Domain hanya bisa dilakukan oleh para kultivator yang sudah berada diranah Legend.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...