Tak mau anaknya tumbuh menjadi mafia, Erika nekat pergi meninggalkan Ervan, suaminya sendiri. Mengingat sang suami adalah ketua mafia yang paling ditakuti dan kejam.
Demi sang anak, Erika rela meninggalkan kehidupan mewah dan dunia gelapnya. Namun kaburnya Erika tentu tak lepas dari perhatian Ervan. Karena itu, Erika beberapa kali harus berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari kejaran sang suami.
Suka dan duka dilalui Erika. Hidup di luar dari kebiasaannya tidak mudah. Apalagi saat dia harus bekerja di bawah pimpinan orang. Alhasil Erika mencoba membuat usaha. Ia pergi ke desa dan membeli lahan luas di sana. Erika memutuskan bercocok tanam buah dan sayuran sebagai mata pencaharian baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20 - Surat Susulan
Ervan membuka matanya. Dia baru bangun setelah dua hari tak sadarkan diri. Operasinya berjalan sukses.
Perlahan Ervan mengedarkan pandangan ke sekeliling. Dia tidak melihat siapapun di ruangan.
Di kala seperti itu, Ervan jadi teringat Erika. Karena jika sakit, pasti Erika akan selalu menemaninya. Ervan jadi merindukan Erika. Bahkan dia juga merasakan rindu pada anak yang tak pernah dirinya inginkan.
Ervan menangis. Dia sadar kalau selama ini sudah memperlakukan Erika semena-mena. Ervan juga tak pernah peduli dengan rasa sakit yang Erika derita saat melakukan aborsi.
"Maafkan aku..." isak Ervan.
Bersamaan dengan itu, Roby datang. Ia terlihat membawa kantong plastik. Pupil matanya membesar tatkala melihat Ervan sudah sadar.
"Bos! Akhirnya kau sudah sadar!" seru Roby senang. Dia langsung menghampiri Ervan.
Ervan berhenti menangis. Dia lalu perlahan merubah posisinya menjadi duduk.
"Terima kasih, Roby..." ungkap Ervan.
Roby mengangguk. "Tapi bolehkah aku bertanya?" tanggapnya.
"Apa?" balas Ervan.
"Kalau Zivanna tidak berkhianat, apakah kau akan membunuhku?" tanya Roby.
Ervan mengerjapkan mata dengan cepat. Sambil membuang muka, dia berkata, "Lagi pula harusnya kau mengaku sejak awal kalau kau adalah mata-mata Erika."
"Aku melakukannya karena sudah berjanji. Lagi pula ini adalah permintaan istrimu sendiri," tutur Roby.
"Oke. Aku memaafkanmu. Apa kau bisa membawaku pergi menemui Erika?" tanya Ervan.
"Sebelum melakukan itu, ada sesuatu yang ingin aku berikan padamu. Tapi aku ingin memastikan keadaanmu benar-benar baik terlebih dahulu," ucap Roby.
"Apa?! Cepat! Berikan saja padaku. Apa dari Erika?" tanggap Ervan tak sabar.
Roby mengangguk. Dia mengambil map dari tas ranselnya. Kemudian segera menyerahkannya pada Ervan.
"Nona Erika memberitahuku kalau dia ingin aku memberikan semua ini padamu saat kau sudah tahu kalau aku mata-matanya," jelas Roby.
Karena penasaran, Ervan langsung memeriksa map pemberian Erika. Ternyata itu adalah surat cerai yang selama ini dipertanyakan oleh Ervan. Selain itu ada secarik kertas juga di sana.
"Bukankah sebelumnya dia juga memberiku surat?" gumam Ervan.
"Katanya surat awal itu hanyalah basa-basi. Inilah surat dari lubuk hatinya yang sebenarnya," terang Roby. Terlihat ada ekspresi takut di wajahnya. Mengingat dia sudah membaca surat itu lebih dulu.
Dahi Ervan berkerut, dia segera membaca surat Erika. Namun Roby menghentikan dan berucap, "Tolong tenangkan dirimu dulu, Bos. Tarik nafas dan keluarkan..."
"Kau ini! Apa-apaan!" Ervan menepis tangan Roby. Tanpa mendengar usulan Roby, dia langsung membaca surat Erika.
'Eh, lelaki sialan! Biarkan aku melampiaskan kemarahanku yang sebenarnya padamu! Kau itu monster! Manusia berhati iblis! Aku sadar kau tak pernah peduli padaku setelah menyuruhku aborsi untuk ketiga kalinya. Itu gila! Kau tidak tahu betapa sedihnya aku setiap melepas kematian calon anakku. Kau tidak tahu rasanya bagaimana ada seorang makhluk kecil yang hidup di perutmu. Sekarang kau sudah tahu semuanya. Bagaimana rasanya disakiti, huh? Maaf sebelumnya... Oh iya, pergilah ke psikiater agar jiwa psikopatmu hilang. Selamat tinggal, mantan suami! Tolong urus perceraian kita secepatnya.'
Begitulah isi surat dari Erika. Bukannya marah, Ervan justru tergelak. Dia bahkan tertawa sampai terbahak-bahak. Air matanya juga tampak keluar dari sudut mata.
Roby yang melihat, hanya mengernyitkan kening heran. Dia tak menyangka Ervan akan memberikan reaksi begitu. 'Benar-benar psikopat,' komentarnya dalam hati.
"Erika lucu sekali. Inilah sisi menggemaskannya di mataku. Pantas saja aku merasa ada yang aneh dengan surat pertama. Oh my god... Aku semakin merindukannya," ucap Ervan sambil geleng-geleng kepala. Di matanya, pesona Erika adalah perempuan sadis dan blak-blakkan. Sebenarnya itulah alasan kenapa Ervan selalu mencintai Erika.
feeling aku sih masih hidup dan entah sekarang ada di suatu tempat mungkin... kalau enggak lagi dalam masa penyembuhan...
mau kemana coba... anak buah udah pada dibantai sama evan
Penasaran akan tindakan Erika menyelesaikan masalah anak² 🤔💪
syukurlah.....
emang cinta itu rumit ya... kita nggak bisa milih mau jatuh cinta ke siapa...🥰🥰🥰