Seorang remaja laki-laki yang masih bersekolah SMA terpaksa menerima permintaan sang mommy untuk menikah dadakan dengan anak mantan supirnya. Apakah sang anak akan menerimanya?.
Sedangkan sang mempelai perempuan tidak tahu siapa yang akan menikahinya. Dia sudah tak sadarkan diri ketika ijab qobul itu terjadi.
Entah mimpi apa aku semalam, dari seorang lajang sekarang sudah beristri.
-Greyvanno Alexander Geraldy
Siapa dia? benarkah suamiku?
-Naretta Andara Ibrahim
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Winda keenandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24
"Tidak boleh!" Kata Vanno tiba-tiba di belakang Retta.
Seketika Retta berbalik dan tidak sengaja mematikan sambungan teleponnya.
"Ke-kenapa aku tidak boleh menginap di rumah ibuk Mas?, minggu depan waktu empat puluh hari meninggalnya Mbah Kung aku nggak bisa kesana, kan try out Mas." Kata Retta dengan wajah sedih.
"Aku tidak mengijinkanmu menginap disana sendiri tanpaku," kata Vanno. "Aku harus ikut. Aku tidak mau si tua itu mencari-cari cara untuk mencari masalah lagi." Lanjut Vanno.
Seketika wajah Retta berbinar. Dia langsung tersenyum sambil memeluk lengan Vanno tanpa sadar. "Terima kasih Mas, aku akan bersiap-siap sekarang. Mumpung masih siang kita bisa berangkat ke sana setelah ini agar tidak kemalaman." Katanya bersemangat.
Retta segera berlari ke kamar dan segera menyiapkan kebutuhan mereka selama menginap di rumah orang tua Retta. Rencananya mereka akan menginap selama dua hari, berhubung hari senin libur tanggal merah.
Setelah selesai menyiapkan semua keperluan, Retta dan Vanno segera membersihkan diri. Pukul 14.20 mereka berangkat menuju rumah orang tua Retta.
Selama perjalanan, Retta tak berhenti bicara. Dia merasa senang sekali setelah sekitar dua minggu lalu mereka bertemu ketika Mbah Kungnya meninggal. Sedangkan Mbah Ti Retta sudah lebih dulu meninggal empat bulan setelah kecelakaan dulu.
"Ehhmm Mas, boleh tanya?" tanya Retta ketika mereka berhenti di traffic light.
"Apa?"
"I-itu, maksud sahabat mas Vanno tadi apa?, Mas Vanno punya phobia?" tanya Retta yang masih penasaran dengan ucapan sahabatnya.
Vanno menoleh sebentar pada Retta sebelum menjawab. "Kamu akan tahu nanti, tapi tidak sekarang." Jawab Vanno.
Mendengar jawaban Vanno Retta segera mengangguk. Dia benar-benar tidak berani bertanya lebih jauh lagi.
Dua puluh menit kemudian, mereka sudah sampai di rumah orang tua Retta. Bu ayu, ibunya Retta segera menyambut anak dan menantunya tersebut. Beliau bahkan sudah membuatkan jus jeruk kesukaan Vanno.
Bu Ayu segera menyuruh Retta untuk mengajak suaminya beristirahat ke kamarnya dulu. Vanno mengikuti Retta menuju kamarnya. Ini pertama kali dia akan tidur di kamar Retta.
Waktu Mbah Kung Retta meninggal, dia dan Retta hanya menginap semalam disana, dan tidur pun juga di ruang tamu bersama-sama dengan para bapak tetangga sekitar.
Vanno merebahkan diri di atas kasur yang lumayan sempit. Dia merasa capek karena hampir seharian dia habiskan dengan menyetir mobil, mulai dari mengantar sang mommy, hingga sampai di rumah mertuanya.
Melihat Vanno kelelahan, Retta mendekatinya. "Mas, mau mandi dulu?, waktu ashar sudah mau habis." Kata Retta.
Vanno segera bangun dari tidurnya dan berdiri untuk mengambil handuk. Dia pergi ke kamar mandi yang berada di bagian belakang rumah Retta. Dua kali dia di rumah itu, sedikit banyak Vanno sudah mengetahui seluk beluk rumah.
Setelah siap, Retta dan Vanno berjamaah sholat Ashar.
Retta membantu ibunya untuk menyiapkan makan malam, sementara ayahnya masih belum pulang. "Bapak pulang jam berapa buk?" tanya Retta.
"Mungkin sebentar lagi, biasanya sebelum maghrib sudah di rumah." Jawab bu Ayu.
Benar saja, beberapa menit kemudian, suara mobil pick up berhenti di samping rumah. Pak Yusuf memang sering menerima orderan mengantarkan hasil panen ke kota. Sehari, bahkan bisa sampai tiga kali bolak balik jika ramai.
Orang tua Retta masih belum memutuskan untuk kembali ke kota. Mereka memutuskan tinggal di rumah kakek Retta sampai sekitar satu tahun, baru mereka akan pindah ke kota.
.
.
.
.
Minta dukungan dong, biar tambah semangat 🤗🤗