Trio Psikopat Klan Pratomo ( lanjutan GD3 )
- Kirana, seorang fotografer lepas, mencari pria yang sudah memberikan anak padanya karena one night stand. Kirana tahu dia dimanfaatkan oleh pria itu untuk mendapatkan informasi tapi selama dia mencari ayah putra semata wayangnya, pria itu seperti hantu. Hingga dirinya tahu siapa pria itu dan Kirana akan meminta pertanggungjawaban Yagami.
- Princess Margareth dari Swedia adalah biang kerok hingga suatu hari dia memergoki prince Alucard de la Borde sedang membunuh seorang pria di apartemen karena hendak membunuh dirinya. Maggie, yang nyaris dibunuh oleh Alucard, bernegosiasi dengan pria psikopat itu. Maggie bersedia menikah demi dua kerajaan dengan syarat, Alucard berhenti membunuh. Apakah berhasil?
- Dirandra sudah dibidik oleh badan intelijen Jepang saat dirinya memberikan kuliah tentang racun karena kasus pembunuhan pejabat kotor disana. Chief Tora Matsumoto menuduh gadis itu pelakunya.
8th generation klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yagami Azuma
"Aku tahu kamu di Den Haag untuk misi dari Oom Snake tapi mampirlah kemari," ucap Alfie. "Mumpung Vava pas ada disini."
"Vava sibuk dengan tugas kerajaannya dan aku tidak mungkin ganggu anak itu bukan?" jawab Yagami sambil menyesap kopinya.
"Gummy Bear, kamu sendiri datang tidak dengan wajahmu yang asli."
Yagami tersenyum smirk. "Gara-gara Daka, semua jadi manggil aku seenaknya?"
"Anggap saja itu kode khusus. Tahu sendiri kan kamu sering gonta-ganti wajah," senyum Alfie.
Yagami menatap datar ke Alfie.
"Is that something wrong?"
Yagami hanya menggeleng. "Aku punya pengalaman di Amsterdam."
"Cewek?"
Yagami menaikkan sebelah bibirnya. "Cewek dan misi."
"Apakah ... berantakan?" tanya Alfie.
"Nyaris." Berantakan sih sebenarnya. Untuk pertama kalinya aku berhubungan dengan cewek perawan. Hari gini, cewek bule ... Masih perawan itu langka.
"Makanya kamu malas ke Amsterdam?"
"Short off." Yagami menghabiskan kopinya. "Aku dengar, ayahmu akan diangkat jadi Kapolri?"
"Belum tahu. Papa masih menimbang-nimbang karena kedekatannya dengan Oom Ai dan keluarga Pratomo. Jakarta masih berusaha bangkit dan Konoha juga. Apalagi aku menantunya Ratu Belanda ... Macam-macam lah netizen." Alfie meminum kopinya. "Kalau papa jadi Kapolri, pasti banyak yang tidak suka. Semua akan direformasi kan?"
Yagami mengangguk. "Tapi Oom Dean orangnya lurus, Fie. Presiden yang baru juga lurus. Dia dikecam membunuh lawan politiknya tapi sebenarnya dia menghukum para koruptor yang sudah membuat kacau Konoha."
"Mama juga tidak mau papa dalam kondisi tertekan menjelang pensiun."
Yagami menatap Alfie. "Aku lebih suka Oom Dean jadi Kapolri. Dia bisa membersihkan Polri."
"Itu juga yang didukung tim gabut. Hanya saja, Papa masih mempertimbangkan masak-masak."
Yagami mengangguk. "Aku tidak kebayang kalau papamu jadi Kapolri terus khodamnya para arwahngers ... Bisa-bisa jadi Kapolri klenik."
"Lha divisi bokap sudah dibilang divisi klenik tapi nggak ada main sajen," gelak Alfie.
***
Kirana menunggu sampai pria itu keluar dari ruang VIP namun hingga satu jam ke depan, pria yang memiliki suara spesifik tidak keluar. Kirana merasa frustasi karena dia ingin bertemu dengan pria itu.
"Mama baik-baik saja?" tanya Killian saat melihat wajah ibunya seperti gelisah.
Kirana hanya tersenyum lembut. "Mama hanya berpikir ... Bagaimana Mama bisa memiliki anak setampan dan sepintar kamu."
Killian hanya menatap datar ke arah ibunya. "Ma, tidak usah merayu aku kalau endingnya aku harus cuci piring di rumah."
Kirana mengering usil membuat Killian menghela nafas panjang. "I knew it! Pasti mama ada udang dibalik salad kalau begini."
Kirana tertawa sambil mengacak-acak rambut Killian. "Mama sangat mencintaimu, Killy."
Killian tersenyum. "Ditto Mama."
"Kalau suatu hari ... Kita bertemu dengan Papa ... Kamu bagaimana?" tanya Kirana pelan-pelan.
Killian hanya terdiam. "Aku senang ... Aku bisa bertemu dengan Papa tapi ... Aku masih marah papa tidak hadir di kehidupan aku."
Kirana tampak tercenung. "Kamu tahu kan itu salah Mama yang tidak tahu dimana papa kamu."
Killian memegang tangan ibunya. "Ma, tidak hanya aku saja yang punya satu orang tua di sekolah. Aku tahu dan bisa paham."
"Jika kita benar-benar bertemu dengan Papa?"
Killian menatap Kirana. "Apa Mama mau menikah dengan Papa?"
Kirana terdiam. "Belum tahu. Papa kamu juga tidak tahu dinas dimana sekarang."
"Apa Mama yakin, kalau Papa punya pekerjaan yang misterius? Ma, Papa bukan Jack Reacher atau Ethan Hunt?" tanya Killian yang sangat suka film Mission Impossible serta Jack Reacher hingga menganggap ayahnya seperti dua tokoh itu.
"Sepertinya ... Begitu ...." Kirana menoleh ketika pintu VIP itu terbuka dan tampak pangeran Alfie berjalan dengan pria yang disinyalir mirip dengan ... Tunggu! Kok wajahnya berbeda? Kirana tampak bingung. Apa aku salah dengar? Tidak, suara itu sangat diingatnya, direkam dan diresapi selama sepuluh tahun ini!
"Mama?"
Kirana tergagap. "Ya Sayang?" Kirana memandang wajah Killian. "Sorry, Mama terinterupsi."
Killian melihat siapa yang melewati dirinya dan Kirana.
Pangeran Alfie dan ... Siapa itu. Kenapa aku merasa ada sesuatu? Killian melihat wajah ibunya yang seperti kebingungan. Apa Mama ada hubungannya dengan Pangeran Alfie? Killian menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin Mama ada affair dengan pangeran Alfie.
"Kamu sudah selesai?" tanya Kirana.
"Sudah Mama."
"Ayo kita bayar dan pulang lalu kamu, young man, cuci piring."
Killian hanya memajukan bibirnya. "Mama, aku sayang kamu, aku cinta kamu tapi aku tidak cinta disuruh cuci piring di rumah."
Kirana tertawa lalu menggandeng tangan Killian menuju kasir.
***
Yagami terkejut melihat seorang wanita yang tidak pernah dia lupakan berada di restauran yang sama. Namun dirinya tetap bersikap cool apalagi wanita itu satu-satunya orang di luar keluarganya dan tim gabut yang tahu wajah aslinya.
Yagami melihat wanita itu berjalan dengan seorang anak laki-laki berusia sekitar delapan sembilan tahun.
Ternyata dia sudah menikah dan punya anak. Baguslah.
"Kamu kenapa Gummy?" tanya Alfie sambil membayar makanan mereka. Terlepas Alfie adalah suami dan pangeran, tetap saja dirinya hidup humble dan tetap bekerja di Philips.
"Tidak apa-apa." Yagami menoleh lagi ke arah wanita dan putranya -- sepertinya putranya karena wajahnya mirip -- yang naik ke atas Vespa.
"Yuk pulang. Vava sudah ribut saja," ajak Alfie.
***
Kirana tiba apartemennya bersama Killian dan keduanya masuk lewat tangga basement tempat parkir Vespa.
"Mama, apakah mama baik-baik saja? Soalnya Mama tampak bingung." Killian merasa ibunya tidak seperti biasanya. Sepanjang jalan Kirana hanya diam saja padahal biasanya ibunya selalu ngobrol macam-macam sepanjang jalan.
"Mama baik-baik saja. Kenapa?"
"Yakin?"
"Yakin."
"Oke Mama. Aku akan cuci piring supaya Mama bahagia."
Kirana tertawa. "Bagus! Mama suka itu!"
Killian meletakkan tas sekolah dan berganti pakaian ke baju rumah. Kirana sangat ketat soal kebersihan dan Killian tidak masalah.
Kirana lalu masuk ke dalam kamarnya dan mulai membuka file yang dia simpan di iMac nya. Kirana berhasil mendapatkan wajah Yagami saat keluar dari hotel. Meskipun tertutup topi dan syal, Kirana tetap mengenali wajah dingin pria itu tapi panas di atas ranjang.
Pipi Kirana memerah lagi teringat malam itu dan menghasilkan Killian.
"Aku akan cari tahu siapa kamu sebenarnya, Mysterious Man. Aku akan memberitahumu bahwa dari malam itu, kita menghasilkan putra yang tampan dan pintar."
Kirana merasa yakin bahwa pria tadi adalah pria yang sama saat bersamanya malam itu. Entah kenapa, dirinya yakin akan melakukan permainan kucing dan tikus alias kejar-kejaran dengan pria itu.
***
Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️
oh..udh nikah yaaa?
aq lupa ceritanya dmn? ada g yg bagian cerita nikahnya ini?