Menikah Dengan Calon Kakak Ipar Ku

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang Windi sudah tiba Di bandara kedatangan. Windi memilih untuk kembali ke apartemen nya untuk mengistirahatkan tubuh nya yang terasa lelah.

Lebih baik aku ke apartemen dulu untuk beristirahat sebentar dan aku akan datang ke kantor Refa nanti siang saja.

Windi tersenyum membayangkan kisah cinta yang akan segara menuju pernikahan. Ia teringat tentang kebohongan yang ia buat kepada keluarga Refa. Bagaimana pun yang pertama yang harus ia lakukan adalah memberitahu Refa terlebih dahulu.

Saat makan siang nanti aku kan jujur kepada nya dan mengatakan yang sebenarnya tentang diriku terutama tentang kepergian ku. Maaf kan aku Fa aku terpaksa berbohong kepadamu.

Sekitar 1 jam perjalanan dari bandara ke apartemen Windi sudah tiba di loby. ia di bantu supir taksi untuk menurunkan barang-barang nya.

Windi menekan pin apartemen nya dan pintu apartemen terbuka. Ia meletakkan semua barang-barang dengan sembarang. Rasa lelah dan letih membuat nya langsung terlelap di atas tempat tidur.

***

Refa hari ini ada janji makan siang dengan Jenny ia membatalkan semua jadwal nya untuk makan siang bersama Jenny.

" Ditto apa kamu sudah mengosongkan jadwal saya selama 3 jam ke depan?" tanya Refa

Ditto mengangguk kepalanya." Sudah tuan. Sudah saya kosong jadwal anda hari ini tuan."

" Baik la kalau begitu kamu bisa kembali ke ruang mu."

Ditto Mengangguk kepala nya dan kembali ke ruang kerja nya.

Dering telfon memecahkan konsentrasi Refa yang sedang memeriksa berkas-berkas laporan perusahaan.

Refa tersenyum ketika mendapat kan Telfon dari Jenny." Jenny?" Ia mengangkat telfon dari Jenny.

" Halo."

" Halo Fa. Kamu tidak lupa kan dengan janji mu untuk makan siang dengan ku nanti?" tanya Jenny

" Tidak aku tidak mungkin lupa. Nanti kamu datang saja ke sana mungkin aku akan datang telat." Ujar Refa

" Baik lah tidak masalah sampai jumpa nanti."

" Iya." Sambung telfon terputus

***

Hari sudah menjelang siang namun Windi belum terbangunnya dari tidurnya.

Suara dering alarm telfon Windi membuat nya terbangun dari tidur siangnya.

Astaga! Aku kan akan mengunjungi Refa siang ini.

Windi berlari ke kamar mandi. Sekitar 15 menit kemudian Windi keluar dari kamar mandi dan langsung bersiap untuk menemui Refa di kantor Refa.

Windi bercermin di pantulan kaca. Sempurna!

Windi segara pergi menuju kantor Refa menggunakan taksi online.

Aku sungguh tidak sabar bertemu dengan Refa aku ingin melihat ekspresi terkejut nya Refa ketika aku datang ke kantor nya pasti dia akan sangat terkejut karena kepulangan ku yang tanpa memberitahu nya terlebih dahulu.

Aku juga akan berterus terang tentang diri ku dan keluarga ku. Aku akan mengatakan semua nya kepadanya. Setalah itu aku akan berencana akan mengajak Refa dan keluarga besar nya untuk berkunjung ke Mansion Papa dan Mama untuk saling mengenal.

Ya tuhan semoga semua harapan dan doa-doa ku terwujud dan semoga saja Refa bisa menjadi suami dan ayah yang baik untuk ku dan anak-anak ku nanti.

Di sepanjang jalan Windi selalu membayangkan semua rencana nya.

Sekitar 30 menit Windi tiba di kantor Refa. Saat ia ingin turun dari taksi ia tidak sengaja melihat Refa yang tampak terburu-buru ingin pergi. Hal itu membuat Windi mengurungkan niat nya untuk turun dan mengikuti kemana perginya Refa.

" Pa tolong ikutin mobil itu." Windi menunjuk ke arah Mobil Refa.

" Baik nona." Taksi yang di tumpangi Windi mengikuti mobil Refa pergi.

Mau pergi kemana Refa? kenapa dia tadi terlihat terburu-buru sekali? Apa dia akan melakukan meeting? Tapi kenapa dia perginya tidak dengan Sekretaris Ditto?

Windi selalu bertanya-tanya tentang kemana pergi nya Refa yang terburu-buru itu. Taksi yang di tumpangi Windi terus mengikuti arah perginya mobil Refa.

Sekitar 15 menit mengikuti mobil Refa berhenti di sebuah Restaurant Lily untuk pasangan pemuda pemudi yang sedang jatuh cinta.

Kenapa Refa kesini? kalau hanya untuk membahas pekerjaan saja.

Windi melihat Refa yang sudah turun membuat nya segera turun namun niat nya terung kan ketika dering ponsel berdering. Ia langsung merogoh tasnya. Sebuah panggilan telfon dari mamanya.

" Halo Ma."

" Halo Sayang apa kamu sudah sampai sayang?" tanya Keylly

" Sudah Ma." Windi masih terus memantau Refa yang sudah masuk ke Restaurant itu.

" Syukur lah kalau begitu." Keylly sangat lega mendengar perkataan Windi.

" Iya. "

" Sekarang kamu lagi ngapain sayang?"

" Windi sedang ingin makan siang ma." Ujar berbohong Windi kepadanya karena ia tidak mungkin mengatakan bahwa ia sedang mengikuti Refa.

Keylly tersenyum mendengar perkataan Windi. " Ya sudah kalau begitu kamu makan dulu ya nanti mama telfon lagi."

" Iya Ma. Sudah dulu yah."

" Iya sayang bye."

" Bye ma." Sambung telfon terputus. Sebelum turun Windi meminta Supir untuk menunggu nya sebentar. Setelah itu ia turun dari Taksi. Ia berjalan ke arah pintu masuk Restaurant ia mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Refa.

Deg!

Deg!

Deg!

Jantung Windi serasa berhenti ketika melihat Refa sedang bersama dengan wanita lain dan mereka terlihat sangat akrab sekali. Refa juga begitu hangat kepada Wanita itu. Ia bahkan tersenyum dan tertawa bersama. Refa terlihat sangat bahagia dengan Wanita itu. Windi bahkan belum pernah melihat Refa tertawa Seperti itu kepadanya.

Langkah kaki Windi terus berjalan mendekati meja Refa. Namun baru beberapa langkah maju tangannya di Tarik oleh seseorang. Windi di ajak menjauh dari Refa dan keluar dari Restaurant.

Windi memberontak ingin melepaskan cengkraman tangan itu namun Cengkraman tangan itu terlalu kuat Mau tidak mau Windi mengikuti kemana pun orang itu melangkah pergi membawa nya menjauh.

Mereka pergi ke taman yang tidak jauh dari Restaurant itu. Windi langsung melepaskan cengkraman tangan orang itu.

" Kenapa kamu menarik ku?" Tanya Windi

Orang itu berbalik badan dan menatap ke arah Windi. " Calon kaka ipar?" Windi sangat terkejut karena yang menarik tangan nya adalah Wisnu.

" Aku menarik mu agar kamu tidak menciptakan keributan didalam." Ujar Wisnu

Windi Mengerutkan kedua alisnya ia tidak mengerti dengan ucapan Wisnu barusan." Apa maksud mu menciptakan keributan?"

" Dengan kamu menghampiri Refa dan marah-marah dengannya apa itu tidak menciptakan keributan?"

Windi tersenyum sinis mendengar perkataan Wisnu." Ha aku tidak akan menggunakan cara rendahan seperti itu tuan Wisnu." Windi menekan setiap kata yang ia ucapkan.

" Benarkah? bukankah setiap wanita akan marah-marah jika mendapati Kekasih nya sedang bersama wanita lain?" Tanya Wisnu

Windi kembali Tersenyum." Mungkin sebagian seperti itu tapi tidak denganku tuan. Aku di ajarkan untuk tidak menjatuhkan harga diri ku untuk sesuatu yang tidak pantas dalam hidup ku tuan."

Wisnu terdiam mendengar perkataan Windi yang mengatakan bahwa ia tidak akan menjatuhkan harga dirinya untuk sesuatu yang tidak pantas untuk nya.

Windi memperhatikan Wisnu yang hanya diam saja membuat nya bertanya-tanya apa yang sedang di fikir kan Wisnu saat ini." Kenapa anda diam tuan?"

Pertanyaan Windi membuat Wisnu menatap tegas ke arah Windi. Wisnu hanya menatap wajah Windi yang terlihat jelas sangat sedih dan kecewa.

Windi yang mendapat tatapan tegas dari Wisnu membuat nya Mengerutkan kedua alisnya." Tuan? Apa tuan tau tentang dia? "

Wisnu mengangguk kepalanya." Dia Masa lalu dari Refa."

tatapan mata mereka semakin mengunci.

Perkataan Wisnu membuat dada Windi terasa sesak dan menyakitkan. " Masa lalu? "

" Iya Masa lalu Refa Aku tidak tau jelas tentang hubungan mereka. Namun Wanita itu meninggal kan Refa waktu."

Mata Windi berkaca-kaca mendengar perkataan Wisnu Rasanya ia Ingin sekali menangis saat ini. Tapi Windi rasanya malu jika harus menangis di hadapan Calon Kaka iparnya.

" Apa kamu tau sejak kapan mereka dekat kembali?" Tanya Windi

Wisnu mengangguk kepalanya." Iya 1 Minggu yang lalu." Ujar Refa.

Lutut Windi terasa lemas dan tubuhnya seperti tidak memiliki topang untuk berdiri dengan tegak. Ia menjadi tau alasan kenapa Refa jarang menelfon nya ketika ia pergi ke luar negeri. Tubuh Windi sempoyongan dan hampir jatuh dengan sigap Wisnu menahan tubuh Windi agar tidak terjatuh.

" Apa kamu baik-baik saja?"

Windi mengangguk kepalanya." Iya. Terimakasih." Windi melepaskan tangan Wisnu dari pundaknya. Ia berjalan menuju ke Restaurant namun tangan Wisnu mencegahnya.

" Kamu mau kemana?"

Windi tersenyum." Tentu saja bertemu dengan mereka dan berkenalan dengan masa lalu Refa." Ujar Windi

" Apa kamu yakin?"

" Tentu saja."

" Apa yang akan kamu lakukan nanti?"

Windi kembali tersenyum ke arah Wisnu." Seperti yang aku katakan sebelumnya Calon Kaka ipar." Ujar Windi

Wisnu menatap Mata Windi yang terpancar penuh keyakinan. " Tapi bukan kah itu akan melukai mu? "

" Tidak! kamu tenang saja dan aku tidak akan membuat keributan seperti yang kamu fikir kan tadi tuan." Ujar Windi

" Baik lah kalau begitu." Wisnu membiarkan Windi pergi. Namun belum jauh Windi melangkah ia menengok kebelakang dan menghampiri Wisnu kembali.

" Tuan apa kamu punya kotak? Atau sapu tangan tuan?" tanya Windi

Wisnu Mengerutkan alisnya ia merasa heran dengan pertanyaan Windi." Untuk apa?"

" Sebagai buah tangan ku untuk mereka tuan." Ujar Windi

Wisnu bingung dengan ucapan Windi namun ia tetap memberikan sapu tangan nya kepada Windi.

Windi mengambil sapu tangan yang di berikan Wisnu." Terimakasih tuan." Wisnu mengangguk kepalanya.

Windi kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Wisnu di taman Restaurant.

Aku akan mengawasi nya dari jarak jauh.