Nafisa Azzahra adalah seorang anak SMA yang pintar dalam biang bela diri, dia juga seorang wanita Jenius dalam segala hal apapun satu kata untuk Nafisa yaitu sempurna.
Devano Sbastian seorang Badboy yang bersikap dingin, kejam, dan irit bicara dia sering di julukan kulkas 22 pintu oleh orang-orang termasuk teman dekatnya.
Devano dan Nafissa di pertemukan dalam satu ikatan yaitu pernikahan karena perjodohan orang tuanya. Apakah Nafissa bisa melukuhkan hati Devano, sedangkan kehidupan Devano terbanding terbalik dengan Nafissa pergaulannya begitu bebas apalagi dia adalah ketua geng motor yang begitu banyak musuh, lantas apakah Devano akan luluh oleh Nafisa atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rs_31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
obat perangsang
"Kalian semua dari pada main game mending bantu gue cari Devano," ucapan Arjuna yang menggema di dalam bescam.
"Hah,emang si bos kemana?" tanya Aldino.
"Cepat lacak Devano sekarang, perasaan gue nggak enak."Perintah Arjuna kepada teman-temannya.
Aldino Devan dan Deren pun langsung saja mengecek dimana Devano sekarang, karena semua anak geng arion mereka pasang JPS di belakang motornya.
"Di Restoran Bintang Lima pusat kota," kata Deren sambil melihat kearah layar Handphone nya.
"Ngapain dia disana?"tanya Devan
"Mana aku tahu," jawab Deren sembari mengedikan bahunya.
"Kita kesana sekarang,"ucap Arjuna mengajak mereka semua.
"Ayo sayang." Arjuna menarik tangan Hazel dan membawanya pergi diikuti oleh anggota Arion lainnya.
Sedangkan di posisi Devano sekarang dia sedang menunggu kedatangan Vania padahal dia sudah lama berada di toilet, sambil menunggu Vania Datang Devano mengedarkan pandangannya melihat suasana Restoran yang begitu ramai dengan pengunjung hingga sebuah pesan masuk kedalam handphone Devano.
Ting
Arjuna
" Lo dimana gue dan anak-anak ada di Restoran Bintang Lima pusat kota, lo di kursi berapa?"
Begitulah isi pesan Arjuna.
Anda
"Ngapain kalian kesini, ganggu gue nge-date."
Arjuna :
" Cepat jangan banyak tanya Devano."
Anda :
" 115."
Setelah Centang biru tidak ada lagi jawaban dari Arjuna bahkan Devano pun malas untuk menanyakan secara rinci rencana mereka.Tak berselang lama Vania Datang dari arah Toilet.
"Maaf lama," ucap Vania sambil tersenyum menggoda kepada Devano.
"Gak papa sayang yuk kita makan nanti keburu dingin makanannya," jawab Devano dengan lembut.
"Ayo,"
Vania dan Devano makan dengan sangat mesra bahkan Arjuna yang memantau Devano merasakan mual dan ingin muntah.
"Sial Lo Dev, menjijikan," gumam Arjuna tepat di belakang meja Devano.
"Jun Ngapain kita duduk di sini?" tanya Aldino dengan pelan.
"Diam jangan sampai Vania tahu kita ada di sini," jawab Arjuna dengan berisik dan hanya di angguki oleh semua anak Arion lainnya.
Sedangkan Hazel melihat Ekspresi Vania yang tidak biasa itu membuat Hazel penasaran.
"Apa yang Vania rencanakan kenapa dia tersenyum seperti itu didepan Devano," ucap Hazel bertanya-tanya pada dirinya sendiri, akan tetapi tatapannya tetap pikuk kearah Devano dan Vania.
Semua anggota Arion menatap ke arah Hazel saat mendengar ucapannya barusan
"Kenapa sayang?" tanya Arjuna.
"Aku yakin pasti Vania sengaja mengajak Devano makan di sini, supaya dia bisa leluasa merencanakan sesuatu kepada Devano atau justru dia ingin menjebaknya," kata Hazel dengan percaya diri.
"Maksud kamu?" tanya Arjuna.
"Kita lihat saja nanti," jawab Hazel dengan seringai liciknya.
Sedangkan Devano yang sudah menghabiskan makanannya pun langsung meminum jus lemonnya hingga tandas, Awalnya keadaan biasa saja hingga Vania bereaksi dirinya menggenggam tangan Devano, Sedangkan tangan satunya mengelus paha Devano membuat tubuh Devano merasakan panas dingin.
"Sial apa yang terjadi kenapa badan ku panas gini," ucap Devano dalam Hati.
Vania terus saja gencar menyentuh bagian tubuh Devano, hingga Devano hampir saja mendesah. Namun, Devano masih waras dan sadar kalau dirinya masih berada di Restoran binatang Lima.
Devano mencoba menahan gejolak rasa panas di dalam dirinya hingga wajahnya pun sudah memerah akan tetapi Devano mencoba tenang, Sekarang yang Devano ingat hanyalah Arjuna untuk dirinya pinta pertolongan.
Devano mulai mengetikan sesuatu di ponselnya untuk dikirim kepada Arjuna.
Anda : Jun tolong gue, badan gue rasa nya panas semua, entah apa yang writer itu masukan kedalam masakan atau minuman gue,"
Mungkin sekiranya itulah isi pesan dari Devano.
Ting
Arjuna yang membaca pesan itu pun seketika langsung bangun dari duduknya dan menghampiri meja Devano.
"Hallo Vania Dev, " ucap Arjuna basa-basi.
"Ekh ada Arjuna silahkan duduk,"kata Vania dengan Ramah kepada Arjuna.
"Sial kenapa ada Arjuna di sini," Bathin Vania dengan kesal.
"Okh nggak kok terima kasih, gue ke sini hanya untuk menjemput Devano, kata mama dia belum pulang makanya gue cari dia, Kalau begitu gue sama Devano pulang duluan maaf gak bisa antar lo pulang," kata Arjuna dengan to the point karena di tak punya Waktu lagi untuk menolong Devano apalagi obat itu pasti dimasukkan dengan dosis tinggi.
"Ayo Dev," ajak Arjuna sambil menggandeng tangan Devano.
Sedangkan Hazel dan ketiga temannya mengikuti dari belakang.
"Kalian bawa motor Devano ke markas gue mau nganterin dia dulu," pinta Arjuna kepada yang lainnya.
"Jun cepat panas banget Jun," jata Devano kepada Arjuna.
Sontak saja semua temannya langsung menatap kearah Devano. Melototkan matahya dengan lebar pikiran mereka mulai treveling dan berpikir yang tidak-tidak.
"Arjuna dia...."
"Iya Vania memasukan obat perangsang, entah diminumannya atau di makanannya gue nggak tahu."
"Arjuna," teriak Devano.
Arjuna langsung saja masuk kedalam mobilnya diikuti Hazel yang duduk di samping Arjuna sedangkan Devano duduk di kursi belakang.
Di perjalanan badan Devano sudah tidak baik-baik saja, Devano sudah membuka baju nya,dia berguling kesana kemari untuk menahan panas di dalam tubuhnya, bahkan Arjuna pun membawa mobilnya di atas rata-rata hingga perjalanan yang harusnya di tempuh setengah jam menjadi 15 menit saking kencangnya Arjuna membawa mobil.
sesampainya di Apartemen Devano, Arjuna memapah Devano yang sudah tidsk baik-baik saja. Sedangkan Hazel menekan bel apartemen.
Nafisha yang tidak bisa tidur dari tadi dia menunggu Devano di ruang tamu hingga saat suara bel berbunyi Nafisha bisa mendengar dengan Jelas.
Ceklek
"Hazel, Mana Devano?" tanya Nafisha dengan khawatir.
Baru saja Nafisha berkata seperti itu Arjuna kangsung masuk kedalam bersams dengan Devano yang di papah olehnya.
"Astagfirullah,Dev kamu kenapa?"
"Fisha jangan banyak tanya dulu, lo harus menolong Devano sekarang juga cepat," ucap Arjuna sambil menidurkan Devano di sofa.
"Kalau gitu kita balik, Ingat lo harus bantu dia Nafisha," lanjutnya sambil menarik tangan Hazel dan buru-buru pergi dari apartemen Devano.
"Dev ayo kita ke kamar kamu," ajak Nafisha sambil memapah Devano.
"Nafisha bantu gue," ucap Devano dengan suara serak dan berat.
"Bantu apphhh." Baru juga Nafisha akan menjawabnya tapi Devano lebih dulu membungkam mulut Nafisha dengan bibirnya.Ciuman kali ini sangat berbeda dari ciuman sebelumnya, rasanya begitu sangat kasar dan menuntut.Bahkan Nafisha sampai tidak bisa menghentikan Devano untuk berhenti.
Hingga akhir nya terjadilah kegiatan olahraga malam
CEPAK CEPAK JEDER
Antara Devano dan Nafisha.
"Fisha kamu siap," ucap Devano di ambang kesadarannya.
"Lakukanlah Dev karena itu hak mu," jawab Nafisha dengan yakin.
Tanpa menunggu lama Devano langsung memasukan sesuatu yang asing kedalam inti tubuh Nafisha yang membuat Nafisha menjerit kesakitan apalagi ini adalah pertama kalinya untuk Nafisha.
"Dev sakit," erang Nafisha sambil memegang ujung seprai dengan kuat , tak terasa butir bening keluar dari mata Nafisha.
"Maafkan aku Nafisha," kata Devano.
Nafisha hanya menganggukan kepalanya saja, Devano dengan pelan dan hati-hati melanjutkan kegiatannya malam ini bahkan sampai malam menjelang pagi Devano belum berhenti. Nafisha tidak tahu kapan Devano berhenti menggaulinya, semalam karena kelelahan Nafisha sampai tertidur saat melayani Devano yang tenaganya begitu sangat kuat membuat Nafisha sangat kewalahan.
biar tau rasa devan
nafisa harus pisah ,dpt penganti yg jaya ..
tulus setia mencintaix ..
di madu .semoga nti x suami nya menyesal gk berujung..