Ara yang melarikan diri ke luar negeri, tidak sengaja menyaksikan pembunuhan terhadap bosnya saat bekerja, dan itu membuatnya menjadi tawanan pria yang kejam, bahkan lebih kejam dari orang orang di masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti tyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4
Dia adalah kepala sekolah yang memaksanya dan Mia masuk ke sini, saudara ayah mereka yang paling muda (Aryo kelana).
Wajah tegas itu melotot melihat keponakannya atas bawah, lalu ia memanggil sebuah nama.
"Sera kinanti"
Panggil pak Aryo tampa mengalihkan pandangannya dari siswi yang menunduk dengan kaki yang tidak mau diam.
"Iya pak"
Seorang gadis yang membawa beberapa map maju ke depan, dan berdiri di samping pria berkaca mata dan kemeja biru tua dengan motif garis garis, ia siap menunggu perkataan selanjutnya dari sang kepala sekolah.
Mia mengintip dari balik pintu dengan menahan tawanya, bukan hanya Ara yang takut pada om Aryo, di juga segan, bahkan anak anaknya sendiri juga takut, putrinya itu adalah gadis yang berdiri tegak seperti sekretaris di sampingnya, alias sepupu yang lebih tua setahun dengannya dan Ara.
"Kamu lihat murid ini, tugas kamu adalah membimbing murid tidak tau peraturan ini dengan keras, kalau saya melihat lagi pakaian yang begini lain kali, kamu dan ketua osis akan ikut di hukum"
Ucap Aryo tegas, kaca matanya terlihat silau di mata para murid, menambah kesan menakutkannya.
Ansen yang mendengar itu segera merapikan pakaiannya, begitu juga murid lain yang berdiri tidak jauh dari sana.
"Baik pak"
Jawab kinanti, lalu ia dengan cepat menarik tangan sepupunya ke arah ruangan osis yang tidak jauh dari sana.
Setelah kepergian dua siswa tersebut Aryo menoleh pada guru BK yang sedang berdiri di belakangnya.
"Murid tadi namanya Tiara Atalia, dia adalah salah satu murid khusus di sekolah ini"
Jelas Aryo tegas.
Guru BK itu mengangguk mengerti
"Apa dia sangat berprestasi?"
Tanya guru wanita itu dengan wajah penasaran, melihat dari kelakuan siswa itu tidak ada tanda kalau ia adalah murid yang pintar.
Aryo menyeret bibirnya sinis
"Sangat berprestasi, dia pernah membuat seorang siswa seniornya koma beberapa hari"
Jawab Aryo dengan suara di tekan.
Guru BK itu bungkam dengan mata mengerjap beberapa kali, tidak menyangka dengan jawaban atasannya itu.
Para guru lainnya juga terkejut, apa lagi para murid yang mendengarnya tidak kalah terkejut, mereka semua pernah mendengar kasus siswi yang menghajar seorang pria sampai masuk berita, tapi siswi itu di nyatakan tidak bersalah karena keluarga korban tidak menuntut, dan mereka tidak menyangka akan melihat dan satu sekolah langsung dengannya.
"What, gila tu cewek, bahaya juga"
Komen Nizar dengan senyuman lebar.
Davin tertawa kecil, begitu juga siswa lain yang saling berbisik.
Aryo hanya membiarkan berita itu tersebar, lagi pula tidak perlu menutupinya karena lambat laun orang orang akan tau, dari pada hal itu menjadi bumerang bagi Ara nanti, lebih baik itu menjadi bahan untuk menakuti siswa lain agar tidak mencari masalah dengan gadis keras kepala itu.
Salah satu guru menyuruh para murid senior yang tidak ada urusan di aula untuk kembali ke kelas masing masing, karena hanya para guru dan osis yang akan mengurus siswa yang baru masuk itu.
Ke lima pangeran sekolah itu yang juga anggota osis ikut masuk ke aula untuk melakukan tugasnya, saat mereka berjalan beriringan menuju tempat para osis, para wanita mulai heboh dengan kedatangan mereka.
'Beginilah reaksi normal, dua wanita tadi tidak terlalu normal'
Bisik Davin pada teman temannya, mereka sudah biasa dengan teriakan memuja dari para gadis di manapun mereka berada.
Banyak dari mereka memanggil manggil nama di antara mereka,
kenapa anak baru mengenal para pria tampan itu?,
Tentu saja karena mereka sudah terkenal di media sosial, jadi saat para wanita yang biasanya hanya melihat di media sosial menjadi histeris saat tau kalau mereka satu sekolah.
dan akhirnya aula itu diam saat sang kepala sekolah masuk di ikuti deretan guru di belakangnya.
Acara di mulai dari pidato kepala sekolah, kemudian ketua osis, lalu perwakilan murid baru, yang tentu saja siswa dengan nilai terbaik di panggil ke atas, yaitu Miska Anastasya (Mia).
Sesaat Mia mendapat sorakan dan tatapan kagum dari para siswa laki laki saat ia naik ke panggung, hingga seorang siswi berdiri dan membentak mereka dengan suara keras, siapa lagi kalau bukan Ara.
"Heh, diam bangs*t, dasar gak laku, liat cewek cantik aja pada jelalatan"
Bentak Ara, sambil menunjuk nunjuk ke arah tempat duduk siswa laki laki tampa takut, dia tidak suka ada pria yang goda goda kakaknya.
Aryo yang duduk di bangku paling depan hanya menepuk keningnya saat mendengar suara Ara bergema, dan kata kata kasar gadis itu membuatnya geleng geleng kepala.
Para osis yang duduk di kanan para siswa baru bisa melihat jelas wajah gadis berani yang menantang para siswa laki laki tadi, ada yang memuji, ada yang berdecak sebal melihatnya, sedangkan kelima pria yang duduk di bangku paling depan berbisik bisik.
"Dia udah rapi, tapi tampilan rapinya langsung lebur saat suaranya keluar ha ha ha"
Bisik Davin ke arah sahabatnya yang juga melihat ke arah gadis itu, hingga suara salam perkenalan dari arah panggung terdengar, Mia memberikan pidato dengan lancar, karena dia sudah biasa tampil di depan umum, walaupun tampa persiapan, dia mampu menyusun setiap kata yang perlu ia ucapkan dengan bahasa baku yang tersusun dengan baik.
Acara resmi selesai dan sekarang adalah memberi siswa baru melihat lihat club yang ada di sekolah tersebut.
Ara berjalan malas mengikuti Mia dan Safa berkeliling di aula luas itu untuk melihat lihat brosur yang kakak kakak senior tawarkan, mereka juga menjelaskan tentang kegiatan mereka, tentu saja Mia mendapat tawaran di semua cabang yang ada.
Ara menatap club club yang banyak di minati para siswi di sana, 'club berkuda', 'club renang', dan 'club anggar', ia mulai mendekat ke arah club berkuda, ia menerobos antrian yang terlihat agak panjang itu dengan santai.
"Club ini jadwalnya berapa hari dalam seminggu?"
Tanya Ara dengan tangan menggebrak meja, jika menunggu antrian akan terlalu lama, lagi pula dia akan bertanya dulu, kalau tidak terlalu sering dia akan ikut, karena dia malas terlalu banyak kegiatan, kalau tidak wajib, dia tidak mau memilih sama sekali.
"Adik, silahkan antri dulu"
Jelas seorang siswi cantik yang duduk di sana, dia terkejut dengan gebrakan meja siswi baru itu saat ia dengan serius menjelaskan tentang keseluruhan club.
Pria di sebelah siswi senior itu diam mengamati, ia penasaran apa yang akan di lakukan gadis pembangkang itu.
"Kakak cantik, kalau mengantri terlalu lama, kakak juga akan capek menjelaskan ke satu persatu orang sebanyak ini"
Ucap Ara sambil tangannya menunjuk deretan antrian di belakangnya.
"Kakak jelaskan dengan dengan sekali bicara, kami mendengarkan secara bersamaan, atau berikan kami brosur, biarkan kami membaca sendiri, bagaimana?"
Lanjut Ara dengan alis terangkat.
"Bagaimana, setuju gak?"
Tanya Ara pada para siswa dan siswi yang sedang mengantri tampa sempat siswi senior itu menjawab.
Siswi dengan name tag 'karina azhara' itu mengepalkan tangannya, ia merasa di permalukan oleh juniornya di depan banyak siswa, apalagi melihat para siswa baru yang terlihat menganggukkan kepala mereka tanda setuju membuat mata gadis cantik itu berkaca kaca, ia melirik pria di sebelahnya yang menatap siswi baru di depan mereka tampa berkedip.