NovelToon NovelToon
ARCANUM: Perjalanan Menuju Takhta Bintang

ARCANUM: Perjalanan Menuju Takhta Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Romansa Fantasi / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Transmigrasi
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ilhamkn

Tema cerita: Fantasi, Petualangan, Pedang dan Sihir

Update 1-2 Bab/hari, setiap jam 20:00 WIB.

Caelum Aurelius adalah seorang penyihir dan peneliti dari sebuah organisasi bernama Arcana, sebuah organisasi sihir yang telah berdiri sejak abad pertengahan di bumi dan merupakan salah satu organisasi sihir tertua.

Pada suatu malam Caelum mencoba melakukan penelitian untuk "melintasi dinding realitas". Namun percobaan tersebut mengalami kegagalan yang mengakibatkan Caelum terlempar dalam dimensi hampa.

Saat Caelum tersadar dia melihat pemandangan asing disekitarnya.

"Berdasarkan pengamatan awal, lokasi ini tidak identik dengan satupun wilayah yang ada di bumi, terutama bulannya" sambil menatap ke arah langit, Caelum melihat 2 Bulan yang bersinar berdampingan.

Dan semuanya dimulai dari sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilhamkn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27: Latihan Neraka

Setelah menjelaskan kepada Lira tentang detail kejadiannya, serta mendapatkan omelan tambahan dari Nina, Caelum akhirnya memiliki waktu luangnya sendiri.

Berbaring di atas kasur, ia kembali mengingat keberhasilan dalam percobaannya, sekarang yang menjadi tantangan adalah bagaimana dia bisa menyederhanakan rune untuk mantra dasar lainnya.

Setelah memikirkan banyak kemungkinan, Caelum menatap ke arah jendela, dimana langit berbintang menghiasi malam yang tenang itu. Kali ini perasaan nyaman dan kerinduan kembali muncul.

"Hanya langit berbintang yang membuatku bisa mengingat kembali bumi" bisiknya dalam hati.

Caelum memutar kembali percakapannya dengan Lira dari ingatannya. Hasil pertemuan yang dia lakukan adalah membahas kerjasama ekspedisi reruntuhan, dia sudah mendiskusikan dengan para tetua dan akan menyampaikan keputusannya besok. Dengan demikian, ekspedisi akan dimulai tiga bulan dari sekarang.

Caelum menyadari bahwa saat ini dia belum memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri. Jadi, meskipun dia sangat ingin ikut dalam ekspedisi tersebut dia sadar bahwa dia hanya akan membebani orang lain.

Setelah memikirkan banyak hal, ia merasa sangat lelah dan memutuskan untuk segera tidur.

Dalam kegelapan yang menyesakkan, Caelum masih mengingat sensasi ini, dia pernah mengalaminya sebelumnya. Setelah dia menenangkan diri, sebuah sosok bercahaya kembali menampakkan wujudnya.

Kali ini, Caelum telah menyiapkan dirinya dan memutuskan untuk bertanya.

"Siapa kamu, dan dimana ini?"

"Tunggulah sedikit lagi, dan kamu akan tahu jawabannya" suara sosok itu seakan bergema di kepalanya.

Dia menjawab, ini bukan mimpi...

Sosok itu perlahan memudar, dan ketika ia ingin bertanya lebih banyak, sinar cahaya menghantam tubuhnya dan dia pun terbangun.

Huahrgggg...... mimpi itu lagi.

Caelum melirik ke arah jendela dan mendapati hari telah pagi, bajunya basah oleh keringat. Namun, sama seperti sebelumnya kenangan dari mimpi itu mengabur sedikit demi sedikit.

Caelum segera bangun dari tempat tidur dan mengganti pakaiannya, hari ini dia harus bertemu dengan Elvarin untuk latihan pertamanya.

Setelah selesai berpakaian, dia segera turun ke ruang makan, dan mendapati semuanya sudah berkumpul, Syla masih memasang ekspresi cemberut sedang Lin hanya menahan tawanya dan Nina masih sama seperti biasa, tanpa ekspresi.

Lira adalah yang pertama menegurnya.

"Cael, hari kamu akan berlatih dengan tuan Elvarin, jadi jangan sampai terlambat" Lira berkata lembut sembari memegang gelas teh.

"Baiklah... " jawab Caelum kemudian mengambil tempat duduk di sebelah Lira.

"Jangan terlalu memaksakan diri" tambah Nina tanpa ekspresi.

Melihat itu, Lin memasang ekspresi aneh.

"Ada apa dengannya, mengatakan hal itu dengan ekspresi datar"

......................

Setelah selesai sarapan, Caelum segera menuju ke toko Aylin. Setelah tiba di toko dan menyapa Aylin yang masih asik dengan pekerjaannya, ia kemudian segera menyelesaikan pekerjaannya, kali ini ia dapat menyelesaikan lebih cepat dari sebelumnya.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, dia segera bergegas kembali kerumah dan membersihkan diri sebelum menuju ke rumah Elvarin.

Setelah berlarian hingga tiba di pinggiran hutan dekat rumah Elvarin, Caelum melambatkan kecepatannya dan berjalan santai, nafasnya memburu karena harus lari bolak balik antara rumah dan toko tempat ia bekerja.

Setelah tiba di depan kediaman Elvarin, Caelum hendak mengetuk pintu, namun suara dari dalam menghentikannya.

Sosok Elvarin kembali muncul, di hadapannya tanpa dia sadari.

"Ikut aku, ke lapangan latihan" mendengar arahan itu, Caelum hanya mengangguk dan mengikuti Elvarin berjalan melewati beberapa lorong rumah sebelum tiba di lapangan latihan pribadi. Rumah itu cukup besar namun sederhana, tidak banyak barang maupun lukisan, namun beberapa tanaman indah di tanam di beberapa tempat yang membuat rumah ini nampak seperti rumah kaca.

Setelah melewati beberapa lorong dan menikmati pemandangan, akhirnya mereka berdua sampai di sebuah lapangan terbuka yang cukup luas, meskipun tidak seluas lapangan latihan yang biasa dia kunjungi sebelumnya.

Elvarin berjalan ke arah salah satu sudut bangunan untuk mengambil sebuah benda mirip cincin namun lebih besar sehingga must untuk dikenakan di pergelangan tangan.

Caelum punya tebakan namun segera menepis pikiran itu, Elvarin berjalan mendekat dan kemudian melemparkan ke empat cincin besi tersebut.

"Kenakan di kedua tangan dan kakimu" perintahnya.

"Apa ini tuan?" Caelum mengambil benda itu dan mencoba mengangkatnya. Berat...

"Kurangi pertanyaan, jika kamu terus mempertanyakan apa yang aku suruh maka tidak usah datang kemari lagi" jawab Elvarin datar.

"Baik master" jawab Caelum lemas saat berjalan dengan menyeret kakinya mendekat sembari menggunakan besi-besi tersebut.

"Aku belum menganggap mu sebagai murid jadi jangan memanggilku dengan sebutan itu, kau boleh menggunakan sebutan itu jika bisa bertahan selama seminggu" Elvarin kemudian berjalan ke pinggir salah satu lapangan.

"Baik Tuan"

"Latihan hari ini akan berfokus pada peningkatan stamina. Jadi, lari keliling lapangan ini sebanyak 100 kali jika gagal maka jangan muncul lagi di hadapanku" Elvarin kemudian duduk di salah satu kursi sambil menyeduh teh.

"Berlari sambil menggunakan benda aneh ini, beratnya sekitar 15 Kg untuk satu cincin, dasar iblis.. tuaa.. " Caelum mengumpat dalam hati dan mulai berlari mengelilingi lapangan.

"1 putaran" langkahnya berat namun, dia menggerakkan giginya.

"25 putaran" langkahnya semakin goyah, keringat membasahi wajahnya namun, tidak ada tanda menyerah dari sorot matanya.

"66 putaran" badannya hampir jatuh sesekali, namun dia tetap memaksakan diri dengan nafas yang semakin memburu.

"99 putaran" Penglihatan semakin kabur, dadanya terasa sakit seakan jantungnya hendak melompat keluar, dia sadar tidak ada artefak perlindungan di lapangan ini namun dia tetap berusaha, jika dia gagal maka satu dari tujuannya akan gagal juga.

Badannya semakin goyah, langkahnya gemetar, penglihatan kabur, telinganya berdengung dengan suara detak jantung yang sangat cepat, dan penglihatannya menjadi gelap.

Caelum menggerakkan badannya namun, sekeras apapun dia mencoba dia tidak bisa merasakan tubuhnya. Dalam kegelapan itu dia merasa tenang.

"Apakah aku mati lagi,mati karena latihan konyol, sial aku akan mengutuk kakek tua sialan itu di alam baka"

Splat...

"Berhenti mengumpat dan bangun dasar bocah" suara samar terdengar.

Merasakan pukulan di kepalanya, seketika dia bisa merasakan kembali tubuhnya dan terbangun.

"Aku masih hidup?" seluruh tubuhnya terasa nyeri dan dia hanya bisa mendesis.

"Apakah kau ingin mati bocah, bodoh dan berani itu mirip, kau seharusnya tahu batasanmu" Elvarin segera bangkit dan berjalan membelakangi Caelum.

"Namun kebodohan seperti itu adalah yang kau butuhkan saat berlatih denganku, hari ini cukup sampai disini, pulanglah namun jangan melepaskan benda itu sebelum aku suruh" Elvarin kemudian meninggalkan ruangan itu.

"Sial aku pikir aku sudah mati, latihan gila seperti ini hanya pernah aku lihat di novel-novel, berpikir bahwa aku akan mengalaminya sendiri, sungguh konyol" Caelum bangkit perlahan dengan rasa sakit yang masih menyertainya.

Dia kemudian berjalan dengan susah payah untuk pulang, membatalkan semua jadwalnya dan ingin segera membaringkan badannya di empat tidur.

Setelah perjuangan yang panjang untuk sampai kerumah, Caelum kaget mendapati Nyonya Maerin yang sedang duduk di ruang utama. Namun, karena kelelahan fisik yang telah menumpuk dia seakan tidak memiliki tenaga bahkan untuk sekedar mendiskusikan masalah penelitiannya.

Mendengar suara langkah kaki, Maerin berbalik dan tersenyum ke arah Caelum. Dia menggerakkan jarinya dan menunjuk ke arah Caelum, seberkas cahaya hijau lembut keluar dari cincin di jari telunjuknya dan terbang ke arah Caelum, menyelimutinya bagaikan kepompong.

Caelum yang awalnya kaget, seketika menjadi takjub, semua rasa lelahnya menghilang..!

"Apa ini... sejenis mantra pemulihan, luar biasa" Caelum tidak bisa tidak memuji hal itu.

"Kamari nak" Maerin menunjuk ke arah kursi di hadapannya.

Setelah duduk, Lira kemudian datang dengan gaun santainya dan menyapa Maerin.

"Nyonya Maerin, bolehkah saya tahu alasan kunjungan ini?" Lira sedikit menundukkan kepalanya.

"Aku ingin bertemu dengan bocah ini, namun aku dengar dia sedang berada di tempat Elvarin, jadi aku memutuskan menunggunya disini" Maerin masih memasang senyum ramah.

"Nyonya Maerin apakah ada sesuatu yang bisa saya bantu" Caelum yang telah mendapatkan kembali tenaganya, memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar.

"Aku ingin membahas tentang masalah perkamen kemarin, namun aku lebih tertarik dengan apa yang di ceritakan oleh anak-anak manis tentang percobaan "gila" atau begitulah mereka menyebutnya" Maerin sedikit mencondongkan tubuhnya kedepan dan menatap Caelum.

1
Sunny!!
........
Sunny!!
Yahh, bagus sih udah lulus tapi rada sedih juga
Sunny!!
..
Sunny!!
Lanjut lanjut.....
Sunny!!
Wkwkwkwkwkwk
Sunny!!
Kasih adegan gelut thor
Sunny!!
Wah wahh, tahan... tahannn/Facepalm/
Sunny!!
Tuh kan, udah paling cocok ama Lira
Sunny!!
lanjut....
Sunny!!
lanjut
Akihiko
Bagus sih, bukan tipe novel MC langsung OP /Determined/

Semangat Thorr
Sunny!!
Heheiii
Sunny!!
Hehehehehe Tumben ada bumbu-bumbu
🍃🥀Fatymah🥀🍃
aku suka genre isekai fantasi begini...
tapi ada beberapa bahasa yang baru denger aku tuh 🤭

tetep semangat ya kakak othor
Ilham: Terimakasih
total 1 replies
Sunny!!
Roh penjaga lain?
Sunny!!
...
Sunny!!
akhirnya dapet power up
Sunny!!
Ga expect pake kartu, kirain scroll
Sunny!!
Kejam juga ni guru
Sunny!!
Wkwkwkw pake biji
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!