NovelToon NovelToon
ARCANUM: Perjalanan Menuju Takhta Bintang

ARCANUM: Perjalanan Menuju Takhta Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Romansa Fantasi / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Transmigrasi
Popularitas:620
Nilai: 5
Nama Author: Ilhamkn

Tema cerita: Fantasi, Petualangan, Pedang dan Sihir

Update 1-2 Bab/hari, setiap jam 20:00 WIB.

Caelum Aurelius adalah seorang penyihir dan peneliti dari sebuah organisasi bernama Arcana, sebuah organisasi sihir yang telah berdiri sejak abad pertengahan di bumi dan merupakan salah satu organisasi sihir tertua.

Pada suatu malam Caelum mencoba melakukan penelitian untuk "melintasi dinding realitas". Namun percobaan tersebut mengalami kegagalan yang mengakibatkan Caelum terlempar dalam dimensi hampa.

Saat Caelum tersadar dia melihat pemandangan asing disekitarnya.

"Berdasarkan pengamatan awal, lokasi ini tidak identik dengan satupun wilayah yang ada di bumi, terutama bulannya" sambil menatap ke arah langit, Caelum melihat 2 Bulan yang bersinar berdampingan.

Dan semuanya dimulai dari sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilhamkn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26: Keberhasilan dan Siksaan

Berbaring di atas kasur sambil menyangga kepalanya dengan kedua tangan dan menatap langit-langit, Caelum mengingat kembali bagaimana Maerin mengaktifkan rune yang dua buat, saat semua orang fokus pada mantra bola cahaya yang dapat di gerakan dan di atur tingkat cahayanya, Caelum lebih fokus pada bahan yang menjadi media tempat rune di gambar.

"Selama ini aku salah, bukan karna kualitas pekamen untuk menyalurkan mana yang menjadi masalah, tapi seberapa kuat perkamen itu" matanya seketika melebar karena menemukan inti masalah yang menganggunya selama ini.

"Jika itu di dasarkan pada pola rune yang digunakan di dunia ini maka kualitas katalis dalam mengalirkan mana memang menjadi salah satu faktor terpenting, namun jika menggunakan pola sigil maka yang utama adalah seberapa kuat material itu" Caelum segera mencatat hipotesis nya dan segera menggambar pola rune di sisa perkamennya dan di sebuah piring, pertama dia melakukan percobaan pada perkamen tersebut dan mencoba dengan yang terukir pada piring keramik, hasilnya adalah mantra yang di hasilkan dari perkamen masih sama seperti percobaan sebelumnya namun pada piring keramik, mantra gagal di aktifkan dan piring itu rusak.

Caelum kembali memikirkan sumber masalah, meskipun hipotesisnya benar jika menilai dari perspektif bumi namun jika dia mengambil sudut pandang dunia ini pastinya harus ada penyesuaian, dan untuk itu dia harus mengingat kembali, apa yang menjadi perbedaan antara dunia ini dan bumi.

Setelah memeras otaknya akhirnya cahaya yang dia tunggu, pecahan puzzle yang selama ini mengganggunya, akhirnya dia mengingatnya.

"YANG DIBUTUHKAN ADALAH MATERI YANG KUAT DAN MEDIA UNTUK MENGALIRKAN MANA, TUBUH MANUSIA JUGA MENGANDUNG MANA DAN YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI MEDIA ADALAH DARAH! " teriaknya karena menemukan solusi terbaik yang bisa memecahkan masalahnya. Dengan bersemangat Caelum segera keluar dari kamar dan mengambil pisau serta piring di atas meja yang ada di dapur.

Melihat Caelum yang terburu-buru sambil membawa pisau Syla mengikutinya ke kamar, dia melihat hal yang gila, Caelum melukai tangannya dengan pisau dan menggunakan darahnya untuk menggambar sesuatu pada piring, melihat itu dia hendak menegur Caelum, namun melihat apa yang dilakukan oleh Caelum selanjutnya membuatnya bingung yang kemudian perlahan-lahan membuat ekpresi bingung menjadi tatapan takjub.

"Ap... apa yang kau lakukan?" Syla menatap dengan linglung pada cahaya terang di ruangan itu.

"Aku berhasil... akuu berhasil Syla" Caelum yang gembira tidak mempedulikan alasan mengapa Syla ada di pintu kamarnya, ia tenggelam dalam perasaan senang dan bangga atas keberhasilannya dan membayangkan banyak kemungkinan yang menanti atas keberhasilannya ini. Serta, berapa banyak ilmu yang dia kuasai di bumi yang dapat di terapkan di dunia ini.

"Ya luar biasa!" Syla juga berjalan mendekat, melihat itu Caelum hendak memeluknya, namun yang ia dapatkan adalah pukulan keras di kepala.

Argg.......

"Ya luar biasa.... kau merusak piring berharga......" seolah tidak mempedulikan mantra cahaya yang begitu terang di ruangan dan perasaan bahagia Caelum.

"Kau sudah gila karena semua buku-buku itu, dan karena kegilaan itu juga kau melakukan sesuatu yang hebat" setelah meredakan emosinya, Syla mengambil sepotong kain dan membersihkan bekas darah di tangan Caelum serta membungkusnya.

"Tapi jangan melakukan hal gila seperti ini lain kali terutama menggunakan barang-barang mahal" Syla kembali melanjutkan omelannya namun kami ini, omelan tersebut terdengar menenangkan.

Mendengar keributan dari kamar Caelum, Lin juga datang untuk melihat apa yang sedang terjadi. Namun hal yang pertama dia lihat adalah Syla dan Caelum yang berpegangan tangan dan saling menatap serta cahaya terang dibelakang mereka.

"Woww.... playboy kita sekarang menggoda Syla dengan sebuah bola cahaya sebagai latarnya... cih kalian punya selera yang buruk untuk berkencan" mendengar perkataan Lin, wajah Syla memerah bagai tomat dan segera bangkit sambil memukulkan sikunya pada Caelum.

"Ap.. apa.. apa yang kau bilang? apa kau gila berpikir aku sedang berkencan.. aku sedang menutupi luka yang orang bodoh ini buat"

"Ya.. yaa aku percaya apa yang kau katakan"

"Argggg... ekspresimu mengatakan sebaliknya" mendengar Lin dan Syla yang saling bertengka.

Caelum mengelus hidungnya dan melihat ke arah cahaya yang dihasilkan oleh mantra yang barusan dia buat, cahaya itu perlahan meredup dan piring yang menjadi media juga hancur menjadi debu seolah tidak mampu menahan lebih lama.

"Jika aku menggunakan mantra itu pada pedang, apakah itu akan berubah menjadi seperti lightsaber dalam film st*r wars" pikir Caelum tanpa mempedulikan pertengkaran Syla dan Lin.

Caelum berjalan ke arah meja dan mengambil sebuah buku untuk menulis hasil percobaan dan keberhasilannya.

"Tahap awal penelitian Magic Circle telah selesai, pengendalian kehendak mana dapat digantikan dengan penggunaan rune kuno"

Setelah selesai mencatat beberapa poin penelitian lainnya, Caelum kemudian berdiri dan berjalan ke arah Lin dan Syla yang masih bertengkar.

"Lin, Syla.. ayo kita makan malam" Caelum memasang senyum paling ramah sembari berjalan keluar kamar.

Namun sebuah tangan mencekram bahunya dengan keras.

"Mau kemana kau CAEL" Syla menutup matanya sambil memasang senyuman dengan urat-urat yang menonjol di dahi dan pipinya.

"Ahahaha" dan begitulah pertengkaran mereka bertiga terjadi.

...----------------...

Suara pintu rumah terbuka dengan suara berderit pelan, Lira dan Nina telah kembali kerumah setelah membahas masalah reruntuhan di balai kota.

"Nina, bagaimana menurutmu tawaran dari Sullivan?" Lira melirik Nina sembari mengelus lambang keluarnya dengan lembut. Mereka berdua berjalan menuju ruang utama.

"Saya rasa ekspedisi gabungan yang di ajukan oleh Tuan Sullivan layak untuk dipertimbangkan, untuk saat ini keluarga Eryndale adalah yang terbaik dalam penjelajahan semacam ini" Nina menjawab sembari menundukkan kepalanya, meskipun dia juga memiliki kesan buruk dengan Sullivan, namun saat ini penilaian subjektif harus di kesampingkan.

"Jadi kita memiliki pikiran yang sama" saat mereka berdua sedang mendiskusikan kembali keputusan terkait ekspedisi reruntuhan, Lin dan Syla datang sembari memasang ekspresi puas, melihat itu Nina mengerutkan keningnya.

"Apa yang kalian berdua lakukan" Lira juga ikut berbalik.

"Dimana Cael?"

"Dia sedang berada di kamar, mungkin belajar" Lira menyipitkan matanya, dia kemudian berdiri dan berjalan menuju kamar Caelum.

Saat berada di depan pintu, dia mendengar sebuah suara teredam, mendengar itu Lira langsung membuka pintu dan mendapati Caelum sedang terikat di kursi dengan mulut di tutupi kain.

Lira menepuk dahinya sembari menggelengkan kepalanya.

"Apa yang kalian berdua lakukan" Nina, Syla dan Lin, yang juga mengikutinya dari belakang memasang ekspresi yang berbeda, Syla dan Lin memasang ekspresi puas sedangkan Nina hanya menatap dengan datar.

"Dia merusak piring berharga yang baru aku beli!" Syla mulai menjelaskan bagaimana dia mendapati Caelum yang terburu-buru untuk mengambil pisau dan piring dari dapur, karena penasaran dia mengikutinya dan mendapati Caelum melakukan sesuatu yang gila dengan melukai tangannya dan menggunakan darah untuk menggambar rune di atas piring, dan setelah terpesona dengan mantra cahaya yang dihasilkan melalui cara gila dia menyadari bahwa itu adalah piring baru yang dia beli, jadi beginilah semuanya berakhir.

Mendengar penjelasan Syla, Lira dan Nina hanya terdiam menatap Caelum yang masih meronta di kursinya dalam kondisi terikat. Menyadari tatapan dari ke empat wanita di ruangan itu, keringat mengalir di dahinya.

"Kenapa?" gimamnya dalam hati.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!