NovelToon NovelToon
Aku Dan Dunia Luminaria

Aku Dan Dunia Luminaria

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Misteri / Anime / Slice of Life
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Taiga あいさか x hmd

Seorang pria yang tak sengaja di dunia lain, kereta api, lalu pria itu harus berfikir keras dan menghadapi masalah yang berada di dunia di tempati sekarang.

Sambil ditemani oleh rekan rekannya menjelajahi dunia Baru, pria itu mendapatkan banyak teror yang mengerikan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taiga あいさか x hmd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Makin dekat informasi nya

“Hei, lihat poster itu Selfia. Sepertinya akan ada suatu pertunjukan di sini.”

“Hei Selfia, apakah kau ingin menonton orkestra ini?”

“Apakah kau sangat ingin menontonnya? Bersamaku?” tanya Selfia sambil tersenyum kepada Zafkiel.

“Hei, apakah aku tak dianggap olehmu, wahai Tuan Zafkiel?” tanya Charlos.

“Eh, maaf, aku melupakanmu.”

“Aku sih lebih menyarankan kita melihat festival di luar saja, karena lebih meriah, dan pastinya adem.”

“Aku juga berpikir demikian,” kata Selfia.

“Ah, baiklah. Aku akan mengikuti saranmu.”

Aku melihat sekeliling.

“Sepertinya masyarakat di sini sangat menantikan festivalnya.”

“Tanpa kau tanya pun, kita sudah tahu,” jawab Charlos.

“Hehe.”

“Perlu 1 jam lagi untuk mulai acaranya. Bagaimana kalau kita tunggu di rumah saja?” tanya Charlos.

“Kau duluan saja sana. Aku sih ingin melihat-lihat kota ini dulu.”

“Ayo Selfia.”

“Eh,” jawab Selfia.

“Ahhh, baiklah. Aku tetap akan mengikuti mu.”

Kami menuju ke sungai, tempat pertama kali aku dan Selfia bertemu.

“Wah, taman ini kalau sudah senja indah banget yah, Fia.”

“Iya dong, apalagi kalau musim dingin, beh seger banget.”

“Aku nggak nanya ke kamu, Charlos.”

“Aku kan cuma menjawab.”

“Memangnya kau Selfia?”

“Ya bukan sih,” jawab Charlos.

Selfia tiba-tiba menuju ke suatu tempat dan memanggil kami.

“Hoii, kalian ayo ke sini.”

“Ada apa, Fia?” jawabku.

“Ayo kita bermain ini.”

“Sejujurnya aku trauma dengan permainan itu,” kata Charlos.

“Kenapa memangnya?” tanyaku.

“Aku nggak pernah menang, uhu,” sedih Charlos.

“Biar aku lihat.”

Setelah aku melihat permainan di meja batu dekat jembatan sungai kota, aku menyadari bahwa permainan itu adalah catur.

“Apakah ini catur?”

“Aha benar, pintar juga kamu Zafi. Apakah kamu pernah memainkannya?”

“Iya sih, aku selalu kalah melawan ayahku.”

“Baiklah, aku akan mencoba melawanmu.”

“Ah, oke.”

“Tapi siapa yang pertama menjalankan permainannya?”

“Ingin suit?”

“Oke.”

“Andai aku punya pacar, pasti aku nggak jadi nyamuk di sini,” kata Charlos.

“Hei, memangnya siapa yang pacaran?”

Aku pun menang suit dari Selfia dan bermain dengannya sambil ditemani Charlos. Kami bersenang-senang bersama dengan bermain catur sambil mengobrol bersama.

Aku pun berhasil mengalahkan Selfia di permainan catur.

“Wah, kau hebat juga.”

“Bisakah kau mengajari aku kapan-kapan?” tanya Charlos.

“Bukan masalah.”

“Sepertinya acara sudah dimulai, ayo ke kota.”

Kami bertiga pun menuju ke kota untuk menikmati festival saat sore hari. Bisa dibilang mau malam hari sih.

“Umm, anu, kalian berdua dulu deh. Aku ingin mencari sesuatu. (Ahhh, banyak sekali tadi barang eksklusif, sebelum habis, aku akan menghabiskannya),” kata Charlos.

“Tumben, kau membiarkan aku.”

“Ah, untuk saat ini saja.”

“Jaga dia baik-baik yah.”

Charlos pergi.

"Hei, Zafkiel, kau mau ini?"

"Umm?"

"Ada permen kapas juga ya di sini."

"Iya."

"Berapa harga permen ini, bang?" tanya Selfia kepada abang-abang penjual.

"2 koin emas," jawab si abang penjual.

"Aku beli 2."

"Ah, terima kasih," ujar abang-abang itu.

"Ini untukmu," kata Selfia sambil menyerahkan satu permen kapas padaku.

"Eh, kok kamu mentraktir aku?"

"Tidak apa-apa, ayo kita berkeliling."

"Oke deh," jawab Selfia malu-malu.

"Ingin bergandengan?" tanyaku.

"Ah, baiklah," jawab Selfia sambil menggenggam tanganku.

"Hei, lihat itu ada sulap!"

"Wuoh, keren amat, duitnya jadi debu."

"Saksikanlah! Pertunjukan dari ku!" teriak pesulap sambil melemparkan ember berisi air.

"Awas, basah Selfia!" Aku cepat-cepat mendorong Selfia agar tidak terkena air.

Tiba-tiba air itu berubah menjadi kristal salju.

"Wahh, gileee keren amat, sungguh di luar dugaan."

"Eh, maaf, apakah kau baik-baik saja, Selfia?"

"Ah iya, terima kasih, Zafi."

"Okeh, baiklah, ayo ke pertunjukan yang lain."

Kami berdua bertemu dengan pertunjukan menari bersama di sebuah lingkaran tugu kota.

"Zaza Zafi, apakah kau ingin menari bersamaku?"

"Apakah kau yakin?"

"Tentu saja, mengapa aku tak yakin?"

"Baiklah, ayo."

Kami menari bersama, dihiasi lampu hias dan musik-musik yang sangat dramatis. Aku terasa menjadi bangsawan yang terlahir di sebuah kerajaan yang megah.

Aku menari bersama Selfia, menatap wajahnya. Dia sangat imut jika dilihat dari dekat. Entah apa yang dia pikirkan. Apakah dia menyukaiku? Mengapa dia mendekatiku sampai sedekat ini? Aku masih penasaran dengan motivasi yang tersembunyi dari dalam dirinya.

Setelah selesai, kami berdua bertemu kembali dengan Charlos dan mengobrol dalam perjalanan pulang.

"Ahh, tadi seru sekali ya," kata Selfia.

"Iya, aku sangat terbawa suasana, haha."

"Tak sia-sia aku menghabiskan uangku, aku mendapatkan 5 barang eksklusif di situ," kata Charlos.

"Memangnya barang apa itu?" tanyaku.

"Barang peninggalan Siluet, teknologi kecil yang dibuat Siluet gitu."

"Apakah aku boleh melihatnya?"

"Ah, ini," ujar Charlos sambil menunjukan barangnya.

"Kamera?"

"Apa itu kamera?" tanya Charlos bingung.

"Buat memfoto suatu objek."

"Ah iya, tapi ini namanya cem era."

"Oh, dipelesetin."

Aku melihat pipi Selfia memerah.

"Ada apa, Selfia?"

"Ah, anu tadi... terima kasih ya sudah menerima menari denganku."

"Sudah kubilang tidak apa-apa."

Setelah banyak basa-basi dalam perjalanan pulang, kami pun sampai di rumah.

"Hei, Zafkiel, kau mau ini?"

"Umm?"

"Ada permen kapas juga ya di sini."

"Iya."

"Berapa harga permen ini, bang?" tanya Selfia kepada abang-abang penjual.

"2 koin emas," jawab si abang penjual.

"Aku beli 2."

"Ah, terima kasih," ujar abang-abang itu.

"Ini untukmu," kata Selfia sambil menyerahkan satu permen kapas padaku.

"Eh, kok kamu mentraktir aku?"

"Tidak apa-apa, ayo kita berkeliling."

"Oke deh," jawab Selfia malu-malu.

"Ingin bergandengan?" tanyaku.

"Ah, baiklah," jawab Selfia sambil menggenggam tanganku.

"Hei, lihat itu ada sulap!"

"Wuoh, keren amat, duitnya jadi debu."

"Saksikanlah! Pertunjukan dari ku!" teriak pesulap sambil melemparkan ember berisi air.

"Awas, basah Selfia!" Aku cepat-cepat mendorong Selfia agar tidak terkena air.

Tiba-tiba air itu berubah menjadi kristal salju.

"Wahh, gileee keren amat, sungguh di luar dugaan."

"Eh, maaf, apakah kau baik-baik saja, Selfia?"

"Ah iya, terima kasih, Zafi."

"Okeh, baiklah, ayo ke pertunjukan yang lain."

Kami berdua bertemu dengan pertunjukan menari bersama di sebuah lingkaran tugu kota.

"Zaza Zafi, apakah kau ingin menari bersamaku?"

"Apakah kau yakin?"

"Tentu saja, mengapa aku tak yakin?"

"Baiklah, ayo."

Kami menari bersama, dihiasi lampu hias dan musik-musik yang sangat dramatis. Aku terasa menjadi bangsawan yang terlahir di sebuah kerajaan yang megah.

Aku menari bersama Selfia, menatap wajahnya. Dia sangat imut jika dilihat dari dekat. Entah apa yang dia pikirkan. Apakah dia menyukaiku? Mengapa dia mendekatiku sampai sedekat ini? Aku masih penasaran dengan motivasi yang tersembunyi dari dalam dirinya.

Setelah selesai, kami berdua bertemu kembali dengan Charlos dan mengobrol dalam perjalanan pulang.

"Ahh, tadi seru sekali ya," kata Selfia.

"Iya, aku sangat terbawa suasana, haha."

"Tak sia-sia aku menghabiskan uangku, aku mendapatkan 5 barang eksklusif di situ," kata Charlos.

"Memangnya barang apa itu?" tanyaku.

"Barang peninggalan Siluet, teknologi kecil yang dibuat Siluet gitu."

"Apakah aku boleh melihatnya?"

"Ah, ini," ujar Charlos sambil menunjukan barangnya.

"Kamera?"

"Apa itu kamera?" tanya Charlos bingung.

"Buat memfoto suatu objek."

"Ah iya, tapi ini namanya cem era."

"Oh, dipelesetin."

Aku melihat pipi Selfia memerah.

"Ada apa, Selfia?"

"Ah, anu tadi... terima kasih ya sudah menerima menari denganku."

"Sudah kubilang tidak apa-apa."

Setelah banyak basa-basi dalam perjalanan pulang, kami pun sampai di rumah.

"Ahhh, capeknya aku, mandi dulu kali ya... ah, tapi malas kali mandi malam-malam."

Aku bergumam sambil selonjoran di ruang tengah.

"Si Selfia sudah tidur nggak ya?"

Aku menuju ke kamar Selfia, pelan-pelan membuka pintu.

Sudah ketebak, dia sudah tertidur pulas. Nafasnya teratur, wajahnya tampak damai.

Aku menutup pintu pelan-pelan dan kembali ke kamarku.

"Pengin ngobrol sama Charlos, dia juga udah tidur tadi."

Aku berbaring di tempat tidur, menatap langit-langit kamar yang dihiasi cahaya temaram dari lentera gantung.

"Sebentar... kalau dipikir-pikir, sulap tadi... eh bukannya di dunia Luminaria ini sihirnya sudah hilang?"

Aku mengingat lagi kejadian saat festival.

"Dia menyiram air, terus airnya berubah jadi kristal salju. Itu jelas sihir..."

Pikiranku dipenuhi banyak pertanyaan.

"Ah, aneh kali, pusing kepala ku."

Aku menghela nafas berat dan menarik selimut.

"Ah sudahlah, aku tidur juga. Nyaman sekali aku dengan hari ini, hahaha. Terima kasih Tuhan telah memberikanku dunia baru ini."

Aku menutup mataku perlahan, membiarkan kelelahan mengantarku ke alam mimpi.

"Tapi... aku pengen pulang sih..."

Pikiran itu menjadi suara terakhir yang terngiang sebelum aku benar-benar terlelap.

1
Author Sylvia
lanjut up lagi kak
Sia A
kayaknya beberapa kata2 yang di sensor ya , thor
Sia A: oalah.. tapi ada dibagian percakapan itu juga
Aisaka: kertasnya robek
total 2 replies
Aisaka
napa jadi miring semua gini dh🗿
Sia A
Lanjut, Thor /Angry/
🍁 Jun!!! ❣️💋🄼🄸🄼🄸👻ᴸᴷ
kenapa harus di bilang burung /Cry//Cry//Cry/
🍁 Jun!!! ❣️💋🄼🄸🄼🄸👻ᴸᴷ
apa Zafkieludah terkena sihir? /Shy//Shy//Shy/
🍁 Jun!!! ❣️💋🄼🄸🄼🄸👻ᴸᴷ
perasaanku aja atau episode ini lebih sedikit daripada yg sebelumnya
Aisaka: ada yg dibawah 1k kata/Smile/
total 1 replies
🍁 Jun!!! ❣️💋🄼🄸🄼🄸👻ᴸᴷ
kutukannya meresahkan, itu pasti susah di basmi /Sweat/
🍁 Jun!!! ❣️💋🄼🄸🄼🄸👻ᴸᴷ
mulai di curigai tu, takutnya di jadikan persembahan /Hey/
🍁 Jun!!! ❣️💋🄼🄸🄼🄸👻ᴸᴷ
dipikir ngerti rupanya di pelajari lagi /Facepalm/
🍁 Jun!!! ❣️💋🄼🄸🄼🄸👻ᴸᴷ
pandai banget ngeles nya /CoolGuy/
🍁 Jun!!! ❣️💋🄼🄸🄼🄸👻ᴸᴷ
ini mirip sihir kegelapan kayaknya /Slight/
Sia A
Hai, aku mampir, Thor. Semangat update nya ya/Smile//Angry/
Sia A: yuhuuuu
Aisaka: widih🥰
total 2 replies
UMP 45 (leva)
boleh polow polowan kali😺
Marshanda maulia Putri
mampir kak, semangat nulis
Frozen Heart
kasian terabaikan
Verhexte
gimana kalau jadi gini : Tiba-tiba, segalanya berubah. Dalam sekejap mata, aku sudah berada di tempat yang sama sekali asing—seolah terlempar jauh ke masa lalu. Suasana di sekitarku terasa seperti berasal dari abad ke-7 Masehi, bangunan dari batu besar, aroma kayu terbakar, dan orang-orang berpakaian seperti dalam kisah sejarah kuno. jadi diceritain pas udah sampai di perkotaan.
Verhexte
maaf 7 nya mending pake kata-kaya hehe jadi tujuh. enak dibaca aja
Verhexte
di luar negeri gak sebebas itu nyatanya /Sob/
Sia A
Hai, Thor. aku mampir lagi nih. /Angry/
Sia A: Semangat up nya Thor/Sneer/
Aisaka: /Smirk/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!