NovelToon NovelToon
Legenda Pendekar 2 Naga

Legenda Pendekar 2 Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Agen one

Perjalanan Xiao Chen dan Ling Ye, dua pendekar naga yang akan menjelajahi dunia untuk menumpaskan semua Iblis dan membela kemanusiaan.

inilah kisah suka dan duka 2 pendekar naga yang akan menjadi Legenda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1: Xiao Chen Si pemalas

​Sekte Pedang Naga Langit menjulang anggun di puncak gunung, sebuah permukiman yang harmonis memadukan kayu tua dengan arsitektur klasik. Sekte ini bukanlah yang terbesar, tetapi posisinya sebagai faksi menengah yang disegani memberinya jaringan koneksi yang luas, bak urat nadi yang terjalin di seluruh wilayah kultivasi.

​Pucuk pimpinan Sekte Pedang Naga Langit diemban oleh seorang pria paruh baya yang karismatik, Li Yuan.

​Li Yuan memiliki aura seorang pemimpin yang rendah hati namun tegas. Senyumnya selalu tersungging tipis, namun di balik ketenangan itu tersimpan kekuatan seorang kultivator Pondasi Dasar tingkat Puncak. Namun, warisan terbesar yang ia miliki justru membawa tantangan terberat: Xiao Chen(Nama dari mendiang ibunya Xiao Mei), putra semata wayangnya.

​Xiao Chen adalah perwujudan sempurna dari sifat nakal dan pemalas.

​Pagi itu, mentari baru saja merangkak naik di ufuk timur, menyirami kamar kayu sederhana dengan cahaya keemasan.

​"Xiao Chen! Cepat beranjak! Sudah waktunya kita latihan dasar!" Suara Li Yuan yang hangat namun berwibawa memecah keheningan pagi.

​Seperti rutinitas yang tak terhindarkan, setiap fajar menyingsing, Li Yuan harus menghadapi pemandangan yang sama. Xiao Chen masih tergulung rapat dalam selimutnya yang tebal, menjadikannya seolah kepompong.

​"Aarrg! Cuma lima menit lagi, Yah. Kumohon," rintih Xiao Chen dengan suara serak. Ia justru menggeliat kuat, mengubah posisinya menjadi nungging seolah menantang takdir, dan kembali tenggelam dalam mimpi.

​Li Yuan berdiri di ambang pintu, menyaksikan tingkah putranya dengan kesabaran seorang ayah sejati. Ia hanya bisa menggeleng pelan, seulas senyum tersungging di wajahnya yang bersih. Daripada menggoyangnya dengan kasar, Li Yuan memilih strategi lain.

​Ia perlahan membalikkan badan, meninggalkan kamar itu sambil melontarkan kalimat pamungkas dengan nada pelan dan halus yang penuh siasat.

​"Terserah kau saja, Xiao Chen. Tapi, ingat! Jika sebentar lagi kau meminta uang jajan untuk ke desa, Ayah tidak akan berikan!"

​Bagi Li Yuan, itu hanyalah sebuah peringatan biasa. Namun, bagi Xiao Chen, kata-kata itu terdengar lebih menakutkan daripada ancaman monster tingkat Pembentukan Inti.

​Mata Xiao Chen yang tadinya setengah terpejam karena kantuk, langsung melotot sempurna. Dalam sekejap, ia bangkit dari kasurnya yang nyaman. Tubuhnya yang ramping berdiri tegak, ia memberi hormat sempurna dengan kedua tangannya menempel di sisi tubuh.

​"Siap, Yah! Aku akan segera pergi latihan! Demi langit dan bumi, aku janji!" serunya penuh semangat yang dipaksakan.

​Li Yuan tersenyum penuh kemenangan. Ia sudah hafal betul kelemahan mendasar putranya: kecintaan yang mendalam terhadap uang. Sebuah sifat yang kontras dengan idealisme sekte, namun cukup efektif sebagai tuas kendali.

​Tanpa membuang waktu, Xiao Chen menyambar pedang kayu usang yang tergeletak di samping kasurnya dan melarikan diri keluar kamar secepat kilat, seolah takut ayahnya akan menarik kembali perkataannya. Li Yuan, dengan langkah santai, mengikuti jejak putranya menuju lapangan latihan.

​Area latihan utama sudah ramai oleh para murid sekte yang bersemangat. Hawa dingin pagi yang menusuk tulang sudah terkalahkan oleh semangat latihan yang membara.

​"Tebas! Tusuk! Tangkis! Postur tegak, Qi terpusat!"

​Suara lantang yang menggelegar itu milik Master Agung Sekte, bawahannya Li Yuan yang bertanggung jawab melatih para murid muda. Para murid berseragam hitam mengikuti setiap instruksi dengan ketelitian dan disiplin tinggi.

​Suara gesekan pedang kayu, deru napas yang teratur, dan bau keringat yang bercampur dengan aroma embun pagi, terasa menyatu dalam sebuah simfoni kerja keras. Masing-masing murid menumpahkan ambisi mereka untuk mencapai tingkat Pemurnian Qi yang lebih tinggi.

​Tiba-tiba, keseriusan dan konsentrasi latihan itu terganggu secara drastis.

​"Maaf, Master! Saya terlambat!"

​Xiao Chen berdiri di pinggir lapangan. Wajahnya berseri-seri, senyum lebar yang polos tanpa sedikit pun rasa bersalah terpancar di sana. Ia bahkan melambaikan tangannya seolah baru kembali dari sebuah perjalanan santai.

​Sang Master Agung menarik napas panjang, berusaha menahan letupan amarahnya. "Xiao Chen! Lagi dan lagi! Ini sudah kali ke berapa kau mengulangi kenakalan ini?! Sebagai hukuman, kau harus melakukan gerakan menebas dasar sebanyak seribu kali! Cepat ambil posisimu!"

​Di kejauhan, Li Yuan hanya memperhatikan. Ia menahan tawa sambil menggelengkan kepala. Betapa berbedanya anak itu dari dirinya yang pendiam dan mendiang istrinya yang anggun.

​"Dasar anak itu. Entah sudah keberapa kali aku melihat dia dihukum seperti itu," gumam Li Yuan. Rutinitas pagi yang sama ini telah menjadi hiburan pribadi baginya.

​Ia mengangkat tangannya ke dagu, bersuara seolah sedang meramalkan takdir. "Setelah ini, dia pasti..."

​Prediksi Li Yuan tak perlu waktu lama untuk terbukti.

​Xiao Chen langsung terkesiap, wajahnya yang ceria mendadak pucat pasi. "Seribu kali, Master?! Menggelikan! Lebih baik aku kabur saja daripada mati kaku di sini!"

​Dengan kelincahan seekor tupai, Xiao Chen melompat. Ia mendarat mulus di atas tembok batu tinggi yang membatasi wilayah Sekte Pedang Naga Langit dari tebing curam.

​Ia berbalik sejenak, melirik ke arah Master Agung yang wajahnya sudah memerah padam menahan kekesalan.

​"Mau lari ke mana lagi kau, Xiao Chen?! Cepat turun dan tunaikan hukumanmu! Jangan bertingkah konyol!" teriak sang Master.

​Xiao Chen hanya menjulurkan lidahnya ke arah Sang Master sebagai balasan, sebuah gestur pelecehan yang berulang-ulang. Setelah itu, ia melompat turun dari tembok dan berlari cepat menuruni lereng gunung, menuju desa yang ramai di kaki bukit.

​"Ini sudah ke seratus kalinya kau melakukan hal yang sama, Xiao Chen! Aku sudah muak! Kau hanya tahu bermain-main di desa!" raung Sang Master, suaranya menggema tertelan angin.

​Xiao Chen yang sedang berlari cepat menuruni jalan setapak pegunungan tertawa cekikikan mendengar teriakan putus asa gurunya.

​"Hahaha, Maafkan aku, Master. Lebih baik aku kehilangan uang jajan sesekali, daripada harus melakukan latihan yang membosankan itu," batinnya sambil tertawa lepas.

​Xiao Chen berlari tanpa menyadari, bahwa tawa bebasnya saat itu adalah detik-detik terakhir pertemuannya dengan ayah, Master, dan seluruh tempat yang ia sebut rumah.

Sistem Tingkat Kultivasi

​Manusia Biasa: Belum bisa mengendalikan qi. Tubuh masih fana.

​Pemurnian Qi (Lv 1–7): Membersihkan tubuh & membuka meridian. Dasar semua kultivator.

​Pondasi Dasar (Lv 1–7): Membentuk pondasi kultivasi di dantian. Qi stabil, tubuh kuat seperti baja.

​Pembentukan Inti (Lv 1–7): Qi terkondensasi menjadi Inti Emas. Kekuatan melonjak drastis.

​Jiwa Lahir (Lv 1-7): Jiwa sejati lahir. Bisa menyerang dengan kekuatan spiritual.

​Pemutus Jiwa (Lv 1–7): Tubuh & jiwa menyatu sempurna. Kekuatan setara penguasa wilayah.

​Transformasi Kekosongan (Level 1-7): Menembus batas manusia. Dapat memanipulasi ruang & energi.

​Pendakian Abadi (Awal/Menengah/Puncak): Satu langkah dari keabadian. Kekuatan memengaruhi langit & bumi.

​Abadi Sejati: Puncak jalan kultivasi. Kekuatan mereka mampu menghancurkan apa pun hanya dengan satu kali serangan.

1
Si Hibernasi
keci
azizan zizan
hmmmm... ceritanya entah kemana-mana tapi kekuatan mc di situ2 aja tiada kemajuan...udah lah alurnya agak berantakan...sudah sampai di bab yang segini tapi kekuatan entah lah... agak membosankan baca alurnya...
aku
cerita bagus,..tapi detail nya terlalu dipaksakan...
makanya pembaca langsun hiatus
Si Hibernasi: 👍🙏🙏ke depannya di usahakan lebih baik lagi, komen mantap pokoknya👍
total 1 replies
AingRirin
nama sekte kita sama bang
Aman Wijaya
joooooss pooolll lanjut terus
Si Hibernasi: 👀👌👌👌/CoolGuy/
total 1 replies
azizan zizan
bapak nama LI YUAN kok si anak nama XIAO CHEN.....??????
Si Hibernasi: Begitu ya, Yaudahlah, udah terlanjur juga, makasih infonya👍
total 3 replies
Si Hibernasi
Panjang banget author, 15.000 kata dong perbab/Good/
Si Hibernasi: /Casual/
total 10 replies
Si Hibernasi
kalo gk suka, Skip aja ke bab berikutnya/Good//Pray/
Aman Wijaya
semangat xiao Chen dan Ling ye
Si Hibernasi: /CoolGuy/
total 1 replies
Aman Wijaya
gaaas terus Thor
Si Hibernasi: /Casual/
total 1 replies
Aman Wijaya
next
Si Hibernasi: /Determined/
total 1 replies
Aman Wijaya
lanjut terus
Si Hibernasi: /Scare/
total 1 replies
Aman Wijaya
joooooss Thor lanjut
Si Hibernasi: /Applaud/
total 1 replies
Si Hibernasi
baru sempet kultivasi/Gosh/
Si Hibernasi
/Blush/
Si Hibernasi
/Puke//Hammer/
Si Hibernasi
Krik krik krik
Fairuz
semangat kak jangan lupa mampir yaa
budiman_tulungagung
masih satu mawar 🌹 lagi
Si Hibernasi: /Kiss//Rose//Rose/
total 1 replies
budiman_tulungagung
gass satu mawar 🌹
Si Hibernasi: /Applaud//Rose//Rose//Rose/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!