Seorang gadis melihat sang kekasih bertukar peluh dengan sang sahabat. seketika membuat dia hancur. karena merasa di tusuk dari belakang oleh pengkhianatan sang kekasih dan sang sahabat.
maka misi balas dendam pun di mulai, sang gadis ingin mendekati ayah sang kekasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 07
"Tentang itu, Maaf, Al. Aku tidak tertarik. Aku tidak punya hati yang sangat besar yang bisa melihat suami ku di cium wanita lain tepat di depan mata kepala ku. meskipun wanita itu sekedar teman masa kecil kamu." Tukas ku tanpa keraguan.
"Sayang," desis Aldo mulai frustasi
"Kamu tahu kan, aku dan Nia sudah berteman dari kecil. Aku tidak memiliki perasaan apapun sama Nia. Aku cuma mencintaimu. Kamu satu satunya wanita yang aku cintai dan yang aku harapkan menjadi istri ku, Yang."
Sudut mataku bisa melihat mata Nia yang terluka karena pernyataan Aldo. Rasakan, bahkan Aldo sangat gamblang menyebut isi hatinya di depan nya langsung.
Kamu pikir, kamu bisa memiliki hati Aldo seutuhnya meskipun kamu dengan suka rela menyerah kan tubuh kamu Nia? Mimpi!
Tapi aku sungguh tak tertarik berinteraksi lebih lama dengan Aldo. per setan dengan cinta nya.
"Lalu, jika itu Papa kamu, apa kamu juga tak masalah aku mencium nya seperti tadi???"
"Aurel Naura Farzana!!!!" Bentak Aldo.
Aku terkekeh. " Bahkan kamu tidak rela aku mencium laki laki lain meskipun dia papa kamu, laki laki yang paling kamu sayangi, Aldo. Lalu, kamu mengharapkan apa dari ku??? Tidak!!! Aku sudah tidak perduli dengan cinta kamu m. Kita berakhir.!!!!" Tegas ku
Aldo kembali mencekal tangan ku.
"Tidak, aku tidak mau. aku bisa mati tanpa kamu. Aku mencintaimu. Kamu segala nya bagi ku. Kita tidak akan putus. Kita sudah bersama sangat lama. Aku minta maaf jika kamu menganggap aku bersalah. Tapi kita tidak akan pernah putus." Tukas Aldo.
Menganggap dia bersalah??? Dih, bahkan Aldo tidak juga menyadari kesalahannya.
"Kamu pikir aku sedang meminta persetujuan kamu, Al???? Tidak. Setuju atau tidak, hubungan kita tetap berakhir. Kita putus!!! Tandas ku seraya menyentak tangan Aldo dan melangkah cepat menuju ke arah pintu keluar.
"Aurel...."
"Aldo, biarkan. Aurel sedang marah, biarkan dia tenang dulu." Suara Nia terdengar mencegah Aldo.
Aku mengumpat dalam hati mendengar kalimat Nia yang nyata nya memang membuat langkah Aldo urung mengejar ku.
Tapi aku tak perduli dengan semua itu. Itu lebih baik, aku tidak perlu membuang tenaga untuk mengusir Aldo dari sekitar ku.
Sungguh aku sangat malas berinteraksi dengan nya. Melihat Aldo terluka dengan pembalasan dendam ku tadi, itu sudah cukup untuk ku.
Aku mencegat taksi yang kebetulan melintas di depan pelataran hotel.
"Jalan saja Pak!!" Ujar ku saat sopir taksi menanyakan tujuan ku.
Sungguh, aku juga tidak tahu mau kemana aku sekarang. Ku biarkan taksi itu berjalan lurus saja mengikuti alur jalanan lurus depan kami.
Srttt....
Tubuh ku terdorong ke depan, hampir saja terbentur sandaran kursi pengemudi ketika sang sopir taksi melakukan pengereman mendadak.
"Maaf, Nona. Ada mobil yang tiba-tiba menghalangi." Ujar sang sopir memberikan penjelasan.
Aku melongok, bener ada mobil ber warna hitam yang memblokade jalan taksi.
Sang sopir ketar ketir, begitu pun aku. Apa ini tindakan pembegalan??? Masak iya sih siang bolong begini ada begal yang berani ber aksi???
"Pak, gak usah turun." desis ku ketika melihat pintu mobil depak kami itu terbuka.
"Saya rasa bukan begal, Nona. mobil itu terlalu mewah." Ujar sang sopir.
Aku membenarkan dalam hati, tapi tetap saja memberhentikan kami di tengah jalan sesepi ini tetap saja menakutkan. Mungkin yang dia incar bukan harta kami tapi......
Aku terkesiap ketika mendengar suara ketukan kaca di samping ku. Astaga, itu Om Jo. Asisten Om Arif.
"Saya mengenal nya, Pak." Ujar ku pada sang sopir sembari meminta nya menurun kan kaca jendela.
"Mari ikut dengan saya, Nona.!!!" Ujar Om Jo tanpa basa basi.
"Saya naik taksi saja, Om." Tolak ku.
"Maaf, Nona. Ini perintah. Silahkan." Tegasnya.
Perintah?? Dari siapa??? Oma Arif???
Om Jo tak memberikan pilihan lain untuk aku selain mengikuti dirinya menuju arah mobilnya.
Aku terkesiap ketika menyadari kemana Om Jo membawa ku sekarang ke G& A.
"Saya tidak ingin bertemu dengan Aldo lagi, Om!!!" Sentak ku kesal. " Turunkan aku disini."
"Tuan muda sudah tidak ada di hotel, Nona." ujar Om Jo sembari memutar kemudinya masuk ke dalam basement G&A.
Om Jo lalu membuka kan pintu di samping ku. "Silahkan Nona. Tuan besar sudah menunggu Anda. Mari saya antar ke kamar nya " Ujar Om Jo dengan sopan.
"Apa saya bisa menolak???" Geram ku.
"Tidak."
Aku mendengus. Wajah datar Om Jo sungguh membuat aku kesal. Tipe bawahan yang sangat patuh terhadap perintah atasannya.
Om Jo membawa ku menaiki lift. Rasanya tidak asing.
DEGH
Sontak ingatan ku tertarik peristiwa kemarin di apartemen Aldo.
"Kita pernah bertemu sebelumnya kan, Om??? Om laki laki yang saya tabrak di depan lift apartemen Aldo??? Kue itu...."
Sesuai dugaan ku, On Jo mengangguk. Astaga, bahkan dia tak meras perlu untuk berkelit.
"Jadi, Om tahu saya pacar Aldo???" Tanya ku. Jika dia membaca tulisan di kue itu, dia pasti tau hubungan ku dengan Aldo.
Sekali lagi dia mengangguk.
Aku mengepalkan tangan ku kuat. "Dan Om membiarkan pernikahan saya dan Om Arif terjadi??? Seharusnya sebagai asisten Om Arif, Om bisa ....".
"Pernikahan Anda dan Tuan Besar tidak ada campur tangan saya, Nona." Tegas Om Jo.
DEGH.
"Saya memang tahu lebih banyak dari Tuan Besar. Anda kekasih putra nya. Saya memang tau dari kue yang anda tinggal kan. Saya juga tahu alasan Anda terburu buru masuk lift dan menabrak saya. Tuan muda memiliki affair dengan wanita tadi. Dan tentang Anda yang sengaja menjebak Tuan Besar dengan menabrakkan diri malam itu, saya juga tahu."
Jleb
Om Jo memang tau banyak.
"Saya sengaja mengatakan jika Tuan muda tidak ada di tempat, karena Tuan muda dalam kondisi yang tidak pantas saat itu. Itu saya lakukan agar Tuan Besar tidak terluka. Tapi, rupanya ada Nona disana yang memiliki balas dendam."
"Sebanyak itu Om tau tapi Om tidak melakukan apa-apa untuk mencegah tindakan saya??? Seharusnya Om bisa mencegah agar pernikahan saya dan Om Arif tidak sampai terjadi. Bagaimana pun Om Arif adalah atasan Om yang harus Om lindungi.
"Anda yang membuat rencana, Nona. Kenapa malah menyalahkan saya???
Jeduarrr
Om Jo memang pandai sekali mengelak.
"Silahkan, Nona.' Ujar Om Jo seraya membuka pintu di depan nya.
"Om tidak ikut masuk???" Tanya ku berdetak tak karuan. Sudah terbayang kemarahan Om Arif karena aku nyata nyata menipu nya.
Om Jo tak menyahut, hanya tangan nya bergerak mendorong bahu ku dan.....
Blam!!!!!
ak nantika eps berikutnya
kasian om Arif 😔
Aurel Aurel kamu menyebalkan
Brravo Om Jo. semangat Aurel untuk mendapatkan hati Om Arif.