NovelToon NovelToon
Ranjang Kosong Memanggil Istri Kedua

Ranjang Kosong Memanggil Istri Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Kaya Raya / Beda Usia / Selingkuh / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Di balik kemewahan rumah Tiyas, tersembunyi kehampaan pernikahan yang telah lama retak. Rizal menjalani sepuluh tahun tanpa kehangatan, hingga kehadiran Hayu—sahabat lama Tiyas yang bekerja di rumah mereka—memberinya kembali rasa dimengerti. Saat Tiyas, yang sibuk dengan kehidupan sosial dan lelaki lain, menantang Rizal untuk menceraikannya, luka hati yang terabaikan pun pecah. Rizal memilih pergi dan menikahi Hayu, memulai hidup baru yang sederhana namun tulus. Berbulan-bulan kemudian, Tiyas kembali dengan penyesalan, hanya untuk menemukan bahwa kesempatan itu telah hilang; yang menunggunya hanyalah surat perceraian yang pernah ia minta sendiri. Keputusan yang mengubah hidup mereka selamanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

Udara pagi menusuk kulit dimana pagi ini Hayu baru saja bangun dari tidurnya.

Ia segera bangkit dari tempat tidurnya, sebelum ibunya datang dan mengomelinya.

Baru saja ia melangkahkan kakinya, ibunya datang membawa nasi goreng yang sudah matang.

"Kamu ini, Hayu. Kapan cari kerja? Sarjana kok nganggur saja."

Hayu yang mendengarnya langsung menghela nafas panjang.

Setiap hari ibunya selalu bertanya tentang pekerjaan yang belum ia dapat.

"Bu, Hayu sudah berusaha untuk mencari kerja. Tapi belum dapat juga."

Ibunya yang mendengarnya langsung mendengus kesal.

"Berusaha? Kamunya saja yang nggak niat, Yu. Sekarang kamu tinggal pilih. Mau kerja atau pergi dari rumah Ibu!".

Hayu yang sudah lelah dengan Ibunya, akhirnya mengalah.

"Baik, Bu. Kalau itu keinginan ibu yang ingin Hayu pergi dari rumah."

Hayu masuk kedalam kamar dan memasukkan semua pakaian ke dalam tas ranselnya.

Ia memandangi kamarnya yang akan ia tinggalkan untuk selamanya.

"Ini nomor telepon Hayu, Bu. Doakan semoga putrimu ini lekas dapat pekerjaan."

Ibu Hayu memalingkan wajahnya dan tidak mau melihat kepergian putrinya yang baru saja ia usir.

Hayu berjalan keluar rumah dengan air matanya yang mengalir.

Ia merasa sangat sedih dan tidak tahu harus melangkah kemana.

"Aku seorang sarjana, tapi kenapa susah sekali mendapatkan pekerjaan" ucap Hayu.

Hayu melihat angkutan umum dan segera ia naik menuju ke kota.

Ia berharap akan ada perusahaan atau kantor yang mau menerimanya.

Perjalanan yang hampir kurang satu jam, akhirnya Hayu turun di depan pasar kota.

Krucuk.... krucuk.

Suara perutnya yang protes karena belum makan apapun.

Ia melihat penjual nasi pecel yang sangat ramai dan segera Hayu memesannya.

Hayu duduk di bangku kosong, sambil mencari pekerjaannya di ponselnya.

"Nduk, ini nasi pecelnya." ucap penjual itu.

"Inggih Bu, matur nuwun." ujar Hayu.

Penjual nasi pecel tidak sengaja melihat layar ponsel Hayu.

"Nduk, kamu mau cari pekerjaan?"

Hayu yang sedang menikmati nasi pecelnya langsung menganggukkan kepalanya.

"Ibu ada lowongan pekerjaan untuk saya?" tanya Halwa.

"Bukan Ibu, nak. Tapi ada orang perumahan yang sedang mencari pembantu. Mungkin saja kamu minat, nduk."

Hayu terdiam sejenak saat mendengar perkataan dari Ibu yang mengatakan 'pembantu'.

"Baik, Bu. Saya mau bekerja disana." ucap Hayu yang tidak memperdulikan dengen pekerjaan apa yang ia dapat sekarang.

Ia kembali menikmati nasi pecel dan segera menghabiskannya.

Ibu penjual nasi langsung menuliskan alamat rumah tersebut.

"Ini nduk alamatnya dan nasi pecelnya gratis untuk kamu."

"Terima kasih, Bu."

Halwa mencium tangan Ibu penjual nasi pecel dan segera ia menuju ke alamat perumahan itu.

Ia memutuskan untuk berjalan karena jaraknya hanya dua puluh menit dari tempat ia makan nasi pecel.

Meskipun langkahnya terasa berat karena harus meninggalkan rumah, semangat untuk segera mendapatkan pekerjaan mendorongnya.

Dua puluh menit kemudian, akhirnya Hayu tiba di sebuah gerbang perumahan mewah.

Ia menunjukkan alamat yang tertulis kepada petugas keamanan yang sedang duduk.

"Rumah Pak Rizal ada diujung sana,"

Hayu menganggukkan kepalanya dan kembali berjalan.

Tak lama kemudian, ia menemukan rumah yang ada di alamat itu.

Hayu lekas menekan bel rumah dan berharap pemilik rumah masih belum berangkat kerja.

Ting... tong...

Ting... tong...

Tak lama kemudian, pintu besar di depannya terbuka.

Seorang wanita cantik, berpakaian rapi dengan perhiasan yang tampak mahal, berdiri di ambang pintu.

Ekspresinya tampak terkejut, seperti mengenali seseorang yang sudah lama hilang.

"Apakah betul anda sedang mencari pembantu rumah tangga?" tanya Hayu sambil menundukkan kepalanya.

Tiyas berjalan menuju ke arah Hayu yang masih menundukkan kepalanya.

"Hayu? Kamu Hayu Deswita, kan?" tanya wanita itu.

Hayu langsung mendongakkan kepalanya saat mendengar perkataan dari wanita itu.

"Tiyas?"

Tiyas langsung memeluk tubuh Hayu sahabatnya.

"Kamu kemana saja, Yu? Ayo, kita masuk kedalam." ajak Tiyas sambil menggenggam tangan Hayu.

Hayu masuk dan melihat rumah Tiyas yang sangat mewah sekali.

Ia juga melihat foto pernikahan Tiyas yang ada di ruang tamu.

"Ayo, cerita ke aku. Setelah lulus kuliah kamu kemana? Kamu nggak telepon aku sama sekali, Yu."

"Setelah lulus kuliah aku bantu median ayah jualan, Yas. Dan lima bulan yang lalu Ayahku meninggal dunia." jawab Hayu.

Tiyas langsung menggenggam tangan Hayu dengan wajah sedih.

"Ya ampun, Hayu. Kenapa kamu nggak kasih tahu aku? Aku turut berduka cita ya, Yu. Terus, sekarang kamu tinggal sama siapa? Kenapa kamu tiba-tiba cari pekerjaan sebagai pembantu?" Tanya Tiyas yang memberondongnya dengan beberapa pertanyaan

Hayu menceritakan tentang kondisinya di rumah yang tadi pagi Ibunya mengusirnya karena ia tak kunjung mendapatkan pekerjaan.

"Tadi aku beli nasi pecel dan ibu penjual nasi mengatakan kalau kamu butuh pembantu." ucap Hayu.

Tyas menganggukkan kepalanya dan ia memang sedang membutuhkan pembantu.

"Iya, Yu. Aku sekarang sibuk banget dan kamu sendiri tahu kan kumpulan ibu-ibu sosialita itu seperti apa. Jadi, aku butuh pembantu, Yu."

"Jadi, apa boleh aku bekerja disini?" tanya Hayu.

Tiyas menganggukkan kepalanya dan ia meminta nomor rekening Hayu.

Hayu menunjukkan ponselnya ke Tiyas yang pang mencatatnya.

Ting!

Terdengar suara notifikasi m-banking yang menunjukkan kalau Tiyas sudah memberikan gaji pertama Hayu sejumlah enam juta.

"Yas, ini banyak sekali?"

"Itu gaji kamu satu bulan, Yu. Dan kamu bekerja mulai pagi ini. Ayo, aku tunjukkan kamar kamu".

Tiyas menggandeng tangan Hayu dan menunjukkan kamar tamu.

"Ini kamar kamu, Yu. Semoga kamu betah kerja disini, ya. Nanti sore Mas Rizal datang dari dinas luar kota, tolong kamu masakan cumi asam manis, ya."

Tiyas merogoh tasnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu.

"Yu, ini sepuluh juta untuk belanja bulanan. Belanja apa saja yang dibutuhkan rumah ini. Kamu atur saja." ucap Tiyas sambil menyerahkan segepok uang tunai kepada Hayu.

Hayu menatap nominal uang itu dengan mata terbelalak.

"Ya ampun, Yas. Ini terlalu banyak."

"Sudah, jangan sungkan. Anggap saja ini sebagai biaya operasional. Kamu yang akan mengurus semuanya, Yu," jawab Tiyas santai sambil melihat jam tangannya yang mewah.

Tiyas lekas memakai sepatunya dan bersiap-siap untuk pergi.

"Aku harus segera pergi sekarang, Yu. Ada acara kumpul-kumpul sosialita di Bandung dan aku baru akan pulang besok sore."

Hayu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis.

Sebelum berangkat Tiyas memeluk tubuh sahabatnya dan ia memintanya untuk segera belanja sebelum Rizal datang.

"Aku senang sekali kamu bisa kerja di sini, Yu. Aku titip rumah dan Mas Rizal, ya. Kamu anggap saja rumah sendiri. Kalau ada apa-apa, telepon aku!"

Tiyas segera masuk kedalam mobil mewahnya dan setelah itu ia berangkat menuju ke Bandung.

"Hati-hati Tyas,"

Hayu melambaikan tangannya ke arah Tiyas yang sudah berangkat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!