Update setiap hari.
Celine dituduh membunuh Ny. Lyn. Jason menyiksa Celine dengan sangat kejam. Akan tetapi sebuah bukti menyatakan Celine tidak bersalah. Perlahan rasa cinta di hati Jason mulai muncul.
Tetapi satu persatu masalah mulai muncul setelah mereka berdua memutuskan untuk menikah. Di saat Jason sudah cinta mati dengan Celine. Pria di masa lalu Celine muncul dan mengagalkan semua rencana yang sudah mereka buat.
Akankah hubungan Celine dan Jason berhasil sampai tahap pernikahan? Apakah Celine tetap memilih Jason dibandingkan pria di masa lalunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sisca Nasty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 26 Tak Terduga
Celine ingin sekali berteriak minta tolong. Tapi dia juga tidak mau sampai tertembak.
Jason masuk ke dalam toilet wanita untuk mencari keberadaan Celine. Wajah pria itu semakin panik ketika tidak menemukan kekasihnya di sana.
Jason berdiri di depan toilet dan mencari ke segala arah. Pikirannya menjadi campur aduk. Mereka harus segera pergi dari sana. Tapi kini wanita yang dicintainya menghilang entah kemana.
"Celine, kau pergi ke mana?"
Tiba-tiba alarm kebakaran terdengar dengan begitu jelas. Semua orang mulai panik. Mereka berlari untuk menyelamatkan diri masing-masing. Jason semakin kesulitan mencari keberadaan Celine. Pria itu memutuskan untuk pergi ke mobil. Berharap calon istrinya itu sudah menunggunya di sana.
"Tuan, di mana Nona Celine?" Ben berlari menghampiri Jason.
"Aku tidak menemukannya. Cepat cari Celine, Ben."
"Tuan Aberzio sudah melakukan penyerangan, Tuan. Saya akan mengerahkan anggota kita untuk segera menemukan Nona Celine." Ben mengambil ponselnya lalu berjalan mencari. Jason segera berlari ke arah mobil. Wajah dua pria itu terlihat panik bukan main saat ini.
Celine bisa mendengar dengan jelas alarm kebakaran yang sekarang berbunyi. Saat pria bertopeng didepannya tidak lagi fokus, Celine segera menendang pria itu hingga berhasil membuat tangannya terlepas. Di detik yang begitu singkat, Celine mendorong pria itu sampai terjatuh sebelum masuk ke dalam rombongan orang yang ingin pergi meninggalkan gedung.
Pria bertopeng itu merasa gagal menculik Celine. Dia juga tahu kalau Aberzio ada di gedung ini. Pria itu berpikir kalau Celine memang datang bersama dengan Aberzio.
"Aku harus segera pergi. Strike pasti akan menangkapku jika dia tahu aku baru saja menangkap Helena."
Celine berlari ke meja tempat Jason berada. Wajahnya terlihat kecewa dan sedih saat tidak lagi menemukan keberadaan Jason di sana. Celine berputar dan memandang ke segala arah. Dia memperhatikan satu persatu wajah orang yang sekarang berlari keluar gedung.
"Bagaimana ini? Aku harus ke mana?"
Aberzio menembak satu persatu musuh di depannya. Tatapan membunuh pria itu terlihat begitu menakutkan. Pistol di tangannya membidik musuh dengan begitu teliti. Satu persatu musuh di depannya mulai tergeletak tak bernyawa.
Tanpa sengaja Aberzio memandang ke arah Celine yang saat itu berdiri dengan wajah panik. Pria itu menurunkan senjatanya. Dia ingin memastikan lagi apa yang dia lihat bukan halusinasi. Tapi wanita itu benar Helena. Aberzio tidak mungkin salah mengenalinya.
"Helena!" teriak Aberzio sekencang-kencangnya.
DUARR
Sebuah peluru mendarat di dada Aberzio. Pria itu mematung. Dia menunduk memperhatikan lukanya. Darah segar mengalir dengan deras. Tatapannya kembali menuju ke arah Celine. Saat wanita itu melangkah pergi, Aberzio seperti ingin mengejarnya. Akan tetapi dia sudah kehabisan banyak darah. Tubuhnya terhuyung ke belakang.
Celine berlari pergi saat melihat ada pertempuran yang begitu mengerikan di luar. Dia juga tidak mau mati terbakar di dalam gedung tersebut. Asap pekat sudah mulai menyelimuti gedung berlantai lima itu. Semua orang sedang sibuk menyelamatkan nyawa mereka masing-masing. Celine kembali ingat dengan apartemen lamanya saat di Swiss. Wanita itu memutuskan untuk bersembunyi di sana. Kali ini Celine tidak memiliki pilihan lain lagi. Dia harus mandiri. Urusan Jason akan dia pikirkan lagi nanti.
***
"Tuan Aberzio." Jason muncul di sana. Dia menodongkan senjatanya dan menghabisi musuh Aberzio yang tersisa. Sedangkan Aberzio sudah tergeletak sambil membayangkan senyum manis Helenanya.
"Kau masih hidup, Sayang?" lirih Aberzio sebelum memejamkan mata. Pria itu tidak lagi sadarkan diri sekarang.
Strike muncul dan memeriksa denyut nadi Aberzio. "Bos, anda bisa mendengar saya Bos?" Pria itu terlihat begitu panik.
"Strike, kau harus membawanya ke rumah sakit." Jason mengeluarkan kartu namanya dan memberikannya kepada Strike. "Tunjukkan kartu ini pada mereka. Mereka akan menjaga kalian sampai Aberzio benar-benar pulih."
Strike mengangguk dan menerima kartu nama itu. "Terima kasih, Tuan."
Strike dan anak buahnya segera membawa Aberzio pergi dari sana. Mereka tidak mau sampai terlambat. Peluru itu mendarat dibagian yang begitu berbahaya. Bagaimana kalau Aberzio sampai tidak selamat? Mereka semua tidak mau sampai hal buruk itu terjadi.
"Tuan, saya belum berhasil menemukan Nona Celine." Ben muncul dengan wajah panik. Dia memandang ke arah mobil yang membawa Aberzio. "Apa yang terjadi pada Tuan Aberzio, Tuan?"
"Entahlah. Aku melihatnya bertarung dengan begitu hebat. Tiba-tiba dia melamun seakan menyerahkan nyawanya sendiri. Dia bunuh diri!" Jason memejamkan matanya. "Ben, kita harus segera mencari Celine. Aku sangat mengkhawatirkannya."
Ben mengangguk. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi anak buahnya lagi. Berharap salah satu di antara mereka sudah ada yang menemukan petunjuk. Mereka semua harus bergerak cepat agar Celine tidak sampai ke tangan musuh.
Di sisi lain, Celine menutup rapat pintu apartemennya. Dia berlari ke sofa dan duduk di sana. Debaran jantungnya menjadi tidak karuan. Dia kembali membayangkan pria yang sempat menodongkan senjata ke arahnya.
"Siapa pria itu? Kenapa dia memanggilku pembunuh? Sialan sekali." Celine menyandarkan tubuhnya untuk kembali menenangkan pikirannya. Kedua matanya terpejam. "Di mana Jason. Kenapa dia menghilang begitu saja? Dia tidak melindungiku?"
Celine mengambil tasnya untuk memeriksa ponselnya. Wajahnya kembali panik karena tidak menemukan ponselnya di dalam sana. Padahal Celine ingat betul kalau ponsel itu ada di dalam tasnya.
"Ponselnya hilang? Sekarang bagaimana caranya aku menghubungi Jason?"
Celine terlihat begitu frustasi. Bahkan dompetnya juga tidak ada. Wanita itu kembali bersandar. Dia melamun sambil memandang langit-langit kamar.
"Apa Jason tahu kalau aku bersembunyi di sini?" Kini Celine hanya bisa pasrah. Dia tidak lagi berani keluar untuk mencari Jason karena ada banyak sekali pria bersenjata di luar sana. Celine merasa takut dan trauma.
"Ternyata Jason benar-benar pria yang berbahaya. Dia memiliki musuh yang begitu banyak," gumam Celine di dalam hati. Tanpa dia ketahui kalau musuh itu musuh masa lalu milik Celine sendiri. Bukan dari Jason.
sangat luar biasa
memang keaadaan yg mengharuskan bgtu...pdhl helena juga waktu itu mo jujur cm selalu gk ada kesempatan yg pas
keputusan yg bijak jeson...cinta gk hrs memiliki...justru cinta yg tulus itu merelakan cintamu bhgia dgn pilihanya
semoga kbe bahagia n aberzio berhasil dlm misinya
eh malah kepergok istrinya makanya merajuk
kira² sih bgtu analisa nya😁mungkin🤣
dan kenapa kelemahan robert itu helena....sehingga robert ingin sekali membunuh helena
aduh helena kenapa malah nemuin robert sih.....
cinta yg berubah jd obsesi
mngkin benar ada baiknya aberzio n jason bekerja sama kesampingkan ego dulu biar bis amengalahkan si robert yg psiko itu
dan karena musuh itu juga hidup kalian jadi makin terasa lebih hidup dan berwarna gak monoton n flat tugitu ajah..