Kisah dari seorang gadis yang tidak diinginkan kehadirannya oleh kedua orang tuanya. mampukah dia mencari kebahagiaannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ULAH SI ELISABET.
"Princess kok sampai sekarang nggak ada panggilan atau apapun ya..." kata Sonya sambil duduk didepan meja Kania .
"Ssst...emang elo pingin mendapatkan tindakan buat kita..." tanya Kania perlahan sambil membenahi mejanya.
"Kagak mau, amit- amit dech princes.." seru Kania bergidik.
"Trus kenape elo nanyak itu...?" tanya Kania.
"Gue tuh seneng jika kita nggak ada masalah , jadi kita nggak usah was- was lagi princess..." kata Sonya menjelaskan
"Ooo...kan gue uda bilang ame elo pada jangan cemas, gue yakin kita nggak akan keluar dari perusahaan ini sayang...?" kata Kania sambil mencubit hidung Sonya.
"Iya gue yakin itu, tapi gue terkadang masih was- was Nia cantik..." kata Sonya lagi.
"Udah dech So...kita percaya aja ame perkataan si princes..." kata Ratih sambil berjalan menuju meja Kania.
"Udahlah kita makan aja yuk, gue udah lapar nich...." kata Karin yang mendekat sambil memegang perutnya.
"Tapi gue mau solat dulu dech sayangku., lihat tu udah waktu nya solat duhur kan.. kalau kalian mau kesana dulu silahkan .. ntar gue nyusul dech..." kata Kania sambil berdiri.
"Kagak ach gue ikut aja..." jawab Sonya.
"Gue juga .." kata Ratih.
"Ya udah gue juga ikut..." jawab Karin pasrah yang membuat semua sahabatnya tertawa. Akhirnya mereka berempat menuju lantai dua tempat musolah perusahaan berada. Setelah selesai solat mereka segera pergi menuju kantin perusahaan. Saat keluar musolah mereka bertemu dengan Roby dan Beny.
"Hey Nia udah pada selesai solat...?" tanya Beny sambil berjalan di sebelah Kania.
"Sudah.. Sekarang mau kekantin , kasian tu sobat gue udah kelaparan...?" jawab Kania sambil tersenyum melirik Karin.
"Kalau gitu kita bareng aja kesana, kami juga belum makan siang kok..." kata si Roby .
"Ya udah ayuk kita kekantin sama- sama.." kata Kania sambil melangkah menuju lift. Mereka segera masuk kedalam lift menuju lantai dasar tempat kantin berada. Karena waktu istirahat sudah hampir berakhir maka keadaan kantin agak sepi tidak seperti saat baru memasuki waktu makan siang. Mereka segera berjalan kearah meja yang sudah kosong. setelah memesan makanan mereka segera duduk di meja yang bisa menampung 6 orang. Sambil menunggu makanan datang mereka berbincang tentang masalah pekerjaan . tak lama sang pelayan kantin datang membawa pesanan mereka. Merekapun segera menyantap makanan pesanan mereka. Saat sedang asyik- asyiknya mereka makan sambil berbincang tiba - tiba gerombolan Elisabet datang. Mereka terdiri dari 6 orang wanita dan dua orang pria yang mempunyai bentuk tubuh besar berotot. Mereka mendekati meja Kania dan berdiri mengelilingi tempat Kania dan temannya sedang makan.
"Waa...ternyata di sini tempat para j****g berkumpul..." seru Elisabet sambil mendekati Kania yang sedang makan dengan tenang. Sedang Ratih Sonya dan Karina sudah mulai terlihat cemas. Kania tetap diam tenang sambil memakan makanannya.
"Hey j****g kalau aku sedang ngomong itu dengerin dan lihat wajahku bodoh..!" teriak Elisabet sambil mengambil gelas berisi minuman es milik Kania yang berada di atas meja lalu menuangkannya di atas kepala Kania. Sontak saja para sahabatnya terkejut.
"Nia ...!" teriak lima sahabatnya bersamaan. Saat para sahabatnya akan mendekat, mereka di halangi oleh teman - teman Elisabet dan kedua pria berbadan besar yang datang bersama Elisabet.
"Waah...kalau wajahmu seperti ini kau seperti gembel yang sedang meminta- minta..." ejek Elisabet yang di sambut tawa oleh para temannya.
"Apakah kau merasa bangga melakukan perbuatan seperti ini Nona...?" kata Kania dingin sambil menatap Elisabet dengan wajah dingin.
"Ha ha ha...tentu saja aku bangga, apalagi melihat wajah mu yang seperti tikus jatuh di tempat sampah...tapi memang cocok sich wajah seperti ini berada di comberan..."seru Elisabet sambil tersenyum sinis.
"Nona ternyata wajahmu jauh berbeda dengan akhlak mu, kau terlihat cantik dan anggun, tetapi kelakuan dan tabiatmu sangatlah menjijikkan..." kata Kania dingin.
"Ba****t...dasar wanita murahan...!" teriak Elisabet kepada Kania dan tiba - tiba tangannya melayang kearah pipi Kania. Namun sebelum tangan itu sampai di wajah Kania , tiba- tiba dia sudah merasakan tangannya terpelintir dan berada di belakang tubuhnya.
"Auu...lepaskan tanganku bangsat..." teriak Elisabet kesakitan.
"Kau fikir semudah itu kau ingin menamparku...?" ejek Kania.
"Sakit tahu, Herman ..apa yang kalian lakukan..tolong aku dan hajar gadis ini.." seru Elisabet meminta tolong. Mendengar teriakan Elisabet kedua pria bertubuh kekar itu segera menyerang Kania. Namun dengan bertumpuh pada tubuh Elisabet Kania menendang kedua pria bertubuh besar itu hingga jatuh mengenai meja kantin. dan tak bisa bangun lagi. Saat itu Kania dan Elisabet menjadi pusat perhatian para karyawan yang sedang makan . saat Kania melawan pria bertubuh kejar itu. Mereka tidak melihat gerakan kaki kania yang terlalu cepat menghantam kedua laki- laki kekar itu. Hingga ketika dua pria itu jatuh menghantap meja mereka terbelalak. Jangankan orang lain kelima sahabatnyapun juga terbelalak kaget.
'Gila cepat benar gerakan kakinya..(pikir mereka)
"Kau fikir aku takut padamu he...? Tak semudah itu kau akan menyakitiku.." bisik Kania di telinga Elisabet sambil menekan pergelangan tangan Elisabet.
"Aauu..lepaskan aku bangsat...!" teriak Elisabet dengan marah dan kesakitan. Kania melepaskan tangan Elisabet dengan mendorongkannya kearah teman- temannya. Dia terjatuh menimpa tubuh teman- temannya dan akhirnya berakhir di lantai .
"Jangan suka menghina orang jika kau tak ingin di hina orang lain Nona Elisabet yang terhormat..." kata Kania dengan wajah menghina. Kania yang wajah dan rambutnya serta sebagian bajunya basah segera mengajak teman- temannya berjalan meninggalkan kantin setelah membayar makanan yang telah mereka makan. Serta meminta maaf pada pengelolah kantin karena telah membuat kantin berantaka , dia berjanji akan bertanggung jawab semua kerugian yang kantin alami. Saat akan keluar pak Andika datang terburu- buru.
"Ada apa ini...?" tanya pak Andika sambil melihat keadaan kantin yang berantakan.
"Maaf pak kalau bapak ingi. tahu kejadiannya bapak bisa melihat di CCTV yang ada di kantin. ..."Kata Kania dingin.
"Apakah ini gara- gara Elisabet lagi...?" tanya pak Andika dengan marah.
"Pak....kenapa bapak menuduh saya... Dialah yang mencari gara- gara...!" teriak Elisabet dengan marah.
"Benar itu pak..." seru komplotan Elisabet bersama- sama.
"Dialah yang pertama kali mencari gara- gara, kenapa seolah- olah bapak membela dia...?" kata Elisabet dengan marah.
"Pak itu semua bukan salah Nona Kania..tapi Nona Elisabetlah yang pertama - tama mencari gara- gara, saya bisa memberikan bukti kalau Nona Kania tak bersalah..." tiba- tiba seorang karyawan yang terlihat mudah dengan beraninya berkata kebenarannya.
"Bukankah saya sudah berkata pada bapak , jika bapak ingin melihat kebenarannya bapak bisa melihat pada CCTV perusahaan..." sela Kania dingin.
"Dan maaf pak kalau boleh kami akan kembali keruangan kami, karena pekerjaan telah menanti kedatangan kami..." ucap Kania datar. Dia segera melangkah meninggalkan kantin.
"Hey gadis jalang jangan pergi kau...kita belum menyelesaikan persoalan kita.." seru Elisabet dengan marah.
"Apa lagi yang anda inginkan...apakah anda belum puas melihat pengawal anda terluka , atau anda akan merasa puas jika melihat mereka terluka parah...?" tanya Kania dengan nada dingin dan marah.
"Breng*** kau...!" teriak Elisabet.
"Cukup....! Tolong Nona Kania anda bisa pergi sekarang, dan kau Nona Mita bukankah aku sudah memperingatkan mu agar kau lebih menjaga artis asuhanmu...?" seru pak Andika marah .
"Pak... kenapa bapak menyalahkan saya apakah saya harus melaporkan bapak pada tuan Bara...?" ancam Elisabet pongah .
"Dasar wanita gila...kau fikir aku takut dengan ancamanmu ha...dasar penipu.." teriak pak Andika marah.
Elisabet melihat kemarahan di wajah pak Andika menjadi takut. Apakah mereka sudah mulai berani padaku. Tapi tidak, aku adalah calo istri dari tuan Bara. Aku yakin tuan Bara pasti sangat mencintaiku kalau tidak, tidak mungkin dia memberikan kesempatan padaku menjadi bintang terkenal. Aku yakin dia melakukan itu karena dia jatuh cinta padaku..batin Elisabet was was .
"El..kita pergi aja...." bisik Mita pada Elisabet dengan perasaan cemas.
Elisabet merasakan kalau Mita merasa takut.
"Baiklah kita pergi..." kata Elisabet sambil berjalan pergi dari kantin.
"Tunggu...mau kemana kalian...?" tanya pak Andika marah.
"Pergi .. Bukankah ini keinginan bapak.." jawab Elisabet congkak.
"Kau fikir semudah itu kalian lakukan setelah membuat keributan disini...?" seru pak Andika dengan sinis.
"Apa lagi sich maunya bapak....?" tanya Elisabet marah.
"Kau harus menyelesaikan urusanmu dengan pihak kantin , ganti semua kerugian yang telah kalian perbuat, dan kau( sambil menunjuk pada Mita) selesai urusan kalian kau datang ke kantorku..." kata pak Andika tegas.
"Lo mengapa mesti hanya saya yang harus bertanggung jawab... Bukankah wanita j****g itu juga harus bertanggung jawab...?" tanya Elisabet marah.
"Tapi kau yang mencari gara- gara... sudah saya nggak mau tahu, pokoknya kalian yang harus bertanggung jawab.." seru pak Andika sambil berjalan meninggalkan kantin bersama bawahannya. Dia berjalan menuju ruang kontrol CCTV. Setelah sampai di sana dia meminta pada petugas untuk memperlihatkan rekaman CCTV tentang pertengkaran di kantin tadi. Setelah melihat rekaman yang di perlihatkan petugas dia mengepalkan tangannya dengan marah.
"Adi...kenapa kau terlambat memberitahu kejadian tadi...?" tanya pak Andika pada bawahannya.
"Saya tadi mengira dia tidak akan kembali setelah saya melihat mereka keluar dari kantor ini pak... Saya tidak menyangka mereka akan bertindak seperti itu..." jawab Adi yang merasa kecolongan . dia yang tadi di tugaskan pak Andika untuk memata- matai Elisabet. Saat Elisabet kembali keruangan Mita dia juga mendengar ketika Elisabet mengamuk di ruangan Mita. Saat dia melihat ketiga wanita itu keluar dari ruangannya dan berjalan keluar kantor serta naik mobil meninggal kan kantor, dia menyangka mereka sudah selesai masalahnya. Namun perkiraan nya salah, ketika dia mendengar keributan di kantin dia kaget. Dia melihat pertengkaran Elisabet dan Kania. Dia buru- buru menelfon pak Andika melaporkan kejadiannya.
"Bodoh... Sekarang apa yang harus kita katakan pada pak Dika saat dia tahu kejadian ini..Dasar wanita pembuat onar, membuatku mendapat masalah saja.." umpat pak Andika sambil berlalu dari ruang CCTV.
Sedang di kantin Elisabet keluar setelah menyuruh sang menejer untuk menyelesaikan masalah di kantin. Dia keluar dengan wajah marah . sedang para karyawan yang menyaksikan kejadian itu menjadi heboh. Mereka menjadi kagum atas perbuatan Kania yang melawan kelompok Elisabet sendiri.
"Gila...ternyata si Kania itu tangguh banget ya...?" kata salah satu karyawan yang melihat ketika Kania melawan dua orang pria suruhan Elisabet.
"Benar... Hanya sekali gebrak mereka tak mampu melawan Kania lagi.." jawab yang lainnya.
"Bener...nggak nyangka di dalam tubuh yang lemah lembut itu terdapat tenaga yang sangat hebat..." jawab karyawan yang satunya.
"Beneran...aku kagum melihat gerakannya tadi...waah keren banget.." puji yang lainnya.
Elisabet yang sempat mendengar percakapan itu semakin marah. Dia pergi dari kantin dengan wajah merah penuh marah.
Sedang Kania yang sudah pergi keruangannya sedang di bantu para sahabatnya membersihkan wajah dan rambutnya yang basah oleh cairan teh manis di dalam kamar mandi.
"Gila tu cewek....gue nggak nyangka dia akan berbuat nekat seperti itu di dalam kantor..." seru Karin dengan marah.
"Gue juga nggak nyangka dia akan berbuat senekat itu... berani banget dia melakukan itu di dalam wilayah kantor.." seru Sonya tak habis fikir.
"Mungkin karena dia merasa menjadi calon istri pimpinan , jadi dia pikir berbuat sewenang- wenang tidak ada yang berani menegur dirinya..." kata Ratih dengan kesal.
"Dan kau princess...waaah...kau keren banget tadi, gue sampai jantungan melihat perbuatan tadi. Wiih....benar - benar keren Nia...." seru Karin bangga.
"Iya princess gue semakin yakin pingin belajar sama elo..." kata Sonya .
"Kalian jangan terlalu membanggakan gue kayak gitu...gimana kalau gue sampai sombong gara- gara kalian ....?" goda Kania.
"Nggak mungkin sayang.... Kalau emang elo mau sombong uda sejak dulu elo lakukan, dan kita- kita baru tahu siapa elo,baru- baru ini kan...?" kata Sonya.
"Iya...kita- kita tahu siapa sobat gue satu- satunya ini..." timpal Karin.
"Iya, iya....kalian emang sobat gue yang paling gue sayangi..." seru Kania terharu. Merekapun berpelukan teletabis
Bersama.
Setelah itu mereka kembali kedalam ruangan kantor. Untung baju Kania yang basah hanya sedikit. Untung Kania memakai baju yang warnanya agak gelap hingga ketika basah tidak terlalu kelihatan.
****
Kejadian di dalam kantin ternyata cepat menyebar di dalam dua gedung perusahaan milik Bara . pertikaian antara Elisabet dan Kania menjadi topik gosip yang utama di kantor Dirgantara Grub. Yang menjadi topik pembicaraan gosip selalu Kania dan Elisabet. Berita utupun sampai di telinga Bara yang baru datang dari meeting dengan perusahaan Amerika yang juga di hadiri oleh sang adik. Bara segera memanggil asisten pribadinya si Anton.
Tok tok tok
"Masuk..." jawab Bara dingin.
"Siang Bos...." sapa Anton sambil berjalan masuk kedalam ruangan Bara. Dia segera duduk di depan meja Bara.
"Ton ada apa tadi pagi...apa benar kabar itu..?" tanya Bara emosi.
"Sabar dulu Bos... Bukankah kita baru aja datang dari Hotel XX bersama, ya otomatis saya juga belum tahu kebenarannya...." jawab Anton .
"Kalau begitu cepat kau cari kebenaran beritanya. ..." perintah Bara dengan marah.
"Baik Bos...kalau begitu saya permisi.."
"Hmmm...." hanya gumaman yang Bara perdengarkan. Akhirnya Anton keluar dari dalam ruang Bara. Setelah kepergian Anton Bara terlihat sangat gelisah. Dia mencemaskan keadaan Kania saat ini. Dia mondar - mandir di ruangannya seperti setrikaan. Tak lama terdengar dering ponsel di saku baju jas nya. Dengan segera Bara mengambil ponselnya. Terlihat nama Dika sang adik di layar ponselnya.
"Halo Assalamualaikum...." jawab Bara.
"Walaikum salam kak....kak apa kau sudah dengar berita tentang kakak ipar.?" tanya Dika .
"Sudah dan aku menyuruh Anton mencari kebenarannya..." jawab Bara datar . walau dalam hati dia sangat cemas.
"Berita itu benar kak... Pertengkaran itu terjadi barusan saat makan siang..." lapor Dika.
Tok tok tok...
Terdengar ketikan di pintu ruangan Bara.
"Sepertinya Anton sudah datang...kau langsung saja kemari sekarang..." perintah Bara pada sang adik.
"Baik Kak..." jawab Dika dan menutup panggilan.
"Masuk..." jawab Bara.
Benar saja yang mengetuk pintu Anton sang Asisten.
"Gimana ..." tanga Bara tak sabar.
"Berita itu Benar...dan aku membawa rekaman CCTV kantin saat kejadian. ." jawab Anton sambil menyerah kan rekaman yang dia peroleh dari ruang kontrol . Bara dengan cepat mengambil dari tangan Anton dan melihat rekaman itu di dalam leptopnya. Saat melihat rekaman itu terlihat wajah Bara yang memerah.
"Sialan wanita brengsek itu....!" teriak Bara marah. Dia mengepalkan. tangannya dengan marah.
"Berani sekali dia melakukan itu pada gadisku..." serunya marah. Anton hanya bisa diam melihat sang Bos marah.
"Dimana sekarang wanita itu...?" tanya Bara dengan wajah menakutkan.
"Maksud Bos si Elisabet atau Nona Kania...?" tanya Anton bingung.
"Si wanita brengsek itu...?" seru Bara.
"Kalau dia entahlah Bos, mungkin ada di ruangan menejernya..." jawab Anton .
"Kalau Kania....?" tanya Bara dengan cepat.terlihat kecemasan di wajahnya.
"Kalau Nona Kania mungkin ada di ruangannya ..." jawab Anton lagi.
"Bawa dia kesini Ton...kau sendiri yang pergi kesana...." perintah Bara dengan perasaan cemas.
"Baik Bos, aku akan menjemput dia sendiri..." jawab Anton.
"pergilah...."
Antonpun beranjak keluar dari ruangan Bara. dia sadar kecemasan Bara pada gadisnya.
Sedang Dika setelah mendapatkan laporan dari pak Andika yang sudah ketakutan karena kelalaiannya sangat marah. tanpa sadar dia membentak pria paruh baya tersebut. pak Andika pun memaklumi kesalahannya. dia hanya bisa diam menerima kemarahannya Dika. setelah pak Andika keluar dia segera menelfon sang kakak, ketika dapat perintah dari sang kakak agar dia datang kekantor Bara dia segera keluar menuju Kantor sang kakak yang ada di gedung sebelah. ketika sampai di sana dia bertemu dengan Anton yang baru keluar dari ruangan Bara.
"mau kemana kau...?" tanya Dika pada Anton yang terlihat terburu- buru.
"keruangan Kania..." jawab Anton datar.
"Untuk apa...?" tanya Dika lagi.
"Membawanya kemari..." jawab Anton lagi.
Merekapun melanjutkan. tujuan mereka.
Dika segera pergi keruangan sang kakak.
Maaf bersambung dulu ya....besok jumpa lagi kan....habis author akhir - akhir ini banyak kerjaan... jangan lupa like dan komentarnya ya.....
Bersambung....