🏆Novel Legendaris🏆
Kisah seorang gadis berusia 17 tahun yang dipaksa menikah untuk menggantikan adik kandungnya yang di lamar oleh keluarga Van Rogh Costel III tetapi adiknya, yang bernama Jingmi menolak lamaran keluarga bangsawan tersebut yang mengakibatkan kemarahan keluarga Van Rogh Costel III.
Untuk meredakan amarah keluarga Van Rogh Costel III maka Jia Li yang merupakan anak kedua keluarga imigran bermarga Kwee yang sukses itu terpaksa di nikahkan dengan anak pertama Van Rogh Costel III yaitu Van Costel IV anak laki-laki keluarga bangsawan di Rumania.
Sayangnya Van Costel IV yang akan dinikahkan dengan Jia Li, dia bukanlah manusia...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Chyou
Chyou
Di lembah Moldova yang sangat indah dan makmur serta termasyur itu, Jia Li memiliki seorang pelayan bernama Chyou yang ramah, berkepribadian individualis, mandiri dan lincah.
"Selamat pagi nyonya Jia Li", sapa seorang wanita.
Wanita dengan berbusana Qipao berjalan memasuki area taman yang di tumbuhi bunga plum berwarna merah muda.
Menuju ke bangunan gazebo dimana Jia Li tengah duduk menikmati secangkir teh minumannya.
"Selamat pagi", sahut Jia Li ramah.
"Aku membawakan mu makanan kecil khas lembah Moldova yaitu Sfintisori, ini kesukaan tuan Van Costel IV semasa hidupnya", ucap seorang gadis muda dengan lesung pipit serta berkepang dua berhias pita warna merah.
"Terimakasih...", sahut Jia Li sembari tersenyum manis. "Siapa nama mu ?"
"Nama ku Chyou dari klan siluman serta keturunan tionghoa sama seperti mu, nyonya Jia Li", jawab gadis bernama Chyou.
"Apa kamu yang membuat kue-kue Sfintisori ini sendiri, Chyou ?", kata Jia Li sambil mengambil kue dari atas piring perak.
"Ya, aku yang membuatnya khusus untuk mu, nyonya", sahut Chyou.
"Duduklah !", kata Jia Li.
"Aku !?", tanya Chyou terkejut tak percaya.
"Hmm..., iya..., duduklah bersama ku disini !", sahut Jia Li.
"Tidak, nyonya", ucap Chyou.
"Mengapa ?", tanya Jia Li sambil menatap ke arah gadis berlesung pipit itu.
Umur Chyou mungkin seumuran dengan Jia Li karena mereka berdua sama-sama masih muda dan segar.
Chyou terdiam tanpa berani menatap Jia Li dan menundukkan kepalanya dalam-dalam.
"Kenapa kamu menolak ajakan ku, Chyou !?", tanya Jia Li.
"Aku tidak berani..., nyonya Jia Li...", sahut Chyou.
"Oh...", lanjut Jia Li tertegun.
Keduanya saling terdiam di dalam gazebo taman.
"Aku menganggap mu teman ku, dan bukan pelayan ku, Chyou", ucap Jia Li.
"Terimakasih, nyonya..., tetapi diantara kita ada batasan tertentu bahwa anda adalah atasan ku dan aku tidak dapat memisahkannya antara tugas dan pertemanan", sahut Chyou.
"Tidak... Tidak... Tidak... Jangan katakan bahwa kita adalah atasan dan bawahan karena aku ingin kamu menjadi teman ku", kata Jia Li sambil menggelengkan kepalanya cepat.
"Tapi seperti itulah kondisi yang ada di antara kita, nyonya", ucap Chyou.
"Jika kamu nyaman seperti itu, aku akan menerimanya tetapi anggaplah aku seperti teman mu atau saudara mu, Chyou", kata Jia Li.
"Baiklah..., nyonya Jia Li...", sahut Chyou.
Chyou mengambil makanan lainnya yang tadi dia bawa dari dapur utama rumah induk. Dan memberikan makanan itu kepada Jia Li.
"Apa ini Chyou ?", tanya Jia Li.
Jia Li terperangah kaget saat melihat makanan yang di hidangkan kepadanya.
Makanan berwarna merah membuat Jia Li kehilangan selera makannya sehingga dia memalingkan muka dari piring saji berisi makanan warna merah itu.
"Jangan takut, nyonya ! Karena makanan ini terbuat dari bit khasdari, kentang, kubis, wortel, daun bawang, bawang putih, dan tomat dan dihiasi dengan daun dill dan aku menambahkan daging di dalamnya", sahut Chyou.
"Maaf Chyou... Aku tidak terlalu suka penampilan dari makanan ini...", tolak Jia Li.
"Tapi borscht ini sangat bagus untuk perempuan yang sudah menikah seperti mu, nyonya", sahut Chyou.
Jia Li mencoba melihat kembali hidangan makanan yang disediakan oleh Chyou kemudian menatap ke arah gadis berkepang dua itu.
"Cobalah hidangan borscht ini karena baik untuk kesehatan mu serta penambah stamina, nyonya Jia Li", lanjut Chyou.
Jia Li berusaha menengok ke arah hidangan berupa sup berwarna merah di hadapannya.
"Silahkan di nikmati borshct ini agar tubuh menjadi hangat, nyonya Jia Li !", ucap Chyou.
Terpaksa Jia Li menerima borshct berwarna merah itu dan menghabiskan hidangan berupa sup panas terbuat dari bit khasdari.
Ketika Jia Li memakan borshct buatan Chyou, dia merasakan kelezatan yang hangat mengalir mengisi perutnya yang tadi terasa dingin.
"Hmmm..., ternyata makanan ini sangat lezat serta menghangatkan tubuh ku, dan aku suka sekali rasa borshct ini, Chyou", ucap Jia Li seraya tersenyum.
Chyou yang mendengar perkataan dari Jia Li yang memuji masakan borshct buatannya menjadi senang dan lega.
Kelebihannya Chyou adalah ahli pengendali api, dan pawang klan siluman singa, ratu lembah sungai dan merupakan siluman.
Meski Chyou seorang siluman yang merupakan musuh utama manusia di Rumania tetapi dia bukanlah musuh, dia dijadikan bagian keluarga bangsawan Van Rogh Costel III ketika dia masih kecil karena keluarganya mati.
Jia Li dan Chyou memutuskan berjalan-jalan di daerah lembah Moldova yang memiliki pemandangan cantik.
Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli gaun pesta karena Jia Li dan suami hantunya, Van Costel IV berniat merayakan acara pernikahan mereka kembali di kediaman Van Costel di lembah Moldova.
"Aku rasa gaun ini terlalu sempit di pinggang, aku tidak merasa nyaman mengenakannya, Chyou", ucap Jia Li.
"Akan aku pilihkan gaun pesta lainnya untuk anda, nyonya", sahut Chyou.
"Minta bantuan pekerja toko disini saja untuk mencarikan aku gaun pesta yang cocok untuk ku, Chyou", kata Jia Li.
"Baik, nyonya Jia Li", sahut Chyou.
Pada saat Jia Li memilih gaun pesta untuk acara pesta pernikahannya di lembah Moldova.
Datang sekumpulan orang mengenakan topeng berbentuk segitiga emas ke dalam toko pakaian dan mulai mengacak-acak isi toko.
"Hai ! Mana upeti untuk hari ini ? Kenapa tidak ada orang yang membayarkannya kepada kami !?", teriak seorang pria beetopeng.
Terlihat beberapa orang lainnya tengah mengambil beberapa gaun pesta yang berharga mahal.
"Apakah kalian mendengar ku ?", teriak pria bertopeng itu lagi dengan kaki di angkat ke atas kursi yang tersedia di toko.
BRAK !
Beberapa orang bertopeng segitiga emas itu menjatuhkan boneka manekin yang ada di toko sehingga manekin itu rusak.
"Dengar tidak !", teriak salah seorang pria yang memegang gaun pengantin di tangannya.
Terburu-buru seorang wanita berkaca mata agak tua keluar dari dalam ruangan toko dan berjalan dengan langkah cepat menuju kumpulan orang bertopeng itu.
"Maaf Bodgan, kami lupa mengantarkan upeti untuk hari ini", sahut wanita itu.
"Dasar tidak tahu di untung ! Bayar sekarang upeti pada kami ! Kalau tidak kami akan menghancurkan toko ini !", bentak pria bertopeng emas.
"Baik, Bodgan... Aku akan mengambilkan pembayaran upeti hari ini...", ucap wanita itu dengan tubuh gemetaran.
"Cepat ! Bawa kemari upeti untuk kami !", teriak pria bertopeng itu.
"Aduh !", pekik wanita berkaca mata itu hampir terjatuh.
Jia Li langsung menahan tubuh wanita tua itu sehingga tidak terjatuh ke bawah.
"Hati-hati, madam", ucap Jia Li.
"T--terimakasih...", sahut wanita tua berkacamata itu berkeringat dingin.
Jia Li membantu wanita tua berkacamata itu untuk duduk di kursi toko.
"Hai !", teriak pria bertopeng segitiga emas. "Siapa yang menyuruh mu duduk ! Bangun ! Dan bawakan aku segera upeti itu pada ku !"
"I--iya, Bodgan !", sahut wanita tua berkacamata gugup.
"Cepat ! Jangan banyak omong ! Bawakan aku upeti hari ini !", ucap pria bertopeng dengan gaya angkuhnya.
Saat wanita tua berkacamata itu hendak beranjak dari duduknya, Jia Li langsung menahan wanita itu.
"Tunggu ! Biar aku yang mengurusnya", ucap Jia Li.
"T--tapi nyonya... Mereka semua siluman yang menjamin keamanan di toko ini dari siluman lainnya...", sahut wanita tua berkacamata.
"Siluman !? Mereka semua siluman !?", tanya Jia Li terperangah kaget.
"Iya ! Kami memang siluman ! Dan yang menjaga wilayah ini !", teriak pria bertopeng.
Jia Li memalingkan mukanya ke arah sekumpulan orang bertopeng seraya menatap tajam.
"Bawakan kami secepatnya upeti itu, sekarang !", teriak pria bertopeng lalu berusaha menarik wanita tua berkacamata itu tetapi langsung dihadang oleh Jia Li.
"Minggir cantik !", ucap orang bertopeng emas.
Pria itu mencoba menyentuh wajah Jia Li dengan tangannya.
Namun, Chyou dengan cepat menangkis tangan pria bertopeng itu.
"Singkirkan tangan kotor mu itu dari nyonya ku, bodoh !", kata Chyou menatap dingin.
"Lancang sekali kamu berkata tangan ku ini kotor !!! Hah !!!", sahut pria itu marah.
Pria bertopeng lantas mengayunkan pukulannya ke arah Chyou dan langsung di tepis dengan mudah oleh gadis berkepang dua itu.
"Kalian pergilah ! Jangan memancing keributan disini, ini salah satu wilayah kekuasaan tuan Van Costel IV !", kata Chyou.
Pria bertopeng emas itu tertawa terbahak-bahak lalu menatap sinis ke arah Chyou.
"Bukan urusan kami dengan Van Costel IV ! Kami tidak takut padanya, dan ini daerah kami sesuai kesepakatan diantara kami dengan pemilik toko !", sahut pria itu mencibir.
"Baiklah..., karena kalian tidak ingin pergi maka aku terpaksa menggunakan kekerasan kepada kalian semua...", kata Chyou.
Muncul seberkas api dari tangannya yang membentuk gerakan tanda tangan dengan tanda lingkaran.
Memancar ke segala penjuru ruangan hingga keluar toko pakaian.
Beberapa orang bertopeng dari bangsa siluman langsung terpental keluar toko dan berlari ketakutan meninggalkan toko itu.
Chyou menatap mereka yang lari kocar kacir dengan kedua mata berubah menjadi merah serta berkilatan serta kedua tangan masih mengeluarkan api menyala.
lom ada endingnya
diasaat Antolin memohon mohon lo aja hati u aja membatu. giliran itu baru so soan. aku bantuin karena dia ga tau apa apa.
Heh Kalau mau nolongin orang dengan tulus gak mungkin lo itu masih berbelit dengan masakelam yang lo alami. kesannya gak ikhlas nolonginnya. Katanya GURU kok kelakuan tak mencerminkan seorang Guru/Pooh-pooh/.
disaat Dimitri Peka ,Masonn gak peka.
di saat mason bicara ambigu disitulah Dimitri bertanya kemudian disaat dimitri berbicara ambigu disitulah mason juga bertanya tanya./Shame//NosePick//Pooh-pooh/
Teruslah kalian berdua planga plongo
terus kami yang baca juga ikut bertanya tanya dengan percakapan kalian yang ambigu/Shame/
wahai wanita...
cintailah aku...