"Kau tidak punya pilihan lain selain menikah dengan ku Embun."ucap Alfaro.
Sementara gadis yang kini tengah menundukkan kepalanya itu tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Hanya karena satu peristiwa yang terjadi di malam kelahirannya gadis itu harus terjebak bersama seorang pria yang tidak pernah ia kenal sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Leon pun menggendong Dilara pergi meninggalkan tempat tersebut, dengan menggunakan helikopter menuju kediamannya yang saat ini tengah dijaga ketat oleh para bodyguard yang entah mereka datang dari mana. karena saat beliau dilarang datang orang-orang itu tidak ada saat ini dilarang terlihat ketakutan karena terlalu banyak orang bertubuh kekar dan berwajah seram seperti mereka.
Sementara di tempat Dilara berlindung tadi dokter pribadi Leon datang untuk mengobati orang tersebut yang kini terlihat ketakutan dan dan shock gara-gara tindakan yang diberikan oleh anak buah Leon tadi.
Di kediaman Lion sendiri Dilara langsung dibawa masuk ke dalam kamarnya. dan pria itu langsung mengikat Dilara di atas ranjang tidak jauh beda seperti kemarin saat Leon ingin memberikan hukuman yang menurutnya adalah hukuman paling mematikan meskipun itu tidak berefek pada Dilara yang kini tengah sakit hati.
Bagaimana tidak Alexa yang menjadi sumber masalah dari kejadian itu kini telah berada di rumah tersebut, dan dia terlihat sangat terluka melihat adegan Leon yang membawa Dilara dengan cara menggendongnya ala bridal style.
Alexa bahkan sempat menitikkan air mata dan menyebabkan Leon menghentikan langkahnya karena merasa bersalah, namun sedetik kemudian Leon yang ditatap oleh Dilara pun langsung berwajah datar dan melanjutkan langkahnya menuju pintu lift.
"Tetap di sini dan jangan kemana-mana atau aku akan memberikanmu hukuman yang berat dari sebelumnya, ingat Dilara aku tidak pernah main-main dengan ancaman ku Jika kau berani berpikir untuk pergi dariku maka jangan salahkan aku jika semuanya benar-benar hancur tak bersisa."ancam Leon yang kini berwajah datar meskipun tetap tidak mengurangi ketampanannya namun tatapan mata tajam itu cukup membuat nyali Dilara menciut.
Dilara pun hanya terdiam sambil menatap kepergian Leon yang kini pergi untuk menemui Alexa, entah apa yang akan mereka lakukan saat ini yang jelas Dilara benar-benar merasa kecewa dengan sikap Leon yang lebih mementingkan wanita lain ketimbang dirinya yang merupakan istrinya.
Dia masih bisa mengerti jika Leon masih mencintai Alexa, namun apa itu bisa dibenarkan setelah mereka menikah. saat ini bahkan kekecewaan di lara tidak berhenti di situ saat seorang pelayan datang membawakan minum untuk dilarang yang entah apa isinya Karena untuk minum pun di kamar itu tersedia dispenser dan lemari pendingin yang isinya sangat komplit
Dilara langsung membulatkan matanya saat pelayan itu berkata bahwa Dilara harus menerima keadaannya saat ini karena sebentar lagi Alexa dan Leon akan segera menggelar acara pernikahan mereka.
Alexa dan Leon akan menggelar pernikahan mereka saat ini semua persiapan telah disiapkan dengan matang dan mau tidak mau Dilara harus menyetujui itu karena dia tidak punya pilihan lain selain menerima Alexa sebagai madunya.
Wanita yang terlihat judes itu berkata dengan lantangnya"Hi... wanita sombong jangan kau pikir kau adalah satu-satunya ratu di rumah ini bahkan kau tidak ada apa-apanya jika dibanding dengan Nona Alexa yang sangat sempurna itu. kau akan ditendang setelah melahirkan anak tuan Leon Karena cinta tuan Leon hanya untuk Alexa seseorang. kalau hanyalah sebuah mesin pencetak anak, karena sejak dulu mereka telah berkomitmen untuk tidak memiliki anak dari nona Alexa. dia adalah seorang model papan atas yang harus tetap menjaga tubuhnya dan juga kecantikannya dan kau sendiri kau tetap akan menjadi mesin pencetak anak dan tidak lebih dari itu kau adalah sampah!"ucap nya.
Bilang pada tuanmu itu percepat pernikahannya setelah itu dia bisa bebas memiliki Alexa dan suruh dia yang melahirkan anaknya, karena aku tidak akan pernah sudi untuk menggantikan wanita licik itu! kalian pikiran kalian siapa bisa berbuat seperti itu terhadap ku. Aku adalah Dilara!! Aku tidak pernah menerima penghinaan apapun dari siapapun, dan aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi!! dengarkan kata-kataku! jika suatu saat nanti pria itu berubah pikiran dan menginginkanku untuk menjadi ibu dari anak-anaknya maka aku akan membuat dunianya hancur seketika itu sumpahku!!"teriak Dilara dengan lantang.
"Lancang memangnya kau siapa?! berani-beraninya kau memberikan peringatan terhadap Tuan kami Kau tidak lebih dari boneka mainan yang akan Tuan buang saat dia tidak membutuhkanmu lagi!"ujar wanita itu.
"Memangnya siapa kau berani berdebat dengan Nona kami, sudah bosan hidup rupanya. cepat pergi dari sini atau kepala mu akan pecah sekarang juga, berani-beraninya kau bersikap tak sopan pada Nona rumah ini!"ujar Adam yang baru saja masuk ke dalam kamar tersebut.
Sontak wajah wanita itu terdiam dan mematung di tempatnya. Wajah pucat dan tubuhnya yang gemetar menjadi bukti bahwa ucapan nya tidak pernah bisa dipegang.
Dilara masih menatap tajam ke arah wanita tersebut, yang kini pergi tanpa kata setelah Adam menatapnya dengan tatapan membunuh hingga akhirnya hanya tersisa Adam dan Dilara yang kini tengah menatap ke arah pria yang entah apa maksud dan tujuannya datang ke kamarnya.
Tanpa kata Adam langsung menghampiri Dilara ia melepaskan ikatan ditangan wanita cantik itu, Leon terlalu kuat saat mengikat tangan Dilara yang kini terlihat memerah namun perempuan itu tidak mengeluh dia tidak berkata apapun pada Adam sampai Adam berkata bahwa saat ini Leon sedang sibuk dan tidak bisa berada di sisinya.
Dilara sudah bisa menebak di mana Leon sekarang ini, meskipun mereka masih terbilang baru menikah tapi Dilara bukan wanita bodoh seperti kebanyakan wanita di luar sana yang akan menerima begitu saja alasan dari pria yang dia anggap sebagai pria pengecut.
"Katakan padanya meski sampai kiamat nanti dia tidak kembali! aku tidak akan mempermasalahkan itu justru aku sangat bahagia jika dia lenyap untuk selama-lamanya dari hidupku! dengan begitu aku pun bisa bebas mencari pria lain ataupun menjalani hidupku yang bahagia seperti selama ini sebelum kedatangannya."ucap Dilara tegas.
Sontak Adam membulatkan matanya bagaimana Tidak, ada wanita yang seberani itu terhadap Tuannya pantas saja tuannya sampai mengikat tangan dan kaki wanita cantik itu karena ternyata lidahnya lebih tajam dari belati yang sering tuannya mainkan Di saat dia tengah dalam keadaan marah.
Dan kini Adam mulai mengerti sebuah pepatah yang sering ia dengar sejak dulu. bahwa tidak selamanya cangkang yang terlihat keras itu benar-benar keras saat mereka dipertemukan dengan benda yang serupa dan hal itu nyata adanya.
Seperti dilara dan juga Leon yang sama-sama keras di luar tapi tidak di dalamnya, mereka saling membentengi diri dengan sikap keras kepalanya itu padahal jauh di lubuk hati terdalam mereka mereka memiliki kepedulian terhadap satu sama lainnya, dan itu terlihat dari tatapan mata Dilara yang sarat akan kekecewaannya terhadap bosnya itu.
...*****...
Anda tidak usah khawatir Tuan tidak benar-benar peduli pada nona Alexa Dia sangat mencintai anda, hanya saja dia butuh waktu untuk menyingkirkan wanita itu dari hidupnya jika anda tidak percaya Anda bisa potong telinga saya nanti saat semua yang saya katakan tidak terbukti."ujar Adam.
"Aku tidak peduli dengan itu, yang jelas sekarang aku tidak akan pernah lagi mau melihatnya apapun yang terjadi nanti. dan katakan padanya Jangan pernah temui aku lagi."ucap Dilara yang kini memalingkan wajahnya.
"Saya sudah merekamnya Nona, anda tidak perlu khawatir saya akan memberikan rekaman ini pada Tuan dan Saya yakin anda tidak akan pernah benar-benar bisa menolak kehadiran Tuan saat dia menerima rekaman video ini"ucap Adam sambil berbalik pergi sementara di lara hanya mengepalkan tangannya karena merasa dijebak oleh pria itu.
"Dasar sialan!! tunggu saja saat tiba giliran mu nanti. kau pikir aku wanita bodoh dasar kecoak busuk!"teriak Dilara yang terus memaki keduanya menurutnya antara Adam dan juga Leon sama-sama pria bajingan yang tidak bisa diajak kompromi.
Wanita itu pun akhirnya berbaring menyamping sambil memeluk bantal guling. air matanya menetes, lagi-lagi dia teringat akan keluarganya yang jauh di sana.
Entah kapan Dilara bisa kembali pada mereka. yang jelas saat ini dia benar-benar harus berperang melawan ketidakadilan yang menimpanya.
Dilara pun akhirnya memejamkan matanya karena waktu sudah semakin larut dan mungkin pagi sebentar lagi akan menyapanya, wanita itu tidak sadar sejak iya terlelap dalam tidurnya seseorang yang tadi sempat melihat rekaman video tersebut kini tengah menatap ke arahnya dengan tatapan lekat dan syarat akan pertanyaan tentang benar dan tidaknya perkataan Dilara yang menolak keras dirinya untuk bersamanya.
Sampai saat Dilara membuka mata, dia melihat seseorang yang kini terlihat duduk di sofa dan menatap lekat dirinya yang kini tengah mengucek mata karena baru saja terjaga dari tidurnya.
"Sudah bangun rupanya, sekarang cepat bangun dan bersiap untuk menjalani hukuman mu."ucap Leon tegas.
"Kenapa kau tidak membunuhku saja jika kamu memang belum puas dengan itu, aku juga tidak mau hidup lagi jika terus hidup bersamamu. sudah cukup! aku bukan bonekamu dan kau tidak akan pernah mendapatkan anak dariku. Aku bukan wanita yang bisa Kau permainkan, dengarkan aku tuan Leon kau boleh meremehkan ku saat ini. Tapi saat nanti saat aku sudah bebas nanti maka tunggu pembalasanku."ucap Dilara.
"Sudah selesai bicaramu? Apa kau tidak dengar apa yang aku katakan tadi?! aku memintamu untuk bersiap karena sebentar lagi kau akan menjalani hukuman mu. segera lakukan atau aku sendiri yang akan menyeret mu."ucap Leon dengan wajah datarnya dan tatapannya berubah dipenuhi amarah.
Dan saat ini tangannya telah memegang pisau belati kesayangannya itu, entah apa yang akan dilakukan oleh Leon pada Dilara. yang jelas saat ini wanita itu tidak terlihat takut sedikitpun.
Dilara benar-benar ingin berperang dengan pria yang ada di hadapannya saat ini, meskipun dia sendiri tidak tahu siapa sebenarnya pria yang tengah ia hadapi.
Namun dia tidak akan pernah menyerah hingga titik darah penghabisan, Dilara langsung bangkit dan menghampiri Leon memegang pisau belati tepat di bagian yang paling tajam dengan tatapan mata tajam itu beradu dengan tatapan Leon.
Dilara berkata."Kau ingin menghabisi ku bukan, ayo lakukan kenapa? kenapa masih menatapku! Bukankah benda ini yang akan kau jadikan alat untuk mencabik-cabik tubuh ini, ayo lakukan lakukan sampai kau puas. ayo lakukan atau aku yang akan melakukan semua itu padamu."ucap Dilara tanpa takut sedikit.
Tangan kekar itu langsung meraih dagu Dilara yang kini terlihat mendongak ke atas, Leon pun bangkit dan kini tangan Dilara menepis tangan Leon. Dia tidak sudi untuk disentuh oleh pria yang jelas-jelas hanya menjadikan dirinya mesin pencetak anak.
"Bersiap temani aku meeting pagi ini, dan ingat tidak ada penolakan."ucap Leon yang tiba-tiba saja berubah menjadi lebih lembut.
"Aku tidak mau! dan aku tidak sudi!! kau bisa ajak dia untuk pergi. untuk apa kau mengajakku! lagi pula aku tidak sepenting itu."ucap Dilara yang kini menatap tajam ke arah Leon sementara Leon hanya menyunggingkan senyumannya lalu kemudian dia mengusap lembut pipi istrinya.
"Kau cemburu cemburu honey, aku tahu kau sangat mencintaiku dan aku pun tidak akan pernah menyia-nyiakan itu bersabarlah setelah wanita itu pergi nanti kita akan berbulan madu."ucap Leon sambil tersenyum manis, sementara Dilara hanya membuang muka.
Dia tahu semua itu hanya sandiwara, Dilara tidak akan pernah tergoda sedikitpun. mulai saat ini nanti dan selamanya dia boleh sendirian, tapi dia punya otak yang bisa digunakan untuk berpikir luas dan sekarang ia akan benar-benar menghadapi pria itu dengan cara licik seperti yang pria itu ciptakan.
"Kenapa tidak kau nikahi saja dia, Bukankah kalian saling mencintai, lagi pula aku tidak mungkin memberikan anak padamu dan yang kau inginkan adalah anak bukan? kau bisa mencapai semuanya kenapa tidak dengan dia saja, dengan begitu kau tidak akan pernah membenci anakmu karena wajahnya akan mirip denganku. dan satu hal lagi setelah anak itu lahir nanti kau tidak akan bisa melihatnya."ucapnya dengan tegasnya.
"Ayolah jangan seperti ini jangan dengarkan mereka aku tidak pernah berpikir seperti itu, Aku mencintaimu."ucap Leon
"Aku tidak percaya dengan itu!"balas Dilara.
"Aku mengerti jika kamu tidak percaya denganku honey, tapi aku akan membuktikan itu cepat atau lambat kau akan sadar bahwa yang aku katakan adalah nyata adanya.
Dilara hanya diam tanpa kata, dia tidak ingin mendengar ataupun membalas perkataan pria itu. Dilara sudah lelah untuk berdebat.
Dilara pun pergi menuju kamar mandi. tapi bukan untuk mandi, dia tidak mengikuti permintaan Leon yang jelas saat ini Dilara sedang ingin menyendiri. dia bahkan mengunci pintu kamar mandi dari dalam. dan Leon pun hanya menghela nafas.
Namun dia tidak akan menyerah, dia tahu Dilara sedang terluka karena kehadiran Alexa di rumah itu. tapi itu adalah satu-satunya cara agar dia bisa mengurus semuanya tanpa harus meninggalkan Dilara lagi.
Dia tidak ingin istrinya itu kabur lagi meskipun saat ini tidak ada kemungkinan untuk itu, karena rumah besar itu sudah dijaga ketat oleh orang-orangnya hampir memenuhi setiap sudut rumah itu.
ajaran dari mana itu ????????