NovelToon NovelToon
Balas Dendam Psikopat

Balas Dendam Psikopat

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Misteri / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Maurahayu

Cintia tumbuh di lingkungan yang penuh luka—bukan cinta yang ia kenal, melainkan pukulan, hinaan, dan pengkhianatan. Sejak kecil, hidupnya adalah derita tanpa akhir, membuatnya membangun dinding kebencian yang tebal. Saat dewasa, satu hal yang menjadi tujuannya: balas dendam.

Dengan cermat, ia merancang kehancuran bagi mereka yang pernah menyakitinya. Namun, semakin dalam ia melangkah, semakin ia terseret dalam kobaran api yang ia nyalakan sendiri. Apakah balas dendam akan menjadi kemenangan yang ia dambakan, atau justru menjadi neraka yang menelannya hidup-hidup?

Ketika masa lalu kembali menghantui dan batas antara korban serta pelaku mulai kabur, Cintia dihadapkan pada pilihan: terus membakar atau memadamkan api sebelum semuanya terlambat.
Ikuti terus kisah Cintia...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maurahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27 PERMAINAN BARU.

Malam semakin larut, tetapi pesta di hotel itu masih berlangsung. Musik berdentum pelan di latar, suara orang-orang berbincang terdengar di sana-sini, tetapi Cintia tidak lagi peduli. Yang ada di pikirannya hanya satu hal: menunggu momen yang tepat.

Raditya duduk di sebelahnya, wajahnya terlihat santai, bahkan sedikit terlalu percaya diri. Ia menyesap minumannya sambil menatap Cintia dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kamu nggak minum?" tanyanya, melirik gelas di tangan Cintia yang masih utuh.

Cintia tersenyum kecil, mengangkat bahu. "Aku nggak terlalu suka minuman keras."

Raditya tertawa pelan. "Ah, aku lupa. Kamu tipe cewek baik-baik, ya?"

Cintia tidak menjawab, hanya menatapnya dengan ekspresi datar. Dalam hatinya, ia mencatat setiap kata, setiap gerakan Raditya. Lelaki ini benar-benar masih sama seperti dulu—merasa bisa mengendalikan segalanya, merasa berhak mendapatkan apa pun yang ia inginkan.

Setelah beberapa saat, Raditya bersandar ke kursinya, menatap Cintia dengan lebih dalam. "Kamu tahu, Cin, aku suka sama kamu."

Cintia menahan diri untuk tidak menunjukkan ekspresi terkejut. Ia sudah menduga hal ini akan terjadi cepat atau lambat.

"Oh ya?" tanyanya, pura-pura tidak peduli.

Raditya tersenyum miring. "Ya. Kamu beda dari cewek lain. Ada sesuatu di kamu yang bikin aku penasaran."

Cintia tertawa kecil. "Mungkin karena aku nggak gampang percaya sama omongan manis."

Raditya terkekeh. "Mungkin."

Ia meraih gelasnya lagi, menyesap minumannya hingga habis. Cintia mengamati gerakannya, lalu diam-diam melirik jam tangannya. Sudah hampir pukul satu dini hari.

"Cin," Raditya kembali bersuara. "Kamu mau nggak jalan sama aku setelah ini?"

Cintia menatapnya sejenak. "Ke mana?"

Raditya mengangkat bahu santai. "Terserah kamu. Kita bisa ke tempat yang lebih sepi, ngobrol lebih banyak."

Cintia tahu persis apa maksud dari ajakan itu. Ia bisa saja langsung menolaknya, tetapi itu akan terlalu mudah. Ia ingin Raditya benar-benar jatuh ke dalam perangkapnya.

Dengan ekspresi ragu yang dibuat-buat, ia akhirnya berkata, "Baiklah. Tapi jangan terlalu lama."

Raditya tersenyum puas. "Tenang aja."

Mereka meninggalkan hotel beberapa menit kemudian. Raditya menawarkan diri untuk menyetir, dan Cintia berpura-pura menurut. Mereka melewati jalanan kota yang mulai sepi, lampu-lampu jalan berkelip samar di kejauhan.

"Jadi, kamu mau ke mana?" tanya Raditya sambil tetap fokus pada jalan.

Cintia berpura-pura berpikir sejenak, lalu berkata, "Aku tahu tempat yang bagus. Dekat sini, ada taman kecil yang sepi."

Raditya mengernyit. "Taman?"

Cintia tersenyum. "Kenapa? Takut?"

Raditya tertawa kecil. "Enggak. Oke, kita ke sana."

Lima belas menit kemudian, mereka tiba di sebuah taman kecil yang sepi. Tidak ada siapa-siapa di sana selain mereka. Cahaya lampu taman redup, angin malam berhembus lembut. Cintia melangkah keluar dari mobil lebih dulu, menghirup udara dalam-dalam.

Raditya mengikutinya, berdiri di sampingnya. "Kamu suka tempat kayak gini?" tanyanya.

Cintia menatapnya sebentar sebelum berkata, "Aku suka tempat yang tenang."

Raditya tersenyum, lalu menatapnya dengan cara yang membuat Cintia ingin mendorongnya menjauh. Tapi ia menahan diri. Ia masih harus memainkan perannya dengan sempurna.

"Cin," suara Raditya lebih pelan sekarang. "Aku serius. Aku suka sama kamu."

Cintia menatapnya tanpa ekspresi. "Kenapa?"

Raditya terdiam sesaat, seolah tidak menyangka pertanyaan itu. "Karena kamu beda. Kamu menarik."

Cintia mendekat sedikit, menatapnya dengan tajam. "Apa kamu juga bilang hal yang sama ke cewek-cewek lain dulu?"

Raditya mengernyit. "Maksud kamu?"

Cintia tersenyum kecil, tetapi matanya dingin. "Apa kamu masih ingat, Radit?"

Raditya tampak bingung. "Ingat apa?"

Cintia menahan napas sejenak sebelum berkata, "Ruang olahraga. Beberapa tahun lalu."

Raditya membeku di tempat. Matanya perlahan melebar, wajahnya kehilangan warna.

"Apa... maksud kamu?" suaranya terdengar ragu, tetapi Cintia bisa melihat ketakutan mulai merayapi ekspresinya.

Cintia mengambil langkah maju, mendekatinya lebih jauh. "Jangan pura-pura lupa, Radit. Aku masih ingat semuanya."

Raditya menelan ludah, mundur setengah langkah. "Cin, aku nggak tahu apa yang kamu bicarakan."

Cintia tertawa kecil, tetapi tidak ada kehangatan di dalamnya. "Oh, aku yakin kamu tahu."

Ia bisa melihat bagaimana tangan Raditya mengepal, bagaimana keringat mulai muncul di pelipisnya meskipun udara malam cukup dingin.

"Apa maumu?" tanya Raditya akhirnya, suaranya lebih tajam.

Cintia menatapnya dengan dingin. "Aku cuma ingin memastikan kamu merasakan apa yang aku rasakan dulu. Rasa takut. Rasa tak berdaya."

Raditya tertawa gugup. "Kamu gila."

Cintia tersenyum tipis. "Mungkin."

Mereka berdiri di sana dalam keheningan yang menegangkan. Cintia tahu, ini saatnya. Ia meraih ponselnya dari saku, lalu menekan tombol rekaman yang sudah aktif sejak beberapa menit lalu.

"Aku merekam semuanya, Radit," katanya pelan.

Raditya langsung menegang. "Apa?"

Cintia mengangkat ponselnya, menunjukkan layar yang masih merekam. "Semua ini. Reaksi kamu. Ketakutan kamu. Aku bisa memastikan ini sampai ke tangan yang tepat."

Raditya menatapnya dengan ekspresi campuran antara kemarahan dan kepanikan. "Kamu nggak bisa ngelakuin ini."

Cintia menyeringai. "Oh, percayalah. Aku bisa."

Raditya mengulurkan tangan, seolah ingin merebut ponselnya, tetapi Cintia dengan cepat mundur. "Jangan coba-coba, Radit."

Raditya mengepalkan tangannya, napasnya memburu. "Apa maumu, hah?"

Cintia menatapnya lama, lalu berkata, "Aku ingin kamu tahu bagaimana rasanya hidup dengan ketakutan. Sama seperti yang aku alami selama ini."

Raditya masih berdiri di tempat, tetapi Cintia bisa melihat tubuhnya sedikit gemetar.

"Jangan khawatir," lanjutnya, suaranya hampir terdengar lembut. "Aku belum akan menghancurkanmu. Belum. Tapi percayalah, Radit. Waktumu akan tiba."

Tanpa menunggu jawaban, Cintia berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Raditya dalam kebingungan dan ketakutan.

Malam itu, ia tahu satu hal pasti: permainannya baru saja dimulai.

1
Rohmat Rohmat
Semangat update thor
Xinn
Novel sebagus ini thor, kenapa sepi pembaca/Angry/. Alur ceritanya juga bener-bener bagus, tanda baca semuanya sudah sempurna. kenapa sepi
𝐫𝐚.: Terimakasih Kak Xinn/Smile/Semuanya butuh proses, saya juga ingin novel ini jadi Populer👍😊
total 1 replies
Kabir Muh kabir
ini saya efri
𝐫𝐚.: 🥺🥺😭😭Sudah...
total 1 replies
Kabir Muh kabir
ini saya Efri
Kabir Muh kabir
Maura, hubungi saya di sini. 085222285041
Kabir Muh kabir: Maura, HP saya rusak untuk sementara. Jadi kamu hubungi saja dlu saya di sini
total 1 replies
⧗⃟ᷢʷ☆🅢🅐🅚🅤🅡🅐☆🇮🇩🇸🇩
lanjut thor
Rohmat Rohmat
Plot twist bnr-bnt dapet Thor👍👍
kebanyakan dari lingkungan gw, ya emang gitu. baik support kita nyatanya orang yg seperti itu yg berbahaya. Keren Thor.
𝐫𝐚.: Semua lingkungan pasti ada deh Kak/Smile/
total 1 replies
Feyza
romantisnya Araf 🌹🌹🌹😍
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞ᴹᴿ᭄°Knight⁹⁹🦅™࿐
Lanjutkan tetap semangat berkarya
⧗⃟ᷢʷ☆🅢🅐🅚🅤🅡🅐☆🇮🇩🇸🇩
nah loh dari siapa pesen anonim it
⧗⃟ᷢʷ☆🅢🅐🅚🅤🅡🅐☆🇮🇩🇸🇩
astaghfirullah aldzim kok Cintia jahat banget, kenapa ikutan jahat juga. sama aja dunk kamu sama Luna kl sprti it
𝐫𝐚.: Itu hanya permainan, yang jahat itu langsung di mutilasi 🤪🙈
total 1 replies
Sylvia Rosyta
semangat
🇮  🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
kalau saja dia bisa pergi 😭
🇮  🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
duh dipaksa padahal alergi.
🇮  🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
ya Allah satu tahun masih kecil banget 😭😭😭
🇮  🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
/Whimper//Whimper//Whimper/
🔵Nona Widya
mampir kak
Ciya Syakiya
pengertian banget
BAPAK
mampir
Sylvia Rosyta
aku padamu araf.
aku mampir kak, kalau ada waktu boleh lah support balik ke karya baru aku ok👌🤭
𝐫𝐚.: Sipp, otw
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!